Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AGRESI
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Hamdan Hamdani M.A

Disusun Oleh :

Rahman Akbar Amiruddin (2108305051)


Jauza Nasywa Mahirah (2108305038)
Amalia Febriana (2108305041)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan iman dan islam. Makalah
ini kami susun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Sosial.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Hamdan Hamdani M.A selaku dosen pengampu
mata kuliah Psikologi Sosial yang telah membantu baik secara moral maupun materi. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung sehingga bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi kami dan para pembaca. Serta mampu
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Cirebon, 28 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Pengertian Agresi.............................................................................................................................2
B. Bentuk-bentuk Agresi......................................................................................................................3
C. Teori-Teori Tentang Agresi..............................................................................................................4
D. Faktor-Faktor Terjadinya Agresi.......................................................................................................5
E. Dampak Adanya Perilaku Agresi......................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................7
PENUTUP.....................................................................................................................................................7
A. Kesimpulan......................................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Aziz dan Mangestuti (dalam Firman, 2006) Memasuki era modern ini perilaku
kekerasan atau agresi yang dilakukan oleh remaja bahkan orang dewasa semakin marak terjadi
sehingga menjadi hal yang biasa dilihat dalam masyarakat kita. Perilaku kekerasan ini dipicu
berbagai hal, seperti kesalahpahaman, minuman beralkohol dll. Tindakan kekerasan merupakan
salah satu dampak dari perubahan perilaku yang dilakukan masyarakat modern sehingga
memudarkan kepedulian terhadap adat istiadat dan norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari. Khusus dikalangan remaja masalah sosial moral ini dicirikan dengan sikap arogansi, saling
memfitnah, rendah kepedulian sosial, hubungan seks pranikah, merosotnya rasa hormat terhadap
guru dan orang tua sebagai sosok yang seharusnya disegani dan dihormati dll.
Keadaan tersebut seringkali membawa remaja atau bahkan masyarakat pada perilaku
antisosial dan bahkan terjerumus pada perilaku kekerasan, yaitu perilaku agresi. Perilaku agresi
merupakan fenomena yang umum terjadi di masyarakat. Agresi dikatakan sebagai bentuk
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental (dalam
Berkowitz, 1995).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Agresi ?
2. Sebutkan Bentuk-Bentuk dari Agresi ?
3. Sebutkan Teori-Teori Agresi ?
4. Sebutkan Faktor apa saja yang menyebabkan adanya Agresi ?
5. Apa Dampak dari adanya perilaku Agresi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Agresi
2. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Agresi
3. Untuk mengetahui Teori-Teori Agresi
4. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang menyebabkan Agresi
5. Untuk mengetahui Dampak dari adanya perilaku Agresi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agresi
Sejalan dengan pendapat Berkowitz, Baron dan Byrne (dalam Koeswara 2005)
mendefinisikan bahwa agresi adalah perilaku yang secara sengaja ditujukan untuk
menyakiti dan dapat menyebabkan luka pada orang lain, tanpa berpikir apakah niat
menyakiti tersebut dapat mencapai sasaran atau tidak (apakah orang yang menjadi
sasaran perilaku agresi merasakan sakit atau tidak).
Kekerasan atau yang dapat disebut dengan agresi adalah tingkah laku yang bertujuan
untuk menghancurkan, mengganggu, atau melukai orang lain (Jahja, 2011). Sedangkan
menurut Myers (dalam Amaliasari & Zulfiana, 2019) perilaku agresi merupakan suatu
perilaku yang memiliki niat untuk lebih dominan atau berperilaku secara ucapan maupun
fisik yang bertujuan untuk membuat seseorang tersakiti serta terluka.
Agresi merupakan perilaku primitif yang keberadaannya telah diakui secara turun
temurun. Jika di awal sejarah manusia perilaku agresi dilakukan untuk tujuan survival,
maka kini agresi bisa terjadi atas dasar motif yang sangat beragam. Sebagai sebuah
perilaku yang bertujuan untuk merusak/ melukai/ menyengsarakan suatu objek atau pihak
tertentu, agresi dipandang serius dalam dunia individu, relasi antar individu maupun
dalam masyarakat (DeWall, Finkel, & Denson, 2011), dan tetap menjadi misteri karena
banyaknya kejadian yang sampai pada taraf menguatirkan. Sejalan dengan itu,
ditunjukkan pula bahwa prevalensi perilaku agresi sendiri telah memicu timbulnya
berbagai masalah sosial yang layak menjadi perhatian dan kondisi itu dapat terjadi dalam
berbagai konteks budaya (Afiah, 2015).
Saad (dalam Psikoborneo, 2003) menjelaskan bahwa agresi adalah perilaku dengan
tujuan menyakiti, menyerang, atau merusak terhadap orang maupun benda-benda
disekelilingnya untuk mempertahankan diri maupun akibat dari rasa ketidakpuasan.
Perilaku agresi tersebut memiliki unsur kesengajaan, objek, serta akibat yang tidak
menyenangkan bagi pihak yang terkena sasaran perilaku agresi. Agresi sebagai bentuk
perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak
menginginkan datangnya perilaku tersebut (Baron & Bryne, 2005).
Myers (dalam Sarwono, 1997) menyatakan perilaku agresi adalah perilaku fisik atau
lisan yang disengaja dengan maksud menyakiti ata merugikan orang lain. Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia, agresi adalah perasaan marah atau tindakan kasar akibat
kekecewaan, kegagalan dalam mencapai pemuas atau tujuan yang dapat diarahkan
kepada orang atau benda (Kusumawati & Nu’man, 2007).
Mac Neil & Stewart (dalam Hanurawan, 2010) menjelaskan bahwa perilaku agresif
adalah suatu perilaku atau suatu tindakan yang diniatkan untuk mendominasi atau

