Anda di halaman 1dari 30

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Identifikasi Isu

Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di Puskesmas Anggeraja


berdasarkan dengan nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan berprinsip pada Manajemen
Aparatur Sipil Negara, Layanan Publik Isu dan Whole of Government (WoG).

Rancangan kegiatan tersebut sudah dianalisis dan mempertimbangkan


identifikasi isu, dan untuk merencanakan kegiatan aktualisasi langkahnya adalah
melakukan identifikasi isu yang terjadi dan aktual di tempat kerja. Sumber isu yang
diangkat berasal dari Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Layanan Publik dan
Whole of Government (WoG), tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), sasaran Kinerja
Pegawai (SKP), inisiatif kegiatan peserta yang disetujui mentor dan coach dan
penugasan dari atasan.

Berdasarkan jumlah kunjungan pada Puskesmas Anggeraja saat ini baik


kunjungan pada rawat jalan melalui poliklinik ataupun rawat inap melalui Instalasi
Gawat Darurat merupakan tantangan bagi seluruh tenaga medis dan paramedis di
puskesmas. Oleh karena itu demi menjawab tantangan tersebut seluruh staff wajib
untuk meningkatkan mutu layanan demi mencapai pelayanan yang paripurna dan
meningkatkan taraf kesehatan pada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya.

Berdasarkan kondisi saat ini yang terjadi di UPT Puskesmas Anggeraja dapat
kita lihat identifikasi isu seperti yang terlihat dalam Tabel III.1. di bawah ini :

1
Tabel III.1.

Identifikasi Isu

N Kondisi
Isu Sumber Isu Kondisi yang Diharapkan
o Saat Ini
1 Belum Pelayanan Pelayanan belum Semua jenis pemeriksaan
komprehensifnya publik dilakukan secara dapat dilakukan untuk
pelayanan komprehensif. menentukan kondisi aktual
konsultasi medik pasien.
di poli umum
dalam penegakan
diagnostik.
2 Kurangnya Pelayanan Tindakan yang Kualitas pelayanan baik
pengetahuan dan publik dilakukan tidak medis dan paramedis dapat
keterampilan mampu untuk seimbang
paramedis dalam menstabilkan
pelayanan kasus kondisi pasien
kegawatdaruratan
di UGD PKM
Anggeraja.
3 Terbatasnya alat Pelayanan Tindakan yang Semua alat yang
dalam melakukan publik dilakukan sangat diperlukan dapat
tindakan medis superfisial karena disediakan
kompleks tingkat peralatan yang
I. kurang
mendukung.
4 Belum optimalnya Whole of Tidak adanya Tersedianya informasi
pemahaman government informasi mengenai triase kepada
pasien dan mengenai triase pasien dan pendamping
pendamping kepada pasien dan pasien di PKM Anggeraja
pasien tentang pendamping di

2
triase di PKM PKM Anggeraja
Anggeraja.
5 Belum optimalnya Whole of Tempat sampah Tersedianya tempat
penerapan government medis dan non pemilahan sampah medis
pemisahan medis yang dan non medis di tiap
sampah medis dan belum tersedia ruangan IGD, perawatan
non medis di pada setiap rawat inap dan poli rawat
kalangan petugas ruangan IGD, jalan
medis PKM perawatan rawat
Anggeraja inap dan poli
rawat jalan

B. Analisis Isu

Dari lima isu yang sudah dijelaskan diatas akan dilakukan penetapan Isu
melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu.
Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu
yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness dan
Growth).

1. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual,


Problematik, Kekhalayakan dan Layak).
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria isu. Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL yaitu
Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan alat
bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan
tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan
di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih tiga isu
yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi dengan

3
metode USG. APKL memiliki 4 kriteria penilaian sebagai berikut:
a) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
b) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
c) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Berikut ini beberapa isu yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan
metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) dan untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.2

Tabel III.2
Analisis dengan Metode APKL

Kriteria
Total
No Isu & Sumber Isu Peringkat
APKL
A P K L
1 Belum komprehensifnya
pelayanan konsultasi medik
di poli umum dalam
3 4 5 4 16 2
penegakan diagnostik.

(Pelayanan Publik)
2 Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan paramedis
dalam pelayanan kasus
kegawatdaruratan di UGD 4 5 5 5 19 1
PKM Anggeraja.

(Pelayanan Publik)
3 Terbatasnya alat dalam
melakukan tindakan medis
kompleks tingkat I. 4 4 3 4 15 3

(Pelayanan Publik)
4 Belum optimalnya
3 4 2 4 13 4
pemahaman pasien dan

4
pendamping pasien tentang
triase di PKM Anggeraja.

Whole of Government (wog)


5 Belum optimalnya penerapan
pemisahan sampah medis dan
non medis di kalangan
petugas medis PKM 2 3 2 4 11 5
Anggeraja

Whole of Government (wog)

Keterangan:
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Kelayakan

5 : Sangat Tinggi
4 : Tinggi
3 : Sedang
2 : Rendah
1 : Sangat Rendah

Dari Tabel III.2 dapat diperoleh lima isu utama yakni Belum komprehensifnya
pelayanan konsultasi medik di poli umum dalam penegakan diagnostik, Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan paramedis dalam pelayanan kasus kegawatdaruratan
di UGD PKM Anggeraja, Terbatasnya alat dalam melakukan tindakan medis
kompleks tingkat I, dan Belum optimalnya pemahaman pasien dan pendamping
pasien tentang triage di PKM Anggeraja, serta Belum optimalnya penerapan
pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas medis PKM Anggeraja.
Selanjutnya digunakan metode USG untuk menentukan satu isu utama dalam
rancangan aktualisasi di Puskesmas Anggeraja Kabupaten Enrekang.

2. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG (Urgency, Seriousness,


dan Growth).
Berdasarkan metode APKL dari tabel di atas diperoleh 5
(lima) isu utama yang terpilih, Belum komprehensifnya pelayanan konsultasi
medik di poli umum dalam penegakan diagnostik, Kurangnya pengetahuan dan

5
keterampilan paramedis dalam pelayanan kasus kegawatdaruratan di UGD PKM
Anggeraja, Terbatasnya alat dalam melakukan tindakan medis kompleks tingkat
I, dan Belum optimalnya pemahaman pasien dan pendamping pasien tentang
triage di PKM Anggeraja, serta Belum optimalnya penerapan pemisahan sampah
medis dan non medis di kalangan petugas medis PKM Anggeraja.
Selama ini isu tentang Kurangnya pengetahuan dan keterampilan paramedis
dalam pelayanan kasus kegawatdaruratan di UGD PKM Anggeraja menjadi isu
yang paling penting dikarenakan kondisi yang saat ini terjadi masih jauh dari
yang diharapkan pasalnya kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh tenaga paramedis di puskesmas menyebabkan kendala yang
menurunkan kualitas pelayanan yang dilakukan. Di lain pihak selain dari sumber
daya manusia yang kurang kompeten di perburuk lagi dengan kondisi peralatan
yang tersedia tidak mampu membantu secara sempurna pelayanan yang
dilakukan sehingga apabila terjadi kondisi gawat darurat yang mengancam jiwa,
puskesmas hanya dapat memberikan pertolongan seadanya dalam hal ini
peralatan dan sumber daya manusia tidak mampu untuk memberikan
pertolongan yang cepat dan tepat pada pasien. Meskipun pasien pada akhirnya
akan di rujuk namun fasilitas rujukan yang mendukung kurang mampu
mempertahankan kondisi pasien yang adekuat hingga ke tempat tujuan hingga
pada akhirnya morbiditas dan mortalitas meningkat.
Kelima isu tersebut kemudian dikerucutkan menjadi tiga isu dengan penilaian
tertinggi dan akan dianalisis lagi dengan menggunakan metode USG
menggunakan skala likert dengan rentang penilaian 1-5 dengan ketentuan nilai 1
berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti
besar, dan nilai 5 berarti sangat besar. kriteria analisis USG yaitu:
1. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas yang dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera

6
Hasil analisis USG terkait isu-isu di Puskesmas Anggeraja, dapat disajikan
dalam Tabel III.3, Sebagai berikut ini:

Tabel III.3

Analisis Isu dengan Metode USG

No Identifikasi Isu U S G Total Peringkat

Belum komprehensifnya pelayanan


konsultasi medik di poli umum dalam
1 penegakan diagnostik. 4 4 4 12 2

(Pelayanan Publik)
Terbatasnya alat dalam melakukan
tindakan medis kompleks tingkat I.
2 4 4 3 11 3
(Pelayanan Publik)
Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan paramedis dalam
pelayanan kasus kegawatdaruratan
3 5 4 5 14 1
di UGD PKM Anggeraja.

(Pelayanan Publik)

Keterangan
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth

Kriteria penilaian metode USG dengan skala likert disajikan


dalam bentuk Tabel III.4 Sebagai berikut ini :

7
Tabel III. 4 Kriteria Penilaian Metode USG
Growth/
Urgency/ Seriousness/
Nilai Berkembangnya
Mendesak Keseriusan
Masalah
Isu tidak
Isu tidak begitu serius untuk di
mendesak Isu lamban
1 bahas karena tidak berdampak ke
untuk segera berkembang
hal yang lain
diselesaikan
Isu kurang
Isu kurang serius untuk segera
mendesak Isu kurang cepat
2 dibahas karena kurang berdampak
untuk segera berkembang
ke hal yang lain
diselesaikan
Isu cukup
Isu cukup serius untuk segera Isu cukup cepat
mendesak
3 dibahas karena akan berdampak ke berkembang utntuk
untuk segera
hal yang lain segera dicegah
diselesaikan
Isu mendesak Isu serius untuk segera dibahas Isu cepat
4 untuk segera karena akan berdampak ke hal yang berkembang untuk
diselesaikan lain segera dicegah
Isu sangat
Isu sangat serius untuk segera Isu sangat cepat
mendesak
5 dibahas karena akan berdampak ke berkembang untuk
untuk segera
hal yang lain segera dicegah
diselesaikan

Dari Tabel III.4 didapatkan peringkat pertama berdasarkan metode USG, isu yang
ditetapkan adalah “Kurangnya Pengetahuan Dan Keterampilan Paramedis Dalam
Pelayanan Kasus Kegawatdaruratan Di UGD Puskesmas Anggeraja Kabupaten
Enrekang”.

C. Analisis Penyebab

Alat bantu Fishbone digunakan untuk menganalisis penyebab penyebab isu


prioritas yang dapat diintervensi dengan melakukan kegiatan/inovasi. Fishbone
diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah,
dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang
perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Setelah dilakukan analisis penyebab
terhadap isu prioritas dengan menggunakan alat bantu Fishbone, diperoleh
penyebab-penyebab yang perlu diselesaikan yaitu sebagai berikut:

8
a. Man:
Belum adanya pelatihan dan simulasi secara bertahap untuk Paramedis dalam
pelayanan kasus kegawatdaruratan
b. Material:
Kurangnya sarana yang memadai untuk penanganan kasus kegawatdaruratan
c. Method:
Belum adanya metode inovatif yang digunakan untuk memperbaharui ilmu
yang berkesinambungan dan berkelanjutan
d. Millieu:
Kurangnya komunikasi & koordinasi antara Paramedis dalam penanganan
pasien

Gambar III.1

Analis Penyebab Isu Utama dengan Alat Bantu Fishbone

Belum adanya pelatihan dan MAN MATERIAL


simulasi secara bertahap
untuk paramedis dalam Kurangnya sarana yang
pelayanan kasus memadai untuk penanganan
kegawatdaruratan kasus kegawatdaruratan
Kurangnya pengetahuan
dan keterampilan
paramedis dalam
pelayanan kasus
kegawatdaruratan di
UGD PKM Anggeraja
Kurangnya komunikasi &
Belum adanya metode inovatif yang koordinasi antara paramedis
digunakan untuk memperbaharui dalam penanganan pasien
ilmu yang berkesinambungan dan
berkelanjutan

