07 Laporan Praktikum Oncom
07 Laporan Praktikum Oncom
PEMBUATAN ONCOM
Disusun oleh :
Nicky Rhaina Risti
1162060073
Tujuan Praktikum : Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui proses
fermentasi pada pembuatan ketiga jenis nata (nata de coco, nata de soya, dan nata de leri) serta
membandingkan tingkat keberhasilan ketiganya.
A. Pendahuluan
Oncom adalah makanan tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Barat. Oncom
merupakan sumber gizi yang potensial untuk masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan adanya
proses fermentasi, maka struktur kimia bahan-bahan yang tadinya bersifat kompleks akan terurai
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna dan
dimanfaatkan oleh tubuh (Hesseltine, 1961:89).
Oncom dapat dibuat dari kacang kedelai dan kacang tanah. Bahan baku lainnya yang
diperlukan dalam pembuatan oncom adalah kapang. Kapang oncom dapat mengeluarkan enzim
lipase dan protease yang aktif selama proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam
penguraian pati menjadi gula, penguraian bahan-bahan dinding sel kacang, dan penguraian lemak,
serta pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang berbau sedap dan harum (Rahayu,
1990:26).
Saat ini dikenal dua jenis oncom, yaitu oncom merah dan oncom hitam. Perbedaan kedua
jenis oncom tersebut terletak pada jenis kapang serta jenis bahan baku yang digunakan. Oncom
merah dihasilkan oleh kapang Neurospora sitophila yang mempunyai strain jingga, merah, merah
muda, dan warna peach (Siswono 2002:11), dan biasanya menggunakan bahan baku ampas tahu.
Sedangkan oncom hitam dihasilkan oleh kapang Rhizopus oligosporusdengan bahan baku bungkil
kacang tanah atau kulit kacang kedelai yang dicampur dengan onggok (ampas tepung tapioka).
Perbedaan warna pada oncom ditentukan oleh warna pigmen yang dihasilkan oleh kapang yang
digunakan dalam proses fermentasi
1. Oncom merah
Oncom merah dihasilkan oleh kapang Neurospora sitophila yang mempunyai strain
jingga, merah, merah muda, dan warna peach dan biasanya menggunakan bahan baku bungkil tahu
atau ampas tahu. Bungkil tahu yaitu kedelai yang telah diambil proteinnya dalam pembuatan tahu.
2. Oncom hitam
Oncom hitam dihasilkan oleh kapang Rhizopus oligosporus dengan bahan baku bungkil
kacang tanah atau kulit kacang kedelai yang dicampur dengan onggok (ampas), singkong atau
tepung singkong (tapioka). Bungkil kacang tanah adalah ampas yang berasal dari kacang tanah
yang telah diambil minyaknya dengan proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi. Walaupun
kedua bahan substrat tersebut berupa limbah, kandungan gizinya sesungguhnya masih cukup
tinggi untuk dapat dimanfaatkan manusia. Pencampuran antara bungkil kacang tanah dan onggok
dimaksudkan agar oncom mempunyai tekstur yang lebih baik dan lebih lunak (Winarno, 1984:12).
Oncom dapat dibuat dari kacang kedelai dan kacang tanah. Bahan baku lainnya yang
diperlukan dalam pembuatan oncom adalah kapang. Kapang oncom dapat mengeluarkan enzim
lipase dan protease yang aktif selama proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam
penguraian pati menjadi gula, penguraian bahan-bahan dinding sel kacang dan penguraian lemak,
serta pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang memiliki bau yang sedap
dan harum (Chayadi, 2010:241).
1. Tampah 1
2. Baskom 1
3. Kain Penyaring 1
4. Kompor 1
5. Panci 1
6. Alat Pencetak 1
2. Ampas Tahu 1 kg
E. Pembahasan
Pada praktikum ini membahas mengenai pembuatan oncom. Oncom ini sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari masyarakat banyak. Menurut Kemanyu (2014 : 62-69) oncom
merupakan salah satu produk fermentasi makanan khas Jawa yang menggunakan substrat
bungkil kacang tanah atau ampas tahu yang di inokulasi dengan spora kapang oncom merah,
yaitu spesies kapang yang berkembang biak secara generatif.
Oncom seperti yang kita ketahui terdir dari oncom merah dan hitam, namun pada
praktikum kali ini yang di buat ialah oncom merah. Pembuatan oncom merah dengan
menggunakan bahan baku ampas tahu yang telah diperas hingga kering yang awalnya
bertekstur kasar dan berbau kedelai setelah ditaburi dengan ragi oncom (Neuspora sitophila)
dan difermentasikan selama dua hari menghasilkan tekstur yang lembut dikarenakan miselium
kapang tumbuh dengan baik dan mengikat semua bungkil tahu (Campbell, 2003 : 256).