2
berperilaku secara destruktif, melalui kekuatan verbal maupun kekuatan fisik yang
diarahkan pada objek sasaran perilaku agresif. Objek sasaran perilaku meliputi
lingkungan fisik, orang lain dan diri sendiri.

B. Bentuk-bentuk Agresi
Menurut Buss (dalam Hudaniah, 2003) membagi agresi kedalam beberapa bentuk,
yaitu:
1) Agresi fisik aktif langsung, adalah tindakan agresif yang dilakukan individu atau
kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau
kelompok lain yang menjadi target dan terjadi kontak fisik secara langsung.
Contohnya, memukul, menikam, atau menembak seseorang.
2) Agresi fisik pasif langsung, adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan
individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik
secara langsung. Contohnya, memasang ranjau atau jebakan untuk melukai orang
lain, menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh orang lain.
3) Agresi fisik aktif tidak langsung, adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan
oleh individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain yang menjadi
targetnya namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Misalnya demonstrasi,
aksi mogok, dan aksi diam.
4) Agresi fisik pasif tidak langsung, adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan
oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu atau
kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara
langsung. Contonhnya, tidak peduli, apatis, masa bodoh, menolak melakukan
tugas penting, tidak mau melakukan perintah.
5) Agresi verbal aktif langsung, adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu
atau kelompok lain. Contohnya, menghina orang lain dengan kata-kata kasar,
mengomel.
6) Agresi verbal aktif tidak langsung, adalah tindakan agresi verbal yang
dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara
langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya.
Contohnya, menyebarkan berita tidak benar atau gosip tentang orang lain.
7) Agresi verbal pasif langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh
individu atau kelompok pada individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya
dengan berhadapan secara langsung namun tidak terjadi kontak verbal secara
langsung. Misalnya menolak bicara atau bungkam.
8) Agresi verbal pasif tidak langsung, adalah tindakan agresi verbal yang
dilakukan oleh individu atau kelompok pada individu atau kelompok lain yang
menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung. Misalnya tidak
memberi dukungan, tidak menggunakan hak suara.