METHOD MILIEU

9
D. Dampak jika Isu Tak Diselesaikan

Adapun dampak yang akan muncul apabila isu “Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan paramedis dalam pelayanan kasus kegawatdaruratan di UGD
PKM Anggeraja” tidak diselesaikan, diantaranya:

1. Adanya kebingungan terkait rencana tindak lanjut pasien.


2. Resiko terjadinya penanganan pasien gawat darurat menjadi kurang optimal
yang akan berdampak pada keselamatan pasien
3. Petugas tidak melakukan pekerjaannya secara profesional dan disiplin.

4. Jumlah angka kesakitan (morbilitas) dan angka kematian (mortalitas) akan


meningkat pada UGD Puskesmas Anggeraja.
5. Kualitas pelayanan akan menurun dan capaian kinerja Puskesmas tidak
mencapai target.
6. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan puskesmas.
7. Visi dan Misi serta Nilai Puskesmas tidak tercapai.

E. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan isu prioritas yaitu “Kurangnya pengetahuan dan keterampilan


paramedis dalam pelayanan kasus kegawatdaruratan di UGD PKM
Anggeraja.” maka penulis membuat judul gagasan pemecah isu prioritas adalah
“Melaksanakan CME (Continue Medical Education) dengan berbasis pada
case study yang berkesinambungan dan berkelanjutan”. Dalam menunjang
judul tersebut, selanjutnya penulis akan melakukan kegiatan-kegiatan yang
bersumber dari 3 (tiga) hal yaitu tugas tugas pokok, inovasi dengan persetujuan dari
atasan dan perintah atasan. Adapun 5 (lima) kegiatan yang akan dilakukan yaitu
sebagai berikut:

1. Konsultasi dengan mentor dan Kepala Puskesmas untuk memohon arahan dan
masukan mengenai rancangan kegiatan serta petunjuk dan persetujuan
aktualisasi kegiatan.

10
2. Mempersiapkan bahan ajar pelaksanaan CME, menentukan waktu dan metode
pelaksanaan CME serta membuat jadwal pelaksanaan CME (Continue Medical
Education) berbasis case study.
3. Melaksanaan kegiatan CME berbasis case study sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
4. Melakukan evaluasi pelaksanaan CME.

5. Membuat Laporan aktualisasi dan habituasi.

F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Rancangan Aktualisasi dalam laporan ini merupakan rancangan aktualisasi


yang telah melalui masukan dan atas saran dari mentor dan atasan langsung. Penulis
sebagai CPNS baru dilingkungan Puskesmas Anggeraja Kabupaten Enrekang, masih
memiliki pemahaman yang terbatas mengenai kondisi sesungguhnya di satuan kerja
tersebut baik mengenai sistem pelaksanaan pelayanan kesehatan maupun
kompetensi paramedis dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya. Oleh karena itu
atas pertimbangan dan penjelasan mentor serta atasan langsung dilakukan beberapa
pembaharuan dan kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rancangan aktualisasi di
Puskesmas Anggeraja.

Pada rancangan aktualisasi awal kegiatan yang akan diaktualisasikan di Unit


kerja penulis, yakni:

1. Konsultasi dengan mentor dan Kepala Puskesmas untuk memohon arahan


dan masukan mengenai rancangan kegiatan serta petunjuk dan persetujuan
aktualisasi kegiatan.
2. Mempersiapkan bahan ajar pelaksanaan CME, menentukan waktu dan
metode pelaksanaan CME serta membuat jadwal pelaksanaan CME
(Continue Medical Education) berbasis case study.
3. Melaksanaan kegiatan CME berbasis case study sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
4. Melakukan evaluasi pelaksanaan CME.

11
5. Membuat laporan aktualisasi dan habituasi.

