METODE PENELITIAN
2016. Sintesis hidrogel, uji swelling, dan uji degradasi dilakukan di Laboratorium
Laboratorium Material dan Metalurgi ITS Surabaya. Sementara untuk uji DSC
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain gelas beker, tabung
reaksi, erlenmeyer, mikrotube, mikropipet, pipet tetes, gelas ukur, cawan petri,
botol vial, batang pengaduk, neraca analitik, kertas saring, corong, aluminium foil,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain asam hialuronat
(AH), kitosan, Natrium metaperiodat (NaIO 4), Isopropyl Alcohol (IPA), NaOH,
39
40
Saline (NS), dan Phosphat Buffered Saline (PBS). Bahan penelitian secara
terlarut secara sempurna, ditambahkan 0,2 g NaIO4 yang telah dilarutkan ke dalam
selama 2 jam pada suhu ruang dalam kondisi gelap, diikuti dengan penambahan
0,5 mL ethylene glycol untuk menghentikan reaksi dengan NaIO4. Larutan tersebut
freeze dryer untuk mendaoatkan serbuk asam hialuronat (Li et al., 2014). Proses
dalam 75 mL Isopropyl Alcohol (IPA) dan diaduk pada gelas beker pada suhu
diaduk selama 3 jam pada suhu 60oC. Setelah itu, larutan disaring dan dibilas
selama tiga kali dengan campuran methanol/air 80% v/v dan dua kali dengan
42
dengan kitosan ke dalam larutan Normal Saline (NS). AH dan kitosan masing-
masing dilarutkan terlebih dahulu ke dalam Normal Saline (NS) dengan variasi
mg/mL, 30:20 mg/mL, 30:30 mg/mL, dan 30:40 mg/mL. Selanjutnya, larutan
dicampur dalam mikrotube kemudian divortex agar homogen (Li et al., 2014).
Larutan didiamkan pada suhu ruang selama ±1 menit hingga terbentuk hidrogel.
3.4.2 Karakterisasi
S10 seperti pada Gambar 3.2. Sampel yang diidentifikasi dapat berupa sampel
padat maupun sampel cair. Untuk sampel hidrogel asam hialuronat (AH)-kitosan,
sampel yang berupa gel ditempatkan antara dua plat KBr. Selanjutnya, analisis
yang terbentuk pada spektrum infra merah dengan tabel korelasi dan
tingkat elastisitas hidrogel. Hidrogel yang telah difreeze dry dibentuk disk dan
dalam botol vial tetutup yang mengandung Phospat Buffered Saline (PBS) dengan
pH= 7,4 seperti pada Gambar 3.3. Setelah 24 jam, hidrogel diangkat dan
44
basah (W1) (Li et al., 2014). Equilibrium swelling ratio pada hidrogel dipelajari
Gambar 3.4. Media degradasi diganti setiap hari untuk memastikan aktivitas
sebagai berat basah (Wt) (Frith et al., 2013)). Laju degradasi dinyatakan dengan
45
persentase kehilangan berat pada hidrogel pada setiap interval waktu dihitung
pada kelembaban sekitar 50±5% dengan temperatur pengujian pada suhu kamar.
bertahap mulai dari suhu ruang sampai suhu 250ºC pada panas rata-rata
2008).
46