Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum

Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Formulasi dan Evaluasi Sediaan Gel


Baiq Detha Rahmadani Sutanti1, Annisa Surirahayu2, Baiq Siti Mazidah3
1Laboratorium Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

NPM : 200501005

ABSTRAK
Minyak atsiri sereh (Cymbopogon citratus) terbukti memiliki khasiat sebagai
antibakteri terhadap bakteri patogen, seperti Staphylococcus aureus. Sereh digunakan untuk
menghambat atau membunuh bakteri patogen karena mengandung minyak atsiri yang
berfungsi sebagai antijamur dan antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen, seperti
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Klebsiella pneumonia,
Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli yang telah diuji pada penelitian sebelumnya
(Naik dkk., 2010). Praktikumini bertujuan agarmahasiswa dapat mengetahui dan memahami
bagaiman cara pembuatan sediaan gel yang baik dan benar. Berdasarkan hasil percobaan
pebuatan gel ini didapat hasil bahwa pada formulasi I, sediaan gel ini memiliki tekstur yang
halus, berwarna putih, memiliki bau seperti minyak sereh dan memiliki bentuk sediaan cair.
Untuk bentuk sediaan cair ini tidak sesuai dengan karaterisktik suatu sediaan gel yang
memiliki bentuksediaan semi-padat. Hal ini dapat disebabkan karena penambahan aquades
pada sediaan yang terlalu berlebih sehingga menyebabkan sediaan menjadi cair ataupun
dikarenakan jumlah aquades pada formulasi terlalu berlebih. Sedangkan pada uji
homogenitas didapat bahwa sediaan gel ini tidak didapati butiran kasar pada sediaan sehingga
gel dapat dikatakan homogen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa pada percobaan
pembuatan sediaan untuk formulasi I dikatakan gagal.
Kata Kunci: Sediaan Gel,Gel Ekstrak Sereh, Evaluasi Sediaan Gel
PENDAHULUAN
Sereh merupakan tanaman yang umumnya digunakan sebagai bumbu dapur dan untuk
pengobatan tradisional yang dimanfaatkan sebagai obat kumur untuk sakit gigi dan gusi yang
bengkak, serta bahan-bahan obat untuk melancarkan air seni dan haid (Heyne, 1987). Sereh
digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri patogen karena mengandung minyak
atsiri yang berfungsi sebagai antijamur dan antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen,
seperti Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Klebsiella pneumonia,
Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli yang telah diuji pada penelitian sebelumnya
(Naik dkk., 2010).
Sereh memiliki aktivitas antibakteri yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan luka
karena bakteri Staphylococcus aureus sering ditemukan pada jaringan kulit yang terluka,
termasuk pada luka bakar (Healy, 2006). Minyak atsiri sereh dibuat dalam bentuk sediaan gel
yang dapat menahan dan menciptakan lingkungan lembab di sekitar luka sehingga dapat
mempercepat penyembuhan luka (Boateng dkk., 2008).
Gel dapat didefinisikan sebagai sediaan semipadat yang terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel organik kecil atau molekul organik besar, berpenetrasi oleh suatu cairan.
Gel adalah sistem semipadat yang pergerakan medium pendispersinya terbatas oleh sebuah
jalinan jaringan tiga dimensi dari partikel – partikel atau makromolekul yang terlarut pada
fase pendispersi (Allen et. al., 2002).
Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas
Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Menurut Farmakope Indonesia V (2014) sediaan gel kadang- kadang disebut jeli,
adalah sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik kecil
