Oleh :
Oleh :
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Dewan Penguji,
Enis Rachmawati S.Farm., Apt (Pembimbing) (………………..)
Mengetahui,
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI
iv
LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
“ Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan karena itu bila kau telah
selesai (mengerjakan yang lain) dan kepada tuhan, berharaplah”
v
FORMULASI SEDIAAN LOTION SARI BUAH TOMAT
(Lycopersicum esculentum Mill.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Oleh :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Formula sediaan lotion sari buah tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Sains dan Teknologi
Jayapura, pada tanggal 31 Maret-31 Juni 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Formula terbaik sediaan Lotion Sari Buah Tomat. Jenis dari
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan eksperimen
laboratorium. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua buah
tomat yang tumbuh di wilayah Arso III, Kabupaten Keerom. Jumlah sampel
dalam penelitian adalah 1 kg. Untuk mengekstraksi zat aktif dari buah tomat
dilakukan dengan metode pengepresan. Zat aktif yang digunakan yaitu sari buah
tomat, formulasi dilakukan dengan variasi Trietanolamin (TEA) sebagai
emulsifier dengan konsentrasi yaitu FI 2,5%; FII 3%, dan FIII 3,5%. Untuk
mendapatkan formula terbaik dilakukan evaluasi sediaan meliputi pengamatan,
organoleptis, pengujian pH, homogenitas, pengujian daya sebar, pengujian iritasi,
pengujian akseptabilitas dan pengujian stabilitas. Hasil penelitian menunjukkan
formula terbaik adalah formula III dengan konsentrasi Trietanolamin (TEA)
sebesar 3,5% dengan hasil uji evaluasi organoleptis yang menunjukkan warna
merah muda, tekstur yang lunak, sediaan homogen, pH 7, dan daya sebar 5-7 cm.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Formulasi Sediaan Lotion Sari
Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Sebagai Antioksidan” ini tepat
pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Universitas Sains dan Teknologi
Jayapura. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis diberikan bimbingan
dari berbagai pihak karena itu dengan rasa hormat dan tulus penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
vii
semangat dan juga sahabat-sahabat tersayang sesama di FIKES (Cantika
Sindi Apri Ningtiasih, Darmia, Jein, Apriani Karamman, Waode Siti Rahayu,
Kristina Ingka Paliling, Nurwiati, Sheren, Putri Suhadji Milka Wulandari dan
Agnes Djamanmonna) yang selalu membantu, menghibur, memberikan
dukungan dan semangat, menemani dari penelitian sampai penyusunan KTI.
11. Teman-teman Farmasi 2018 yang terkasih (Jhony Bhara Etwiory, Haffier P.F
Manusama, Muhammad Affandi, Elfarez, Rudi) dan teman-teman Analis
Kesehatan 2018 yang selalu memberi semangat.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penulisan maupun segi materi yang disajikan. Oleh
karena itu, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN ………........................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI ……………………………………... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTTO ………………………….. v
ABSTRAK ……………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………... vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………... 2
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………. 2
1.5 Keaslian Penelitian …………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Tomat ………………………………………………. 5
2.2 Simplisia ……………………………………………………… 18
2.3 Lotion …………………………………………………………. 21
2.4 Formulasi Lotion Sari Buah Tomat …………………………... 25
2.5 Evaluasi Sediaan Lotion Sari Buah Tomat …………………… 30
2.6 Kerangka Konsep …………………………………………….. 33
2.7 Definisi Operasional ………………………………………….. 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………….. 36
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………. 36
3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………….. 36
ix
3.4 Alat dan Bahan ……………………………………………….. 37
3.5 Prosedur Penelitian …………………………………………… 37
3.6 Alur Penelitian ………………………………………………... 43
3.7 Pengambilan dan Analisa Data ……………………………….. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil …………………………………………………………... 45
4.2 Pembahasan …………………………………………………... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 54
5.2 Saran ………………………………………………………….. 54
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 55
LAMPIRAN ……………………………………………………………... 59
x
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
1.1 Keaslian Penelitian ………………………………………………..... 3
2.1 Kandungan Buah Tomat …………………………………………..... 11
2.2 Kandungan Likopen ……………………………………………....... 15
2.3 Definisi Operasional ……………………………………………....... 34
3.1 Formulasi Sediaan Lotion Sari Buah Tomat ……………………….. 38
4.1 Pemeriksaan Organoleptis Sari Buah Tomat ……………………….. 45
4.2 Hasil Evaluasi Lotion Sari Buah Tomat …………………………..... 46
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
xii
BAB I
PENDAHULUAN
tomat dikenal sebagai bahan makanan untuk saos tomat dan bahan minuman
seperti jus. Kandungan utama dalam buah tomat yaitu likopen yang
peredaman radikal bebas yang lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan dari
jantung dan melindungi terhadap beberapa jenis kanker, serta terhadap efek
eritema sinar ultraviolet (Zhu, Zhang and Liu, 2008). Likopen dapat
mengurangi efek sinar UV yang dapat merusak kulit dan dapat meningkatkan
perlindungan terhadap sunburn dan efek kumulatif dari paparan sinar matahari
(kanker). Likopen memiliki sifat kimia yang efektif dalam menghalangi sinar
IC50 pada sediaan krim yang mengandung sari buah tomat dengan konsentrasi
50% memiliki aktivitas antioksidan yang sebesar 5,106 g/mL. Nilai IC50
1
2
yang semakin kecil berarti semakin kuat daya antioksidannya (Rohman dan
Riyanto, 2005).
topikal. Emulsi yang digunakan pada kulit dapat berupa minyak dalam air
(M/A) atau air dalam minyak (A/M) (Allen, dkk., 2014). Konsistensi sediaan
merata pada permukaan kulit jika dibandingkan dengan sediaan krim atau
salep.
masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah formula terbaik Lotion Sari
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi Peneliti
setahun (annual) yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode
panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa
mencapai 2-3 meter atau lebih, mempunyai batang lunak dan bulat.
ratusan tahun silam, tetapi belum diketahui dengan pasti kapan awal
penyebaran yang cukup luas, yaitu di dataran tinggi (≥ 700 m dpl), dataran
5
6
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Lycopersicon
1. Akar
berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah di bagian atas sangat
2. Batang
buku-buku. Bagian yang masih muda berambut biasa dan ada yang
3. Daun
20-30 cm dan lebar 15-20 cm. Daun tomat ini tumbuh di dekat ujung
2004).
4. Bunga
kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat
(Wiryanta, 2004).
5. Buah
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau
dan berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda,
merah atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Bentuk
ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada
buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat
10
bunga yang berubah fungsi menjadi tangkai buah serta kelopak bunga
6. Biji
Agromedia, 2007).
11
fenolik, asam askorbat dan vitamin A, C, dan E serta lemak dan kalori
dalam jumlah rendah, bebas kolesterol, dan merupakan sumber serat dan
Nutrien Jumlah
Vitamin C 34,38 mg
Vitamin A 1121,40 IU
Vitamin K 14,22 mcg
Molybdenum 9,00 mcg
Kalium 399,6 mg
Mangan 0,19 mg
Serat 1,98 g
Vitamin B1 0,11 mg
Vitamin B6 0,14 mg
Folat 27,00 mcg
Tembaga 0,13 mg
Vitamin B3 1,13 mg
Vitaman B2 0,09 mg
Magnesium 19,80 mg
Besi 0,81 mg
Vitamin B5 0,44 mg
12
Phosphor 43,20 mg
Vitamin E 0,68 mg
Tryptophan 0,01 g
Protein 1,53 g
1. Vitamin C
terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan
proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi
2. Likopen
paling banyak terdapat pada buah tomat, yang dapat menyerang radikal
terutama buah. Likopen memberi warna merah pada tomat dan buah-
buahan lainnya seperti jambu biji, semangka, jeruk merah muda dan
merupakan rantai tak jenuh dengan rantai lurus hidrokarbon terdiri dari
yang lebih kecil yang ujungnya berupa –C=O. Meskipun ikatan –C=O
(membrane lipid dan lipoprotein), protein, dan DNA. Kedua kerja non
15
