KELAS: X (sepuluh)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah yang
berjudul “Penyakit Pink EYE pada Sapi” dapat terselesaikan.
Terimakasih kepada yang telah membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan
makalah ini. Kepada teman-teman yang telah mendukung dan membantu saya sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan keslahan dalam penulisan mekalah ini. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi acuan bagi
penyusun untuk menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuaan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................4
C. TUJUAN..............................................................................................................4
A. KESIMPULAN ...................................................................................................9
B. SARAN................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konjungtivitis virus adalah penyakit mata yang umum ditemukan baik di Indonesia
maupun di seluruh dunia. Karena begitu umum dan banyak kasus yang tidak dibawa
ke perhatian medis, statistik yang akurat pada frekuensi penyakit tidak tersedia.
Konjungtivis adalah radang konjungtiva disebabkan oleh mikroorganisme (virus,
bakteri), iritasi atau reaksi alergi yang ditandai dengan mata merah, terasa nyeri,
berair, gatal, keluar kotoran dan pandangan kabur. Konjungtivis virus adalah umum
ditemukan yang penyebabnya adalah adenovirus. Konjungtivis (pink eye) adalah
radang konjungtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus),
iritasi atau reaksi alergi (Lovensia, 2014).
Konjungtiva yang sehat diperlukan pemeliharaan kornea yang sehat dan
dengan demikian dapat mempertajam visual mata. Konjungtiva berkontribusi pada
bagian air mata yang memiliki tiga lapisan: (inner) mucous- kepatuhan pada kornea
(dari konjungtiva), (tengah) aqucous- wetting agent (dari kelenjar lakrimal) (luar)
minyak – pencegah penguapan (kelenjar meibomian dan zeis). Infeksi konjungtiva
bias menyebar ke kornea dan dapat menyebabkan perforasi, misalnya infeksi
gonokokus.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran penyakit pink eye?
2. Bagaimanakah etiologi penyakit pink eye?
3. Bagaimanakah epidemologi penyakit pink eye?
4. Bagaimanakah cara mencegah terjadinya penyakit pink eye ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran penyakit pink eye
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit pink eye
5. Untuk mengetahui epidemologi penyakit pink eye
3. Untuk mengetahu cara mencegah terjadinya penyakit pink eye
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
hari, kornea mulai terlihat jernih yang dimulai dari daerah perifer ke bagian
tengah. Kesembuhan total akan terjadi 25-50 hari. Kerusakan kornea dapat
menjadi lebih parah sehingga mengakibatkan kebutaan. Infeksi pada dapat terjadi
unilateral ataupun bilateral..
6
B. Etiologi Penyakit Pink Eye
Penyebab pink eye dapat berupa bakteri, virus, rickettsia maupun chlamydia,
tetapi yang paling sering ditemukan adalaah bakteri Moraxella bovis (M. bovis) yang
bersifat hemolitik. Pafa sapi, selain M.bovis dapat pula disebabkan oleh Neisseria
catarrhalis.
Faktor virulensi dari M. bovis ditentukan oleh adanya pili. M. bovis yang mempunyai
pili kasar adalah bakteri yang virulenm sedangkan koloni yang halus atau yang tidak
berpili adalah bakteri yang tidak virulen. Ada 2 tipe pili M. bovis, yaitu tipe I dan tipe
Q. pili tipe I berhubungan dengan kemampuan untuk menyerang jaringan yang lebih
dalam. Sedangkan pili tipe Q menunjukkan kemampuannya menempel pada epithel
kornea. Yang menarik dari M. bovis ini adalah kemampuannya untuk berubah tipe
dari tioe I ke tipe Q. factor lain yang menentukaan virulensi dari M. bovis adalah
lipopolisakarida (LPS), serta enzyme-enzym yang dihasilakan seperti fibrinolisin,
phosphatase, hyaluronidase dan aminopeptidase yang memegang peran penting dalam
merusak epithel kornea.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pink eye adalah penyakit mata menular pada ternak, terutama sapi,
kerbau, domba, dan kambing. Gejala klinis dapat dikenali berupa kemerahan
dan peradangan pada konjungtiva serta keseluruhan pada kornea. Penyakit ini
ditemukan hampir diseluruh dunia dan menimbulkan kerugian ekonomi yang
signifikan terutama pada industry peternakaan sapi, yaitu berupa penurunan
berat badan, dibuangnya susu dari sapi yang terinfeksi, dan penurunan harga
jual sapi, serta pengeluaran biaya pengobatan. `
Penyebab pink eye dapat berupa bakteri, virus, rickettsia maupun
chlamydia, tetapi yang paling sering ditemukan adalaah bakteri Moraxella
bovis (M. bovis) yang bersifat hemolitik. Pafa sapi, selain M.bovis dapat pula
disebabkan oleh Neisseria catarrhalis.
Faktor virulensi dari M. bovis ditentukan oleh adanya pili. M. bovis yang
mempunyai pili kasar adalah bakteri yang virulenm sedangkan koloni yang
halus atau yang tidak berpili adalah bakteri yang tidak virulen. Ada 2 tipe pili
M. bovis, yaitu tipe I dan tipe Q. pili tipe I berhubungan dengan kemampuan
untuk menyerang jaringan yang lebih dalam. Sedangkan pili tipe Q
menunjukkan kemampuannya menempel pada epithel kornea. Yang menarik
dari M. bovis ini adalah kemampuannya untuk berubah tipe dari tioe I ke tipe
Q. factor lain yang menentukaan virulensi dari M. bovis adalah
lipopolisakarida (LPS), serta enzyme-enzym yang dihasilakan seperti
fibrinolisin, phosphatase, hyaluronidase dan aminopeptidase yang memegang
peran penting dalam merusak epithel kornea.
Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kandan dan
lingkungan, menjaga kualitas pakan, serta populasi tidak terlalu padat.
Tindakan pencegahan yang dianjurkan di Negara-negara maju adalah
pemeriksaan immunologis. Diketahui bahwa adanya Ig A aktif sangat
pentingh untuk mencegah infectious bovine keratokonjungtivitis (IBK).
9
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini akan tetapi pada kenyataannya banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari p[ara pembaca sangan
penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2011. The Merck Veterinary Manual 11 edition, Merek dan CO, inc Rahway, New
Jersey, USA.
Subroto. 2008. Ilmu penyakit ternak l-b (mamalia) penyakit kulit (Integumentum) penyakit-
penyakit bacterial, virak, klamidial, dan prion. Gadjha Mada University Press, Yogyakarta
Indonesia..
11