Anda di halaman 1dari 11

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Nn. IC
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tanjung Uban
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Tanggal Masuk RS : 15 September 2021
Tanggal Pemeriksaan : 15 September 2021
Medical Record : 055845

1.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri pinggang
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri sejak 2 hari yang lalu, nyeri
saat BAK, demam, mual, muntah 3 kali, BAK warna merah disangkal, BAK
keluar batu disangkal, BAB tidak ada keluhan, riwayat batuk pilek sebelumnya
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal
 Riwayat kencing batu disangkal
 Riwayat minum jamu jangka lama disangkal
 Riwayat hipertensi disangkalRiwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat kencing batu disangkal
 Riwayat hipertensi disangkal

1
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum: sakit sedang

b. Kesadaran: composmentis

c. Tanda vital:

 Tekanan darah: 100/80 mmHg


 Nadi: 132 x/menit
 Respirasi: 23x/menit
 Suhu : 39,20C
d. Kepala: Mesosefal

e. Mata: Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

f. Leher: Kelenjar getah bening dan tiroid tidak membesar

g. Paru: Suara dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

h. Jantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop(-)

i. Abdomen: Datar, bising usus (+) dalam batas normal, supel, nyeri
tekan suprapubik (+), hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri
ketok CVA (-/+)

j. Ekstremitas: Edema (-), akral hangat, capillary refill <2”

1.4 DIAGNOSA KERJA


Diagnosa klinis : Infeksi Saluran Kemih

1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium (15 September 2021)
a. Laboratorium :
Darah rutin :
Leukosit : 21.790 (N: 4500-11.000
Eritrosit : 4,62x106 (N: 4,2-5,4x106)

2
Hemoglobin : 11,4 (N: 12-16)
Hematokrit : 32,3 (N: 38-47)
MCV : 69,9 (N: 79-99)
MCH : 24,7 (N: 33-37)
MCHC : 35,3 (N: 33-37)
Trombosit : 216.000 (N: 150.000-440.000)
Urin rutin :
Warna : kuning
Kekeruhan : keruh (N: jernih)
pH : 5,0 (N: 4,8-7,4)
BJ : 1,05 (N: 1,016-1,022)
Protein : +1 (N: negatif)
Reduksi : - (N: negatif)
Bilirubin : - (N: negatif)
Keton : - (N: negatif)
Nitrit : - (N: negatif)
Urobilinogen : - (N: negatif)
Leukosit : +1 (N: 1-15)
Eritrosit : +2 (N: 0-3)
Epitel : squamous kompleks (N: negatif)
Silinder : - (N: negatif)
Kristal : - (N: negatif)
b. Radiologi : USG Abdomen (dalam batas normal)

1.6 PENATALAKSANAAN
 Inj. Ceftriaxone 2x1gr
 Inj. Foricef 2x1 gr
 Inj. Ranitidine 2x1 amp
 Paracetamol 3x500mg prn
 Urinter 2x400mg

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Adanya bakteri dalam urin
disebut bakteriuria. Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria) : bakteriuria
bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari sama
dengan 105 colony forming units pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin
tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (covert
bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK
dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Pada beberapa keadaan pasien
dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna.1

2.2 Etiologi
Pada keadaan normal urin adalah steril. Umumnya ISK disebabkan oleh
kuman gram negatif. Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada
yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti
Proteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi
kurang dari 5 % pada anak perempuan ), Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas
aeruginosa dapat juga sebagai penyebab. Organisme gram positif seperti
Streptococcus faecalis (enterokokus), Staphylococcus epidermidis dan
Streptococcus viridans jarang ditemukan. Pada uropati obstruktif dan kelainan
struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukan Proteus species. Pada
ISK nosokomial atau ISK kompleks lebih sering ditemukan kuman Proteus dan
Pseudomonas.2

Tabel 1. Famili, genus dan spesies mikroorganisme yang paling sering sebagai
penyebab ISK1

4
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.1
Pada perempuan, terdapat dua jenis ISK bawah pada perempuan yaitu :1
- Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakna.
- Sindrom Uretra Akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis.
Penelitian terkini SUA disebabkan mikroorganisme anaerob.
Pada pria, presentasi klinis ISK bawah mungkin sistitis, prostatitis,
epidimidis, dan uretritis.1

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas1


a. Pielonefritis akut (PNA). Pielonefritis akut adalah proses inflamasi
parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri.
b. Pielonefritis kronik (PNK). Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut
dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.
Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa
bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim
ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria

5
asimtomatik kronik pada orang dewasa tanpa faktor predisposisi tidak
pernah menyebabkan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal.

