Anda di halaman 1dari 10

Reaksi Oksigen di Atmosfer

Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Siklus
oksigen merupakan hal yang sangat penting dalam kimia atmosfer,
perubahan/transformasi geokimia dan proses-proses kehidupan.
Siklus oksigen menggambarkan pertukaran dari oksigen antara bentuk gas
O2 yang terdapat dengan jumlah besar dalam atmosfer, dan oksigen yang terikat
secara kimia dalam CO2, H2O dan bahan-bahan organik.
Siklus ini berkaitan secara erat dengan siklus unsur lainnya, terutama
dengan siklus karbon. Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui
berbagai proses yang menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan proses
metabolik dalam organisme. Oksigen dilepaskan dari reaksi fotosintesis. Unsur ini
secara cepat bersenyawa, membentuk oksida-oksida, seperti karbon dalam
respirasi aerobik atau dengan karbon dan hidrogen dalam perubahan bahan bakar
fosil seperti dengan metana.
Suatu aspek yang sangat penting dari siklus distratosfer yaitu proses
pembentukan ozon, O3. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer yang berfungsi
sebagai filter dari radiasiultaviolet, dengan demikian dapat menjaga kehidupan
dibumi dari kerusakan/kehancuranyang disebabkan radiasi ini. Siklus oksigen
disempurnakan atau diakhiri ketika unsur oksigenmasuk kembali ke atmosfer
dalam bentuk gas. Hanya satu cara yang signifikan dimana hal tersebut terjadi
yaitu melalui fotosintesis yang dilakukan tumbuhan.
CH 4 +2 O2 → CO2 +2 H 2 O
(dalam gas alam)
Oksigen atmosfer digunakan oleh organisme aerobik dalam proses
degradasi bahan organik. Proses-proses oksidasi oleh udara membutuhkan
oksigen atmosfer seperti :
4 FeO+O2 →2 Fe2 O3

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman :


CO 2+ H 2 O+hv →CH 2 O+O2 ( gas)
Semua bentuk oksigen dalam bentuk molekul yang sekarang ada dalam
atmosfer bermula dari kegiatan fotosintesis oleh organisme, yang memperlihatkan
pentingnya fotosintesis tersebut dalam keseimbangan oksigen dalam atmosfer.
Artinya meskipun pembakaran dari bahan bakar fosil membutuhkan banyak
oksigen, hal ini tidak membahayakan kontinuitas oksigen dalam atmosfer.
Oksigen di atmosfer yang lebih tinggi berbeda dengan oksigen yang lebih
rendah karena adanya pengaruh dari radiasi ionisasi. Dalam daerah ini oksigen
terdapat dalam bentuk oksigen atom, O, molekul oksigen tereksitasi, O2*, dan
ozon, O3. Kurang dari 10% oksigen dalam bentuk O2 terdapat dalam atmosfer
pada altitude kurang lebih 400 km.
Atom oksigen dalam keadaan “ground state” (elektron tidak tereksitasi)
biasanya dinyatakan sebagai O. Adapun atom-atom oksigen yang elektronnya
tereksitasi dinyatakan sebagai O*. Spesi ini dihasilkan dari fotolisis ozon pada
panjang gelombang dibawah 308 μm.
O3  +  hv   →  O*  +  O2
Atau oleh reaksi kimia dengan energi tinggi, seperti
O  +  O  +  O   →  O2  +  O*
Atom oksigen tereksitasi memancarkan cahaya tampak pada panjang
gelombang 636 μm 630 μm, dan 558 μm. Hal ini juga merupakan penyebab dari
suatu fenomena yang dikenal dengan “air glow”.
Ion-ion oksigen, O+, dapat dihasilkan bila atom oksigen terkena radiasi
ultraviolet.
O  +  hv   →  O+  +  e
Ion oksigen yang bermuatan positif ini merupakan ion positif yang  utama
yang terdapat dibeberapa bagian ionosfer. Ion ini selanjutnya akan bereaksi lebih
lanjut membentuk ion-ion positif penting lainnya :         
O+  +  O2  →  O2+  +  O
O+   +  N2   →  NO+  +  N
Di bagian tengah ionosfer, seperti O2+  dihasilkan oleh oksidasi radiasi
ultraviolet pada panjang gelombang 17 – 103 μm,
O2  +  hv   →  O2+  +  e
Reaksi ini juga dapat terjadi dengan adanya sinar X berenergi rendah.
Reaksi dibawah ini.
N2 + O2   →   N2  +  O2+
Juga menghasilkan O2+ di bagian tengah ionosfer.

Ozon, O3, suatu senyawa oksigen yang sangat signifikan ditemukan


distratosfer. Ozon mengabsorpsi radiasi ultra violet yang berbahaya yang
berfungsi sebagai  pelindung mahkluk hidup di bumi dan sejumlah pengaruh
radiasi tersebut. Ozon dihasilkan dari reaksi fotokimia berikut :
O2  +  hv   →  O  +  O
O  +  O2  +  M   →   O3  +  M
dimana M adalah spesi lain, seperti molekul N 2 atau O2 yang
mengabsorbsi kelebihan energi yang dilepaskan reaksi dan memungkinkan
molekul-molekul ozon tinggal bersama-sama. Daerah dimana ozon ditemukan
dalam konsentrasi maksimum berkisar antara 25-30 km dalam stratosfer,
konsentrasinya dapat mencapai 10 ppm.
Sinar ultraviolet yang diabsorbsi ozon secara intensif di daerah 220-230
µm. Bila sinar tersebut tidak diabsorbsi oleh ozon, maka berbagai kerusakan
terjadi terhadap kehidupan di permukaan bumi.
Ozon dapat mengurai menjadi O2 :
O3 → O2
dan ini terjadi di stratosfer yang dikatalis oleh sejumlah bahan kimia baik sacara
alamiah maupun polutan, seperti NO, NO2, N2O, HO, HOO, ClO, Cl, Br dan BrO.
              Reaksi penguraian ozon yang terbaur diketahui adalah reaksi ozon
dengan atom oksigen, 
O3 + O→O2 + O2
Dimana atom oksigen yang diperlukan berasal dari reaksi pemisahan ozon yang
lain,
O3 + hv→O2 + O
              Reaksi ini dapat menguraikan ozon hanya kira-kira 20%. Reaksi lain
yang dapat menguraikan kira-kira 10% ozon adalah reaksi dengan radikal
hidroksil, OH- yang dihasilkan dari reaksi-reaksi fotokimia dari H2, O2 dan H2O di
stratosfer. Reaksi yang masuk akal urutannya sebagai berikut:
O3  + HO●→O2 + HOO●
HOO● + O→ HO● + O2
Penyebab kerusakan ozon di stratosfer telah diketahui juga yaitu NO, yang
menyebabkan terjadinya reaksi rantai sebagai berikut :
O3 + NO→NO2 + O2
NO2 + O→NO + O2
Gas NO merupakan bahan pencemar dikeluarkan oleh pesawat supersonik yang
sedang terbang tinggi.

Reaksi Nitrogen di Atmosfer


Nitrogen terdapat di semua bagian/lapisan dalam lingkungan. Atmosfer
terdiri dari 78% volume unsur nitrogen N2, dan merupakan suatu reservoir yang
tidak akan ada habisnya untuk unsur penting ini. Oleh karena itu tidak sebanyak
karbon dan oksigen dalam biomassa, tapi merupakan unsur penting dalam protein.
Molekul N2 sangat stabil oleh karena itu pemutusan menjadi atom-atomnya untuk
bereaksi dengan bahan kimia membentuk senyawa organik atau anorganik
nitrogen merupakan langkah yang terbatas dalam siklus. Ini dapat terjadi dengan
proses berenergi tinggi dalam penyinaran cahaya yang menghasilkan nitrogen
oksida.
Unsur nitrogen terlibat dalam bentuk ikatan kimia, atau fiksasi oleh proses
biokimia dengan perantara mikroorganisme-mikroorganisme. Nitrogen biologis
dapat diubah menjadi bentuk anorganik pembusukan atau penguraian biomassa.
Sejumlah besar dari nitrogen difiksasi secara sintetik dibawah temperature tinggi
dan tekanan tinggi.
N 2 +3 H 2 → 2 NH 3
Produksi dari gas-gas N2 dan N2O oleh mikroorganisme dan evolusi dari
gas-gas ini ke dalam atmosfer menyempurnakan siklus nitrogen melalui suatu
proses yang disebut denitrifikasi. Denitrifikasi suatu proses penting di alam yaitu
suatu mekanisme di mana hasil fiksasi nitrogen dikembalikan ke dalam atmosfer.
+ ¿→1/10 N 2 + 1/4 CO2 + 7/20 H 2 O ¿
−¿+1 /4 {CH 2O }+1/ 5 H ¿
1/5 NO3
Proses ini juga penting dalm pengolahan air lanjutan untuk menghilangkan
hara nitrogen.
Nitrogen merupakan salah satu pengukur atmosfer dengan kandungan
yang paling tinggi. Tidak seperti oksigen yang mengalami disosiasi hampir
sempurna menjadi mono atom di daerah atmosfer dengan altitude yang lebih
tinggi, molekul Nitrogen terdisosiasi secara langsung oleh radiasi ultraviolet.
Tetapi, pada altitude melebihi 100 km, atom Nitrogen  dihasilkan oleh reaksi
fotokimia.
N2 + hv→N + N
Reaksi-reaksi lainnya yang dapat menghasilkan Nitrogen mono atom
adalah
N2+   +  O→NO+ + N
NO+  +  e→N + O
O+ + N2→NO+ + N
Di lapisan ionosfer, yang disebut daerah E,  NO+ merupakan ion yang
dominan. Ionosfer terendah, yaitu daerah D, yang mempunyai ketinggian lebih
kurang 50 km sampai lebih kurang 80 km, NO + dihasilkan langsung dari radiasi
ionisasi :
NO + hv→NO+ + e
Pada daerah lebih rendah dari daerah D, terbentuk ion N2+ melalui kerja
sinar kosmik galastic melalui reaksi :
 N2 + hv→N2+ + e
Zat-zat pencemar oksida nitrogen, terutama NO2, merupakan jenis
percemar utama dalam pencemaran udara dan pembentukan kabut fotokimia.
Sebagai contoh, NO2 mudah terdisosiasi secara fotokimia menjadi NO dan
oksigen atomik yang reaktif :
NO2 +  hv→NO + O

Reaksi Asam-Basa di Atmosfer

Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah


urban saat ini mulai kembali, dengan adanya fakta hujan yang bersifat asam turun
di daerah pedesaan, perkebunan dan wilayah hutan. Hujan asam merupakan
karakteristik dari polusi regional. Hal ini disebabkan atmosfer dapat mengangkat
berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya sebelum menjatuhkannya ke
permukaan bumi. Zat-zat kimia yang merupakan senyawa asam, seperti asam
nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) bercampur dengan partikel-partikel udara
lainnya yang kemudian jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk deposisi kering
dan deposisi basah. Deposisi kering terjadi apabila partikel-partikel asam yang ada
di udara mengenai langsung benda-benda atau makhluk hidup yang ada di
permukaan bumi, ini biasanya terjadi di daerah perkotaan yang kondisi lalu
lintasnya cukup padat dan banyak industri, sedangkan deposisi basah terjadi bila
partikel-partikel asam ini kemudian turun bersama-sama dengan air hujan.
Deposisi basah inilah yang lebih tepat disebut hujan asam.

Adanya CO2 dalam atmosfer, menyebabkan atmosfer bersifat sedikit masam:

CO 2( g ) air CO 2 (aq )

−¿¿
+¿+ HCO 3 ¿
CO 2( aq ) + H 2 O → H
Gas SO2 di udara membentuk asam bila larut air:
−¿ ¿
+¿+ HCO3 ¿
S O 2 (g )+ H 2 O → H

Partikulat kalsium oksida, hidroksida dan karbonat dapat berada di udara:

Ca(OH )2 ( g) + H 2 SO 4 (aq) → CaSO 4 (s) +2 H 2 O

Gas amonia dapat terbentuk dari hasil biodegradasi senyawa organik nitrogen
+¿ →NH 3( g)+ 2 CO2 + H2 O¿
−¿+2 (CH 2 O ) ( biomasa ) + H ¿
N O3

NH 3 (g )+ HNO 3(aq) → NH 4 NO3 (a q)

NH 3 (g )+ H 2 S O 4 (a q) → NH 4 H NO 4 (a q)

Terjadinya hujan asam, terutama disebabkan oleh pencemaran udara baik


yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu
bara, dan gas alam dalam kegiatan industri dan transportasi dengan kendaraan
bermotor, yaitu gas-gas oksidanitrogen (NO dan NO 2), serta oksida belerang (SO2
atau SO3). Gas-gas ini juga dihasilkan dari letusan gunung berapi. Gas-gas
pencemar ini masuk ke atmosfer terendah yaitu di lapisan troposfer yang
kemudian mengalami reaksi fotokimia dan selanjutnya bereaksi dengan air
sebagai berikut:

NO+O3 → NO 2 +O2

NO 2+O2 → NO 3+ O

NO 3+O → N 2 O5

N 2 O5+ H 2 O→ 2 HNO 3
Hujan asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida
yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah,
sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut,
embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.

Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan


manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi,
serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi
juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam
di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia.
Reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan
secara sederhana seperti dibawah ini.

 Pembentukan Asam Sulfat H2SO4


Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi
photokatalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya.
SO 2+OH → HSO 3 HSO3 +O 2 → HO 2+ SO 3 HO2 + SO 3 → H 2 SO 4

Selanjutnya apabila diudara terdapat NO maka radikal hidroperoksil (HO 2)


yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO+ HO 2 → NO2 +OH

 Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)


Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida
denan radikal hidroksil.
NO 2+OH → H N O3

Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan
ozon
NO 2+O3 → NO 3 +O2
NO 2+ NO 3 → N 2 O5
N 2 O5+ H 2 O→ HNO3

Didaerah peternakan dan pertanian akan condong menghasilkan asam pada


tanahnya mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah
pertanian mengandung urea. Amoniak di tanah semula akan menetralkan
asam, namun garam-garam ammonia yang terbentuk akan teroksidasi menjadi
asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara
dengan uap air akan membentuk ammonia hingga memungkinkan penetralan
asam yang ada di udara.
 Pembentukan Asam Chlorida (HCl)
Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya
melibatkan CFC dan radikal oksigen O*
¿ ¿
CFC +hv (UV )→Cl ¿ + produk CFC +O¿ →ClO+ produk O +ClO → Cl +O2
Cl+ CH 4 → HCl+CH 3

Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan


deplesi lapisan ozon di stratosfer.

Gas Penyebab
Sumber Antropogenik Dampak Utama
Hujan Asam
Pembakaran bahan bakar  Pengasaman badan-
SO2 fosil terutama dari badan air dan
pembangkit listrik. kerusakan hutan.
 Pengaruh terhadap
kesehatan seperti
iritasi tenggorokan
Perubahan bahan bakar dan cardiovascular.
fosil terutama dari  Merusak gedung-
NOx
pembangkit listrik dan gedung, monumen,
kendaraan bermotor. perkaratan
bendabenda
(patung) dari
logam.

Anda mungkin juga menyukai