Anda di halaman 1dari 7

Laporan kegiatan Simposium AOFOG

( Asia & Oceania Federation of Obstetrics & Gynaecology )


25-26 Mei 2022 di Bali, Indonesia

Kongres AOFOG ke-27 diselenggarakan di Bali, Indonesia pada tanggal


23-26 Mei 2022 di Bali, Indonesia. POGI (Perkumpulan Obstetri
dan Ginekologi Indonesia) sebagai tuan rumah mampu menyelenggarakan
event ini dengan baik, dengan menghadirkan para pembicara dari
mancanegara seperti Jepang, Jerman, Australia, Singapore, Hong Kong,
Bangladesh, Pilipina, Thailand, Malaysia, India, Taiwan, Nepal, New Zealand,
Korea, Papua New Guinea, Pakistan dan Sri Lanka.
Tema yang diusung adalah “From Bench to Bedside: Between The Culture,
Future, and Technology in Women’s Health”

Berikut laporan kegiatan Simposium yang saya ikuti tanggal 25-26 Mei 2022
sebagai berikut :

 SIMPOSIUM tanggal 25 Mei 2022


Acara simposium dimulai mulai pukul 08.30 sd 16.45 WIT,
Pada hari pertama simposium ini dibawakan presentasi dari Presiden
AOFOG dari Jepang dengan tema “Is this unique to Asians?”
Menyoroti tentang kanker ovarium di berbagai ras dan etnik di dunia baik di
Amerika, Asia, kulit hitam Afrika, Hispanik atau Latin, Hawai maupun
kulit putih.
Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor biologi dan dan lingkungan yang
mempengaruhi kejadian kanker ovarium ini.
Faktor biologi diantaranya adalah : faktor genetik dan molekul tumor.
Sedangkan faktor lingkungan (sosial) diantaranya adalah : akses untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, budaya, kebijakan politik, status sosial
ekonomi dan dukungan sosial.
Disamping itu ada faktor prognostik dari kanker ovarium ini yaitu : faktor
penderita itu sendiri, faktor tumor dan faktor pengobatan.
Adapun faktor penderita meliputi : umur, herediter, pemakaian kontrasepsi
oral dan pemakaian hormon replacemen terapi.
Sedangkan faktor tumor meliputi : stadium, tipe histologi, gradasi histologi dan
onkogen.
Faktor ketiga yaitu faktor pengobatan meliputi : pembedahan (ukuran
residu tumor), khemoterapi, imunoterapi dan radioterapi.
Kasus baru kanker ovarium sekitar 225.000/tahun.
Angka kematian akibat kanker ovarium 140.000/tahun.
Insiden rate sekitar 6.6/100.000 wanita.
Mortality rate sektar 4.2/100.000 wanita.
Angka bertahan hidup selama 5 tahun sekitar 49,1%.

Materi selanjutnya adalah tentang Preeklampsia, Obesitas dalam kehamilan,


Defisiensi vitamin D dalam kehamilan, Placenta Rejuvination dalam
pencegahan pertumbuhan janin terhambat, serta posisi tidur yang baik untuk
wanita hamil kaitannya dengan kejadian janin mati dan berat lahir.

 Preeklampsia
Secara global terdapat 76.000 wanita hamil meninggal setiap tahunnya
akibat preeklampsia dan 500.000 bayi meninggal setiap tahunnya akibat
preeklampsia. Lebih dari 10 juta wanita menderita preeklampsia dan setiap 7
menit ada 1 wanita yang meninggal akibat preeklampsia. Dan lebih dari 2,5
juta bayi prematur per tahun yang lahir akibat preeklampsia.
Adapun faktor-faktor risiko kejadian preeklampsia diantaranya adalah :
Preeklampsia sebelumnya, penyakit ginjal kronis, hipertensi kronis, DM,
SLE/APS, kehamilan pertama, usia ibu > 35 tahun, BMI > 30 kg/m2, jarak
kehamilan > 10 tahun, riwayat keluarga dengan preeklampsia dan sosial
ekonomi yang rendah.

 Obesitas dalam kehamilan


Klasifikasi :
Overweight BMI 25-29,9
Obese klas I BMI 30-34,9
Obese klas II BMI 35-39,9
Obese klas III BMI 40 atau lebih, super obese 50 atau lebih
Terdapat beberapa risiko kehamilan terkait obesitas diantaranya : fertilitas
menurun, DMG, hipertensi dan preeklampsia, obtruksi sleep apneu, VTE,
gangguan jiwa, keguguran, fetal anomali, makrosomi, stilbirth, distosia bahu,
infeksi luka, asfiksia neonatus, hipoglikemia, HIE.