Kegiatan “Melaksanakan CME (Continue Medical Education) dengan


berbasis pada case study yang berkesinambungan dan berkelanjutan” untuk
diselesaikan dalam kegiatan aktualisasi ini. Berdasarkan judul rancangan tersebut
maka Rancangan Aktualisasi yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut:

Unit Kerja :

UPT Puskesmas Anggeraja Kabupaten Enrekang

Visi :
Terwujudnya Puskesmas Anggeraja sebagai pusat pelayanan kesehatan yang
prima, bermutu dan terjangkau,dengan masyarakat yyang senantiasa
berprilaku hidup sehat dalam lingkungan yang bersih dan sehat menuju
Kecamatan Anggeraja sehat.
Misi :
a. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi SDM dalam peningkatan
pelayanan kesehatan secara berkelanjutan
b. Mengembangkan sarana dan mutu pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sehingga
masyarakat bisa mandiri
d. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat melalui gerakan hidup
bersih dan sehat dan desa siaga/desa sehat.

Identifikasi Isu :
1. Belum komprehensifnya pelayanan konsultasi medik di poli umum dalam
penegakan diagnostik.
2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan paramedis dalam pelayanan

12
kasus kegawatdaruratan di UGD PKM Anggeraja.
3. Terbatasnya alat dalam melakukan tindakan medis kompleks tingkat I.
4. Belum optimalnya pemahaman pasien dan pendamping pasien tentang
triase di PKM Anggeraja.
5. Belum optimalnya penerapan pemisahan sampah medis dan non medis di
kalangan petugas medis PKM Anggeraja.

Isu yang diangkat :


Kurangnya pengetahuan dan keterampilan paramedis dalam pelayanan kasus
kegawatdaruratan di UGD PKM Anggeraja.

Gagasan Pemecahan Isu :

Melaksanakan CME (Continue Medical Education) dengan berbasis pada


case study yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

13
Tabel III.5. Matriks Rancangan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi
Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melakukan konsultasi 1.1 Menemui atasan dan Hasil : Atasan Akuntabilitas: Terkait visi organisasi:
dengan mentor dan Menjelaskan maksud dan mengerti
Kepala Puskesmas tujuan dengan menunjukan rancangan Kepemimpinan- adanya “Terwujudnya
untuk memohon rancangan kegiatan kegiatan yang akan kejelasan wewenang dan Puskesmas Anggeraja
arahan dan masukan dilakukan serta tanggungjawab antara sebagai pusat pelayanan
mengenai rancangan memberikan izin bawahan dan pimpinan kesehatan yang prima,
kegiatan serta untuk melakukan unit kerja. bermutu dan
petunjuk dan rancangan terjangkau,dengan
persetujuan kegiatan Nasionalisme: masyarakat yyang
aktualisasi kegiatan. senantiasa berprilaku
Output : notulensi Munculnya sikap hormat hidup sehat dalam
dan dokumentasi menghormati antara lingkungan yang bersih
bawahan dan pimpinan. dan sehat menuju
Kecamatan Anggeraja
EtikaPublik: -Sopan- sehat”
Berkomunikasi dengan
pimpinan dengan
menggunakan bahasa yang

39
santun.

Terkait misi organisasi:


Komitmen Mutu:
“Meningkatkan
Memberikan akurasi profesionalisme dan
informasi yang diperoleh. kompetensi SDM dalam
peningkatan pelayanan
Anti Korupsi: kesehatan secara
berkelanjutan“
Dapat memunculkan rasa
peduli terhadap pelayanan
di IGD Puskesmas
Anggeraja Kabupaten
Enrekang
1.3 Meminta izin kepada Adanya izin oleh Akuntabilitas:
penanggung jawab IGD untuk penanggungjawab
melakukan sosialisasi tentang IGD untuk Terbentuknya sikap
pelaksanaan CME dan SOP melakukan transparansi saat meminta
pelayanan di IGD pada sosialisasi di IGD. izin kepada atasan.
paramedis
Nasionalisme:

Bersikap hormat kepada


pimpinan dan tidak

40
memaksakan kehendak.

Etika Publik:

Mernghargai komunikasi,
konsultasi dan kerjasama.

Komitmen Mutu:

Dapat mengefisiensikan
waktu

Anti Korupsi:

Bersikap jujur dan disiplin


dalam meminta izin.
2. Mempersiapkan 2.1 Mencari referensi pola Adanya metode Akuntabilitas: Terkait visi organisasi: .
bahan ajar pelaksanaan CME ajar yang dapat
pelaksanaan CME, diterapkan dalam Menujukkan kejelasan dari “Terwujudnya
menentukan waktu CME dan waktu tujuan yang diharapkan Puskesmas Anggeraja
dan metode pelaksanaan CME sebagai pusat pelayanan
pelaksanaan CME Nasionalisme: kesehatan yang prima,
serta membuat jadwal bermutu dan
pelaksanaan CME Materi yang ada sesuai terjangkau,dengan
(Continue Medical dengan kasus kegawat masyarakat yang

41
Education) berbasis
case study. daruratan senantiasa berprilaku
hidup sehat dalam
Etika Publik: lingkungan yang bersih
dan sehat menuju
Menjalankan secara Kecamatan Anggeraja
profesional sehat”

Komitmen Mutu: Terkait misi organisasi:

Inovatif “Meningkatkan
profesionalisme dan
Anti Korupsi: kompetensi SDM dalam
peningkatan pelayanan
Selalu bekerja keras
kesehatan secara
berkelanjutan”

“Mengembangkan
sarana dan mutu
pelayanan sesuai
kebutuhan masyarakat “

2.2 Melakukan konsultasi Mendapat Akuntabilitas:


kepada pimpinan tentang persetujuan

42
bahan, ajar metode dan tentang bahan ajar,
waktu pelaksanaan CME. waktu pelaksanaan Menunjukkan sikap
dan konsep tanggung jawab, kejelasan
pelaksanaan CME. dan konsisten.

Nasionalisme:

Mendengarkan pendapat
pimpinan,

Etika Publik:

Menghargai komunikasi
dan konsultasi.

Komitmen Mutu:

Efektif dan efisien.

Anti Korupsi:

Bekerja keras
2.3 Membagikan bahan ajar Dokumentasi Akuntabilitas:
dan menjelaskan waktu
pelaksanaan CME Menerapkan nilai
konsistensi, kejelasan, dan
tanggung jawab.

43
Nasionalisme:

Meningkatkan kemampuan
kegawat daruratan.

Etika Publik:

Menjalankan tugas secara


professional, dan
mempertanggungjawabkan
kepada public.

Komitmen Mutu:

Inovatif.

Anti Korupsi:

Jujur dan
Bertanggungjawab
3. Melaksanaan 3.1 Melakukan pre-test pada Diketahuinya Akuntabilitas: Terkait visi organisasi:
kegiatan CME peserta standar
berbasis case study pengetahuan yang Menujukkan kejelasan dari “Terwujudnya
sesuai dengan jadwal akan ditingkatkan tujuan yang diharapkan Puskesmas Anggeraja
yang ditetapkan sebagai pusat pelayanan
Nasionalisme: kesehatan yang prima,

44
Menggunakan bahasa bermutu dan
Indonesia yang baik dan terjangkau,dengan
benar. masyarakat yyang
senantiasa berprilaku
Etika Publik: hidup sehat dalam
lingkungan yang bersih
Menjalankan secara dan sehat menuju
profesional Kecamatan Anggeraja
sehat”
Komitmen Mutu:
Terkait misi organisasi:
Berpikir Inovatif
“Meningkatkan
Anti Korupsi: profesionalisme dan
kompetensi SDM dalam
Selalu bekerja keras
peningkatan pelayanan
kesehatan secara
berkelanjutan”

“Mengembangkan
sarana dan mutu
pelayanan sesuai
kebutuhan masyarakat “

45
3.2 Melakukan diskusi kasus/ Penambahan Akuntabilitas:
mockdrill (simulasi) pengetahuan dan
keterampilan Menunjukkan sikap
peserta tanggung jawab, kejelasan,
dan konsistensi.

Nasionalisme:

Menumbuhkan
kewaspadaan peserta pada
kasus emergecy

Etika Publik:

Bersikap menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama.

Komitmen Mutu:

Efektif dan efisien.

Anti Korupsi:

Bekerja keras, adil dan


bertanggungjawab.

46
3.3 Menentukan bersama jenis Adanya kasus Akuntabilitas:
kasus yang akan di diskusikan tertentu yang akan
lagi pada pertemuan dibahas Tanggungjawab dan
selanjutnya kejelasan dalam
memberikan diskusi

Nasionalisme:

Menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
mudah dimengerti

Etika Publik:

Bersikap ramah.

Komitmen Mutu:

Efektif dan efisien

Anti Korupsi:

Bertanggungjawab
memberikan informasi
yang jelas.
4. Melakukan evaluasi 4.1 Mempersiapkan jenis soal Adanya soal post Akuntabilitas: Terkait visi organisasi:
post test yang akan diberikan

47
pelaksanaan CME pada peserta test
Menunjukkan sikap “Terwujudnya
Tanggungjawab Puskesmas Anggeraja
sebagai pusat pelayanan
Nasionalisme: kesehatan yang prima,
bermutu dan
Bersikap adil terjangkau,dengan
masyarakat yyang
Etika Publik: senantiasa berprilaku
hidup sehat dalam
Melaksanakan sesuai
lingkungan yang bersih
aturan
dan sehat menuju
Kecamatan Anggeraja
Komitmen Mutu:
sehat”
Hasil yang Inovatif.

Anti Korupsi:
Terkait misi organisasi:
Bekerja keras
“Meningkatkan
profesionalisme dan
kompetensi SDM dalam
peningkatan pelayanan
kesehatan secara
berkelanjutan”

48
“Mengembangkan
sarana dan mutu
pelayanan sesuai
kebutuhan masyarakat “
4.2 Melakukan post test pada Mengetahui Akuntabilitas:
peserta CME perkembangan
pengetahun dan Bersikap transparan, dan
keterampilan adil.
peserta
Nasionalisme:

Meningkatkan kemampuan
kegawat daruratan

Etika Publik:

Menunjukkan sopan dan


ramah.

Komitmen Mutu:

Tanggap dalam pelayanan


kegawat daruratan

Anti Korupsi:

49
Berskap jujur dan peduli
4.3 Evaluasi terhadap nilai post Adanya Akuntabilitas:
test peserta rekomendasi pada
kekurangan yang Bersikap konsisten dan
dimiliki oleh mengembangkan SDM.
peserta
Nasionalisme:

Meningkatkan kemampuan
kegawat daruratan.

Etika Publik:

Menunjukkan sopan dan


ramah.

Komitmen Mutu:

Tercapainya target secara


Efektif, efisien, inovatif
sesuai dengan yang
direncanakan.

Anti Korupsi:

Bersikap bertanggung

50
jawab.
5 Membuat laporan 1.1 Melakukan konsultasi  Tersusunnya  Akuntabilitas: Terkait visi organisasi:
aktualisasi dan dengan mentor dan laporan
habituasi. coach mengenai hasil pelaksanaan Menyusun laporan “Terwujudnya
pelaksanaan aktualisasi aktualisasi dengan transparan atau Puskesmas Anggeraja
dan habituasi agar sesuai sesuai dengan sebagai pusat pelayanan
dapat dibuat laporan  Dokumen kenyataan dan kesehatan yang prima,
aktualisasi yang dapat laporan hasil bertanggungjawab bermutu dan
dipertanggungjawabka aktualisasi terjangkau,dengan
n  Nasionalisme: masyarakat yyang
senantiasa berprilaku
1.2 Menyusun laporan Menyelesaikan hidup sehat dalam
aktualisasi secara kegiatan dengan saling lingkungan yang bersih
sistematis menghormati, dan sehat menuju
musyawah mufakat, Kecamatan Anggeraja
1.3 Melapor kepada dan kekeluargaan sehat”
pimpinan dalam melakukan
konsultasi laporan Terkait misi organisasi:
aktualisasi
“Meningkatkan
 Anti korupsi: profesionalisme dan
kompetensi SDM dalam
Menyusun laporan hasil peningkatan pelayanan
pelaksaan aktualisasi kesehatan secara
dengan jujur serta berkelanjutan

51
melampirkan data
sesuai fakta.

