Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124

Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688


Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

Strategi Pembelajaran Matematika Berdasarkan Karakteristik Siswa


Sekolah Dasar
Mathematics Learning Strategies Based on Characteristics of Elementary School Students

Ni Wayan Astinia, Ni Kadek Rini Purwatib,*


a
SD Negeri 3 Tonja, Denpasar
b
Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bali
*Pos-el: rinirie@gmail.com

Abstrak. Pemahaman tentang siswa sebagai salah satu kompetensi keguruan dapat membantu
menentukan strategi pembelajaran, serta membantu menentukan sikap dalam memperlakukan para
siswa. Setiap siswa memiliki karakteristik dan perkembangan yang berbeda. Karakteristik siswa di
sekolah dasar (usia 6-12 tahun) termasuk dalam tahap perkembangan intelektual. Tahap
perkembangan intelektual anak dimulai ketika anak sudah dapat berpikir atau mencapai hubungan
antar kesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara
logis. Pemahaman yang memadai terhadap karakteristik siswa sekolah dasar akan mendukung
keberhasilan proses pembelajaran matematika. Artikel ini merupakan kajian literatur yang mengulas
tentang strategi pembelajaran matematika sesuai karakteristik siswa sekolah dasar.

Kata-Kata Kunci: Karakteristik, Pembelajaran Matematika, Strategi Pembelajaran

Abstract. Understanding of students as one of the teacher competencies can help determine learning
strategies, as well as help determine attitudes in treating students. Each student has different
characteristics and developments. Characteristics of students in elementary school (ages 6-12 years)
are included in the stages of intellectual development. The stage of children's intellectual development
begins when the child is able to think or reach a logical connection between impressions and make
decisions about what he is connecting logically. An adequate understanding of the characteristics of
elementary school students will support the success of the mathematics learning process. This article is
a literature review that reviews mathematics learning strategies according to the characteristics of
elementary school students.

Key Words: Characteristics, Mathematics Learning, Learning Strategies

PENDAHULUAN pengembangan siswa untuk


Seiring dengan perubahan paradigma mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya(Afandi, 2015). Agar mampu
pendidikan, guru diharapkan mampu
melaksanakan tugas tersebut, guru harus
mengambil keputusan baik ketika
menguasai kompetensi keguruan yang
merencanakan, melaksanakan maupun
mencakup kompetensi pedagogik, sosial,
memecahkan masalah-masalah yang
kepribadian, dan profesional.
ditemukan dalam kegiatan pembelajaran di
Kompetensi pedagogik berkaitan
sekolah. Tugas utama seorang guru adalah
dengan kemampuan pemahaman terhadap
mendidik, mengajar, dan melatih para
siswa, perencanaan pembelajaran, evaluasi
siswanya. Guru diharapkan mempunyai
hasil belajar, dan pengembangan siswa
kemampuan pemahaman terhadap siswa,
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
perencanaan dan pelaksanaan
yang dimilikinya (Sardiman, 2004).
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

1
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688
Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

