Nama Pembimbing : Dewi Prabawati, DNSc

Nama : Tesalonika N Messakh

NIM : 201811069

Mata Kuliah : PKK Gadar-Kritis

Periode Praktik : 3-21 January 2022

Tugas : Analisa Jurnal dengan PICOT

Nama dan Alamat Nama Pengarang dan Analisa PICOT

Jurnal Tahun Publish
Faktor-faktor yang Irawan F Kusuma , P : Populasi
mempengaruhi
Ika Trisnawati , Eko Sampel diambil sebanyak jumlah pasien yang dirawat di
Mortalitas Pasien Acute
Respiratory Distress Budiono, tahun ICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sejak bulan Januari
Syndrome di ICU RS
publish 2015. 2009 hingga Desember 2014. Kriteria inklusi adalah
Dr. Sardjito
Yogyakarta, (Kusuma et al., pasien berusia ≥18 tahun, memenuhi kriteria diagnosis
2015) . ARDS, mendapat perawatan di ICU, dan memiliki data
(Kusuma, I. F.,
Trisnawati, I., & rekam medis. Jumlah sampel penelitian yang memenuhi
Budiono, E. (2015).
kriteria inklusi sebanyak 101 pasien. Sebagian besar
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi subjek adalah wanita (50,5%) dengan rentang usia 17- 88
mortalitas pasien acute
tahun dan rerata usia 51 tahun.
respiratory distress
syndrome di ICU. Indo
Journal Chest Critical I : Intervensi
and Emergency
Medical, 2(3), 103–106. Penelitian ini bertujuan Mengetahui faktor yang
) mempengaruhi kejadian kematian pada pasien ARDS yang
dirawat di RS Dr Sardjito dan mengetahui kemungkinan
intervensi yang dapat dilakukan.
Kejadian acute respiratory distress syndrome (ARDS)
memiliki mortalitas yang cukup tinggi, yaitu sekitar 40-
60%. Kematian pada ARDS dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang dapat diprediksi. Oleh sebab itu, sangat
penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kematian pasien ARDS yang dirawat di
intensive care unit (ICU). Setelah faktor-faktor tersebut
diidentifikasi, akan diketahui proporsi kontribusi faktor
tersebut terdapat mortalitas. Sampai saat ini, belum
diketahui faktor yang paling berpengaruh dan proporsi
kontribusi tiap faktor yang mempengaruhi kematian pada
pasien ARDS yang dirawat di ICU RS Sardjito. Faktor-
faktor yang mempengaruhi mortalitas ini akan
mempengaruhi intervensi lanjutan dan meningkatkan
kewaspadaan klinik pada pasien ARDS yang dirawat di
ICU.
Menurut Breen dkk, luaran klinis yang lebih baik
didapatkan pada penderita PPOK-ARDS yang mendapat
ventilasi mekanik di ICU daripada NIPPV di bangsal.
Strategi koreksi hipoksia lebih diprioritaskan dibanding
menghindari hiperkapnea. Kebutuhan pemakaian ventilasi
mekanik penderita PPOK-ARDS terkait dengan FEV1,
PaO2, PaCO2, pH, FiO2, dan tidak terkait dengan skor
APACHE II.

C : Comparisson
Beberapa penelitian lain yang juga meneliti faktor
prediktor kematian penderita ARDS menunjukkan hasil
yang beragam. Penelitian Bhadade dkk. menyatakan
bahwa faktor prediktor kematian penderita yang dirawat di
ICU adalah skor APACHE, penggunaan ventilator
mekanik, hipoalbuminemia, dan asidosis. Sementara,
Chan-Yu Lin dkk. menunjukkan usia, skor APACHE III,
gangguan hati, gangguan fungsi ginjal, metastasis kanker,
bilirubin serum, serta kadar glukosa secara independen
mempengaruhi angka kematian penderita ARDS dewasa.
Hasil penelitian Monchi dkk. menunjukkan bahwa faktor
prediktor kematian penderita ARDS adalah usia, PPOK,
gagal ginjal kronik, serta gagal hati atau sirosis. Menurut
Gasche dkk, gangguan liver dan gangguan ginjal adalah
komplikasi tersering pada pasien ARDS.
O : Outcome
Hasil analisis bivariat berbagai faktor penyakit dan
parameter lain terhadap mortalitas ARDS sangat beragam.
Ada 6 faktor yang menunjukkan hasil yang signifikan,
yaitu kejadian pneumonia (p = 0,03), PPOK (0,028), efusi
pleura (0,03), MODS (0,01), angka leukosit (0,03) dan
pemakaian vasopresor (0,027). Faktor lain yang hasilnya
tidak signifikan (p >0,05) adalah usia, jenis kelamin,
kejadian kanker, kejadian diabetes melitus, kejadian TBC,
kejadian acute kidney injury (AKI), sepsis, penggunaan
ventilator, kadar transaminase, kadar albumin, kadar
hemoglobin, angka trombosit, kadar blood urea nitrogen
(BUN), kadar kreatinin, dan kadar gula darah.

T : Time
Penelitian ini dilakukan periode Januari 2009 hingga
Desember 2014