G. Jadwal Rancangan Kegiatan

Tabel III.6 Jadwal Rancangan Aktualisasi

Bulan/Minggu

No Kegiatan Juli Agustus

4 1 2 3 4

1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan


Kepala Puskesmas untuk memohon arahan
dan masukan mengenai rancangan kegiatan
serta petunjuk dan persetujuan aktualisasi
kegiatan.
Mempersiapkan bahan ajar pelaksanaan
CME, menentukan waktu dan metode
2. pelaksanaan CME serta membuat jadwal
pelaksanaan CME (Continue Medical
Education) berbasis case study.

52
3. Melaksanaan kegiatan CME berbasis case
study sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

4. Melakukan evaluasi pelaksanaan CME


5. Membuat laporan aktualisasi dan habituasi

Keterangan:

Kegiatan CME dilakukan perminggu baik dengan metode paparan kasus atau pun Mockdrill (simulasi) penanganan kasus gawat darurat

53
H. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala

Tabel III.7 Antisipasi dan Strategi menghadapi kendala


Antisipasi dan Strategi
No Kegiatan Kendala yang Mungkin Terjadi
Menghadapi Kendala
(1) (2) (3) (4)
1 Melakukan konsultasi Pimpinan (Mentor/ atasan Menghubungi pimpinan
dengan mentor dan langsung) tidak berada di tempat, H-1 sebelum agenda
Kepala Puskesmas untuk karena suatu sebab, misalnya ada konsultasi diadakan
memohon arahan dan agenda dinas dan keperluan dan/atau berkomunikasi
masukan mengenai mendesak lainnya secara elektronik,
rancangan kegiatan serta terkait persetujuan
petunjuk dan persetujuan aktualisasi kegiatan
aktualisasi kegiatan.
2 Mempersiapkan bahan Menyusun bahan ajar dalam Men-follow up tiap
ajar pelaksanaan CME, waktu yang singkat ruangan unit UGD dan
menentukan waktu dan rawat inap secara
metode pelaksanaan Dari segi waktu pelaksanaan, intensif, berkordinasi
CME serta membuat adanya perbedaan jadwal shift dengan koordinator tiap
jadwal pelaksanaan CME para pekerja medis yang berbeda. unit untuk menyatukan
(Continue Medical waktu pelaksanaan
Education) berbasis case
study. Bekerja sama dengan
para kordinator dalam
Menyusun bahan ajar
3 Melaksanaan kegiatan Bertepatan dengan jadwal Selalu berkoordinasi
CME berbasis case study pelayanan kesehatan dan agenda dengan kepala
sesuai dengan jadwal lain dari pemerintah seperti puskesmas dan
yang ditetapkan vaksinasi covid-19 dan lain-lain. koordinator tiap unit
terhadap jadwal /
agenda yang akan
dilakukan puskesmas
4 Melakukan evaluasi Kesediaan pimpinan Meminta waktu
pelaksanaan CME (mentor/atasan langsung) untuk kesediaan
hadir, mengingat adanya agenda pimpinan/mentor untuk
kerja lainnya, serta urusan dinas mengevaluasi pelaksaan
dan urusan mendadak lainnya. CME, baik melalui
pesan elektronik, via
whatsapp maupun
melalui persuratan
resmi
5 Membuat laporan Penyelesaian laporan tidak sesuai Melaksanakan kegiatan
aktualisasi dan habituasi dengan waktu yang telah sesuai dengan jadwal

44
ditetapkan yang telah disusun

Mengefektifkan waktu
dalam setiap kegiatan
sehingga dalam
menyusun laporan
sesuai dengan jadwal
kegiatan yang telah
disusun.

45

Anda mungkin juga menyukai