Selanjutnya dalam Afandi dinyatakan peristiwa penting, yaitu masuknya siswa


mengenai kemampuan guru berkaitan pada babak baru memasuki pendidikan
dengan kompetensi sosial, kompetensi formal tingkat sekolah dasar, sehingga
kepribadian, dan kompetensi profesional. dapat menyebabkan berubahnya perilaku
Kompetensi sosial berkaitan dengan karena siswa dituntut menyesuaikan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan dengan situasi yang baru dimana banyak
bergaul secara efektif dengan siswa, tenaga teman-teman yang belum dikenal
kependidikan, orang tua siswa, dan sebelumnya(Anshory, 2016).
masyarakat sekitar. Kompetensi Karakteristik atau ciri khas yang
kepribadian berkaitan dengan kemampuan terdapat pada siswa sekolah dasar baik
personal yang mencerminkan kepribadian yang berkaitan dengan pertumbuhan
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan maupun perkembangan sangat penting
berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, diperhatikan mengingat pada anak usia
dan berakhlak mulia. Kompetensi sekolah dasar 6-12 tahun, anak banyak
profesional berkaitan dengan mengalami perubahan baik fisik maupun
kemamapuan memahami materi ajar yang mental sebagai hasil perpaduan faktor
ada dalam kurikulum sekolah, kemampuan internal maupun eksternal, yaitu
memahami struktur, konsep, dan metode lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
keilmuan yang koheren dengan materi ajar, dan pergaulan dengan teman sebaya.
kemampuan memahami hubungan konsep Dalam kaitannya dengan pendidikan anak
antar mata pelajaran terkait, dan usia sekolah dasar, guru perlu mengetahui
kemampuan menerapkan konsep-konsep benar sifat-sifat serta karakteristik tersebut
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat memberikan pembinaan dengan
(Afandi, 2015). baik dan tepat sehingga dapat
Pemahaman tentang siswa sebagai salah meningkatkan potensi kecerdasan dan
satu kompetensi keguruan yang harus kemampuan anak didiknya sesuai dengan
dimiliki oleh seorang guru merupakan kebutuhan anak dan harapan orang tua.
suatu hal yang sangat penting untuk Perkembangan fisik dan intelektual
diperhatikan dalam menentukan cara anak usia 6-12 tahun nampak cenderung
penyampaian suatu materi dalam proses lamban. Perkembangan fisik atau jasmani
pembelajaran, serta membantu menentukan anak sangat berbeda satu sama lain,
sikap dalam memperlakukan para siswa. sekalipun anak-anak tersebut usianya
Hal ini dikarenakan para siswa memiliki relatif sama. Nutrisi dan kesehatan amat
karakteristik dan perkembangan yang mempengaruhi perkembangan fisik anak,
berbeda. Hal ini juga seperti dinyatakan untuk itu makanan yang bergizi,
Alfin bahwa setiap siswa dan kelompok lingkungan yang menunjang, perlakuan
kelas memiliki karakter dan kemampuan orang tua, kebiasaan hidup yang baik akan
yang berbeda (Alfin, 2015). Penentuan menujang pertumbuhan dan perkembangan
cara penyampaian materi dengan anak.
memperhatikan karakteristik siswa sangat Karakteristik yang berbeda dan daya
penting untuk diperhatikan, terutama pada tangkap berbeda terhadap pelajaran,
masa usia sekolah dasar karena pada masa khususnya pada pelajaran matematika yang
inilah anak untuk pertama kalinya memiliki konsep dasar yang abstrak,
menerima pendidikan formal. Seperti memerlukan cara penyampaian dan
dinyatakan dalam penelitian Anshory penyajian yang sedapat mungkin didahului
bahwa pada usia ini ditandai dengan oleh wujud nyata sebelum sampai pada

2
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688
Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

konsep yang abstrak. Selain itu, diperlukan tahap awal biasanya diperlukan ungkapan
suasana belajar yang menyenangkan dan yang konkrit (ilustrasi).
dapat membangkitkan minat belajar pada Dalam proses belajar banyak hal yang
siswa sekolah dasar. Berdasarkan uraian ditemukan pada siswa, misalnya siswa
tersebut, maka perlu diketahui strategi tidak dapat memunculkan/mengutarakan
pembelajaran matematika berdasarkan tentang apa yang tidak dimengerti, siswa
karakteristik siswa sekolah dasar. Hal ini merasa belum siap untuk bertanya karena
berguna untuk dapat menerapkan strategi bingung tentang apa yang akan ditanyakan,
pembelajaran yang tepat. dan siswa merasa segan untuk bertanya
pada guru. Selain itu, terdapat beberapa
permasalahan lainnya dalam
METODE PENELITIAN
membelajarkan matematika kepada siswa,
Artikel ini merupakan kajian literatur yang diantaranya adalah kurangnya minat
mengulas tentang strategi pembelajaran belajar siswa, kurangnya motivasi siswa,
matematika berdasarkan karakteristik rendahnya pemahaman siswa terhadap
siswa sekolah dasar. Kajian dimulai konsep dasar matematika, dan kurang
dengan deskripsi tentang karakteristik disenanginya pelajaran matematika.
siswa sekolah dasar, selanjutnya dibahas Karakteristik atau ciri khas yang
strategi pembelajaran matematika yang terdapat pada siswa sekolah dasar baik
sesuai karakteristik siswa sekolah dasar. yang berhubungan dengan pertumbuhan
maupun perkembangan anak sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN penting, mengingat pada anak usia sekolah
dasar banyak mengalami perubahan baik
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar fisik maupun mental yang merupakan hasil
Mata pelajaran matematika perlu perpaduan dari faktor internal maupun
diberikan kepada semua peserta didik eksternal. Lingkungan yang menunjang,
mulai dari sekolah dasar untuk perhatian orang tua, kebiasaan hidup yang
membekali mereka dengan kemampuan baik akan menunjang pertumbuhan anak.
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis Perkembangan intelektual anak sangat
dan kreatif, serta kemampuan bekerja bergantung pada kesehatan gizi, pergaulan,
sama. Belajar matematika tidak hanya dan pembinaan serta motivasi orang tua.
bertujuan memperoleh pengetahuan tetapi Untuk itu, pemahaman yang memadai
juga diharapkan mampu membentuk nilai terhadap karakteristik siswa sekolah dasar
dan sikap. Dengan demikian, matematika akan mendukung keberhasilan proses
tidak hanya mencerdaskan siswa tetapi pembelajaran matematika.
dapat untuk membentuk kepribadian siswa Pada masa usia sekolah ini secara relatif
serta mengembangkan kemampuan anak-anak lebih mudah di didik daripada
memecahkan masalah. masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini
Betapapun pentingnya matematika, menurut Suryobroto (Djamarah, 2002)
mata pelajaran ini sering dikeluhkan dapat diperinci menjadi 2 fase, yaitu:
sebagai mata pelajaran yang sulit, 1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar,
membingungkan, dan terlalu abstrak. kira-kira umur 6 sampai 9 atau 10
Konsep matematika yang tergolong abstrak tahun.
ini menyebabkannya sulit untuk dipahami. Beberapa sifat khas anak-anak pada
Untuk memahami hal yang abstrak ini, masa ini antara lain adalah:

