Pada ilustrasi diatas nampak pada TCL usaha keras dosen untuk
memberikan sejumlah pengetahuan yang ditanggapi dengan kepasifan
mahasiwa sedangkan pada SCL menggambarkan prinsip “belajar adalah
berubah” (dari gemuk ke kurus) dengan cara yang dapat dipilih sendiri oleh
mahasiswa sesuai dengan kapasitas dirinya, karena yang menjadikan
dirinya “berubah” (kurus) adalah dirinya sendiri. Dalam proses perubahn
(pembelajaran) ini tugas dosen adalah merancang berbagai metode agar
pesertadidik dapat memilih “cara belajar” yang tepat dan dosen dapat
bertindak sebagai “intruktrur”, fasilitator dan motivator. Pembelajaran
dapat digambarkan sebagai sebuah sistem yang menyeluruh seperti gambar
2.
2. Perubahan Kurikulum
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran di perguruan tinggi. Dilatarbelakangi persyaratan yang diminta
dunia global dan dikatakan oleh UNESCO bahwa pada dasarnya proses
pendidikan merupakan sebuah pembelajaran yang terdiri atas 4 proses yaitu
learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together,
maka sudah selayaknya kurikulum pendidikan tinggi terdiri atas kelompok
matakuliah keilmuan dan ketrampilan (learning to know), kelompok
matakuliah keahlian berkarya (learning to do), kelompok matakuliah prilaku
berkarya (learning to be) dan kelompok matakuliah berkehidupan bersama
(learning to live together).
Dalam menyusun Kurikulum Pedidikan Tinggi, universitas atau lembaga
pendidikan di Indonesia harus mengacu pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI). Menurut perpres tersebut KKNI merupakan kerangka penjenjangan
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Deskripsi terperinci
tentang acuan KKNI tersebut terdapat dalam lampir dari Perpres ini.
Pelaksanaan perpres ini selanjutnya dituangkan dalam permendikbud no. 73
tahun 2013 penerapan kerangka kualifikasi nasional indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi. Sebagai acuan Pendidikan Tinggi untuk menerapkan
KKNI, didukung dengan diundangkannya Permen Ristekdikti No 44 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang telah diperbaharui
menjadi Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
Kita sering mendengar istilah “Kurikulum KKNI” saya jadi bertanya-tanya
(dan juga ditanya-tanya) apa sih yang sebenarnya “Kurikulum KKNI” itu. Apa
bedanya antara “Kurikulum KKNI” dengan berbagai macam kurikulum yang
berlaku sebelumnya. Atau bahkan lebih jauh lagi apa sih beda kurikulum saat
ini dengan kurikulum 20 – 25 tahun yang lalu saat saya kuliah dulu. Jangan-
jangan hanya mengikuti jargon yang sering kita dengar “ganti menteri ganti
kurikulum”. Berbandingan antara defenisi kurikulum yang tercantum pada
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
(selanjutnya disebut UU Dikti) (Republik Indonesia, 2012) dengan yang
tercantum pada Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar
Nasional Perguruan Tinggi (selanjutnya disebut SN-Dikti) (Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, 2015). Tulisan tersebut memberikan
kesadaran bagi saya bahwa antara definisi kurikulum menurut UU Dikti
dengan definisi kurikulum menurut SN-Dikti (atau yang lebih populer dikenal
dengan “Kurikulum KKNI”) terdapat perbedaan yang besar dan mendasar.
Tulisan ini dimaksudkan untuk melengkapi apa yang telah disampaikan oleh
Bapak Nusa Putra melalui tulisannya, menggunakan metode yang sama, yaitu
membandingkan, serta ditambahkan visualisasi dan beberapa hal yang
diharapkan lebih memperjelas perbedaan antara kedua definisi, yang pada
akhirnya diharapkan dapat memperjelas tentang apa itu “Kurikulum KKNI”.
Kita awali dengan definisi kurikulum yang terdapat pada UU Dikti Pasal
35 ayat 1 (Republik Indonesia, 2012).
“Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan Pendidikan Tinggi.”
DAFTAR PUSTAKA