Anda di halaman 1dari 3

PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

No. Dokumen : SOP-993/KL-UKP/K3


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 06 Juni 2022
Halaman : 1/3
PUSKESMAS
drg. RULLY DEWI
KECAMATAN
ANGGRAENI, MM.
KEBAYORAN
NIP. 196909082000032005
LAMA

1. Pengertian Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik,
intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak.
Jenis-jenis disabilitas diantaranya adalah :
1) Disabilitas Fisik
a) Tuna Daksa : Keadaan yang terganggu atau rusak sebagai akibat dari
gangguan bentuk atau hambatan pada otot, sendi dan tulang dalam
fungsinya yang normal
b) Amputasi : Pemotongan (anggota badan), terutama kaki dan /atau tangan
untuk menyelamatkan jiwa seseorang
c) Lumpuh Layuh atau kaku : Lemah dan tidak bertenaga atau tidak dapat
bergerak lagi (tentang anggota badan, terutama kaki)
d) Cerebral Palsy : Kelainan Gerakan, tonus otot, ataupun postur yang
disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan
berkembang, paling sering sebelum kelahiran
e) Paraplegia : Kelumpuhan anggota gerak pada kedua belah bagian bawah
tubuh (dimulai dari panggul ke bawah) termasuk dua belah kaki
f) Tubuh mini / cebol (dwarf) : Gangguan pertumbuhan tulang yang ditandai
dengan tubuh kerdil dan tidak proporsional
2) Disabilitas Sensorik
a) Tuna Netra : Tidak dapat melihat; buta
b) Low Vision : Orang yang mengalami kerusakan fungsi penglihatan setelah
penatalaksanan dan /atau koreksi refraksi standar, dan mempunyai tajam
penglihatan kurang dari 6 / 18 (20 / 60 ) terhadap persepsi cahaya atau
lapang pandangan kurang dari 100 dari titik fiksasi
c) Tuna Rungu : Tidak dapat mendengar; tuli
d) Tuna Wicara : Tidak dapat berbicara; bisu
3) Disabilitas Intelektual
a) Tuna Grahita : Cacat pikiran; lemah daya tangkap; idiot; keterbelakangan
mental
b) Down Syndrome : Kelainan genetic yang menyebabkan penderitanya
memiliki tingkat kecerdasan yang rendah, dan kelainan fisik yang khas
4) Disabilitas Mental
a) Skizofrenia : Penyakit jiwa yang ditandai oleh ketidakacuhan, halusinasi,
waham untuk menghukum, dan merasa berkuasa, tetapi daya piker tidak

1/3
berkurang
b) Depresi : Gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan
sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli
c) Gangguan Kecemasan : Gangguan psikologis yang dicirikan dengan
ketegangan motorik (gelisah, gemetar dan ketidakmampuan untuk rileks),
hiperaktivitas (pusing, jantung berdebar-debar atau berkeringat dan pikiran
serta harapan yang mencemaskan
d) Gangguan Kepribadian : Kondisi Ketika seseorang memiliki pola piker dan
perilaku yang tidak sehat
e) Autis : Gangguan perkembangan pada anak yang ditandai oleh hambatan
dalam berinteraksi sosial, komunikasi serta memiliki pola perilaku dan minat
yang terbatas dan berulang
f) Hiperaktif : Mengalami gangguan pemusatan perhatian yang disebabkan
kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga rentang
konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan bagi penyandang disabilitas
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 4541 Tahun 2019 Tentang Pembentukan
Tim Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana Di Puskesmas
Kecamatan Kebayoran lama
4. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
2. Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di
Fasilitas Pelayanan Primer
3. Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 Tahun 2019 tentang
Penyediaan Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
5. Alat dan 1. Komputer / Tablet
Bahan 2. Rekam Medis E-Puskesmas
3. Alat Tulis
6. Prosedur/ 1. Petugas Keamanan mengidentifikasi pasien sebagai penyandang disabilitas atau
Langkah- tidak, dengan menggunakan bahasa isyarat atau tulisan atau melalui
langkah pendamping pasien.
2. Petugas meminta pendamping untuk mendampingi penyandang disabilitas, jika
pasien datang sendiri maka akan didampingi oleh petugas.
3. Petugas mendaftarkan pasien ke loket pendaftaran.
4. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu di ruang tunggu
5. Perawat memanggil pasien dan pendamping ke meja pemeriksaan kemudian
melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan nama, tanggal lahir dan
alamat kepada pasien atau pendamping.
6. Perawat melakukan anamnesa singkat dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
kemudian mendokumentasikan hasil pemeriksaan kedalam E-Puskesmas.
7. Dokter memanggil pasien yang sudah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
sesuai dengan nomor urut antrian.
8. Dokter melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan nama, tanggal lahir
dan alamat kepada pasien atau pendamping.
9. Dokter melakukan anamnesa secara autoanamnesa atau alloanamnesa.
10.Dokter melakukan pemeriksaan fisik sesuai indikasi.
11.Dokter melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi.
12.Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan
penunjang.
13.Dokter memberikan konseling singkat sesuai diagnosa pasien.
14.Dokter memberikan resep, rujukan internal dan rujukan eksternal sesuai diagnosa
dan indikasi.
15.Dokter mendokumentasikan hasil pemeriksaan kedalam E-Puskesmas.
7. Diagram Alir -
8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Loket

2/3
2. Security
3.
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman Historis Perubahan

Tanggal Mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
1. Format SOP - -
2. Penambahan Diagram Alir - -
3. Perubahan Kebijakan - -
4. Perubahan Referensi - -

3/3

Anda mungkin juga menyukai