Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH FIQH II

Talak, Rujuk, Khulu’


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh II
Dosen Pengajar : Drs. Hamid Farihi, M.A.

Disusun Oleh :
Asyrafi Najdi M (11200480000091)
Dina Fitriyanti (11200480000098)
Nabilla Oktaviyani Putri (11200480000119)
Rafika Laila Zulfa (11200480000125)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021 M / 1443 H
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Shalawat serta salam
juga disampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Serta para sahabat
dan keluarganya. Dengan kebaikan beliau yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Fiqh II mengenai “Talak, Rujuk,
Khulu” dengan sebaik-baiknya. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari mata
kuliah Fiqh II, pada Program Studi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta . Dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini penulis berterima kasih kepada Bapak Drs. Hamid
Farihi, M.A. Selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqh II.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Hamid Farihi, MA. Dan
juga penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari cara penulisan maupun isinya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan
dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan
bagi pihak- pihak yang memerlukan .

Jakarta, 10 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan

BAB II : PEMBAHASAN
A.

BAB III : PENUTUP


BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian Talak, Rujuk, Khulu’

1. Pengertian Talak

Menurut Imam Nawawi dalam kitabnya Raudhatut Thalibin, menerangkan


bahwa, Talak menurut bahasa adalah putusnya ikatan. Adapun menurut istilah,
Talak adalah putusnya akad nikah karena lafadh cerai dan semisalnya. Sayyid
Abi Bakar asy-Syata' dalam kitab I'ânatut Thâlibîn menyebutkan bahwa,
“talak menurut bahasa adalah lepasnya ikatan, sedangkan menurut syara'
adalah hilangnya hubungan yang terjadi antara suami istri”.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dijelaskan bahwa perkataan talak


dalam istilah fiqih mempunyai dua arti yaitu arti yang umum dan arti yang
khusus. Talak menurut arti yang umum adalah segala macam bentuk
perceraian baik yang dijatuhkan oleh suami, yang ditetapkan oleh hakim,
maupun perceraian yang jatuh dengan sendirinya atau perceraian karena
meninggalnya salah seorang dari suami atau istri. Talak dalam arti yang khusus
adalah perceraian yang dijatuhkan oleh suami.

2. Pengertian Rujuk
Kata rujuk menurut bahasa Arab berasal dari kata raja’a-yarji’uruj’an artinya
kembali dan mengembalikan. Menurut istilah adalah kembalinya seorang suami
kepada mantan istrinya baik yang masih dalam masa iddah atau sesudah dinikahi
oleh orang lain dan bercerai kembali.

Imam Syafii berpendapat Rujuk adalah mengembalikan istri yang masih berada
dalam masa iddah kepada keadaan yang semula. Menurut Imam Maliki Rujuk
adalah kembalinya suami kepada istri yang sudah ditalak tanpa adanya akad yang
baru. Menurut Imam Hambali Rujukَ adalah mengembalikan keadaan istri kepada
keadaan yang semula setelah terjadinya talak raj‟i dan masih berada dalam masa
iddah tanpa akad yang baru. Menurut Imam Hanafi, Rujuk adalah melanjutkan
pernikahan dengan bekas istri yang di talak raj‟i dalam masa iddah.

3. Pengertian Khulu’
Khulu adalah kesepakatan perceraian antara suami isteri atas permintaan isteri
dengan imbalan sejumlah uang atau harta yang diserahkan kepada suami,
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al Baqarah 2 : 229

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali
kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika
kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-
hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan
oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah
kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka
itulah orang-orang yang zalim.”

Gugatan cerai, dalam bahasa Arab disebut Al-Khulu'. Kata Al-Khulu dengan
didhommahkan huruf kha’nya dan disukunkan huruf Lam-nya, Maknanya
melepas pakaian. Lalu digunakan untuk istilah wanita yang meminta kepada
suaminya untuk melepas dirinya dari ikatan pernikahan yang dijelaskan Allah
sebagai pakaian. Allah SWT berfirman:

“Mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka” (Al-
Baqarah :187).

Sedangkan menurut pengertian syari‟at, para ulama mengatakan dalam banyak


defenisi, yang semuanya kembali kepada pengertian, bahwasanya Al-Khulu ialah
terjadinya perpisahan (perceraian) antara sepasang suami-isteri dengan keridhaan
dari keduanya dan dengan pembayaran diserahkan isteri kepada suaminya.
Adapun Syaikh Al-Bassam berpendapat, Al-Khulu' ialah perceraian suami-isteri
dengan pembayaran yang diambil suami dari isterinya, atau selainnya dengan
lafazh yang khusus.”

b. Talak Suni dan Bid’I

Anda mungkin juga menyukai