 Menurunkan berat badan


10% penurunan BMI : sedikitnya ada penurunan 10% pada kejadian
preeklampsia, DMG, makrosomi dan stilbirth
20-30% penurunan BMI : penurunan angka SC, distosia bahu, kematian bayi
dan angka perawatan NICU > 48 jam
penurunan berat badan yang realistis adalah sekitar 5-10%.
Edukasi adalah hal yang sangat penting diantaranya tentang keuntungan
makanan yang sehat dan aktifitas fisik yang harus dilakukan. Mulai dengan
berjalan kaki dengan target 150 menit/minggu dan strengthening otot
2x/minggu.
 Defisiensi vitamin D dalam kehamilan
Di populasi umum defisiensi vitamin D sekitar 20-80%, termasuk wanita
hamil adalah risiko tinggi akan defisiensi vitamin D akibat kebutuhan janinnya.
Variasi dalam warna kulit, ras, BMI, musim saat hamil, intake makanan, gaya
berpakaian dan aktifitas fisik juga berpengaruh terhadap defisiensi vitamin D ini.
Beberapa co faktor vitamin D diantaranya adalah magnesium, vitamin A,
vitamin K2, zink dan boron turut mempengaruhi metabolisme vitamin D.
Vitamin D dalam kehamilan berperan penting perkembangan plasenta dan
fetal programming. Sehingga dalam kehamilan, defisiensi vitamin D ini dapat
menyebabkan preeklampsia, BV, kelahiran prematur, DMG dan hipertensi.
Pada janin bisa terjadi preterm, alergi, infeksi pernafasan, rickets dan
hipokalsemia. Sedangkan pada anak dapat terjadi wheezing, asma, tipe 1
DM, alergi makanan, autisme dan kelebihan lemak tubuh.
Dosis suplementasi vitamin D :
- semua wanita hamil dengan insufisiensi vitamin D diberikan suplementasi
vitamin D
- tidak ada konsensus tentang dosis, sekitar 400-2000 IU/hari
 Posisi tidur selama kehamilan
Stilbirth didefinisikan sebagai kematian janin usia kehamilan >= 28
minggu. Insiden sekitar 13.9 per 1000 kelahiran.
Posisi tidur terlentang berhubungan dengan obstruksi aorta dan
gangguan nafas saat tidur. Pada wanita hamil yang obese dan adanya
pertumbuhan janin terhambat, posisi tidur disarankan miring ke kiri agar
sirkulasi darah baik, walaupun hal ini masih memerlukan penelitian lebih
lanjut. Demikian pula hubungan posisi tidur dengan kejadian stilbirth.
Survey di Auckland, didapatkan posisi tidur miring kiri sekitar 30%, miring
kanan 22%, terlentang 3% dan lain-lain 45%.
Study di New Zealand ditemukan bahwa tidur terlentang meningkatkan
kejadian stilbirth sekitar 3,7 kali. Dengan edukasi agar wanita hamil tidak tidur
terlentang pada trimester ke 3 dapat menurunkan insiden stilbirth sekitar 9%.
Terkait hubungan posisi tidur terlentang dengan berat lahir rendah maka
secara teori berhubungan dengan kompresi aorta, aliran darah uterus dan
umbilikal, kontrol cardiovaskuler ibu dan gangguan nafas saat tidur.

 SIMPOSIUM tanggal 26 Mei 2022

Simposium dimulai pukul 08.30 sd 16.00 WIT


Pada simposium hari kedua ini diawali dengan presentasi dari Presiden
FIGO dengan tema “OBGYNs as Leaders – Climate Change and our
Environment” yang dibawakan oleh Jeanne A Conry dari USA.
Pengaruh secara langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan :
Perubahan iklim, Temperatur yang ekstrem, Kebakaran hutan, Polusi udara,
Dan Perubahan ekologi.
 Perubahan iklim :
- Wanita dan anak-anak 14 kali lebih tinggi kematian dari pada laki-laki.
- Terjadi migrasi dan perpindahan
- Perubahan distribusi polutan : merkuri, organofosfat
- Penyebaran vektor : zika, dengue, malaria
- Gangguan mental
 Kenaikan temperatur berhubungan dengan penurunan berat janin,
hipertensi, dan kelahiran prematur.
 Polusi udara berkaitan dengan kelahiran prematur sekitar 79% dan berat
lahir rendah sekitar 86% di USA (dianalisa dari 32.798.152 kelahiran)
 Apa yang harus kita lakukan ?
- Membudayakan RS yang low use of disposables electric vehicles
- Menurunkan angka SC
- Histerektomi per laparoskopi

Materi selanjutnya yang diikuti adalah tentang Plasenta Akreta Dan


Perdarahan Post Partum.
 Plasenta Akreta Spektrum (PAS)
- Dibutuhkan adanya center plasenta akreta,
- Dibutuhkan dedikasi dari tim plasenta akreta (kolaborasi pre-intra-post
operasi),
- Histerektomi bukan sesuatu yang diinginkan dalam penanganan
plasenta akreta,
- Ligasi arteri iliaka interna bukan metode terbaik dalam mengontrol
perdarahan,
- Derajat plasenta akreta intraoperatif penting untuk menentukan strategi
operasi,
- Kadang diperlukan klamp aorta abdominal pada kasus invasi bladder
dan parametrium,
- Imac (internal manual aortic compression) penting pada situasi darurat
pada plasenta akreta,
PAS meningkatkan morbiditas ibu 18 kali terkait dengan perdarahan dan
histerektomi peripartum. Penyebab kematian tersering terkait PAS adalah
karena perdarahan 84,1%).
 Perdarahan post partum
Definisi : kehilangan darah >= 500 cc dalam 24 jam setelah bayi lahir.
Penyebab : 4 T yaitu : Tonus, Trauma, Tissue dan Trombin
Pencegahan :
- Pemberian rutin suplemen besi dalam kehamilan,
- Wanita hamil resiko tinggi ke rs,
- Siapkan cairan iv, canul, oksitosin, misoprostol, asam traneksamat,
- Tampon uterus, layanan transfusi darah,
- Penggunaan partograf untuk mencegah persalinan lama,
- Managemen aktif kala III,
- Rutin cek tanda vital dan perdarahan post partum atau post sc,
- Gunakan meows (maternal early warning score) chart.

Uterine balloon tamponade


90% mencegah histerektomi
Condom catheter
- low cost
- FC no 20-22
B Lynch compression sutures
Metode penjahitan untuk mencegah histerektomi

Demikian laporan kegiatan Simposium ini dibuat.


Terima kasih.

Depok, 13 Juni 2022

dr.Bagus Tri Raharjo, Sp.OG


NIP 196904091998031003

Anda mungkin juga menyukai