Anda di halaman 1dari 28

Psikologi

Hubungan Industrial
Oleh : Munawir Haris
Disajikan Dalam Kajian Bulanan Forum HRD Bekasi

Sahid Lippo Cikarang, 31 Mei 2016


Psikologi Hubungan Industrial
Menjawab Apa ??

Mengapa pekerja/buruh berbeda-beda dalam memberikan


respon terhadap kebijakan yang sama ?

Mengapa pekerja/buruh lebih percaya dengan orang luar


dibanding perusahaan yang mempekerjakannya?

Apa yang harus dilakukan praktisi HR untuk memodifikasi


perilaku pekerja/buruh sesuai dengan harapan manajemen?
Psikologi Hubungan Industrial
Bicara Apa ??

Psikologi
Ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia
Hubungan Industrial
Istilah yang digunakan dalam hukum ketenagakerjaan untuk
menggambarkan hak & kewajiban pekerja/buruh dengan pengusaha

Psikologi Hubungan Industrial


Pendekatan disiplin psikologi dalam memahami perilaku
pekerja/buruh akibat berbagai kebijakan peraturan
perundangan yang diberlakukan perusahaan.
Variabel-Variabel Penentu Perilaku
Pekerja/Buruh
Organisasi
Serikat
Pekerja

Keluarga
Diri Pengetahuan
Sendiri

Pengalaman
Mazhab 1

Psikoanalitik
Psikoanalisis
1 Kesadaran (consciousness) dan ketidaksadaran (unconsciousness)

1. Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia


merupakan salah satu sumbangan terbesar pemikiran Sigmund
Freud.
2. Menurut Sigmund Freud, kunci untuk memahami perilaku dan
problema kepribadian bermula dari kesadaran dan ketidaksadaran.
3. Alam tak sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang
ada dalam diri manusia.
4. Bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia
dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti: (1) mimpi; hal ini
merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang
terjadi dalam diri, (2) salah ucap sesuatu; misalnya nama yang
sudah dikenal sebelumnya.
5. Alam sadar adalah segala seuatu yang disadari pada saat tertentu,
penginderaan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, dan perasaan
yang dimiliki setiap orang. Kesadarann itu merupakan suatu bagian
terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia
Kesadaran (consciousness) dan ketidaksadaran (unconsciousness)
2 Struktur Kepribadian

Super Ego Ego Id


1.Bagian moral dari 1. Bagian kepribadian 1. Gudang penyimpanan
yang bertugas kebutuhan-kebutuhan
kepribadian manusia yang
sebagai pelaksana,
2.Filter dari sensor mendasar.
2. Bekerja menurut
baik- buruk, prinsip realitas. 2. Mengandung
salah- benar, 3. Berhubungan dorongan agresif &
boleh- tidak nafsu.
dengan dunia dalam
sesuatu yang untuk mengatur 3. Bekerja menurut
dorongan-dorongan prinsip
dilakukan oleh kenikmatan.
id agar tidak
dorongan ego. 4. Pemenuhan
melanggar nilai-nilai
superego kebutuhan yg
terhambat akan
menyebabkan konflik.

Bagaimana perilaku terbentuk berdasarkan struktur kepribadian?


3 Kecemasan
Ego

1. Menurut Freud, ego akan selalu berdiri di antara Id


dan superego.
2. Ketiganya selalu berada dalam konflik yang dinamis.
3. Ketika terjadi konflik di antara kekuatan-kekuatan
tersebut untuk menguasai ego, maka sangat bisa
dipahami kalau ego merasa terancam, serta merasa
seolah-olah akan lenyap digilas kekuatan-kekuatan
tersebut.
4. Perasaan terancam ini disebut kecemasan.
4 Mekanisme Pertahanan Diri
REPRESI
Mekanisme yang dilakukan oleh ego untuk meredakan kecemasan dengan
menekan dorongan-dorongan/keinginan-keinginan yang menjadi penyebab
kecemasan tsb ke alam bawah sadar.

SUBLIMASI
Mekanisme pertahanan ego yang ditunjukkan untuk mencegah dan atau
meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan
primitif id yg menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk (tingkahlaku)
yang bisa diterima dan bahkan dihargai masyarakat.

PROYEKSI
Pengalihan dorongan, sikap, atau tingkahlaku yang menimbulkan kecemasan
kepada orang lain.

DISPLACEMENT
Pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek atau
individu yang kurang berbahaya atau kurang mengancam di banding dengan
objek atau individu semula.
RASIONALISASI
Menunjuk kepada upaya individu menyelewengkan atau
memutarbalikkan kenyataan dalam hal ini kenyataan
yang mengancam ego melalui dalih atau alasan tertentu
yang seakan-akan masuk akal, sehingga kenyataan
tersebut tidak lagi mengacam ego individu yang
bersangkutan.

REAKSI FORMASI
Mengungkapkan tingkahlaku sebaliknya untuk
mengendalikan dorongan-dorongan primitif agar tidak
muncul karena perilakunya dianggap bertentangan.

REGRESI
Mekanisme agar individu terhindar dari kenyataan yang
mengancam dengan cara berperilaku kembali ke taraf
yang lebih rendah.
Mazhab 2

Bahavioristik
Pavlop Thorndike
Mengembangkan Mengembangkan
hukum penguat hukum efek &
Hukum Latihan
Law of Law of Effect
Reinforcement Law of Excercise

Kalau rangsang memberikan akibat yang positif atau memberi ganjaran


(rewarding), maka tingkahlaku balas terhadap rangsang tersebut akan
diulangi pada kesempatan lain di mana rangsang yang sama timbul.
Sebaliknya, kalau rangsang memberi akibat yang negatif (menghukum)
maka hubungan rangsang balas itu akan dihindari pada kesempatan lain.
Aliran yang didirikan oleh J.B. Watson Tahun 1913
Mempelajari tingkah laku-tingkah laku yang nampak mata (Overt)
Konsep-konsep yang subyektif seperti perasaan, emosi,
penghayatan, kehendak & sebagainya harus dihindarkan.
Hubungan rangsang & tingkah laku balasannya.

Menjelaskan Perilaku Melalui

Stimulus Respon
Istilah-Istilah Dalam Mazhab 2
Rangsang (stimulus)
1 Peristiwa baik yang terjadi di luar maupun di dalam tubuh kita (misalnya
perut yang kosong) yang memungkinkan tingkah laku.
Tingkah Laku Balas (response)
2
Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya rangsang.

Reflex
3
Tingkah laku balas yang dengan sendirinya timbul bila terjadi suatu rangsang
tertentu.

Skinner: 1. Pembangkitan (elicitation)


3 fungsi 2. Diskriminasi (discrimination)
rangsang 3. Penguat (reinforcement)
Fungsi-fungsi Rangsang
1 Pembangkitan (elicitation)
Rangsang yang langsung menimbulkan tingkah laku balas.
Misalnya: makanan langsung menimbulkan air liur

2 Diskriminasi (discrimination)
Tingkah laku balas tidak segera timbul, karena rangsang
hanya pertanda akan datangnya rangsang pembangkit.

3 Penguat (reinforcement)
Memperkuat atau memperlemah tingkah laku balas
yang timbul.
Mazhab 3

Humanistik
Alasan Berperilaku
Menurut Maslow

Aktualisasi
diri

Penghar-
gaan

Keterikatan Respek
& Cinta terhadap
kemampuan,
kemandirian, & Menjadi diri
Kita perwujudan
Rasa aman yang
membutuhkan kita sendiri
rasa untuk sesungguhnya
Fisiolo- diingini dan
Perlindungan, diterima oleh Penilaian orang
gis keamanan orang lain. lain, untuk
hukum, mengapresiasik
Pemenuhan Berteman,
kebebasan dr an diri dan
rasa lapar, berkeluarga,
rasa takut mempertahank
haus, oksigen Berorganisasi
an status
Aktualisasi diri memiliki beberapa ciri yang membedakan mereka
dari orang-orang yang tidak mengaktualisasikan diri
Kemampuan melihat realitas secara efisien.
Aktualisasi diri dapat melihat dunia sekitar serta orang lain secara baik dan efisien.
Mereka melihat realita sebagaimana adanya, bukan seperti apa yang mereka inginkan.
 Memiliki toleransi yang lebih besar terhadap ketidakjelasan dan ketidakpastian di
banding kebanyakan orang.

Penerimaan diri sendiri, orang lain, dan sifat dasar.


Dapat menerima diri mereka sendiri sebagaimana adanya.
 Tidak terlalu kritis dengan keterbatasan-keterbatasan, kelemahan-kelemahan dan
kebutuhan-kebutuhan dirinya.
Mereka tidak dibebani perasaan bersalah, rasa malu dan kecemasan

Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran.


Berperilaku apa adanya, langsung dan tanpa berpura-pura
Tidak menyembunyikan emosi dan dapat mengekspresikannya secara jujur.
 Mereka bijaksana dan penuh perhatian pada orang lain, sehingga dalam situasi-situasi
di mana ungkapan perasaan-perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan
perasaan orang lain, mereka mengekang perasaan itu.
 Mereka dapat memainkan permainan sosial yang dibutuhkan sehingga tidak
menyakitkan perasaan orang lain.
Berfokus pada masalah.
Melibatkan diri dalam tugas, kewajiban atau pekerjaan yang mereka pandang penting.
 Mereka tidak terfokus pada diri sendiri, melainkan pada masalah-masalah yang
melampui kebutuhan-kebutuhan mereka yang didedikasikan sebagai suatu misi hidup.
 Mereka hidup untuk bekerja bukan bekerja untuk hidup.

Apresiasi yang senantiasa segar.


 Selalu menghargai pengalaman-pengalaman tertentu bagaimanapun seringnya
pengelaman pengalaman tersebut berulang-ulang dengan suatu perasaan terpesona,
kagum atau kenikmatan yang segar.
 Mereka tidak menjadi puas atau bosan oleh pengalaman-pengalaman hidup, sehingga
mereka selalu berterima kasih atas apa yang mereka mililki atau alami.

Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak.


 Ada waktu-waktu di mana orang yang aktualisasi diri mengalami kebahagiaan,
perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap sama seperti pengalaman-
pengalaman keagamaan yang mendalam.
 Selama masa tersebut, diri mereka dilampui dan digenggam oleh suatu perasaan
kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada
sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.
Berfokus pada masalah.
Melibatkan diri dalam tugas, kewajiban atau pekerjaan yang mereka pandang penting.
 Mereka tidak terfokus pada diri sendiri, melainkan pada masalah-masalah yang
melampui kebutuhan-kebutuhan mereka yang didedikasikan sebagai suatu misi hidup.
 Mereka hidup untuk bekerja bukan bekerja untuk hidup.

Apresiasi yang senantiasa segar.


 Selalu menghargai pengalaman-pengalaman tertentu bagaimanapun seringnya
pengelaman pengalaman tersebut berulang-ulang dengan suatu perasaan terpesona,
kagum atau kenikmatan yang segar.
 Mereka tidak menjadi puas atau bosan oleh pengalaman-pengalaman hidup, sehingga
mereka selalu berterima kasih atas apa yang mereka mililki atau alami.

Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak.


 Ada waktu-waktu di mana orang yang aktualisasi diri mengalami kebahagiaan,
perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap sama seperti pengalaman-
pengalaman keagamaan yang mendalam.
 Selama masa tersebut, diri mereka dilampui dan digenggam oleh suatu perasaan
kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada
sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.
Perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap sesama manusia.
 Memiliki keinginan untuk membantu tugas-tugas kemanusiaan, serta memiliki
perasaan persaudaraan dengan semua orang, seperti terhadap saudara kandung
 Mereka mungkin berkali-kali merasa tertekan atau marah pada tingkah laku orang lain
yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.