Tabel 2.2 Kandungan Likopen dalam buah segar dan produk olahannya
3. Flavonoid
satu respon yang dihasilkan terhadap infeksi mikroba. Selain itu, buah
juga mengandung zat pembangun jaringan tubuh manusia dan zat yang
Sebagai sumber vitamin, buah tomat sangat baik untuk mencegah dan
tulang dan gigi (zat kapur dan fosfor). Sedangkan zat besi (Fe) yang
proses pencernaan makanan dalam perut. Selain itu buah tomat juga
17
mencegah radang hati dan radang usus buntu. Zat klorin yang ada di dalam
buah tomat dapat merangsang fungsi hati lebih aktif membersihkan zat-zat
penyakit seperti kanker prostat serta beberapa jenis kanker lain serta
tunggal dua kali lebih baik dibanding beta karoten dan sepuluh kali lebih
2.2 Simplisia
a. Definisi Simplisia
Sementara jika diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan
bahan baku. Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah
setiap bagian tumbuhan, seperti biji, buah, bunga, daun atau herba,
kulit batang, umbi lapis, rimpang, dan akar, panen daun dilakukan
b) Sortasi basah
c) Pencucian
d) Pengubahan bentuk
e) Pengeringan
f) Sortasi kering
kotoran hewan.
a. Definisi Lotion
sediaan kosmetik yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena
formula yang tepat, akan diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak
lengket.
Emusli adalah sediaan berupa campuran yang terdiri dari dua fase
cairan dalam sistem disperse, fase cairan yang satu terdispersi sangat
halus dan homogeny dalam fase cairan yang lain, umumnya distabilkan
dengan zat pengemulsi. Fase cairan terdispersi disebut fase dalam dan
21
fase cairan pembawa disebut fase luar. Bila fase dalam berupa minyak
atau larutan zat dalam minyak dan fase luarnya air atau larutan air maka
emulsi mempunyai tipe minyak dalam air (M/A). Menurut Ansel (1989),
sedangkan apabila fase dalam adalah air atau larutan air dan fase luarnya
minyak atau larutan minyak maka tipe emulsinya adalah air dalam
minyak (A/M).
koloid hidrofilik dan zat padat yang terbagi halus. Menurut Lachman.,
gliserol monostearat.
emulsi. Oleh karena itu harus dilakukan formulasi yang sesuai guna
menetap.
dalam air untuk mencapai konsentrasi yang memadai dalam fase air,
Contoh pengawet yang biasa dipakai dalam sediaan lotion antara lain
lotion adalah :
alcohol, Vaselin.
sehingga dapat menyebar lebih halus dan lekat pada kulit, disamping
adalah :
1. Keuntungan
krim).
2. Kerugian
b. Asam stearat
dari lemak, sebagian besar dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam
menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin.
Kelarutan praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol
25
pengemulsi dalam sediaan krim yaitu 1-20% (Rowe et al, 2009). Untuk
c. Setil alkohol
praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P. Setil alkohol
10%); emolien (2-5%); dan sebagai water absorption (5%) (Rowe et al,
d. Gliserin
seperti sirop; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa
e. TEA (Trietanolamin)
bau lemah mirip amoniak; higroskopik. Kelarutan mudah larut dalam air
f. Metil paraben
99,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3. Pemerian serbuk hablur
halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak
membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan larut dalam 500 bagian air, dalam
20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95 %) P dalam 3 bagian
aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida;
lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Metil paraben
pengawet.
g. Oleum rosae
damascena Miller, rosa alba dan varietas Rosa lain. Pemerian cairan;
tidak berwarna atau kuning; bau menyerupai bunga mawar, rasa khas;
h. Aquadest
Aquadest memiliki nama lain Aqua destillata, H2O. Air suling dibuat
dengan menyuling air yang dapat diminum. Pemerian cairan jernih; tidak
berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa (Depkes RI, 1979). Dalam
a. Uji Organoleptis
tekstur atau pemisahan fase emulsi, perubahan warna dan timbulnya bau
b. Uji pH
terlalu basa dapat membuat kulit kering dan bersisik uji pH dapat
sediaan lotion ini untuk mengetahui lotion yang dibuat telah memenuhi
syarat pH untuk sediaan topikal yaitu antara 4,5-7 (Sehro, dkk., 2015).
