Anda di halaman 1dari 5

KOLABORASI TB HIV

No. Dokumen : 440/ C.VII.SOP.07.001.05 /436.7.2.10/2017


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :3

UPTD Puskesmas Lontar drg. Umi Fauzia


Surabaya NIP 196203141991012001

 
1. Pengertian Upaya pengendalian kedua penyakit dengan mengintegrasikan
kegiatan kedua proram secara fungsional, baik pada aspek
manajemen kegiatan program maupun penyediaan pelayanan bagi
pasien
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan arah pelaksanaan kolaborasi
TB-HIV untuk mengurangi beban TB dan HIV pada masyarakat
3. Kebijakan Berdasarkan SP Kepala UPTD Puskesmas Lontar
Nomor : . 440/C.IX.SP.00.004.01/436.7.2.10/2017 Tentang
Penetapan Dokumen eksternal yang menjadi acuan dalam
penyusunan Standar dan Layanan klinis.
4. Referensi Petunjuk Teknis Tatalaksana Ko-Infeksi TB-HIV Tahun 2012

5. Prosedur / 1. Petugas memberi KIE mengenai kaitan TB dengan HIV.


langkah –
2. Petugas memeriksa tanda-tanda IO lain pada kasus TB.
langkah
3. Petugas mengidentifikasi faktor risiko yang tampak, misalnya
jejas suntikan, tindik berlebihan dan tato permanen.
4. Petugas memberi informasi dan motivasi pasien TB yang
berisiko HIV untuk menjalani tes.
5. Petugas merujuk pasien TB ke layanan tes HIV dengan
menggunakan formulir rujukan.
6. Petugas memberi informasi tentang hasil tes HIV kepada
pasien TB dan tindak lanjutnya.
7. Petugas mengisi format pencatatan (rekam medis, register,
dll) pada setiap akhir layanan.

 
6. Diagram Alir KIE Kontak awal antara petugas
Petugas memberikan dan pasien
KIE kepada pasien 1. Petugas
(dapat dilakukan secara mengindentifikasi faktor
MULAI berkelompok atau risiko yangtampak
per-orangan) dengan termasuk memeriksa
menggunakan alat tanda-tanda IO lain
bantu audio visual 2. Petugas memberikan
Poster dan Brosur informasi mengenai
kaitanTB dengan HIV
3. Petugas memprakasai
tes HIV pada pasien TB
4. yang berisiko

Pasien menolak Tes HIV


Bersedia tes HIV Petugas mengulang informasi tentang
(dengan Informed consent) pentingnya
tes HIV. Bila masih menolak juga:
1. Sarankan sebagai alternatif
untuk ke klinik KT HIV
2. Pada kunjungan TB
berikutnya diulangi informasi
Rujuk ke Tes Cepat HIV
tentang pentinya tes HIV
Tes Cepat HIV dilakukan
di laboratorium

Petugas Rujuk ke klinik KT HIV bila


menyampaikan hasil pasien tetap menolak
tes kepada Beri informasi tentang klinik
pasien KT HIV terdekat

Pasien dengan hasil tes HIV negatif Pasien dengan hasil Tes HIV Positif
1. Petugas menyampaikan 1. Petugas informasikan
hasil tes negatif hasil tes HIV positf
2. Berikan pesan tentang 2. Berikan dukungan kepada
pencegahan HIV pasien dalam menanggapi
3. Sarankan kepada pasien hasil tes
dan pasangannya untuk ke 3. Informasikan perlunya
klinik KT HIV untuk perawatan dan
konseling pencegahan HIV pengobatan HIV
lebih lanjut (termasuk 4. Informasikan cara
saran untuk tes ulang) pencegahan penularan
kepada pasangan,
sarankan untuk tes HIV di
KT HIV
Rujuk ke klinik KT HIV
Beri informasi tentang klinik
KT HIV terdekat Rujuk ke PDP
1. Inform Petugas informasikan
hasil tes HIV positf
2. Berikan dukungan kepada
pasien dalam menanggapi
hasil tes
3. Informasikan perlunya
Kartu Status perawatan dan pengobatan
HIV
4. Informasikan cara
pencegahan penularan
kepada pasangan, sarankan
untuk tes HIV di KT HIV
5. Pastikan sumber dukungan
SELESAI yang ada di masyarakat
6. Pasien tetap harus dirujuk ke
Konseling dan Tes HIV untuk
konseling perubahan perilaku
7. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Layanan Kefarmasian
3. Pelayanan Pengobatan Umum

8. Rekaman Historis Perubahan

Tanggal
No. Yang dirubah Isi Perubahan
Mulai Diberlakukan
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LONTAR
Jl. LONTAR 26 SURABAYA 60126
TELP. 031-7522874

DAFTAR TILIK

PROGRAM :.................................................................
BULAN :.................................................................

KOLABORASI TB – HIV

Tidak Keterangan
No. VARIABEL Dilakukan
Dilakukan

1 Petugas memberi KIE mengenai kaitan

TB dengan HIV.

2 Petugas emeriksa tanda-tanda IO lain

pada kasus TB.

3 Petugas mengidentifikasi faktor risiko

yang tampak, misalnya jejas suntikan,

tindik berlebihan dan tato permanen.

4 Petugas memberi informasi dan motivasi

pasien TB yang berisiko HIV untuk

menjalani tes.

5 Petugas merujuk pasien TB ke layanan

tes HIV dengan menggunakan formulir

rujukan.

6 Petugas memberi informasi tentang hasil

tes HIV kepada pasien TB dan tindak

lanjutnya.

Petugas mengisi format pencatatan


7 (rekam medis, register, dll) pada setiap

akhir layanan.

Auditee Auditor

(.....................................) (........................................)

Anda mungkin juga menyukai