Hubungan antarpribadi.
 Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat kepada orang lain dari pada orang-
orang yang memiliki kesehatan jiwa biasa.
 Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam
serta identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.

Struktur watak demokratis.


 Menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan,
golongan politik, agama, ras atau warna kulit.
 Mereka juga siap mendengarkan atau belajar dari siapa saja yang mengajarkan
sesuatu kepada mereka, serta tidak bersikap angkuh kepada orang-orang yang
berpendidikan rendah atau yang intelegensinya rendah
Kreativitas
 Sifat umum dari orang-orang yang aktualisasi diri yang inovatif, asli meskipun tidak
selalu dalam pengertian menghasilkan karya seni.
 Kreativitas ini sama dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak,
tidak berprasangka dan langsung melihat persoalan.

Resistensi terhadap inkulturasi


 Dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh
sosial untuk berfikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu.
 Mereka mempertahankan otonomi batin dan tidak banyak terpengaruh oleh
kebudayaan.
 Mereka dibimbing oleh diri mereka dan bukan oleh orang lain.
 Mereka tidak secara terus terang menentang kebudayaan atau melanggar aturan-
aturan sosial untuk menunjukkan independensi.

Perasaan humor yang tidak menimbulkan rasa permusuhan


 Humor orang yang aktualisasi diri berbeda dangan humor orang yang kurang sehat.
 Humornya bersifat filosofis, menertawakan manusia pada umumnya bukan individu.
 Humor orang yang kurang sehat humor yang menyebabkan orang lain tersakiti,
humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri orang atau
kelompok lain, dan humor pemberontakan terhadap penguasa atau percakapan cabul.
Terapan Psikologi Hubungan Industrial

Membuat PP/PKB dipersepsikan pekerja sebagai


bagian yang wajib ditaati.

Membuat pekerja yang diPHK tersenyum


..... PP/PKB Dalam Sehari-hari
Mengatur perilaku dengan hukum yg diyakini dan
Dilaksanakan Sebagai Kebutuhan Bersama.
Mengatur perilaku dengan hukum tetapi
Lemah Dalam Penerapan.
Mengatur perilaku dengan hukum tetapi
Pilih-Pilih Dalam Penerapan.
Mengatur perilaku dengan hukum tetapi
Sebatas Persyaratan Legal.
Seharusnya mengatur perilaku dengan hukum tetapi
Tidak Dimiliki Perusahaan.
Kapankah Aturan Paling Menolong ?
Ketika Menginginkan
Perubahan Perilaku
Dengan Cepat

Ketika Konsekuensi
Dapat Ditunda

Ketika Penguat
Alamiah Hanya
Sesekali Muncul

Ketika Perilaku
Mengarah Ke
Penghukuman Langsung
dan Berat
.

Mengatur perilaku dengan hukum yg diyakini dan


Dilaksanakan Sebagai Kebutuhan Bersama.
Mengapa Aturan Dapat Mengontrol Perilaku?

Garry Martin dan Joseph Pear


Meski dapat
ditunda tetapi Gagal mengikuti Mengikuti aturan
siapa pun dapat aturan dapat otomatis
menyediakan mengarah diperkuat dan
konsekuensi kepada kegagalan
langsung jika penghukuman- mengikutinya
mengikuti atau diri secara otomatis
tidak mengikuti langsung dihukum
aturan
1 2 3

Mengatur perilaku dengan hukum yg diyakini dan


Dilaksanakan Sebagai Kebutuhan Bersama.
Strategi PHK Berakhir Senyuman

Identifikasi Para Contoh :


Pihak Penjelasan :

Berkomunikasi
Dengan Tulisan & Contoh :
Lisan Penjelasan :

Pasal-pasal
Contoh :
Menjadi Bahasa
Fakta Penjelasan :

Mengikuti Urutan
Contoh :
Hukum & Empati
. Penjelasan :

Menguasai & Mengontrol Proses Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai