Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN SEMESTER 2

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Di susun oleh :

1. Ni Putu Ayu Savitri


2. Regita Azmi P
3. Siti
4. Rizi
5. Wardah Hamidah
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................... ....................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
............................................... ...........................................
Rumusan Masalah ....................................................... ...................................
Tujuan ..........................................................................................
Manfaat ..........................................................................................
BAB II ISI
Pengertian Pendidikan Kesehatan
................................................. .................
Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan ................................................ ..................
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
.........................................................................................
Saran .........................................................................................

BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami pemuktahiran dan
pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian masyarakat. Seiring dengan itu
banyak pula masalah-masalah yang tentunya mampu membuat derajat kesehatan manusia
menurun. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga
mengalami degradasi.Pada masa sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan
untuk dipertahankan bagi setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah
tertentu.
Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang berharga dan menjadi suatu hal
yang harus ditingkatkan oleh setiap manusia.

Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain
kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus
didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu
sendiri.Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan kesehatan. Dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan
yang ditujukan kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah pengertian pendidikan
kesehatan, prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan,
pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan serta hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan dan perilaku kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan,
ruang lingkup
pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan).

1 1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah :
.
Agar masyarakat mengetahui tentang pendidikan kesehatan dan perilaku kesehatan.
2
Agar masyarakat mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan
.
kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan,
pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.
BAB II

ISI
2. 1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau
masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka
rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan


merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan

pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.


Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela
perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.

Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan kedoktern
yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat
dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan.

Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan


pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya,
dan sebagainya).

Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya


untuk memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional,
pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan
pengetahuan, sikap, an
praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2003)
2.2 Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan yang


lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program
pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan
merupakan ‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat
dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan
hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan
peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil


jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan
indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.
2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain
dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat
pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Pendidikan kesehatan individual

2. Pendidikan kesehatan kelompok


3. Pendidikan kesehatan masyarakat

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai


tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :
1. Promosi kesehatan (health promotion)

2. Perlindungan khusus (specific protection)


3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)

4. Pembatasan cacat (disability limitation)


5. Rehabilitasi (rehabilitation)
2.4
Pengertian Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang


berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan,serta
lingkungan. Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku
pasif merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan
perilaku aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki beberapa
macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi
dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud
yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut.
Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari
dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah
(perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan
dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan menggosok gigi sebelum tidur.

Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang
yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau
pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan
(health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan- tindakan yang diambil
seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana

pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.


Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat
yang berhubungan dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:

1. Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang
dapat mencegah penyakit.

2. Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang
merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh
pengetahuan individu untuk memperoleh keuntungan.
3. Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang
sakit untuk memperoleh kesehatan.
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan
paradigma sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa
rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar
masuk ke
rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif
dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek promotif da
preventif, berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih n
dibandingkan pengobatan. murah

2.5 Domain Perilaku Kesehatan


Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi
perilaku manusia itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan
pendidikan. Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau
meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni:
1. Kognitif

2. Afektif
3. Psikomotor
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang :


1. Faktor internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik

2. Faktor eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana
3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam
pembelajaran

Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2. Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat diintepretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi yang sebenarnya.


4. Analisis

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-
komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.
5. Sintesa

Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian


dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6. Evaluasi

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi/objek.
2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
1 Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
.
2. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
3.
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4. Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau Tindakan (Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan
sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai
beberapa tingkatan :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dna memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah

merupakan praktik tingkat pertama.


2. Respon terpimpin (Guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah

merupakan praktik tingkat kedua.


3. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu

itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara


terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu.
pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau
kegiatan responden. Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1. Kesadaran (Awareness)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek).

2. Tertarik (Interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus,

3. Evaluasi (Evaluation)

Menimbang-nimbang terhadap baik an tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (Trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Menerima (Adoption)

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut :

1. Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga
perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilia-nilai kesehatan.
2. konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu
msdyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah- masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.

3. Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu
: a. Pengetahuan

b. Sikap atau tanggapan


c. Praktek
4. Bentuk perilaku kesehatan :
a. Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan
b. Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi

3.2 Saran
Bahwa pendidikan kesehatan itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia.
Dengan adanya pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai
dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-
penyakit yang membahayakan diri sendiri.

Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini
baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta
terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai