Anda di halaman 1dari 10

TEORI PERILAKU KONSUMTIF

Tugas

Mata Kuliah: Asesmen BKI

Kelas: A

Dosen: Citra Widyastuti, M.Psi.,

Anggota kelompok 8:

1. Atika Dyah A. C. (20102020029)


2. Al Hadi Mas S. (20102020041)
3. Sri Afriyani (20102020088)
4. Nabella Istiqomah (20102020090)
A. Pengertian Perilaku Konsumtif
Fromm (2008) menggambarkan perilaku konsumtif sebagai keinginan membeli
yang terus meningkat untuk mendapatkan kepuasan dalam hal kepemilikan barang dan
jasa tanpa mempedulikan kegunaan, hanya berdasarkan keinginan untuk membeli yang
lebih baru, lebih banyak dan lebih bagus dengan tujuan untuk menunjukkan status,
prestige, kekayaan, keistimewaan dan sesuatu yang mencolok.
Erich Fromm mendefinisikan:“Perilaku konsumtif adalah perilaku berkonsumsi
yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan,
serta tidak ada skala prioritas dan dapat diartikan dengan gaya hidup bermewah-
mewahan.
Menurut Fromm perilaku mengkonsumsi produk secara berlebihan dapat
berakibat Consumption Hungry. Consumption Hungry adalah keinginan untuk
mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan demi memenuhi rasa puas yang dapat membuat
seseorang menjadi konsumtif. Pendapat ahli dapat diartikan bahwa, sifat pemborosan
dalam perilaku konsumtif yang melekat pada individu apabila membeli dan
mengkonsumsi barang dan jasa yang didasari pada keinginan (want) dan bukan pada
kebutuhan (need). Menurut Erich Fromm (dalam Suminar & Meiyuntari, 2015)
pembelian yang dilakukan berdasarkan pembelian yang didorong motif emosional
merupakan salah satu karakteristik dari perilaku konsumtif. Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat dikatakan bahwa individu yang memiliki motivasi emosional konsumen
yang tinggi merupakan individu yang cenderung melakukan pembelian yang tidak
rasional.
Erich Fromm dalam Suci Agustia berpendapat bahwa perilaku konsumtif dapat
terlihat dari dimensi – dimensi , yaitu sebagai berikut “(1) pemenuhan keinginan (wants);
(2) barang diluar jangkauan; (3) barang tidak produktif; (4) status”
Berdasarkan beberapa definisi yang telah diungkap, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perilaku konsumtif merupakan perilaku mengkonsumsi barang dan
jasa yang mahal dengan intensitas yang terus meningkat demi mendapatkan sesuatu yang
lebih baru, lebih bagus dan lebih banyak serta melebihi kebutuhan yang sebenarnya untuk
menunjukkan status sosial, prestige, kekayaan dan keistimewaan, juga untuk
mendapatkan kepuasan akan kepemilikan.
B. Aspek Perilaku Konsumtif
Aspek-aspek perilaku konsumtif menurut Erich Fromm (1955) adalah:
1. Pembelian Impulsif (Impulsive buying), aspek ini menunjukkan bahwa
seorang membeli semata-mata karena didasari oleh hasrat tiba-tiba/keinginan
sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan-nya, tidak
memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional.
2. Pemborosan (Wasteful buying), perilaku konsumtif sebagai salah satu
perilaku yang menghambur-hamburkan banyak dana tanpa didasari adanya
kebutuhan yang jelas.
3. Mencari kesenangan (Non rational buying), suatu perilaku dimana konsumen
membeli sesuatu yang dilakukan semata-mata untuk mencari kesenangan.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Faktor internal
Motivasi individu dalam membeli barang atau jasa, motivasi merupakan
pendorong perilaku individu, tidak terkecuali dalam melakukan pembelian atau
penggunaan jasa uang tersedia di pasaran.Pembelian yang dilakukan oleh individu
merupakan suatu rangkaian proses belajar.
Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dengan suatu barang atau jasa yang
dibeli, akan menentukan seseorang untuk membeli barang atau jasa yang sama di masa
yang akan datang. Pengalaman yang kurang menyenangkan di masa lalu terhadap suatu
barang atau jasa akan memberikan pelajaran kepada konsumen untuk tidak membeli di
masa yang akan datang.
2. Faktor eksternal
Perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan
media massa. Individu dengan akal budi telah mengembangkan berbagai macam sistem
dari perilaku demi keperluan hidup. Kebudayaan adalah hasil karya manusia, mempunyai
aturan atau berpola, bagian dari masyarakat, menunjukkan kesamaan tertentu tetapi
terdapat variasi dan terintegrasi secara keseluruhan.
Perilaku membeli antara kelas sosial yang satu akan berbeda dengan kelas sosial
yang lain. Individu dari golongan bawah akan menggunakan uangnya dengan lebih
cermat, sedangkan kelas sosial yang golongan atas akan cenderung lebih bebas dalam
berbelanja.
DAFTAR PUSTAKA

Adzkiyah, A. (2017). Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya (Studi Kasus
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017). Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.

Chrisnawati, D. Abdullah, S.M. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif


Remaja Terhadap Pakaian. Jurnal Spirits 2 (1), 5 – 7.

Fardesi, M. (2020). Analisis Konsumtif dan Gaya Hidup Santri Ditinjau dalam Perspektif
Religiusitas (Studi pada Dayah Modern Darul Ulum Banda Aceh). Aceh: UIN Ar-Raniry Banda
Aceh.

Lestarina, dkk. (2017). Perilaku Konsumtif di Kalangan Remaja. Jurnal Riset Tindakan
Indonesia, 2 (2), 4 – 5.

