1. Pengertian Tatalaksana klinis profilaksis pajanan (PPH) HIV pada kasus kecelakaan
kerja adalah prosedur pemberian obat ARV secepatnya setelah terjadi
peristiwa yang beresiko penularan HIV, seperti tertusuk jarum bekas
pasien HIV/AIDS
2. Tujuan Untuk mengurangi resiko petugas yang terpapar bisa tertular HIV/AIDS
melalui pemberian obat ARV dan pemantauan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : Tentang Panduan
Penatalaksaan Pajanan Jarum Suntik dan Bahan Infeksius
4. Referensi 1. Departemen Kesehatan RI Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan
5. Prosedur 1. Setelah terjadi pajanan, tim K3 dan PPI akan melakukan pemeriksaan
Kesehatan bagi petugas yang terpajan.
2. TIM K3 dan PPI juga akan melakukan pemeriksaan pada pasien,
apakah ada indikasi penyakit menular, salah satunya pemeriksaan
HIV.
3. Jika pasien non reaktif HIV maka tidak akan diusulkan untuk PPP
4. Jika ternyata pasien reaktif HIV, maka akan diusulkan PPP dengan
berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab untuk pemberian
ARV dalam selang waktu 4 jam dan tidak lebih dari 72 jam
5. Pemberian ARV akan dilakukan selama 4 minggu (28 hari) namun
bisa dihentikan jika ada efek samping yang berat.
6. Petugas yang terpajan akan dilakukan pemeriksaan kembali pada
bulan ke-3 dan ke-6 setelah pemberian PPP.
7. Petugas akan menjalani konseling selama memakai PPP.
6. Unit Kerja 1. TIM K3
2. TIM PPI
7. Bagan Alir
Laporan terjadi pajanan
Tidak
Non
Test HIV pada pasien diusulkan
Reaktif
PPP
Reaktif