Anda di halaman 1dari 3

0ksigen

Kelimpahan di alam
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan
tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah
hidrogen dan helium.[1] Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen.[3] Oksigen mengisi sekitar
49,2% massa kerak bumi[2] dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan
massa).[3] Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi,
menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer.[3][48][49] Bumi memiliki
ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya
karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya. Bandingkan dengan Mars
yang hanya memiliki 0,1% O2 berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar
konsentrasi yang lebih rendah.

Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat dari siklus oksigen. Siklus
biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir utama bumi:
atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis.
Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses pembusukan
menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi
oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer setiap tahunnya.

Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada temperatur
yang rendah memiliki implikasi yang besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat
menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi.[50]
Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan menaksir
kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau jumlah O2 yang diperlukan untuk
mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu seperti semula

Sifat fisika

Oksigen

Massa atom relative :15,9944

Nomor atom :8

Konfigurasi electron :2s2 2p4

Jari-jari atom (nm) :0,074

Jari-jari X2- (nm) :0,140

Keelektronegatifan :3,5
Energy ionisasi I (kJ/mol) :1316

Energy ionisasi II (kJ/mol) :3396

Kerapatan (g/cm3) :1,27 (padatan)

Titik leleh (˚C) :-183

Titik beku (˚C) :-219

Potensial elektroda (V) :+0,401

X2(g) + 2e+ (aq) → 2X-(aq) :-

Sifat kimia
Oksigen membentuk senyawa kimia dengan semua elemen lain kecuali gas inert cahaya. Menjadi
bukan logam yang paling aktif (setelah fluor), oksigen berinteraksi langsung dengan unsur-unsur
yang paling reaktif. Satu-satunya pengecualian adalah gas inert berat, halogen, emas, dan
platinum; senyawa dengan oksigen yang diperoleh dengan metode tidak langsung. Hampir semua
reaksi yang melibatkan oksigen adalah reaksi oksidasi eksotermik, yaitu, disertai dengan evolusi
panas. Oksigen bereaksi dengan hidrogen pada suhu biasa sangat lambat, sedangkan reaksi ini
hasil eksplosif di atas 550 ° C: 2H 2 + O 2 = 2H 2 O. Oksigen bereaksi dengan belerang, karbon,
nitrogen, dan fosfor sangat lambat dalam keadaan biasa. Laju reaksi meningkat dengan
meningkatnya suhu sampai pada karakteristik pengapian suhu untuk masing-masing elemen
pembakaran terjadi.  Reaksi oksigen dengan nitrogen adalah endotermik karena stabilitas tertentu
dari molekul 2 N dan menjadi nyata hanya di atas 1200 ° C atau dalam mengalirkan listrik: N 2 +
O 2 = 2NO. Oksigen aktif mengoksidasi hampir semua logam dan, dengan mudah khusus, alkali
dan alkali logam tanah. Reaktivitas dari suatu logam dengan oksigen tergantung pada banyak
faktor, seperti kondisi permukaan logam, tingkat subdivisi, dan adanya kotoran.

Proses Pembuatan Oksigen


   Oksigen dapat dibuat dalam skala besar di industri dan dapat juga
dalam skala kecil di laboratorium. Dalam skala besar di industri,
pembuatan oksigen diperoleh dari destilasi bertingkat udara cair.
Prosesnya, mula-mula udara disaring untuk menghilangkan debu lalu
dimasukkan ke dalam kompresor. Pada kompresi ini suhu udara akan
naik, kemudian didinginkan dalam pendingin. Udara dingin mengembang
melalui celah, dan hasilnya adalah udara yang suhunya lebih dingin,
cukup untuk menyebabkannya mencair. Udara cair disaring untuk
memisahkan karbondioksida dan air yang telah membeku. Kemudian
udara cair itu memasuki bagian puncak kolom di mana nitrogen,
komponen yang paling mudah menguap, keluar sebagai gas. Pada
pertengahan kolom, gas argon keluar dan selanjutnya oksigen cair.
Komponen lain yang paling sulit menguap akan terkumpul di dasar.
Berturut-turut titik didih normal nitrogen, argon, dan oksigen adalah -
195,8, -185,7, dan -183,0°C.
Pembuatan gas oksigen untuk keperluan industri dengan cara penyulingan
bertingkat udara cair bersama dengan pembuatan gas nitrogen. Di laboratorium gas
O2 dihasilkan dari pemanasan KClO3 dan HgO.

Reaksi:

            2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)

            2HgO(s) → 2Hg(l) + O2(g)

Anda mungkin juga menyukai