Miranda, S. (2017). Pengaruh Instagram Sebagai Media Online Shopping Fashion terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau. JOM
FISIP, 4 (1), 8.

Suminar, E. Tatik Meiyuntari. (2015). Konsep Diri, Konformitas dan Perilaku Konsumtif pada
Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 4 (2) 147.

Ahmad Jauhari Hamid Ripki, (2017). Pengaruh Kepribadian terhadap Perilaku Konsumtif Siswa
Siswi Kelas XI SMK Budhi Warman 1 Jakarta. JIP STKIP Kusuma Negara, Vol 9 No 1

Ridwan Pratama Octa dkk, (2021). Pengaruh Motivasi Emosional Konsumen terhadap Perilaku
Konsumtif Pengguna Shopee Indonesia pada Dewasa Awal. Eprints Universitas Negeri
Makassar. Vol 1 No 3

Erika Wulandari, (2019). Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Konsumtif pada
Mahasiswi fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau. Skripsi UIN Suska Riau.
PROFESIONAL JUDGEMENT

Judul: Perilaku konsumtif


Aspek: Pembelian impulsif, pemborosan dan mencari kesenangan
Dimensi: Pemenuhan keinginan, barang diluar jangkauan, barang tidak prosuktif dan status
Faktor-faktor: Faktor internal berupa motivasi konsumen
Faktor eksternal berupa kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan media massa

No Aspek Indikator Pernyataan Sesuai Tidak Diganti


Sesuai
1 Pembelian Membeli produk tanpa  Saya membeli produk karena kemasannya
Impulsif dasar kebutuhan yang menarik (f)
(membeli  Saya membeli produk karena limited edition
barang secara (f)
spontan)  Saya tidak membeli produk hanya karena
kemasannya menarik (uf)
 Saya tidak membeli produk hanya untuk
pamer (uf)

Membeli produk  Saya membeli produk karena yang


karena terpengaruh
oleh tokoh yang mengiklankan adalah artis idola saya (f)
mengiklankan  Saya merasa bangga jika menggunakan
produk yang diiklankan oleh artis-artis
ternama (f)
 Saya tidak tertarik untuk membeli produk
yang diiklankan oleh para artis (uf)
 Saya mempertimbangkan fungsi dari produk
yang diiklankan sebelum membeli (uf)
Membeli produk  Ketika melihat barang dengan warna
dengan tema-tema kesukaan saya, saya langsung membelinya
kesukaan (f)
 Ketika melihat model baju yang saya sukai,
saya langsung membelinya (f)
 Saya berpikir berulang kali ketika akan
membeli suatu barang (uf)
 Saya masih mempertimbangkan banyak hal
ketika akan membeli baju (uf)
2 Pemborosan Membeli produk  Saya membeli produk karena mendapatkan
karena hadiah yang hadiah yang menarik (f)
ditawarkan  Saya membeli produk karena hadiah yang
ditawarkan bersifat limited edition (f)
 Saya tidak membeli produk hanya karena
iming-iming hadiah (uf)
 Saya tidak akan membeli barang yang tidak
dibutuhkan, walaupun mendapatkan hadiah
(uf)
 Saya selalu belanja setiap ada diskon (f)
Membeli barang  Saya memborong produk yang sedang ada
karena flash sale / flash sale (f)
diskon
 Saya tidak peduli dengan diskon yang
ditawarkan (uf)
 Saya tetap membeli barang yang saya
butuhkan, meski tidak ada diskon (uf)
 Saya lebih suka membeli produk dengan
harga normal (uf)
Membeli produk  Saya senang mencoba berbagai produk
sejenis dari merk atau dengan merek berbeda meskipun memiliki
brand yang berbeda fungsi yang sama. (f)
 Saya membeli produk yang baru meskipun
produk yang lama masih dapat dipakai. (f)
 Saya tidak tertarik membeli produk yang
baru dipromosikan, karena saya sudah
memiliki produk yang serupa. (uf)
 Saya lebih suka menggunakan produk dari
merk atau brand yang sama. (uf)
3 Mencari Membeli produk untuk  Saya senang dipuji orang dengan produk
Kesenangan menjaga kedudukan yang saya pakai. (f)
sosial  Saya merasa lebih berwibawa ketika
memakai produk dari brand yang mahal. (f)
 Saya tetap percaya diri walaupun memakai
pakaian yang sederhana. (uf)
 Saya tidak memperdulikan komentar orang
lain atas penampilan saya. (uf)
Membeli barang  Saya senang membeli produk dengan model
karena gengsi terbaru agar terlihat lebih keren (f)
 Saya senang membeli barang yang tampak
modis (f)
 Saya malu saat menggunakan produk yang
tidak bermerk (f)
 Saya kurang nyaman menggunakan produk
yang sedang trend di lingkungan saya (uf)
 Saya membeli produk berdasarkan fungsi
dan kenyamanannya, bukan merknya (uf)
 Saya tidak tertarik dengan produk-produk
baru yang banyak ditawarkan (uf)
Membeli produk  Saya merasa lebih yakin tampil di depan
dengan harga mahal umum jika menggunakan produk dengan
dapat meningkatkan harga yang mahal. (f)
rasa percaya diri  Rasa percaya diri saya meningkat ketika
menggunakan produk yang bermerk. (f)
 Saya merasa mantap saat menggunakan
produk dengan harga yang murah. (uf)
 Saya tetap percaya diri meskipun
menggunakan barang dengan harga yang
tidak mahal. (uf)

Anda mungkin juga menyukai