Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 3: WAWANCARA

IMPULSIVE BUYING MERCHANDISE

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun Oleh:

Kelompok 3

TANDA
NO NAMA MAHASISWA NPM
TANGAN

DEPOK

NOVEMBER
DAFTAR ISI
I. WAWANCARA AWAL
II. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran


impulsive buying di Universitas Gunadarma serta mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi impulsive buying pada mahasiswa di Universitas Gunadarma.

1. Gambaran

2. Mengetahui faktor-faktor
III. LANDASAN TEORI
A. Impulsive Buying
1. Pengertian Impulsive Buying
Menurut Strack (2005), Impulsive Buying didefinisikan sebagai
pembelian yang tiba-tiba dan segera tanpa ada niat pembelian sebelumnya.

Impulsive buying menurut Verplanken & Herabadi (2001) adalah


pembelian yang digambarkan sebagai perilaku pembelian yang didominasi
oleh respon emosional yang terjadi sebelum, saat, dan setelah melakukan
pembelian yang disertai dengan perasaan senang yang kuat sehingga
berbelanja tanpa adanya perencanaan.

2. Aspek Impulsive Buying


a. Aspek Kognitif

The lack of planning and deliberation masuk ke dalam ciri-ciri


dari aspek kognitif. Aspek ini berkenaan dengan pembelian produk
secara impulsif yang tidak direncanakan atau tidak memiliki
pertimbangan apakah produk yang dibeli akan bermanfaat atau tidak
dan unsur ketidaksengajaan dalam melakukan pembelanjaan.

b. Aspek Afektif

Dalam aspek afektif terbagi menjadi tiga indikator, yaitu:

1) Feelings of Pleasure and Excitement

Respon emosional yang terjadi pada konsumen impulse


buying terjadi karena ketertarikannya terhadap suatu produk.
Produk tersebut merupakan stimulus yang dapat membangkitkan
perasaannya untuk tertarik secara tiba-tiba dengan produk tersebut,
timbul keinginan untuk mendapatkan produk tersebut, dan tidak
mementingkan pemikiran rasional dan jangka panjang mengenai
produk tersebut (Rook, 1987).

2) An Urge to Buy, The Difficulty to Leave Things


Perilaku ini didorong oleh keinginan yang tak tertahankan
untuk membeli produk tertentu. Konsumen dengan impulse buying
dianggap memiliki perilaku otomatis dalam membeli suatu produk.
Perilaku otomatis yang dimaksud terjadi karena tidak memiliki
atau tidak adanya tujuan untuk membeli produk sehingga
memungkinkan ia membeli produk tanpa rencana, rendahnya
kontrol diri saat melihat suatu produk, hanya mementingkan apa
yang telah ia lihat sehingga ia sulit atau bahkan tidak adanya
‘musyawarah’ pada dirinya, dan ia berbelanja secara impulsif
karena ia sadar namun ia tidak dapat menahannya.

3) Possible Regret Afterwards

Penyesalan dalam membeli suatu produk dapat terjadi


sebelum dan setelah pembelian pada konsumen. Sebelum membeli,
konsumen dapat menyadari bahwa ia mungkin akan menyesal
setelah ia membeli suatu produk.

3. Jenis Impulsive Buying

Dalam kegiatan impulsive buying terbagi menjadi beberapa tipe


menurut Hawkins (2004:130), yaitu:

a. Reminder Impulsive Buying

Yakni terjadi pada saat konsumen di toko, melihat produk dan


kemudian membuatnya mengingat sesuatu akan produk tersebut. Bisa
jadi dia ingat iklannya atau rekomendasi orang. Individu tersebut
secara spontan membeli barang berdasarkan ingatannya tersebut.

b. Pure Impulsive Buying


Terjadi ketika si konsumen benar-benar tidak merencanakan
apapun untuk membeli tetapi karena melihat display toko ia membuat
keputusan untuk melakukan pembelian.
c. Suggested Impulsive Buying
Akan terjadi jika si pembelanja diperkenalkan produk tersebut
melalui in store promotion. Ketika pembeli melihat produk tersebut ia
seketika membayangkan kebutuhan akan barang tersebut dan langsung
melakukan pembelian tanpa rencana.

d. Planned Impulsive Buying

Terjadi bila si konsumen sebenarnya mempunyai rencana namun


keputusan membelinya tergantung pada harga dan merek di toko
tersebut. Misalnya si konsumen merencanakan untuk membeli baju
kemeja, tapi saat ia melihat promosi pada baju batik ia menjadi tertarik
untuk membelinya juga.

4. Karakteristik Impulsive Buying

Menurut Nagadeepa, Shirahati, dan Sudha (2021) terdapat 4


karakteristik dari impulsive buying, yaitu sebagai berikut:

a. Unplanned Purchase

Arti impulsive buying ini merujuk pada pembelian yang tidak


direncanakan dan pembelian sesuatu yang sebelumnya tidak
diinginkan untuk dibeli oleh pembeli. Pembeli memutuskan untuk
membeli suatu barang langsung di toko tanpa adanya suatu
perencanaan di awal. Barang yang dibeli secara impulsif ini tidak akan
ada dalam suatu daftar pembelian yang dibuat oleh impulsive buyer.

b. Result of The Exposure to The Stimulus

Impulsive buying ini merupakan sebuah hasil dari adanya


paparan stimulus dan terjadi secara tiba-tiba. Stimulus ini memicu
perasaan pembeli dan stimulus ini bisa diukur sebagai media yang
membuat pembeli menjadi impulsif.

c. An Immediate Nature of The Consumer Behaviour


 Impulsive buying ini juga merupakan suatu sifat langsung dari
perilaku pembeli.
d. Emotional and Cognitive Reaction

Pembeli mempunyai reaksi emosi dan kognitif sehubungan


dengan perilaku impulsif ini. Didalamnya ini dapat mencakup rasa
pengabaian dan rasa bersalah atas konsekuensi dimasa depan.

B. Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa

Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa adalah individu yang sedang


menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri
maupun swasta atau lembaga lain setingkat dengan perguruan tinggi
lainnya.

Menurut Budiman (2006), mahasiswa adalah individu yang


menempuh pendidikan di perguruan tinggi untuk mengembangkan suatu
keterampilan pada jenjang sarjana. Sedangkan Daldiyono (2009)
mendefinisikan mahasiswa sebagai seseorang yang telah menyelesaikan
Sekolah Menengah Atas (SLTA) dan sedang menempuh pendidikan
tinggi.

2. Ciri-ciri Mahasiswa

Menurut Saputra (2006), berikut ciri-ciri yang terdapat pada diri


siswa sebagai pembelajar:

a. Rajin dan tekun dalam menuntut ilmu.


b. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk belajar, baik di rumah, di
kampus, maupun di perpustakaan.
c. Menunjukkan gaya individu yang intelektual baik melalui cara
berbicara, menyampaikan pendapat, atau berdebat.
d. Memasuki kelompok lain yang tidak berafiliasi dengan prinsip yang
sama dapat menjadi tantangan.
IV. PEDOMAN WAWANCARA

I. Subjek
A. Identitas Subjek
1. Nama (Inisial) :L
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Usia : 19 tahun
4. Pendidikan Terakhir : SMA
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Alamat : …..

B. Latar Belakang Subjek


1. Sejak kapan Anda membeli merchandise artis yang Anda
idolakan? Apakah anda langsung membeli merchandise
tersebut setelah Anda menjadi fans dari idol tersebut? 
2. Platform apa yang digunakan untuk membeli merchandise?
3. Apakah Anda memiliki wishlist merchandise yang ingin dibeli?
Dan apakah merch yang dibeli sesuai dengan wishlist Anda?
4. Seberapa sering Anda berbelanja merchandise tersebut? Lalu,
bagaimana cara Anda membelinya?
5. Jenis merchandise seperti apa yang membuat Anda tertarik
untuk membeli?
6. Jenis merchandise apa yang paling banyak Anda miliki?
7. Perasaan yang Anda didapatkan setelah membeli
merchandise? 
8. Apakah Anda membeli merchandise selain dari wishlist yang
Anda buat?
9. Apakah Anda akan membeli setiap merchandise baru yang
dikeluarkan dari grup idol yang Anda disukai?
10. Apakah Anda membandingkan terlebih dahulu harga
merchandise yang ingin Anda beli dari toko satu ke toko lain?
11. Seberapa sering Anda membeli merchandise secara ready stock
dengan pre-order?
12. Apakah Anda pernah merasa menyesal setelah membeli
merchandise?
13. Apakah Anda sering secara tiba-tiba membeli merchandise dan
merasa harus membeli merchandise tersebut? Apakah Anda
sering membeli merchandise tanpa berpikir panjang?
14. Apakah kamu pernah tidak bisa untuk menahan untuk membeli
merchandise?

C. Daftar Pertanyaan
1. Jenis-Jenis Impulsive Buying
a. Reminder Impulsive Buying
1. Bagaimana respon Anda jika melihat suatu produk yang
direkomendasi atau diiklankan oleh artis kesukaan
Anda?
b. Pure Impulsive Buying
1. Apakah Anda akan membeli setiap merchandise baru
yang dikeluarkan dari grup idol yang Anda disukai?
2. Apakah Anda sering membeli merchandise tanpa
berpikir panjang?
3. Apakah Anda sering secara tiba-tiba membeli
merchandise dan merasa harus membeli merchandise
tersebut?
4. Apakah Anda pernah merasa menyesal setelah membeli
merchandise?
c. Suggested Impulsive Buying
1. Jenis merchandise seperti apa yang membuat Anda
tertarik untuk membeli?
2. Seberapa sering Anda berbelanja merchandise tersebut?
Lalu, bagaimana cara Anda membelinya?
d. Planned Impulsive Buying
1. Apakah Anda membandingkan terlebih dahulu harga
merchandise yang ingin Anda beli dari toko satu ke
toko lain?
2. Apakah Anda memiliki wishlist merchandise yang ingin
dibeli? Dan apakah merch yang dibeli sesuai dengan
wishlist Anda?
3. Apakah Anda membeli merchandise selain dari wishlist
yang Anda buat?
V. PELAKSANAAN WAWANCARA
VI. HASIL WAWANCARA
VII. REDUKSI DATA
VIII. CODING
IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R., & Tryanti, I. K. (2018). Pengaruh Fashion Involvement Dan
Shopping Lifestyle Terhadap Impulsive Buying Mahasiswa Politeknik
Negeri Batam. Journal of Applied Business Administration, 2(2), 174-180.

Ilmiani, A., Rahayu, M. S., & Khasanah, A. N. (2019). Hubungan Peran


Kelompok Teman Sebaya dengan Impulsive Buying dalam Berbelanja
Online pada Mahasiswi Fakultas Syari'ah Universitas Islam Bandung.
Prosiding Psikologi, 1-7.

J. O. Papilaya, and N. Huliselan. (2016). Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa,"


Jurnal Psikologi, 15(1), 56-63 https://doi.org/10.14710/jpu.15.1.56-63

Rasimin, B. S., & Atamimi, N. (2008). Hubungan self monitoring dengan


impulsive buying terhadap produk fashion pada remaja. Jurnal Psikologi
UGM, 35(2), 130-157.

Anda mungkin juga menyukai