Kapang oncom merah menghasilkan enzim yang dapat memecah pati menjadi glukosa
dan tidak berperan sebagai penghasil enzim lipase. Menurut Sarwono (2010:13), kapang yang
berperan dalam proses fermentasi oncom merah (kapang oncom merah) adalah Neurospora sp.
Kapang ini mudah tumbuh pada substrat, mempunyai waktu generasi yang pendek, dan
miseliumnya terdiri dari hifa yang bercabang, menjulang ke udara, yang mudah dikenal dari
konidianya yang berwarna jingga.
Menurut Athiya (2015 : 87) Neurospora sitophila (neuron : urat saraf atau berurat
loreng-loreng, spora, sitsos : makanan, dan philos : menyukai) merupakan salah satu spesies
dari genus Neurospora yang memiliki spora berbentuk seperti urat saraf berloreng. Neurospora
sitophila bersifat octosporous, hermaphrodit dan heterothallic. Unsur betinanya diwakili oleh
protoperithecia, dimana setiap multinucleate askogonium ditempelkan. Askogonia
menghasilkan cabang hifa panjang yang berfungsi sebagai trichogynes. Antheridia tidak
dihasilkan. Unsur jantan diwakili oleh mikrokonidia yang diproduksi dalam rantai di
microconidiophores; sejenis konidia, yang juga dapat menyalurkan nuclei ke receptive
trichogynes. Dalam spesies ini, ditemukan bahwa peran organ seks jantan tidak terlalu besar
dan fungsi seksual dikerjakan oleh bagian khusus dari thallus (Campbell. 2003:268). Adapun
klasifikasi dari jamur ini, yaitu:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Ascomycetes
Order : Sordariales
Family : Sordariaceae
Genus : Neurospora
Setelah ragi oncom dimasukkan ke dalam adonan, adonan tersebut dicetak dan
dibungkus menggunakan daun pisang. Menurut Suprapti (2003 : 47) menyatalan bahwa
pembungkusan dengan daun pisang sama halnya dengan menyimpannya dalam ruang gelap
(salah satu syarat ruang fermentasi), mengingat sifat daun yang tidak tembus pandang. Di
samping itu aerasi (sirkulasi udara) tetap dapat berlangsung malalui celah – celah pembungkus
yang ada. Kapang tempe juga membutuhkan banyak oksigen untuk pertumbuhannya.
Selama proses fermentasi berlangsung, bahan baku oncom mengalami perubahan sifat
fisik dan kimia, seperti rasa, aroma, warna, tekstur, kandungan zat gizi dan sifat
organoleptiknya lebih disukai dibandingkan sebelum difermentasikan. Proses fermentasi dapat
menghilangkan zat anti nutrisi dan racun yang biasanya terdapat pada bahan mentah, misalnya
kedelai atau kacang-kacangan yang lainnya. Aspergilus flavus adalah salah satu jenis kapang
yang menghasilkan mikotoksin yang disebut aflatoksin. Kontaminasi aflatoksin pada kacang
tanah dalam bentuk polong segar, polong kering, biji serta produk olahan sederhana seperti
kacang rebus, bungkil dan oncom. Kapang oncom merah (Neurospora sitophila) dapat
mereduksi (mengurangi) kandungan aflatoksin selama proses fermentasi bungkil kacang tanah
sebesar 50%, sedangkan penggunaan kapang Rhizopus oligosporus dapat mengurangi
aflatoksin bungkil sebesar 60%, sedangkan oncom yang terbuat dari ampas tahu tidak
mengandung aflatoksin.
Peranan kapang tersebut sangat penting dalam proses fermentasi pembuatan oncom ini.
Menurut Siswono (2002:15) kadar protein yang tinggi mengindikasikan proses pertumbuhan
yeast berjalan dengan baik karena selama proses pertumbuhan, dihasilkan berbagai macam
enzim oleh yeast. Kadar lemak yang cukup dibutuhkan karena senyawa ester (yang merupakan
lemak) berguna untuk memberikan flavour yang sedap dan khas bagi produk. Kadar
karbohidrat yang semakin rendah mengindikasikan pertumbuhan yeast yang semakin baik.
