Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PNS DAY

MENGOPTIMALKAN KEPATUHAN KUNJUNGAN PENGAMBILAN OBAT


BAGI PASIEN TUBERKULOSIS MENGGUNAKAN APLIKASI PENGINGAT
/ REMINDER BERBASIS GOOGLE WORKSPACE PADA WHATSAPP DI
PUSKESMAS KUNJANG KABUPATEN KEDIRI

Disusun Oleh:

NAMA : DARIL RAHMATULLAH, APT


ANGKATAN : III
KELOMPOK : 13

PNS DAY PANJI CORPU ANGKATAN 3 TAHUN 2022

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI


1. Tugas dan Fungsi Jabatan

1.1 Uraian Tugas UPTD Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Bupati Kediri Nomor 1 Tahun 2018

Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat

Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri,

UPTD Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan teknis

operasional dan/atau penunjang bidang Kesehatan pada Dinkes dan

mengelola UPTD Puskesmas. Adapun untuk melaksanakan tugas

tersebut, UPTD Puskesmas menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan operasional

puskesmas dan program Kesehatan.

2. Pelaksanaan penggerakan pusat pembangunan

berwawasan Kesehatan.

3. Pelaksanaan penggerakan pusat pemberdayaan masyarakat.

4. Pelaksanaan pusat pelayanan Kesehatan tingkat pertama yang

meliputi pelayanan Kesehatan perorangan dan pelayanan

Kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

1.2 Uraian Tugas Peserta

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 74 tahun 2016,

Apoteker merupakan:

1. Penanggungjawab seluruh kegiatan kefarmasian di puskesmas

2. Mengelola perbekalan kefarmasian.

3. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik.


I. Deskripsi Isu Terpilih

Penulis mengidentifikasi beberapa isu strategis yang berkaitan

dengan upaya peningkatan mutu pelayanan. Hasil identifikasi isu

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Merapikan sistem administrasi pengelolaan perbekalan farmasi.

Pengelolaan perbekalan farmasi saat ini telah menggunakan

sistem informasi pengelolaan obat (SIPOT), namun setelah 2 tahun

implementasi, perlu adanya updating sistem untuk perbaikan

administrasi. Updting ini dimaksudkan untuk meningkatkan user

experience dan juga validitas dokumen yang dikelola.

2. Masih rendahnya pelaksanaan gerakan masyarakat cerdas

menggunakan obat (gema cermat).

Unit farmasi Puskesmas Kunjang memiliki satu program

pengembangan sesuai pedoman penilaian kinerja puskesmas yaitu

gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (gema cermat).

gema cermat ini menyasar kader kesehatan dan tokoh masyarakat

di desa untuk menularkan pengetahuan terkait obat. Kegiatan ini

belum terlaksana dengan optimal akibat keterbatasan tenaga

farmasi.

3. Belum terlaksananya kegiatan home care pasien dengan penyakit

kronis (penyakit tidak menular/PTM).

Senada dengan poin no 2, kegiatan home care ini terbatas

karena keterbatasan tenaga. Kegiatan home care ini mengharuskan

kegiatan kolaborasi dengan nakes lain sehingga kesulitan terutama

adalah ketidaksesuaian dengan jadwal.


4. Rendahnya angka kesembuhan pasien TB

Kasus TB di wilayah puskesmas Kunjang pada tahun 2021

cukup banyak. Namun demikian angka ini tidak diiringi kenaikan

angka konversi kesembuhan. Diantara penyebab adalah banyaknya

pasien yang tidak mengambil obat atau mangkir.

Puskesmas kunjang lebih lanjut menjadikan permasalahan

penangan TB ini sebagai program prioritas puskesmas.

Konsekuensinya bahwa program ini harus mendapat prioritas

seluruh jajaran puskesmas. Farmasi juga dituntut untuk mendukung

priortas ini.

5. Pengelolaan limbah obat kadaluarsa

Obat kadaluarsa menjadi beban baik ekonomi maupun beban

lingkungan. Obat kadaluarsa ini menjadi permasalahan apabila proses

pemusnahan obat terkendala anggaran dan birokrasi. Sehingga

pelaksanaanya sangat tergantung dari prakarsa pihak ketiga.