c. Uji Homogenitas
homogenitas sediaan lotion yang telah dibuat. Jika bahan obat tidak
lotion dengan waktu lekat yang lebih rendah maka dapat membuat lotion
persyaratan untuk daya sebar lotion bila daya sebar sebesar 5-7 cm (Ansel
dkk., 1989).
e. Uji Iritasi
jumlah minimal dari perhitungan sampel dan jumlah ini telah memenuhi
Penempelan bahan uji dilakukan pada lengan kanan atas, karena tipisnya
terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji dilakukan sebanyak 2 kali (pagi
dan sore). Reaksi iritasi kulit positif ditandai dengan adanya reaksi
kemerahan (eritema) dan edema pada daerah kulit yang diberi perlakuan
f. Uji Aksepibilitas
g. Uji Stabilitas
siklus) pada suhu 4°C dan 40°C selama 24 jam. Pengamatan dilakukan
pada hari ke-0, siklus ke-1 hingga ke-6. Cycling test merupakan pengujian
yang dipercepat dengan menyimpan sampel pada suhu 4°C selama 24 jam
daya sebar (Sandra et al, 2017). Menurut Jufri, dkk., (2006), stabilitas
33
fisik sediaan lotion yang baik harus menunjukkan kestabilan dan tidak ada
terkandung dalam buah tomat melawan radikal bebas akibat polusi dan
sari buah tomat. Sari buah tomat ditambahkan dengan bahan-bahan tambahan
pemisahan fase emulsi dan tidak adanya perubahan warna dan timbulnya bau
halus yang terlihat (Depkes RI, 1979). Pengujian pH dengan rentang nilai 4,5-
pengukuran daya sebarnya berkisar antara 5-7 cm, berarti sangat mudah
(Soewarno, 1985). Dan uji stabilitas fisik sediaan lotion harus menunjukkan
a. Lokasi Penelitian
milik bapak Rusmin, yang berada di wilayah Arso III, Kabupaten Keerom.
b. Waktu Penelitian
a. Populasi
yang tumbuh di ladang bapak Rusmin, yang berada di wilayah Arso III,
Kabupaten Keerom.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Buah Tomat yang sudah matang
ditandai dengan warna merah yang merata dan konsistensi buah tidak
36
37
a. Alat
gelas beaker (pyrex), gelas ukur (iwaki pyrex), blender, corong, pH meter,
b. Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan antara lain yaitu sari buah tomat,
a. Penyiapan Sampel
1. Pengambilan Sampel
Kabupaten Keerom, buah yang diambil adalah buah yang sudah matang
pagi hari atau sore hari karena jika dipanen saat siang hari atau cuaca
panas, buah tomat akan cepat lembek atau busuk. Teknik khusus
pemanenan tomat agar tanaman dan buah tidak rusak. Yaitu dengan
atau plastik hitam agar senyawa antioksidan tidak hilang dalam buah
2. Pengolahan Sampel
Sari buah tomat merupakan cairan yang jernih atau hampir jernih
segar. Pembuatan sari buah tomat diawali dengan mencuci buah tomat.
residunya. Sari buah tomat berupa cairan yang telah dipisahkan dari
residunya.
3. Fase Minyak yang terdiri dari Asam stearat dan Setil alkohol dilebur di
4. Fase Air yang terdiri dari Gliserin, Trietanolamin, dan Metil paraben
5. Pada saat fase minyak dan fase air mencapai suhu yang sama, maka
kedua fase dicampur di mortir dan digerus kuat sampai terbentuk masa
6. Setelah massa lotion yang terbentuk dingin, maka tambahkan sari buah
tomat sesuai dengan konsentrasi dan kemudian oleum rosae lalu diaduk
sampai homogen.
suhu kamar.