atau molekul organik besar, yang terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari
jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya Gel
Aluminium Hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi
relative besar, massa gel kadang – kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma
Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika
dibiarkan dan dapat menjadi cair pada saat pengocokan.
Gel merupakan sediaan semi padat bersuspensi partikel anorganik kecil atau molekul
organik besar yang terpenetrasi dalam cairan (Escobar, J.J, 2006). Kandungan komponen air
yang tinggi juga menyebabkan jel memiliki kemampuan menghidrasi stratum corneum
sehingga panetra cyberquote and obat menembus kulit menjadi lebih mudah dibandingkan
dengan salep dan krim (Rawat, S., 2011).
Terdapat beberapa uji yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi kualitas dari sediaan
gel yang telah diformulasi. United States Pharmacopeia (USP) merekomendasikan beberapa
uji yaitu minimum pengisian, pH, viskositas, antimicrobial, dan kandungan alkohol pada
sediaan tertentu. Adapun uji lainnya yaitu uji homogenitas, uji karakter reologi, uji daya lekat
serta uji stabilitas (Gad, 2008) maupun uji extrudability, uji iritasi dan uji homogenitas (Kaur
dan Guleri, 2013).
Gel memiliki sistem sistem disperse yang banyak tersusun dari air serta sangat rentan
terhadap terjadinya instabilitas fisik, kimia maupun mikroba. Pada umumnya instabilitas fisik
yang terjadi pada gel yaitu sineresis yang mana keluarnya medium dispersi dari sistem akibat
adanya kontraksi sistem polimer gel. Faktor perubahan pada suhu penyimpanan yang ekstrim
merupakan salah satu faktor utama yang terjadi pada sineresis yang dialami pada saat cycling
test. Adanya penurunan tekanan osmotik pada sistem serta perubahan bentuk molekul dapat
terjadi pada proses pembekuan saat cycling test. Molekul yang mengkerut ini memaksa
keluarnya medium dari sistem matriks (Gad, 2008). Pada konsentrasi gelling agent yang
rendah biasanya dapat terjadi sineresis. Sineresis menunjukkan adanya fenomena
ketidakstabilan secara termodinamika (Kaur dan Guleri, 2013).
Gelling agent merupakan suatu gum alam atau sintesis, resin maupun hidrokoloid lain
yang dapat digunakan dalam formulasi gel untuk menjaga konsituen cairan serta padatan
dalam suatu bentuk gel yang halus. Bahan berbasis polisakarida atau protein merupakan jenis
bahan yang biasanya digunakan sebagai pembentuk gel. Beberapa contoh gelling agent yaitu
CMC-Na, metil selulosa, asam alginat, sodium alginate, kalium alginat, kalsium alginate,
agar, karagenan, locust bean gum, pektin serta gelatin (Raton, et al., 1993).
Humektan merupakan bahan dalam produk sediaan kosmetik yang bertujuan untuk
mencegah hilangnya kelembaban dari suatu produk serta meningkatkan jumlah air pada
lapisan kulit terluar saat produk diaplikasikan (Barel et al., 2009). Mekanisme kerja dari
humektan yaitu dengan cara menjaga kandungan air pada lapiran stratum korneum serta
mengikat air dari lingkungan ke dalam kulit (Leyden and Rawlings, 2002).
Metil paraben memiliki ciri – ciri serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir tidak
berbau serta, tidak memiliki rasa serta agak membakar dan diikuti rasa tebal (Depkes, 1979;
Rowe, et al., 2005). Kegunaan metil paraben yaitu sebagai bahan pengawet, mencegah
adanya kontaminasi, perusakan serta pembusukan oleh bakteri dan fungi di dalam formulasi
farmasetika, produk makanan, dan kosmetik pada rentang pH 4 – 8. Pada sediaan topikal,

