Anda di halaman 1dari 5

ULASAN KAKAO

Dosen Pengampu :
Silvia Oktavia Nur Yudiastuti, STP., MTP.

Disusun oleh :

Golongan B

10. Ahmad Yazid Wahyu (B41200761) 1. Alifya Hanna (B41200775)


11. Rizky Zaki Mubarok (B41201017) 2. Istirokhah (B41201281)
12. Revaedi Argo (B41201068) 3. Khalif Syafa Pratama (B41200820)
13. Raja Liem Sinaga (B41200839) 4. Khofifah (B41201087)
14. Nadya Metzalluna (B41201111) 5. Shintya Firdausi (B41200792)
15. Ani Sri Martini (B41200994) 6. Putri Devitasari (B41201522)
16. Anni Cahya Safira (B41200869) 7. Salsabilla Nur Salma (B41201233)
17. Devita Aurelia Novarina (B41201557) 8. Riny Sintawati (B41201556)
18. Elsa Maulinda Savana (B41200812) 9. Wulan Nurul Fadillah (B41200741)
19. Fadhil Hisyam (B41201359)

MATA KULIAH KIMIA PANGAN DASAR


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
Pengaruh Budaya dan Pandemi Covid-19
terhadap Produksi dan Konsumsi

Kakao (Theobroma cacao L.) adalah pohon budidaya di perkebunan yang berasal dari
Amerika Selatan, tetapi sekarang ditanam di berbagai kawasan tropika. Dari biji tumbuhan ini
dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Kakao merupakan tumbuhan tahunan
(perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian,
dalam budi daya tanaman ini tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk
menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Bunga
kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang
(cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3 cm), tunggal, tetapi
tampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas. Bunga kakao
tumbuh dari batang.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge)
Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada
malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari. Kakao secara umum
adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat
penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan
sendiri dan menghasilkan jenis komoditas dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya,
dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang
dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau
hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning. Biji terangkai pada
plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril)
lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung
lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi
selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.
Indonesia adalah salah satu penghasil kakao terbesar di dunia. Terletak di wilayah
iklim tropis, kondisi ini menjadikan Indonesia tempat tumbuh ideal untuk pohon kakao.
Menurut data Badan Pangan dan Pertanian PBB atau Food and Agriculture Organization
(FAO), Indonesia adalah produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan
Ghana (2017). Sedangkan menurut International Cocoa Organization (ICCO), Indonesia
adalah produsen kakao terbesar kelima di dunia setelah Pantai Gading, Ghana, Ekuador dan
Nigeria (2018).Walaupun jumlah produksi kakao di Indonesia saat ini “terlihat besar”,
banyak faktor yang menyebabkan mengapa jumlah produksi kakao di Indonesia ke depannya
cukup mengkhawatirkan.
Cokelat adalah produk konfeksioneri yang paling popular di Indonesia dan bahkan
dunia. Cokelat sangat disukai oleh konsumen milenial karena rasa, aroma, tekstur, sensasi
leleh dan alir serta karakter unik lain yang dirasakan konsumen ketika cokelat dikonsumsi.
Pada segmen yang berbeda, cokelat (terutama dark chocolate) sangat dicari oleh
konsumennya karena efek kesehatan yang ditawarkannya. Polifenol adalah senyawa aktif
pada biji kakao yang bertanggung jawab sebagai antioksidan, menjadikannya sangat digemari
konsumen yang memiliki perhatian lebih terhadap kesehatan.
Meskipun bahan baku kakao sangat melimpah di Indonesia, akan tetapi konsumsi
cokelat di Indonesia cukuplah rendah. Dibandingkan dengan penduduk Swiss, Jerman dan
Norwegia yang mengkonsumsi cokelat pada kisaran 10 kg/tahun/orang atau penduduk
Austria, Inggris, Swedia, Denmark, Finlandia dan Belgia yang mengkonsumsi cokelat sekitar
6-8 kg/per kapita/tahun, tingkat konsumsi cokelat penduduk Indonesia hanyalah sekitar 0,5
kg/tahun/orang.
Oleh karena itu, edukasi tentang perlunya mengkonsumsi cokelat ( misalnya issue
terkait efek kesehatan, pemberdayaan petani, ketahanan dan lain-lain ) perlu dilakukan secara
masif kepada masyarakat sehingga konsumsi cokelat dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.antaranews.com/berita/1728730/industri-kakao-indonesia-saatnya-kualitas-
menjadi-prioritas

.
KONDISI KAKAO DI MASA PANDEMI COVID-19
Dalam kondisi pandemi Covid-19, Koperasi KSS mengalami kesulitan untuk mengirim
sampel produk kakao ke negara tujuan. Kendala tersebut, antara lain akibat berhentinya bisnis
buyer di Eropa, kesulitan memenuhi proses administrasi dan pemeriksaan produk dan
dokumen.  Guna mengatasi kendala yang dialami oleh Koperasi KKS, LPEI sebagai Special
Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI bersinergi dengan Bea Cukai Denpasar.

“Dalam hal ini, LPEI memahami kesulitan KSS dalam menjalankan ekspor saat pandemi ini.
Setelah berkordinasi dengan Bea Cukai Denpasar, akhirnya masalah itu dapat diatasi, bahkan
akhirnya dapat melakukan ekspor secara mandiri,” ucap Corporate Secretary LPEI, Agus
Windiarto, dalam Siaran Pers, Kamis (22/10).

Dijelaskan bahwa selama pandemi Covid-19, LPEI melalui program Jasa Konsultasi yang
dimiliki tetap secara aktif melakukan pendampingan secara intensif terhadap dua Desa
Devisa binaan LPEI.  Saat pandemi ini, banyak pesanan ekspor mereka terpaksa tertunda.
Selain akibat sepinya pesanan, kendala administrasi, maupun pemeriksaan yang lebih ketat di
negara tujuan karena sejumlah negara menerapkan kebijakan lock down. Dengan demikian
kegiatan pendampingan itu menjadi krusial guna menemukan solusi bagi mereka. 

“Pendampingan yang dilakukan LPEI terhadap 2 Desa Devisa yang berada di Bali dan
Yogyakarta dilakukan secara periodik, diadakan secara daring untuk mencari solusi terhadap
apapun kendala yang mereka hadapi,” ucap Agus Windiarto. 

Ketua Koperasi KSS I Ketut Wiadnyana mengungkapkan, pada 2019, Koperasi KSS hanya
memiliki satu buyer luar negeri dengan jumlah pengiriman produk biji kakao tidak mencapai
delapan ton. Namun, saat itu pihaknya juga telah memiliki 22 list buyer lokal sebanyak 40
persen dan global 60 persen, dengan jumlah produksi per tahun khusus untuk biji kakao
organik mencapai 60 ton. 

Kemudian pada awal pandemi Covid-19, sambungnya, Koperasi KSS kehilangan 3 Purchase
Order (PO) sebesar 19.000 kg dari buyer potensial di luar negeri, karena berhentinya proses
bisnis para buyer. Namun dengan kerja keras dan harapan yang tinggi, para petani kakao dan
Koperasi KSS selama masa pandemi mampu mendapatkan kembali Purchase Order dari para
buyer potensial dan penambahan buyer di Belanda (Biji Kakao Trading LTD).

Sumber : https://www.indonesiaeximbank.go.id/news/detail/lpei-bantu-petani-kakao-desa-
devisa-di-jembrana-kembali-ekspor-di-tengah-pandemi

Anda mungkin juga menyukai