1. Uji Organoleptis
warna, bau dari sediaan lotion sari buah tomat. Pengamatan dilakukan
atas cawan petri dan lakukan pengamatan terhadap bentuk, warna serta
bau.
2. Uji pH
3. Uji Homogenitas
objek glass atau bahan transparan lain. Setelah itu amati susunan
persyaratan untuk daya sebar lotion bila daya sebar sebesar 5-7 cm
5. Uji Iritasi
bahan uji dilakukan pada lengan kanan atas, karena tipisnya lapisan
diamati apa yang terjadi dan uji dilakukan sebanyak 2 kali (pagi dan
pada kulit.
6. Uji Akseptabilitas
oleh relawan sebagai lotion sari buah tomat. Ukuran dalam uji
dilakukan pada hari ke-0, siklus ke-1 hingga ke-6. Cycling test
lotion di dalam lemari pendingin pada suhu ± 2ºC selama 24 jam lalu
pH, daya sebar (Sandra et al, 2017). Pengujian stabilitas fisik ini
perubahan yang terjadi pada sifat fisiknya. Menurut Jufri dkk., (2006),
FI FII FIII
1. Uji Organoleptis
2. Uji pH
3. Uji Homogenitas
4. Uji Daya Sebar
5. Uji Iritasi
6. Uji Akseptabilitas
7. Uji Stabilitas
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tiga formula lotion sari
buah tomat yang selanjutnya dievaluasi meliputi uji organoleptis, uji pH, uji
homogenitas, uji daya sebar, uji iritasi, uji akseptabilitas dan uji stabilitas.
4.1 Hasil
Mill.) yang dilakukan pada tanggal 31 Maret sampai dengan 31 Juli 2021 di
Berat kering buah tomat yang digunakan sebanyak 1 kg. Buah tomat
kental, berwarna merah, berbau khas dan memiliki rasa yang asam.
Hasil evaluasi lotion yang didapatkan dari ketiga formula dapat dilihat
45
46
memiliki pH 7,2 dan homogen. Hasil FII berbentuk kental dengan bau
oleum rosae, berwarna merah muda, memiliki pH 7,4 dan homogen. Hasil
FIII berbentuk kental, memiliki bau oleum rosae, berwarna merah muda
Pada Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji daya sebar pada sediaan lotion
FI, FII dan FIII. Hasil uji daya sebar pada FI tanpa beban yaitu 5 cm dan
dengan beban 50 g memiliki daya sebar 6,1 cm. Hasil daya sebar pada FII
tanpa beban yaitu 3,8 cm dan dengan beban 50 g memiliki daya sebar yang
sama yaitu 3,8 cm. Hasil daya sebar pada FIII yaitu 4,8 cm dan ditambah
Pada Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji iritasi pada sediaan lotion
formula I, II dan III yang telah diujikan pada 6 orang panelis tidak
Keterangan :
Pada Tabel 4.5 hasil uji akseptabilitas yang telah dilakukan pada 6
lotionnya warna merah muda, bau yang tidak menyengat serta bentuk yang
lembut.
Data Tabel 4.6 menunjukkan hasil setelah dilakukan uji stabilitas selama
6 siklus (12 hari) pada suhu dingin dan suhu panas. Dilihat dari siklus 1
4.2 Pembahasan
(TEA) sebagai agen pengemulsi untuk menjaga kestabilan sediaan dan juga
memiliki bentuk yang kental, berwarna merah, rasa asam dan berbau khas
tomat. Berdasarkan Tabel 4.2 evaluasi lotion yang telah dilakukan pada
formula I, II, dan III yaitu berwarna merah muda dan berbau khas oleum
rosae. Bentuk dari masing-masing formula berbeda yaitu fomula I agak kental
menarik dan bau yang menyenangkan dengan kekentalan yang cukup nyaman
digunakan.
formula lotion saat dioleskan pada objek glass menunjukkan hasil yang
homogen yaitu olesan terlihat rata dan tidak ada butiran kasar. Pengamatan
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah zat aktif pada lotion sudah
tercampur merata dengan basis atau tidak, sehingga zat aktif yang terkandung
dalam sediaan lotion tersebar merata dan mampu menimbulkan efek terapi
pada sekeping kaca atau bahan yang transparan lain yang cocok harus
Hasil pengujian pH dapat dilihat pada Tabel 4.2 bahwa formula I, II dan
Menurut SNI (1998), persyaratan nilai pH yang aman untuk kulit adalah 4,5-
8.
