Anda di halaman 1dari 13

Pelanggaran Hukum

dalam Praktik
Keperawatan

Kelompok 4
Bryliyana Wahyu P
Dhinar Retno P
Rosiana Kurnia S

Dasar Hukum Praktik


Keperawatan
Undang-undang Keperawatan
UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan
UU No. 6 tahun 1963 tentang tenaga kesehatan
UU kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang wajib keja paramedis
Registrasi dan praktik keperawatan sesuai KEPMENKES no.
1239 tahun 2009
SK Menkes No. 262/per/VII/1979 tahun 1979
Permenkes. No. 363/ Menkes/ per/XX/1980 tahun 1980
SK Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
94/Menpan/ 1986,tanggal 4 Nopember 1989, tentang jabatan
fungsional tenaga keperawatan dan system kredit poin.

Pelanggaran Hukum Praktik Keperawatan

Tort
Tort adalah kesalahan perdata yang
dilakukan terhadap seorang atau barang
yang dimiki seseorang. Tort
diklasifikasikan menjadi tort nonintensional dan tort intensional.

a. Tort Intensional
1. Serangan
Serangan adalah ancaman yang disengaja dan membawa kontak
berbahaya atau menyinggung.
2. Kekerasan
Kekerasan adalah setip sentuhan disengaja yang dilakukan tanpa izin.
Kontak dapat berbahaya bagi klien dan menyebabkan cedera atau
dapat hanya menyinggung martabat pribadi klien.
3. Pelanggaran Privasi
Ada empat jenis pelanggaran privasi, yaitu gangguan terhadap rasa
ingin sendiri, peniruan nama, publikasi fakta pribadi atau fakta yang
memalukan, dan publikasi data palsu seseorang.
4. Pencemaran Nama Baik
Pencemaran nama baik adalah publikasi pernyataan palsu yang
menyebabkan kerusakan reputasi seseorang.

b. Tort Non-intensional
1. Kelalaian
Kelalaian adalah perilaku yang berada di bawah
standar perawatan. Standar perawatan yang
ditetapkan oleh hukum untuk melindungi seseorang
dari kemungkinan risiko bahaya.
2. Malpraktik
Malpraktik merupakansalah satu jenis kelalaian,
disebut juga sebagai kelalaian professional.
Malpraktik keperawatan disebabkan ketika asuhan
keperawatan turun di bawah standar praktik
keperawatan.

Persetujuan
Aborsi

Contoh Kasus
Seorang perawat laki-laki lulusan Sekolah Perawat Kesehatan
(SPK) bernama M, telah lama bekerja di sebuah Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) di suatu kabupaten tempat tinggalnya.
Perawat M mempunyai klinik di rumahnya, banyak warga sekitar
datang berobat ke kliniknya. Disamping itu, perawat M juga
melakukan kunjungan rumah (Home care) sampai pelosok
pedalaman, dan daerah terpencil yang tidak pernah terjangkau
petugas kesehatan. Oleh sebab itu, perawat M memberikan
pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan
pertolongannya. Bila ada ibu yang ingin melahirkan (partus)
perawat M menolongnya, menjahit luka warga masyarakat yang
mendapat luka gigitan binatang saat bekerja di hutan, memberikan
infus, dan memberikan resep atau obat. Perawat M bekerja di
kliniknya dibantu oleh asisten lulusan sekolah menengah umum
(SMU) yangg telah dilatihnya, karena tenaga kesehatan di
daerahnya sangat langka.

Pembahasan
Perawat M telah melanggar UndangUndang No 36 Tahun 2009 pasal 1 ayat 6.
Perawat M juga melanggar UU No.36
Tahun 2009 pasal 22 ayat 1 tenaga
kesehatan harus memiliki kualifikasi
minimum. Selain itu, pada pasal 23 ayat 3
juga disebutkan bahwa dalam melakukan
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan
wajib memiliki izin praktik dari pemerintah.

Menurut Peratuan Menteri Kesehatan


(PERMENKES) No.148 2010 tentang
Praktik Keperawatan, Bab I Pasal 1 yaitu
perawat adalah seseorang yang telah
lulus pendidikan perawat di dalam
maupun di luar negeri berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Perawat M juga melanggar hal
tersebut karena perawat minimal telah
menempuh pendidikan Diploma III (DIII)

TERIMAKASIH

Pertanyaan 1
1. Ria : contoh nyata tindakan
keperawatan ?
2. Mey : perawat m menolong tapi ada uu yg
melarang ?
3. Desta : contoh pembagian hukum
perdata dan hukum pidana ?

Pertanyaat 2
1. Widi : perbedaan tort intensional dan non
? Perawat M masuk tort yang mana ?
2. ari : perawat M mendapatkan pidana dan
perdata seperti apa ?
3. Ida : tort persetujuan ?

Anda mungkin juga menyukai