3
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688
Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

a. Adanya korelasi positif yang tinggi beralasan pada saat umur anak antara 6-12
antara keadaan kesehatan tahun dimasukkan oleh para ahli ke dalam
pertumbuhan jasmani dengan tahap perkembangan intelektual. Dalam
prestasi sekolah. tahap perkembangan intelektual anak
b. Adanya sikap yang cenderung untuk dimulai ketika anak sudah dapat berpikir
mematuhi peraturan-peraturan atau mencapai hubungan antar kesan
permainan yang tradisional. secara logis serta membuat keputusan
c. Ada kecenderungan memuji diri tentang apa yang dihubung-hubungkannya
sendiri. secara logis.
d. Suka membanding-bandingkan Mengingat bahwa setiap anak memiliki
dirinya sebagai anak lain kalau hal karakteristik yang berbeda dan memiliki
itu dirasanya menguntungkan untuk daya tangkap berbeda terhadap pelajaran,
meremehkan anak lain. maka penyampaian dan penyajian proses
e. Kalau tidak dapat menyelesaikan pembelajaran matematika yang sebenarnya
sesuatu soal, maka soal itu abstrak sedapat mungkin didahului oleh
dianggapnya tidak penting. wujud nyata sebelum sampai pada konsep
f. Pada masa ini (terutama pada umur yang abstrak. Untuk itu, peranan media
6-8) anak menghendaki nilai (angka pembelajaran berupa alat peraga
rapor) yang baik, tanpa mengingat matematika akan sangat membantu proses
apakah prestasinya memang pantas pembelajaran. Selain itu, suasana
diberi nilai baik atau tidak. pembelajaran di kelas yang menarik dan
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, menyenangkan juga dapat memotivasi
kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira- anak untuk belajar.
kira 12 atau 13 tahun. Berdasarkan penjabaran diatas, maka
Beberapa sifat khas anak-anak pada dapat diketahui beberapa karakteristik
masa ini antara lain: siswa sekolah dasar, yaitu:
a. Adanya minat terhadap kehidupan 1. Senang bermain.
praktis sehari-hari yang konkrit. 2. Senang bergerak.
b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin 3. Senang bekerja dalam kelompok.
belajar 4. Senang merasakan atau
c. Menjelang akhir masa ini telah ada melakukan/memperagakan sesuatu
minat terhadap hal-hal dan mata secara langsung.
pelajaran khusus. Dengan karakteristik siswa yang telah
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak diuraikan seperti di atas, guru dituntut
membutuhkan guru atau orang-orang untuk dapat mengemas suatu proses
dewasa lainnya. pembelajaran yang akan diberikan kepada
e. Anak pada masa ini gemar siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal
membentuk kelompok sebaya, yang ada di lingkungan sekitar kehidupan
biasanya untuk dapat bermain siswa sehari-hari sehingga materi pelajaran
bersama-sama. Didalam permainan yang dipelajari tidak abstrak dan lebih
ini biasanya anak tidak lagi terikat bermakna bagi anak. Selain itu, siswa
pada aturan permainan yang hendaknya diberi kesempatan untuk aktif
tradisional, mereka membuat mendapatkan pengalaman langsung baik
peraturan sendiri. secara individual maupun kelompok.
Melihat sifat-sifat khas anak seperti
dikemukakan di atas, maka memang