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji daya sebar lotion sari buah tomat
setelah ditambahkan beban 50 g memiliki daya sebar menjadi 6,1 cm. Hasil
daya sebar pada FII tanpa beban yaitu 3,8 setelah ditambahkan beban
51
sebanyak 50 g daya sebar tetap menjadi 3,8 cm. Hasil daya sebar pada FIII
daya sebar berubah menjadi 5 cm. Faktor yang mempengaruhi diameter daya
sebar suatu sediaan adalah jumlah konsentrasi TEA yang digunakan pada
mudah dioleskan maka luas permukaan kontak obat dengan kulit semakin
untuk daya sebar lotion bila daya sebar sebesar 5-7 cm. Daya sebar baik akan
Berdasarkan Tabel 4.4 hasil uji iritasi lotion sari buah tomat
terjadi iritasi pada panelis. Uji iritasi bertujuan untuk mengetahui apakah
sediaan lotion pada saat digunakan aman atau tidak ( Depkes RI, 1995).
terjadinya efek samping yang dapat mengiritasi kulit yaitu terasa panas
terbakar, kulit kering dan mengelupas, muncul ruam merah pada kulit dan
gatal-gatal.
Hasil uji akseptabilitas pada Tabel 4.5 yang telah dilakukan pada 6 orang
I, II dan III dari warnanya lotion merah muda, bau yang tidak menyengat,
serta tekstur yang lembut dan mudah dioleskan. Uji akseptabilitas ini
dilakukan selama 1 hari pada 6 orang panelis untuk mengetahui formula mana
52
yang paling disukai oleh panelis sebagai lotion sari buah tomat. Menurut
Hasil uji stabilitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.6
perubahan bentuk dan warna sedangkan formula II memiliki daya sebar yang
perubahan dari bentuk, homogenitas, pH, dan daya sebarnya sehingga sediaan
tersebut tidak stabil. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perubahan suhu
dalam lotion yang sebagian besar merupakan fase minyak. Menurut Jufri
yang disimpan disuhu yang berbeda yaitu suhu rendah (4-8ºC) suhu kamar
(±25ºC) dan suhu tinggi (40ºC) dalam jangka waktu tertentu dapat bertahan
dan juga tidak rusak. Pengamatan kestabilan sediaan lotion dilakukan setiap
homogenitas, daya sebar, tidak mengiritasi dan stabil. Hasil evaluasi dari
ketiga formula diperoleh formula terbaik adalah formula III yang memiliki
53
sebar 5-7 cm, tidak mengiritasi kulit dan tetap stabil selama masa
penyimpanan. Menurut SNI (1996), lotion yang baik adalah lotion yang
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari
ketiga formula yang telah dibuat diperoleh formula yang terbaik yaitu
evaluasi sediaan berbentuk kental; berbau khas oleum rosae; berwarna merah
muda; pH 7; bersifat homogen; memiliki daya sebar 5-7 cm; tidak mengiritasi
5.2 Saran
lainnya seperti uji viskositas, uji sentrifugasi, uji daya lekat dan uji daya
lekat serta dapat dibuat dalam bentuk formulasi sediaan lain seperti
cream, losio.
54
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, S., dan Rao A.V. 2000. Tomato Lycopene and its Role in Human Health
and Chronic Diseases. Canadian Medical Association Journal 163(6): 739-
44.
Allen, L.V., Popovich, N.G., Ansel, H.C., 2014. Ansel Bentuk Sediaan Farmasetis
& Sistem Penghantaran Obat, Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.