Berdasarkan identifikasi isu yang telah dilakukan, maka

selanjutnya adalah mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi

prioritas utama yang dapat dicari solusi berdasarkan peran dan

wewenang jabatan di instansi. Selanjutnya menganalisis isu tersebut

menggunakan metode A (Aktual), P (Problematik), K (Kekhalayakan),

L (Kelayakan) untuk mengetahui isu mana yang dominan. Nilai APKL

ini didapat dari hasil diskusi dengan atasan dan rekan kerja. Adapun

kriteria penetapan indikator APKL, yaitu:


Tabel 2.1 Tabel Kriteria Penetapan Teknik APKL.

Skala Likert Aktual Problematik Kekhalayakan Kelayakan

Tidak Tidak Tidak menyangkut


1 Tidak layak
aktual mendesak hajat orang banyak
Kurang menyangkut
Kurang Kurang Kurang layak
2 hajat
aktual mendesak
orang banyak
Cukup Cukup Cukup menyangkut Cukup layak
3
aktual mendesak hajat orang banyak
Menyangkut hajat
4 Sangat Mendesak Layak
orang banyak
Aktual
Sangat Sangat Sangat menyangkut Sangat layak
5
aktual mendesak hajat orang banyak

Berdasarkan isu-isu yang ada, diperoleh perangkingan isu

berdasarkan metode APKL dengan skor perankingan 1 – 5 dengan

hasil yang dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Analisis Isu Teknik APKL.

No Isu Kontemporer A P K L APKL Rangking

1 Merapikan sistem administrasi 3 3 2 2 10 4


pengelolaan perbekalan farmasi.
Masih rendahnya pelaksanaan
2 3 4 5 3 15 2
gerakan masyarakat cerdas
menggunakan obat (gema cermat).
3 Belum terlaksananya kegiatan home 3 4 4 3 14 3
care pasien dengan penyakit kronis
(penyakit tidak menular/PTM).
Rendahnya angka kesembuhan
4 5 5 5 4 19 1
pasien TB
5 Pengelolaan limbah obat kadaluarsa 3 3 1 3 10 5
Tabel 2.2 menunjukkan bahwa diperoleh 3 isu utama

berdasarkan perangkingan menggunakan teknik APKL kemudian

dilakukan penetapan satu isu utama dengan menganalisis 3 isu

tersebut menggunakan teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Urgency menunjukkan terkait mendesak tidaknya suatu isu untuk

segera didiskusikan, dianalisis, kemudian ditindaklanjuti dengan

penanganan tertentu. Seriousness menunjukkan bagaimana suatu

isu harus serius untuk segera ditangani dikaitkan dengan akibat yang

akan ditimbulkan. Terakhir Growth menunjukkan seberapa besar

probabilitas akibat dari suatu isu tersebut jika tidak segera ditangani.

Pemilihan isu dilakukan dengan memberikan bobot pada skala likert

dengan kriteria sebagaimana Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Tabel Kriteria Penetapan Teknik USG.

Skala Likert Urgency Serioussness Growth


1 Tidak penting Tidak serius Tidak berkembang
2 Kurang penting Kurang serius Kurang berkembang
3 Cukup penting Cukup penting Cukup berkembang
4 Penting Serius Berkembang
5 Sangat penting Sangat serius Sangat berkembang

Berdasarkan penilaian menggunakan pembobotan tersebut,

maka diperoleh hasil penapisan isu menggunakan teknik USG yang

ditunjukkan pada Tabel 2.4.


Tabel 2.4 Analisis Isu Teknik USG.

No Isu Kontemporer U S G USG Rangking

1 Rendahnya angka kesembuhan 5 5 5 15 1


pasien TB
Masih rendahnya pelaksanaan
2 4 4 4 12 2
gerakan masyarakat cerdas
menggunakan obat (gema
cermat).
3 Belum terlaksananya kegiatan 3 3 3 9 3
home care pasien dengan
penyakit kronis (penyakit tidak
menular/PTM).

Tabel 2.4 menunjukkan bahwa isu yang terpilih untuk kegiatan

PNS DAY ini dengan menggunakan teknik USG adalah “Rendahnya

angka kesembuhan pasien TB . Dari satu isu terpilih tersebut,

dilakukan analisis menggunakan diagram Fishbone yang ditunjukkan

pada Gambar 2.5 berikut.