4
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688
Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

Strategi Pembelajaran Matematika siswa menjadi kelompok kecil dengan


Sekolah Dasar anggota 4-5 orang untuk mempelajari
atau menyelesaikan suatu tugas secara
Mengajarkan matematika bukan sekedar
kelompok. Dalam hal ini metode
menyiapkan dan menyampaikan aturan-
pembelajaran kooperatif tipe student
aturan dan definisi-definisi, serta prosedur
team achievement division (STAD)
bagi para siswa untuk dihafalkan, tetapi
dapat menjadi salah satu strategi yang
termasuk bagaimana melibatkan siswa
dapat diterapkan. Seperti dinyatakan
sebagai peserta-peserta yang aktif dalam
dalam Dahlia (2017) bahwa model
proses belajar sebagai upaya untuk
pembelajaran kooperatif tipe student
mendorong mereka membangun atau
team achievement division (STAD)
mengkonstruksi pengetahuan mereka.
merupakan salah satu alternatif yang
Berdasarkan karakteristik siswa sekolah
dapat diterapkan dalam pembelajaran
dasar yang telah dijabarkan sebelumnya,
matematika agar pengajaran dapat
maka dalam mengajarkan matematika guru
melibatkan semua peserta didik menjadi
perlu menciptakan suatu suasana belajar
aktif. Dinyatakan juga bahwa model
yang sesuai dengan karakteristik siswa
sekolah dasar tersebut. pembelajaran kooperatif tipe STAD
1. Karakteristik siswa sekolah dasar adalah yang dikembangkan oleh Slavin
merupakan salah satu tipe dari model
senang bermain. Karakteristik ini
pembelajaran kooperatif yang
menuntut untuk dilaksanakannya
menekankan pada adanya aktivitas dan
kegiatan pembelajaran yang bermuatan
interaksi diantara peserta didik untuk
permainan lebih-lebih untuk siswa kelas
saling membantu dalam menguasai
rendah. Perlu dirancang suatu model
materi pelajaran guna mencapai prestasi
pembelajaran yang memungkinkan
yang maksimal. Menurut Slavin model
adanya unsur permainan di dalamnya,
STAD merupakan variasi pembelajaran
yaitu sutu kegiatan pembelajaran yang
kooperatif yang paling banyak diteliti
serius tapi santai.
dan juga sangat mudah diadaptasi, dan
2. Karakteristik senang bergerak. Oleh
telah digunakan dalam mata pelajaran
karena itu, perlu dirancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris,
berpindah atau bergerak. Karakteristik teknik dan banyak subjek lainya, yang
dari anak usia sekolah dasar adalah ada pada tingkat sekolah dasar sampai
tingkat perguruan tinggi.
senang bekerja dalam kelompok. Dari
3. Karakteristik berikutnya adalah senang
pergaulannya dengan kelompok sebaya,
merasakan atau melakukan/
anak belajar aspek-aspek yang penting
memperagakan sesuatu secara langsung.
dalam proses sosialisasi, seperti belajar
Ditinjau dari teori perkembangan
memenuhi aturan-aturan kelompok,
kognitif, anak sekolah dasar memasuki
belajar setia kawan, belajar menerima
tahap operasional konkrit. Dari apa
tanggung jawab, belajar bersaing
yang dipelajari di sekolah, ia belajar
dengan orang lain secara sehat (sportif).
menghubungkan konsep-konsep baru
Karakteristik ini membawa implikasi
dengan konsep-konsep lama. Bagi anak
bahwa perlunya dirancang model
sekolah dasar, penjelasan guru tentang
pembelajaran yang memungkinkan anak
materi pelajaran akan lebih dipahami
untuk bekerja atau belajar dalam
jika anak melaksanakan sendiri. Dengan
kelompok. Guru dapat membentuk
demikian perlu dirancang model

5
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688
Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

pembelajaran yang memungkinkan anak simbol-simbol resmi dan rumus. Dengan


terlibat langsung dalam proses demikian, model matematika juga dapat
pembelajaran. dipandang merupakan jembatan yang
Pada proses pembelajaran matematika, menghubungkan bagian konkrit dan
peranan media pembelajaran berupa alat abstrak dalam pembelajaran matematika.
peraga matematika akan sangat membantu Adapun salah satu metode pembelajaran
proses pembelajaran. Hal ini seperti yang dapat digunakan untuk membaurkan
dinyatakan Falahudin bahwa media siswa yang memiliki kemampuan yang
pembelajaran adalah salah satu komponen heterogen, dapat dilakukan dengan
pembelajaran yang dapat menentukan menerapkan metode pembelajaran
keberhasilan sebuah pembelajaran kooperatif misalnya tipe STAD (Student
(Falahudin, 2014). Selanjutnya dinyatakan Team Achievement Division), yakni tipe
juga dalam penelitian Widodo (2018), pembelajaran yang diawali dengan guru
bahwa salah satu faktor yang menentukan menyampaikan materi, kemudian siswa
keberhasilan pembelajaran matematika dibentuk menjadi suatu kelompok yang
adalah media pembelajaran yang terdiri dari 4-5 orang untuk menyelesaikan
digunakan. media pembelajaran adalah alat masalah yang diberikan. Dalam
yang dapat digunakan sebagai pendidik pembentukan kelompok ini, siswa yang
untuk mengirim pesan kepada siswa. Alat memiliki kemampuan lebih akan dibaurkan
peraga sebagai salah satu media dengan siswa yang memiliki kemampuan
pembelajaran adalah alat yang digunakan kurang, sehingga dalam aktivitas
untuk memperagakan fakta, konsep, kelompok, siswa yang berkemampuan
prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih dapat membantu siswa yang
lebih nyata/ konkret. Melalui alat peraga, berkemampuan kurang. Penjelasan yang
hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam diberikan oleh teman sebayanya biasanya
bentuk model dimana model yang mengarah kepada suatu pemahaman yang
dimaksud disini adalah berupa benda lebih kuat dan sering menemukan
konkrit yang dapat dilihat, dimanipulasi, ketidakkonsistenan pada pikirannya
diutak-atik sehingga mudah dipahami oleh sendiri. Setelah membentuk kelompok,
siswa (Annisah, 2014). Kehadiran model kemudian guru memberikan bahan belajar/
dalam pembelajaran matematika akan media pembelajaran yang berupa alat
memicu timbulnya kemampuan untuk peraga serta LKS. Suasana belajar yang
mengaitkan ide-ide matematika dalam diimbangi dengan penggunaan media yang
berbagai topik ataupun dengan situasi tepat akan membuat belajar lebih
keseharian, ataupun memunculkan menyenangkan. Dengan demikian,
kemampuan siswa untuk bernalar serta penggunaan media dapat mempengaruhi
berkomunikasi. Model (representasi) dari perasaan siswa dalam menerima pelajaran
suatu situasi atau konsep matematika dan meningkatkan daya serap siswa
adalah suatu aspek yang selalu hadir dalam terhadap konsep dasar matematika.
pembelajaran matematika. Representasi Penggunaan pembelajaran kooperatif
matematika terhadap suatu situasi atau memiliki keuntungan dapat memotivasi
suatu konsep dapat muncul dalam berbagai siswa dalam berkelompok agar mereka
cara, konkrit (benda nyata), semi konkrit, saling membantu satu sama lain dalam
benda tiruan atau gambar, semi abstrak menguasai materi yang disajikan.Selain
(sketsa atau lambang yang siswa buat itu, juga dapat menumbuhkan suatu
sendiri) serta abstrak yang berbentuk kesadaran bahwa belajar itu penting,

6
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688
Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

