Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LONTAR
Jl. LONTAR 26 SURABAYA 60126
TELP. 031-7522874

KERANGKA ACUAN KERJA


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) TB
PUSKESMAS LONTAR SURABAYA 2019

A. PENDAHULUAN
Zat gizi esensial yang terkandung dalam makanan merupakan bahan yang
dibutuhkan oleh manusia untuk hidup, tumbuh, dan menjadi sehat. Zat gizi dibutuhkan
untuk mengatur proses dalam tubuh serta membentuk dan memperbaiki jaringan tubuh
sehingga meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Makronutrient (protein,
karbohidrat dan lemak) biasanya dikonsumsi dalam jumlah besar. Karbohidrat dan
sebagian lemak dirubah menjadi energi, sedangkan protein dan beberapa lemak yang
lain digunakan untuk membentuk komponen struktural dan fungsional dari jaringan
tubuh manusia. Mikronutrient (vitamin dan mineral) dikonsumsi dalam jumlah kecil dan
memegang peranan penting dalam proses metabolisme. Makronutrient dan
mikronutrient secara bersama memberikan kontribusi terhadap terjadinya regenerasi
jaringan dan integritas seluler.
Malnutrisi adalah bentuk umum yang bisa berarti gizi kurang, gizi lebih atau
keduanya. Gizi kurang adalah suatu keadaan dimana status nutrisi seseorang dibawah
kondisi optimal sehingga kesehatan dan pertumbuhannya akan menjadi terbatas. Gizi
kurang bisa disebabkan karena suatu penyakit atau intake gizi yang tidak adekuat.

B. LATAR BELAKANG
Gizi kurang biasanya berhubungan dengan penyakit yang infeksi seperti penyakit
Saluran Pencernaan, Pneumonia, TB dan HIV. Hubungan antara TB dengan Gizi
Kurang telah diketahui sejak lama. TB membuat kondisi Gizi kurang semakin buruk
sedangkan gizi buruk akan melemahkan daya tahan tubuh sehingga meningkatkan
kemungkinan TB laten berkembang menjadi penyakit aktif. Sebagian besar individu
dengan TB aktif berada dalam kondisi katabolik dan akan mengalami kehilangan berat
badan, Kehilangan berat badan pada pasien TB dapat disebabkan beberapa hal
antara lain karena kehilangan selera, mual dan nyeri perut, muntah/TB, dan perubahan
sistem metabolik yang disebakan oleh penyakit.
Body Mass Index (BMI) yang rendah atau penambahan berat badan yang tidak
sesuai pada pengobatan pasien TB berhubungan dengan peningkatan resiko
kematian dan kekambuhan serta menjadi indikasi keparahan penyakit TB, sehingga
diperlukan intervensi gizi untuk mengoptimalkan keberhasilan pengobatan penyakit
TB dan memutuskan rantai penularannya.
Kegiatan Penyuluhan Tuberculosis dilakukan Dengan menerapkan Tata Nilai
yang diterapkan di Puskesmas Lontar yaitu :
1 Loyalitas : Kegiatan Penyuluhan TB dilakukan sesuai peraturan dengan
menjaga keselarasan hubungan kerja untuk mencapai Visi Misi dan
Tujuan bersama.
2 Optimal : Kegiatan Penyuluhan TB dilakukan secara optimal dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.
3 Nyata : Keputusan dan tindakan terkait kegiatan Penyuluhan TB
dilakukan dengan nyata, terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan.
4 Tegas : Kegiatan Penyuluhan TB dilakukan dengan Tegas sesuai
aturan yang berlaku.
5 Adil : Kegiatan Penyuluhan TB dilakukan secara Adil dan merata
pada seluruh sasaran.
6 Responsif : Kegiatan Penyuluhan TB dilakukan dengan cepat dan
tanggap terhadap semua permasalahan yang terjadi dalam kegiatan.

C. TUJUAN
C.1. Tujuan Umum
Keberhasilan pengobatan TB bisa optimal
C.2.Tujuan Khusus
C.2.1Meningkatkan pemenuhan kebutuhan makro dan mikronutrient pada
pasien TB.
C.2.2 Meningkatkan status gizi pasien TB dengan gizi kurang
C.2.3.Meningkatkan angka kesembuhan dan mengurangi angka
kekambuhan
C.2.4.Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup
D. KEGIATAN
D.1. PMT diberikan kepada pasien TB BTA Pos dan neg berdasarkan status
gizi pada saat diagnosa ditegakkan, sesuai ketentuan sebagai berikut :
D.1.1 Pasien TB dengan gizi kurang
Setiap bulan mendapat 6 kotak susu formula @ 400 gram selama masa
pengobatan.
D.1.2.Pasien TB dengan gizi normal
Setiap bulan mendapat 3 kotak susu formula @ 400 gram selama masa
pengobatan.
D.2.Rincian Kegiatan :
D.2.1. Petugas TB mengantar pasien TB untuk konsultasi status gizi ke Poli
Gizi
D.2.2. Petugas gizi mengukur berat badan dan tinggi badan pasien kemudian
menghitung status gizi pasien
D.2.3. Pasien kembali ke petugas TB, petugas TB memberikan susu kepada
pasien TB sesuai status gizi pasien
D.2.4. Petugas TB menjelaskan pentingnya PMT tersebut bagi pasien TB
sehingga paket tersebut harus benar-benar dikonsumsi hanya untuk
pasien TB yang bersangkutan
D.2.5. Petugas meminta fotocopy KTP Surabaya/luar Surabaya bagi penerima
paket PMT TB dan BPJS Jamkesmas/PBI jika ada.
D.2.6. Petugas mencatat pada form tanda terima penyerahan susu
D.2.7. Pasien tanda tangan pada form tanda terima penyerahan susu

E. SASARAN
Semua pasien TB BTA pos dan Neg serta TB ekstra paru ,anak dan MDR
yang pengobatan di Puskesmas Lontar
F. PERAN LINTAS PROGRAM
Petugas Gizi berperan dalam mengukur status gizi pasien TB dan
menjelaskan tentang Gizi terbaik untuk pasien TB.
G. JADWAL PELAKSANAAN
Pmberian PMT di berikan setiap sebulan sekali pada saat pasien kontrol
berobat.
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
H.1 Memantau status gizi pasien TB dengan melihat kenaikan berat badan
tiap bulan
H.2 Membuat laporan rekapitulasi penerima PMT
H.3 Membuat laporan stock PMT setiap bulan
I. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil rekapitulasi penerima PMT dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya melalui
email P2Psimprolamas@gmail.com setiap bulan evaluasi dilakukan oleh Petugas dari seksi
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Surabaya

J. LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKOR

J.1Lintas Program
J.1.1 Lintas program terdiri program promkes, kesling, KIA/KB, GIZI, P2P
J.1.2 Poli/unit yang lain berperan dalam pelaksanaan kegiatan Program
Tuberculosis berikut tindak lanjutnya sesuai dengan program masing –
masing.
J.2 Lintas Sektor:
Kader berperan membantu didalam kegiatan penyuluhan yang di adakan
oleh petugas kesehatan

K. SUMBER DANA
Sumber dana dari APBD Surabaya

Surabaya, Januari 2019


Mengetahui
Kepala Puskesmas Lontar Penanggung Jawab Program TB

Drg. Umi Fauzia Sri wahyuni,Amd.Kep


Pembina Tk. I Penata Muda Tk.1
NIP. 19620514 199101 2 001 NIP. 19820116 200801 2 005

Anda mungkin juga menyukai