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

konsentrasi yang umum digunakan yaitu 0,02 – 0,3%. Metil paraben dapat larut dalam air
panas, etanol dan methanol (Rowe et al., 2009).
Pada sediaan gel diperlukaan penggunaan kombinasi antara metil paraben dan propil
paraben untuk mencegah adanya kontaminasi mikroba yang diakibatnya tingginya kandungan
air pada sediaan. Kombinasi metil paraben dan propil paraben diperlukan dalam formulasi
sediaan gel untuk mencegah kontaminasi mikroba dikarenakan tingginya kandungan air pada
sediaan. Kombinasi konsentrasi propil paraben 0,02% dengan metil paraben 0,18% dapat
menghasilkan kombinasi pengawet dengan aktivitas antimikroba yang kuat (Rowe & Owen,
2006).
Aquadest yaitu air murni yang dapat diperoleh melalui suatu tahap penyulingan.
Aquadest merupakan suatu air yang bebas terhadap kotoran maupun mikroba yang ada jika
dibandingan dengan air biasa. Pada sediaan farmasi aquadest dapat berfungsi sebagai pelarut
maupun medium pendispersi Pada sediaan yang mengandung air, air murni banyak 14
digunakan tetapi tidak pada sediaan parenteral (Ansel, 1989).

METODE
Bahan dan Alat
1. Bahan
a. Minyak sereh
b. Carbomer
c. Metil paraben
d. Gliserin
e. TEA
f. Aquades ad
2. Alat
a. Gelas beker
b. Mortir dan stamper
c. Batang pengaduk
d. Pemanas

Jalannya Praktikum
1. Rancangan Formulasi
Tabel I. Formulasi Sediaan Gel
Nama bahan Formulasi I Fungsi
Minyak sereh 5 gram Zat aktif
Carbomer 0,25 gram Gelling agent, pengental, dan
berguna untuk menghasilkan gel
yang bening
Metil paraben 0,25 gram Mencegah jamur atau pengawet
Gliserin 10 gram Humektan ataumenjaga
kelembaban sediaan
TEA 1,5 gram Agen penetral dari carbomer agar
tidak mengiritasi kulit

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Aquades ad 100 ml Pelarut

2. Cara Pembuatan
a. Larutkan carbomer dengan sebagian air panas (L1)
b. Larutkan metil paraben, tambahkan gliserin, TEA (L2)
c. Campurkan L2 ke L1 homogenkan
d. Tambahkan minyak sereh dan homogenkan
e. Tambahkan sisa air

3. Uji organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati tekstur, warna serta bau dari sediaan salep
tersebut dan bentuknya.
4. Uji homogentias
Uji honmogenitas dilakukan dengan meletakkan sediaan gel diatas plat kaca, kemudian
diamati. Apabila tidak didapat butiran kasar pada sediaan maka sedian dikatan homogen.
Uji homogenitas ini juga dapat dilakukan dengan meletakkan sediaan diantara dua jari
kemudian dirasakan teksturnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam percobaan kali ini dilakukan pembuatan sediaan gel dengan 1 jenis formulasi
yang berbeda. Pada sediaan gel ini kemudian dilakukan uji stabilitas fisik. Perbandingan dari
hasil uji dapat dilihat pada tabel berikut :
Uji organoleptis
Tabel II. Hasil Uji Organoleptis Sediaan Gel
Formulasi I
Tekstur Halus

Warna Putih

Bau Minyak sereh

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Bentuk sediaan Cair

Berdasarkan hasil percobaan pembuatan sediaan gel yang telah dilakukan, didapat
hasil uji organoleptis pada formulasi sediaan I seperti tabel diatas. Pada tekstur sediaan gel
ini didapat hasil bahwa sediaan gel memiliki tekstur yang halus, sehingga gel tersebut dapat
dikatan sudah tercampur dengan zat lain pada formulasi ini. Pada warna sediaan didapat
bahwa gel tersebut berwarna putih. Hal ini dikarenakan pada bahan yang digunakan
keseluruhannya hanya berwarna putih ataupun bening. Sehingga hasil dari gel ini sendiri
berwarna putih. Sedangkan untuk bau pada gel ini yakni memiliki bau ekstrak minyak sereh
yang digunakan. Dan yang terakhir pada bentuk sediaan gel ini didapat bentuk sediaan yang
cair. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah aquades yang ditambahkan pada gel terlalu
banyak sehingga hal tersebut tidak membuat sediaan gel memiliki bentuk sediaan semi cair.

Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas merupakan pengujian terhadap ketercampuran bahan-bahan
dalam sediaan gel yang menunjukkan susunan yang homogen. Pada sediaan gel setelah diuji
yakni tidak terdapatnya butiran kasar dari sediaan gel tersebut yang berarti bahwa sediaan gel
dapat dinyatakan homogen.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaa pembuatan gel yakni pada formulasi I ini di dapatkan
bahwa gel tersebut memiliki bentuk sediaan yang cair berbeda dengan gel yang pada
umumnya yakni berbentuk semi padat. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan pada
penambahan jumlah aquades pada sediaan gel ataupun kesalahan pada formulasi.

DAFTAR PUSTAKA
Sari, R., Isadiartuti,D., 2006, Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptic Tangan Ekstrak Daun
Sirih (Piper Betle Linn), Universitas Airlangga, Surabaya.
Sayuti, N.A, 2015, Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Ketepeng
Cina (Cassia alata L.),Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Tambunan,S., Sulaeman, T. N. F, 2018, Formulasi Gel Minyak Atsiri Sereh dengan Basis
HPMC dan Karbopol, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wijaya, J. I., 2013, Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan
1,5% Dan 2%, Universitas Surabaya.

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022

Anda mungkin juga menyukai