bermakna dan menyenangkan, siswa lebih matematika yang disesuaikan dengan


bertanggungjawab dalam proses karakteristik tersebut, yakni:
pembelajaran, serta timbulnya sikap positif 1. Model pembelajaran yang
siswa dalam mempelajari materi yang di memungkinkan adanya unsur
sajikan. Dalam proses pembelajaran ini, permainan di dalamnya sesuai untuk
keberhasilan suatu kelompok menemukan karakteristik siswa sekolah dasar yang
jawaban akan menumbuhkan motivasi senang bermain. Dalam hal ini
untuk menghadapi masalah baru, penggunaan alat peraga dapat
sedangkan dengan mengetahui bahwa ada membantu.
teman sekelompok yang belum bisa 2. Model pembelajaran yang
menjawab suatu permasalahan akan memungkinkan anak berpindah atau
meningkatkan motivasi setiap anggota bergerak sesuai untuk karakteristik
untuk mencoba menemukan jawabannya. siswa yang senang bergerak.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini 3. Karakteristik siswa sekolah dasar adalah
dapat membantu siswa menumbuhkan senang bekerja dalam kelompok. Model
kerjasama, berpikir kritis, dan pembelajaran yang memungkinkan anak
mengembangkan sikap sosial siswa. Hal untuk bekerja atau belajar dalam
ini seperti dinyatakan dalam Sunilawati kelompok dan dapat melibatkan semua
bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa menjadi aktif sesuai untuk
selain memiliki dampak pembelajaran, karakteristik ini. Dalam hal ini metode
yaitu berupa peningkatan hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe STAD
siswa (student achievement) juga menjadi salah salah satu alternatif yang
mempunyai dampak pengiring seperti dapat diterapkan.
keterampilan sosial dimana keterampilan 4. Karakteristik berikutnya adalah senang
sosial ini mutlak diperlukan dalam merasakan atau melakukan/
kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat memperagakan sesuatu secara langsung.
dan kehidupan bernegara (Sunilawati, Model pembelajaran yang
2013). memungkinkan anak terlibat langsung
Dengan menggunakan metode dalam proses pembelajaran perlu
pembelajaran yang tepat dan media diterapkan. Dalam hal ini, pemberian
pembelajaran berupa alat peraga akan media pembelajaran matematika berupa
dapat meningkatkan pemahaman siswa penggunaan alat peraga matematika
secara lebih lengkap, suasana kelas akan dapat memicu timbulnya
menjadi hidup, aktif, dan kreatif dan anak kemampuan untuk mengaitkan ide-ide
merasa senang, tidak ada persaan takut dan matematika dalam berbagai topik
tertekan mengemukakan pendapat serta ataupun dengan situasi keseharian,
mengemukakan kesulitan yang dihadapai. ataupun memunculkan kemampuan
Proses pembelajaran yang seperti ini, pada siswa untuk bernalar serta
akhirnya akan meningkatkan motivasi berkomunikasi.
belajar siswa. Strategi pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode kooperatif
dengan bantuan alat peraga merupakan
SIMPULAN DAN SARAN
salah satu strategi pembelajaran yang
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat sesuai dengan karakteristik siswa sekolah
diketahui beberapa karakteristik siswa dasar.
sekolah dasar dan strategi pembelajaran

7
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume IX Nomor 1 Maret Tahun 2020 E-ISSN 2622 8688
Hal : 1 - 8
DOI : 10.5281/zenodo.3742749

Penerapan metode pembelajaran yang Team Achievement Division (STAD)


menyenangkan perlu diciptakan pada untuk Meningkatkan Hasil Belajar
proses pembelajaran agar dapat Matematika Siswa Kelas VB SD Negeri
memotivasi siswa dalam belajar. 78 Pekanbaru. Jurnal Primary 6(1).
Retrieved from
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPF
DAFTAR RUJUKAN
KIP/article/view/4103
Afandi, Muhamad. (2015). Kompetensi
Falahudin, Iwan. (2014). Pemanfaatan
Guru Sebagai Kunci Keberhasilan
Media dalam Pembelajaran. Jurnal
dalam Pembelajaran Saintifik.
Lingkar Widyaiswara 1(4). Retrieved
Prosiding Seminar Nasional
from
Pendidikan. Retrieved from
https://juliwi.com/published/E0104/
http://research.unissula.ac.id/file/publik
asi/211313015/ Widodo, Sri Adi.,Wahyudin. (2018).
Selection of Learning Media
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Mathematics for Junior School
Rajawali. Students. The Turkish Online Journal of
Educational Technology 17(1).
Alfin, Jauharoti. (2015). Analisis Retrieved from
Karakteristik Siswa pada Tingkat https://eric.ed.gov/?id=EJ1165728
Sekolah Dasar. Prosiding Seminar
Annisah, Siti. (2014). Alat Peraga
Internasional Pendidikan Islam.
Pembelajaran Matematika. Jurnal
Retrieved from
Tarbawiyah 11(4).
http://digilib.uinsby.ac.id/6485/
Sunilawati, Ni Made., Nyoman Dantes, I
Anshory, Ichsan., Erna Yayuk, Dyah
Made Candiasa. (2013). Model
Worowirastri E. (2016). Tahapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Karakteristik Perkembangan Belajar
Siswa Sekolah Dasar (Upaya terhadap Hasil Belajar Matematika
Ditinjau Dari Kemampuan Numerik
Pemaknaan Development Task.
Siswa Kelas IV SD. e-Journal Program
Prosiding The Progressive and Fun
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Education Seminar. Retrieved from
Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar,
http://eprints.umm.ac.id/42236/
Volume 3.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi
Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dahlia. (2017). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Anda mungkin juga menyukai