3
C. Teori-Teori Tentang Agresi
1. Teori Bawaan Teori bakat atau bawaan
Terdiri atas teori Psikoanalisis dan teori Biologi.
2.      Teori Naluri
Freud dalam teori psikoanalis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu
dari dua  naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan pasangan
dari naluri seksual atau eros. Jika naluri seks berfungsi untuk melanjutkan
keturunan, naluri agresi berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut
berada dalam alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang
disebut Id yang pada prinsipnya.
3.      Teori Biologi
Teori biologi mencoba menjelaskan prilaku agresif, baik dari proses faal maupun
teori genetika (ilmu keturunan). Yang mengajukan proses faal antara lain adalah
Moyer (1976) yangberpendapat bahwa perilaku agresif ditentukan oleh proses
tertentu yang terjadi di otak dan susunan syaraf pusat. Demikian pula hormon laki-
laki (testoteron) dipercaya sebagai pembawa sifat agresif. Menurut tim American
Psychological Association (1993), kenakalan remaja lebih banyak terdapatpada
remaja pria, karena jumlah testosteron menurutn sejak 25 tahun.
4.      Teori Lingkungan
Inti dari teori lingkungan ini adalah bahwa perilaku agresi merupakan reaksi
terhadap peristiwa atau stimulasi yang terjadi di lingkungan.
5.      Teori Frustasi-Agresi Klasik
Teori yang dikemukakan oleh Dollard dkk. (1939) dan Miller (1941) ini intinya
berpendapat bahwa agresi dipicu oleh frustasi. Frustasi itu sendiri artinya adalah
hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan.
6.      Teori Frustasi – Agresi Baru
Dalam perkembangannya kemudian terjadi beberapa modifikasi terhadap teori
Frustasi Agresi yang klasik. Salah satu modifikasi adalah dari Burnstein &
Worchel (1962) yang membedakan antara frustasi dengan iritasi
7.      Teori belajar Sosial
Teori lain tentang agresi dalam lingkungan adalah teori belajar sosial. Berbeda
dari teori bawaan dan teori frustasi-agresi yang menekankan faktor-faktor
dorongan dari dalam, teori belajar sosial lebih memperhatikan faktor tarikan dari
luar
8.       Teori kongnisi
Kategorisasi diri seperti yang dikemukakan oleh Kawakami & Dion (1995) dan
sudah diuraikan pada bagian tentang deprivasi relative ini merupakan penjelasan
juga dari teori kognisi. Sebagaimana telah diuraikan pada teori kognisi yang
berintikan pada proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan
(kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan pembuat keputusan.

4
D. Faktor-Faktor Terjadinya Agresi
Beberapa faktor penyebab perilaku agresi menurut Davidoff (dalam Psikoborneo,
1981), yaitu:
1. Amarah.
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik
yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya
disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga
tidak dan saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau
melempar sesuatu dan timbul pikiran yang kejam.
2. Faktor biologis.
Ada tiga faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi, yaitu:
a) Gen yang berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang
mempengaruhi perilaku agresi.
b) Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau
menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Orang yang
berorientasi pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi dibanding orang
yang tidak pernah mengalami kesenangan atau kebahagiaan.
c) Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor
keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Wanita yang mengalami
masa haid kadar hormon kewanitaan yaitu estrogen dan progesteron menurun
jumlahnya akibatnya banyak wanita mudah tersinggung, gelisah, tegang dan
bermusuhan.
3. Kesenjangan generasi.
Adanya perbedaan atau jurang pemisah antara remaja dengan orang tuanya, dapat
terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali
tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orang tua dan remaja diyakini sebagai
penyebab timbulnya perilaku agresi pada remaja.
4. Lingkungan.
Ada tiga faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku agresi, yaitu:
a. Kemiskinan. Bila seorang remaja dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan,
maka perilaku agresi mereka secara alami mengalami penguatan.
b. Anonimitas. Bahwa terlalu banyak rangsangan indera dan kognitif membuat
dunia menjadi sangat impersonal. Setiap individu cenderung menjadi anonim
(tidak mempunyai identitas diri) dan bila seseorang merasa anonim ia
cenderung melakukan semaunya sendiri, karena ia merasa tidak lagi terikat
dengan norma masyarakat dan kurang berismpati pada orang lain.
c. Suhu udara yang panas. Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak
terhadap perilaku sosial berupa peningkatan agresi.
5. Peran belajar model kekerasan.
Anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui televisi
dan permainan.

5
6. Frustrasi.
Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan dengan
banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan, dan banyak kebutuhan
yang harus segera dipenuhi tetapi sulit sekali tercapai sehingga mereka jadi mudah
marah dan berperilaku agresi.
7. Proses pendisiplinan yang keliru.
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan
dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang
buruk pada remaja. Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja menjadi
seorang yang penakut, tidak ramah dengan orang lain, dan membenci orang yang
memberi hukuman, kehilangan spontanitas dan inisiatif dan pada akhirnya
melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi terhadap orang lain.

E. Dampak Adanya Perilaku Agresi


Perilaku agresi akan memberikan dampak tersendiri terhadap diri sendiri sebagai
pelaku, maupun dampak terhadap orang lain atau diluar dirinya sebagai korban dari
perilaku agresi. Dampak bagi pelaku agresi yaitu akan dijauhi, dibenci dan ditakuti
oleh teman-teman sebayanya. Sementara, dampak bagi korban agresi yaitu dapat
menimbulkan luka secara fisik maupun psikis dan perasaan rendah diri (dalam Arifin
& Lukitaningsih, 2016). Melihat dampak-dampak dari perilaku agresi terhadap
remaja tersebut, dalam jangka kedepan akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan remaja itu sendiri, baik sebagai individu maupun lingkungan
sosialnya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Agresi merupakan perilaku primitif yang keberadaannya telah diakui secara turun
temurun. Jika di awal sejarah manusia perilaku agresi dilakukan untuk tujuan survival,
maka kini agresi bisa terjadi atas dasar motif yang sangat beragam. Sebagai sebuah
perilaku yang bertujuan untuk merusak/melukai/menyengsarakan suatu objek atau pihak
tertentu, agresi dipandang serius dalam dunia individu, relasi antar individu maupun
dalam masyarakat (DeWall, Finkel, & Denson, 2011), dan tetap menjadi misteri karena
banyaknya kejadian yang sampai pada taraf menguatirkan.
Menurut Buss (dalam Hudaniah, 2003) membagi agresi kedalam beberapa bentuk,
yaitu:
1. Agresi fisik aktif langsung. Contohnya, memukul, menikam, atau menembak
seseorang.
2. Agresi fisik pasif langsung. Contohnya, memasang ranjau atau jebakan untuk melukai
orang lain, menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh orang lain.
3. Agresi fisik aktif tidak langsung. Contohnya, demonstrasi, aksi mogok, dan aksi
diam.
4. Agresi fisik pasif tidak langsung. Contonhnya, tidak peduli, apatis, masa bodoh,
menolak melakukan tugas penting, tidak mau melakukan perintah.
5. Agresi verbal aktif langsung. Contohnya, menghina orang lain dengan kata-kata
kasar, mengomel.
6. Agresi verbal aktif tidak langsung. Contohnya, menyebarkan berita tidak benar atau
gosip tentang orang lain.
7. Agresi verbal pasif langsung. Contohnya, menolak bicara atau bungkam.
8. Agresi verbal pasif tidak langsung. Contohnya, tidak memberi dukungan, tidak
menggunakan hak suara.
Teori-teori tentang agresi yaitu :
1. Teori Bawaan Teori bakat atau bawaan terdiri atas teori Psikoanalisis dan teori
Biologi.
2. Teori Naluri
3. Teori Biologi
4. Teori Lingkunga
5. Teori Frustasi-Agresi Klasik
6. Teori Frustasi – Agresi Baru
7. Teori belajar Sosial
8. Teori kongnisi

7
Dampak adanya Perilaku Agresi: dijauhi, dibenci dan ditakuti oleh teman-teman sebayanya.
Sementara, dampak bagi korban agresi yaitu dapat menimbulkan luka secara fisik maupun psikis
dan perasaan rendah diri.

B. Saran
Fenomena perilaku agresi remaja saat ini tidak pernah surut bahkan cenderung
meningkat. Tindakan kekerasan atau perilaku agresi terjadi di seluruh dunia dan di
seluruh lapisan masyarakat. Seharusnya permasalahan Agresi tidak boleh dianggap
sepele, strategi pencegahan perilaku Agresi merupakan sebuah upaya besar yang harus
dilakukan untuk membina sebuah bangsa yang besar dan berjaya. Terkadang strategi
terkendala akibat sikap yang pada umumnya menganggap bahwa Agresi atau kekerasan
merupakan salah satu fitur yang menempel atau melekat pada diri manusia yang tidak
bisa dihilangkan, padahal hal tersebut masih dapat diatasi. Adapun menurut kelompok
kami strategi yang dapat dilakukan sebagai bentuk penanganan yaitu seperti menciptakan
ruang diskusi, musyawarah, meningkatkan rasa simpati dan empati serta kepedulian
terhadap kondisi dan perasaan orang lain. Sebab, sikap kita menunjukan siapa diri kita
yang sebenarnya, perlakukan orang lain sebagaimana diri kita ingin diperlakukan. Hidup
akan bermakna, jika kita memiliki arti bagi orang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Nina. 2019. Mengapa remaja agresi?. Situmorang: Jurnal Psikologi Terapan
dan Pendidikan.
Syarif Firman. 2017. Hubungan Kematangan Emosi Dengan Perilaku Agresi Pada
Mahasiswa Warga Asrama. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi.
Michael, Warni, dkk. 2020. Perilaku Agresi ditinjau dari Stres Kerja Pada Karyawan. Medan:
Jurnal Psikologi.
Waya, Siti. 2017. Kecerdasan Emosi dan Perilaku Agresi di Social Media Pada Remaja.
Semarang: Jurnal Psikologi Teori dan Terapan.

Anda mungkin juga menyukai