Glukosa yang diperoleh dari pemecahan karbohidrat, dibutuhkan oleh yeast sebagai sumber
makanan. Untuk memecah karbohidrat tersebut, yeast menghasilkan enzim – enzim yang
merupakan protein globular, terutama enzim protease. Enzim protease ini berfungsi untuk
menghidrolisis asam amino dalam ikatan peptida menjadi polipeptida yang merupakan rantai
protein yang lebih pendek. Oleh karena itu kadar protein semakin meningkat.
Athiya dan Claudia. 2015. Makanan Fermentasi di Indonesia. Buletin Anak Gizi
Chayadi, Adityo dan Angga Surya. 2010. Penangkapan Mikroba Mixed Culture dari Alam sebagai
Inokulum dalam Pembuatan Ragi Oncom Menggunakan Media Kacang Tanah, Kedelai dan
Jagung. Skripsi Sarjana Teknik Kimia UNDIP. Semarang.
Kemanyu, Mardalena, dkk. 2014. Kajian Waktu Simpan Karoten Kapang Oncom Merah
(Neurospora sp) Yang Diproduksi Pada Media Tongkol Jagung. Jurnal of Natural Science,
Vol.3(2): 62-69. ISSN: 2338-0950.
Krisno, Agus. 2011. Peran Rhizopus oryzae pada Industri Tempe dalam Peranan Peningkatan
Gizi Pangan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rahayu, Winiati pudji dan Suliantari. 1990. Teknologi Fermentasi Biji-bijian dan Umbi-umbian.
Bogor: IPB
Steinkraus, K.H. 1996. Handbook of Indegenous Fermented Food. Marcel-Dekker Inc. New York
and Bassel.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Lampiran I
Pertanyaan
Jawab : sebelum di olah struktur fisik bahan bahan yang digunakan masih mengandung air dan
sesudah di cetak masih lembek, setelah di olah dan disimpan 2 hari struktur fisiknya sudah sedikit
mengeras.
Jawab : Sebelum di olah struktur kimia nya masih berwarna putih dari ampas tahu dan warna agak
coklat dari kacang tanah serta aroma khas kacang tanah setelah di olah dan disimpan 2 hari terjadi
perubahan warna menjadi orange,aroma khas oncom dan meningkatnya kandungan gizi serta sifat
organoleptik nya.
3.Apa keunggulan produk setelah dilakukan pengolahan atau nilai gizi dari produk
tersebut?
Jawab: Keunggulan nya setelah diolah kandungan gizi meningkat karena adanya proses fermentasi
dari kapang Neurospora crassa Yaitu Kalori 414 kal, Protein 26,6 g, Lemak 18,3 g,
Karbohidrat 41,3 g, Kalsium 19 mg, Fosfor 29 mg, Besi 4,0 mg, Vit. B 0,20 mg, Air 9,0 g
Jawab: Bagi manusia oncom ini menghasulkan enzim protease, Enzim protease mampu mencerna
serpihan-serpihan yang tidak diinginkan dalam darah termasuk bakteri dan virus. Selain itu
mengandung protein tinggi dari ampas tahu. Protein merupakan zat pembangun tubuh. Pada anak-
anak protein sangat berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Sedangkan pada orang
dewasa protein dapat membangun kembali sel-sel rusak apabila terjadi luka dan memar. Jadi
protein merupakan komponen yang penting untuk otot, kulit, tulang, dan tubuh secara keseluruhan
5.Apa saja faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam pembuatan produk tersebut?
Jawab : Suhu 30-37 °C kualitas bahan utama yang masih segar, pertukaran gas, kebersihan
inkubasi dan kandungan air
6.Apa saja faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pembuatan produk tersebut?
Jawab:Suhu yang terlalu rendah menyebabkan lambat nya fermentasi, suhu yang terlalu tinggi
membuat kapang mati, kehignesan bahan utama berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan
oncom juga kebersihan tempat inokulum untuk menghindari tumbuh nya mikroba yang tidak di
inginkan.
Lampiran II
Dokumentasi
Gambar 1 kompor (alat Gambar 2 proses pendinginan Gambar 3 proses penyaringan Gambar 4 nata de coco
pemanas) nata sebelum di beri bibit setelah panen
Gambar 5 ZA (sumber nitrogen Gambar 6 proses pemanasan Gambar 7 gula (sumber Gambar 8 proses pemindahan
mikroba) bahan utama sambil diaduk glukosa mikroba) adonan pada wadah
Gambar 9 nata de soya setelah Gambar 10 panci (alat Gambar 11 sendok (alat Gambar 12 nata de leri
panen pengukus kedelai) pengaduk kedelai) setelah panen