Dosen Pengampu :
Hatoli, S.,Sy, M.H
OLEH:
RISKY GHAFIZKY
NIM 302.2019.028
SEMESTER : 2B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perdata Islam program studi Hukum Tata
Negara. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga maupun para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hatoli,
S.Sy., MH selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Perdata Islam yang telah
mempercayakan dan memberi penulis tugas makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman :
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Terminologi Perceraian Dalam Hukum Islam......................................2
B. Hukum Rujuk........................................................................................3
C. Macam Rujuk........................................................................................3
1. Talak Satu Dan Dua........................................................................3
2. Talak Tiga.......................................................................................4
D. Tata Cara Rujuk....................................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................6
B. Saran.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman sekarang perceraian semakin meningkat dengan tajam.
Penyebabnya bermacam-macam diantaranya dengan kata talak, li’an,
fasakh, khuluk dan lainnya. Setelah jatuh talak maka perempuan akan
mendapatkan masa iddah, dan dimasa iddahlah suami dapat merujuk
kembali istri jika ingin kembali hidup bersama lagi.
Dalam perkara rujuk tidak semua orang sudah dapat memahami
prosedur dalam rujuk. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk
membuat makalah dengan judul Rujuk dalam Hukum Islam, selain itu
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fikih Munakahat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Rujuk dalam Hukum Islam?
2. Seperti Apa Hukum Rujuk?
3. Apa saja Macam Rujuk?
4. Bagaimana Tata Cara Rujuk?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abidin, Slamet dan Aminuddin. 1999. Fiqih Munakahat. Bandung: CV Pustaka Setia.
2
3
C. Macam Rujuk
Macam-macam rujuk tidak lepas dari macam-macam talak, yakni
ada dua:
1. Talak Satu Dan Dua
Macam rujuk ini disebut juga dengan istilah rujuk talak
raj’i. Sesuai pula dengan firman Allah SWT.
ِ ُوف أَوْ تَس
ْري ٌح بِإِحْ َسا ٍن ٌ َان فَإِ ْم َسا
ٍ ك بِ َم ْعر ُ َالطَّال
ِ ق َم َّرت
2
Basyir, Ahmad Azhar. 2007. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.
4
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk
lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan (talak ketiga)
dengan cara yang baik. (QS. Al-Baqarah : 229).
Dan diperkuat lagi dengan hadist rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh sahabat Umar Radhiyallahu ‘Anhu dan
dipastikan status hadisnya shahih.
“Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu, waktu itu beliau
ditanya oleh seseorang dan ia berkata: “adapun engkau yang
telah menceraikan (istri) baru sekali atau dua kali, maka
sesungguhnya Rasulullah SAW menyuruh aku merujuk istriku
kembali.” (HR. Muslim)
2. Talak Tiga
Rujuk talak ba’in ini tidak bisa dilakukan meskipun istri
masih dalam masa ‘iddah, seperti halnya rujuk talak raj’i. Akan
tetapi, bekas istri harus menikah terlebih dahulu dengan orang
lain, keduanya sudah bersetubuh, lalu suami kedua
menceraikan wanita tersebut.
Setelah ia diceraikan dan masa ‘iddahnya sempurna,
barulah suami pertama bisa merujuk istrinya kembali.
3
Kompilasi Hukum Islam pasal 167
5
4
Syarifudin, Amir. 2006. Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rujuk adalah mengembalikan status hukum perkawinan secara
penuh setlah terjadi talak raj’i yang dilakukan oleh bekas suami
terhadap bekas istrinya dalam masa iddah, dengan ucapan tertentu.
Seorang suami yang hendak rujuk kepada istrinya, menurut Syafi’i
dan Hanbali harus ada dua orang yang menjadi saksi. Hal tersebut
digunakan untuk menghindari kemadhorotan dan menghindari fitnah
atau gunjingan masyarakat. Hal ini berbeda dengan pendapat Hanafi
dan Maliki serta jumhur ulama lainnya, bahwa mendatangkan orang
untuk menjadi saksi pada pelaksanaan talak adalah sunnah, bukan
wajib. Demikian juga dengan hukum mendatangkan saksi untuk proses
rujuk adalah sunnah, apalagi fungsi rujuk adalah untuk meneruskan
pernikahan yang lama, sehingga rujuk itu tidak perlu kehadiran wali
dan kerelaannya orang yang dirujuki.
Rujuk hanya terjadi melalui perkataan bukan perbuatan, seperti
bercampur atau yang lainnya. Rujuk seseorang terhadap istrinya tidak
dinyatakan sah hingga ia mengucapkan perkataan yang bermakna
rujuk.
Kompilasi Hukum Islam ( KHI ) mengatur persoalan rujuk ini pada
bab XVIII pasal 163-166, sedangkan tatacara rujuk diatur dalam pasal
167-169
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
referensi. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan para
pembaca.
6
DAFTAR PUSTAKA