Metode Manusia
Belum terkjalinnya kontak komunikasi
untuk konseling & edukasi dalam
penggunaan obat
Belum terjalinya Apoteker
pemberdayaan kurang
kolaboratof diberdayakan

Pendekatan penangaan TB ini masih Masih rendahnya peran apoteker


Apoteker masih bersifat
bersifat sekoral sbeleum ditetapkan pasif dalam melayani dalam meningkatkan angka
sebagai PPN kesembuhan pasien TB
pasien TB

Rendahnya angka
kesembuhan pasien TB

Tidak ada anggaran khusu bagi


Tidak ada sarana untuk Kurangnya support sistem dari
apoteker untuk pelayanan
meningkatkan kepatuhan keluarga pasien
tambahan misalkan penghantaran
obat penggunaan obat

Belum dieksplorasi Belum adanya sarana


peluang untuk yang dapat membantu Belum optimalnya
memanfaatkan sistem mengingatkan jadwal keterlibatan keluarga dalam
telefarmasi pasien untuk
penggunaan obat
mendapatkan obat

Money Sarana Lingkungan

Gambar 2.5. Daigram Fishbon


Berdasarkan diagram fishbone yang telah dibuat, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kontak komunikasi untuk konseling dan

edukasi dalam penggunaan obat TB

2. Belum optimalnya keterlibatan keluarga dalam

penggunaan obat TB

3. Kurangnya diberdayakannya Apoteker

4. Belum terjalinnya pemberdayaan kolaboratif sektoral

5. Belum adanya sarana yang dapat membantu pasien

mendapatkan obat

6. Belum dieksplorasi peluang memanfaatkan telefarmasi

Dari beberapa masalah diatas, penulis melakukan diskusi dengan

Kepala Puskesmas selaku mentor dan pengelola TB serta element

puskesmas yang terlibat dalam menentukan prioritas masalah dan

bersama-sama melakukan analisa penyelesaian masalah, dipilih

penyelesaian masalahnya harus cepat, efektif, low cost dan bisa dipakai

jangka panjang. Maka akan dikembangkan Sistem Aplikasi pengingat

jadwal kunjungan untuk kontrol dan pengambilan obat. Sistem ini

menggunakan whatsapp sebagai aplikasi komunikasi, sebagai hasil atau

output dari aplikasi ini.


II. GAGASAN KREATIF / PEMECAHAN MASALAH

II.1 Penetapan Isu

Langkah penyelesaian masalah dari rendahnya angka

kesembuhan pasien TB di Puskesmas Kunjang yang dipilih adalah

dengan mengembangkan Aplikasi pengingat jadwal kunjungan

pengambilan obat, selain langkah – langkah lain yang bisa dilakukan

secara simultan dan saling mendukung, dengan fokus untuk

memperbaiki rendahnya angka kesembuhan pasien TB yang efektif

,efisien, tranparan dan akuntabel.

II.2 Gagasan Pemecahan Isu dan Rencana Pelaksanaan

Untuk mewujudkan gagasan diatas, dibutuhkan beberapa

rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan di tempat kerja. Rangkaian

kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait rencana kegiatan rencana

aksi.

2. Melakukan koordinasi dengan seluruh unsur Manajemen Puskesmas

yang terkait, antara lain: Penanggung Jawab Layanan, Program,

Pengelola Keuangan .

3. Melakukan proses algoritma aplikasi

4. Melakukan proses desain UI/UX aplikasi

5. Melakukan proses pengembangan aplikasi

6. Melakukan proses uji coba aplikasidan revisi perbaikan bugs

7. Penerapan aplikasi pengingat jadwal kunjungan pengambilan obat

untuk mendukung kinerja puskesmas dalam menunjang


Tabel Rencana Kegiatan Aksi

Waktu

No Jenis Kegiatan Mei Juni Juli Ags

M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2

1 Melakukan konsultasi
dengan mentor terkait
rencana kegiatan rencana
aksi.
2 Melakukan koordinasi
dengan seluruh unsur
Manajemen Puskesmas
yang terkait terutama
pada tim PPN
3 Melakukan proses
algoritma aplikasi
4 Melakukan proses desain
UI/UX aplikasi
5 Melakukan proses
pengembangan aplikasi
6 Melakukan proses uji
coba aplikasi dan revisi
perbaikan bugs
7 Penerapan aplikasi

Anda mungkin juga menyukai