Amatullah, L., Tri, N.C., Anisa, F. 2017. Efektifitas Antioksidan pada Formulasi
Skin Lotion Ekstrak Mesocarp Buah Lontar (Borassus Flabellifer) terhadap
Tikus Jantan. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research. Vol
2.
Anasthasia, P. dan Monica, K. 2019. Formulasi dan Uji Stabilitas Mekanik Hand
and Body Lotion Sari Buah Tomat (Licopersicon esculentum Mill.) sebagai
Antioksidan. Jurnal Farmasi Indonesia, ISSN 1693-8651. Semarang.
Ansel, H. C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa
Ibrahim, F. Jakarta : IU Press.
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608,
700. Jakarta: UI Press.
Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit.
Universitas Gajah Mada Press : Yogyakarta.
Budiman, S. dan Saraswati, D. 2008. Berkebun Stroberi Secara Komersial.
Penebar Swadaya : Jakarta.
Cahyono B. 2008. Tomat (Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen).
Yogyakarta: Kasinus.
Dalimartha, S., 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 6, 153-154. Pustaka
Bunda : Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta.
Ferdiansyah, R., Rachmniar, R., Kartamihardja, H., Meliana, E., Sari Nurlita, N.
2016. Formulasi Krim Sari Buah Stroberi (Fragaria X ananassa D.)
Sebagai Antioksidan. Indonesian Journal Of Pharmaceutical Science and
Technology. 5(2) : 49-61.
55
56
Mein, J.R., Fuzhi, L., dan Xiang-Dong, W. 2008. Biological Activity of Lycopene
Metabolites: Implications for Cancer Prevention. Lead Article Nutrition
Reviews Vol. 66 (12): 667-683.
Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius, Yogyakarta.
Purwati, E. dan Khairunisa. 2007. Budi Daya Tomat Dataran Rendah. Penebar
Swadaya : Depok.
Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Tomat. Agromedia :
Jakarta.
Rohman, A. dan Riyanto, S., 2005. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) secara in vitro. Majalah Farmasi
Indonesia. 16 (3), 136-140.
Rowe, R.C. et al. 2009. Handbook Of Pharmacutical Exipients 5th Ed. The Press :
London.
Sandra Aulia M., Andi, Nafisah T.A.M, Wa Ode Sitti Z., Endeng Juswita. 2017.
Formulasi dan Uji Stabilitas Lotion dari Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) Sebagai Antioksidan Pharmauho. Jurnal Farmasi,
Sains, dan Kesehatan. 3(2): 28-32. ISSN 2442-979.
Sehro., Sri L., Rise D., 2015. Pengaruh Penambahan TEA (Trietanolamine)
Terhadap pH Basis Lanolin Sediaan Losio. E-Jurnal. Universitas
Tanjungpura.
Singh, R., Gautam, N., Mishra, A., Gupta, R. 2012. Heavy metals and living
systems. Indian Journal of Pharmacology, 43: 246-253.
Sinaga, A.A.., Luliana, S., Fahrurroji, A. 2014. Uji Efektivitas Antioksidan Lotio
Ekstrak Metanol Buah Naga Merah ( Hylocereuspolyrhizus Britton dan
Rose). E-Jurnal. Universitas Tangjungpura.
Standar Nasional Indonesia. 16.4399. 1996. Sediaan Tabir Surya. Jakarta: Dewan
Standarisasi Nasional.
58
Buah Tomat 1 kg
60
61
Perhitungan Formulasi :
Formula I
Asam stearate :
Setil alkohol :
Gliserin :
TEA :
Metil paraben :
: 50 ml – (38,236)
: 11, 764 ml
63
Formula II
Asam staearat :
Setil alkohol :
Gliserin :
TEA:
Metil paraben :
Formula III
Asam stearate :
Setil alkohol :
Gliserin :
TEA :
Metil paraben :
Gambar 2 Uji Daya Sebar Tanpa Beban Gambar 2 Uji Daya Sebar Beban 50 g
68
c. Uji Iritasi
d. Uji Akseptabilitas
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91