2.3 Pathogenesis
Pathogenesis bakteriuria asimtomatik dengan presentasi klinis ISK
tergantung dari patogenitas dan status pasien sendiri (host).1
a. Peran patogenisitas bakteri. Sejumlah flora saluran cerna termasuk
Escherichia coli diduga terkait dengan etiologi ISK. Patogenisitaas E.coli
terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dari lipopolisakarin
(LPS). Hanya IG serotype dari 170 serotipe O/ E.coli yang berhasil
diisolasi rutin dari pasien ISK klinis, diduga strain E.coli ini mempunyai
patogenisitas khusus.1
b. Peran bacterial attachment of mucosa. Penelitian membuktikan bahwa
fimbriae merupakan satu pelengkap patogenesis yang mempunyai
kemampuan untuk melekat pada permukaan mukosa saluran kemih. Pada
umumnya fimbriae akan terikat pada blood group antigen yang terdpat
pada sel epitel saluran kemih atas dan bawah.1
c. Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenisitas lain dari E.coli
berhubungan dengan toksin. Dikenal beberapa toksin seperti α-hemolisin,
cytotoxic necrotizing factor-1(CNF-1), dan iron reuptake system
(aerobactin dan enterobactin). Hampir 95% α-hemolisin terikat pada
kromosom dan berhubungan degan pathogenicity island (PAIS) dan hanya
5% terikat pada gen plasmio. Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan
untuk mengalami perubahan bergantung pada dari respon faktor luar.
Konsep variasi fase MO ini menunjukan ini menunjukkan peranan
beberapa penentu virulensi bervariasi di antara individu dan lokasi saluran
kemih. Oleh karena itu, ketahanan hidup bakteri berbeda dalam kandung
kemih dan ginjal. 1

6
2.4 Gambaran Klinis
 Pielonefritis Akut (PNA). Presentasi klinis PNA seperti panas
tinggi (39,5-40,5 °C), disertai mengigil dan sekit pinggang.
Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala ISK bawah
(sistitis).1
 ISK bawah (sistitis). Presentasi klinis sistitis seperti sakit
suprapubik, polakisuria, nokturia, disuria, dan stanguria.1
 Sindroma Uretra Akut (SUA). Presentasi klinis SUA sulit
dibedakan dengan sistitis. SUA sering ditemukan pada perempuan
usia antara 20-50 thun. Presentasi klinis SUA sangat minimal

(hanya disuri dan sering kencing) disertai cfu/ml urin <105; sering
disebut sistitis abakterialis.1
 ISK rekuren. ISK rekuren terdiri 2 kelompok; yaitu:1 a). Re-
infeksi (re-infections). Pada umumnya episode infeksi dengan
interval >6 minggu mikroorganisme (MO) yang berlainan.
b). Relapsing infection. Setiap kali infeksi disebabkan MO yang
sama, disebabkan sumber infeksi tidak mendapat terapi yang
adekuat.

7
2.5 Diagnosis
Pemeriksaan yang paling ideal untuk deteksi adanya ISK adalah
kultur urin. Untuk menegakkan diagnosis ISK bergejala (sistitis akut dan
pielonefritis), nilai ambang batas yang digunakan adalah 103 colony
forming units/ml (cfu/mL). Untuk ISK tak bergejala (bakteriuria
asimtomatik), nilai ambang batas yang digunakan adalah 105 cfu/mL.
Dalam diagnosis bakteriuria asimtomatik pada perempuan, termasuk ibu
hamil, harus digunakan sampel yang berasal dari urin pancar tengah yang
diambil secara bersih (midstream, clean-catch urine sample).

2.6 Penatalaksanaan
Infeksi saluran kemih bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak,
antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi asimtomatik untuk alkalinisasi
urin:1
 Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan
antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetoprim 200mg.

 Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisi (lekositoria) diperlukan


terapi konvensional selama 5-10 hari.

 Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila


semua gejala hilang dan tanpa lekositoria.

Reinfeksi berulang (frequent re-infection)


 Disertai faktor predisposisi. Terapi antimikroba yang intensif diikuti
koreksi faktor resiko.

 Tanpa faktor predisposisi

- Asupan cairan banyak

- Cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba takaran


tunggal (misal trimetroprim 200mg)

- Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan. ]

8
Sindroma uretra akut (SUA). Pasien dengan SUA dengan hitungan

kuman 103-105memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia


memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi disebabkan MO anaerobic
diperlukan antimikroba yang serasi, misal golongan kuinolon. 1

Table 2. rekomendasi terapi antibiotic pada sistitis akut tanpa komlikasi


pada wanita4

Infeksi saluran kemih atas


Pielonefritis akut. Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut
memerlukan rawat inap untuk memlihara status hidrasi dan terapi antibiotika
parenteral paling sedikit 48 jam. Indikasi rawat inap pielonefritis akut adalah
seperti berikut: 1
- Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap
antibiotika oral.

- Pasien sakit berat atau debilitasi.

- Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan.

- Diperlukan invesstigasi lanjutan.

- Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi.

- Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus, usia lanjut.

9
The Infection Disease of America menganjurkan satu dari tiga
alternatif terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum
diketahui MO sebagai penyebabnya yaitu fluorokuinolon, amiglikosida
dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin dengan spectrum luas dengan
atau tanpa aminoglikosida.1
Table 3. rekomendasi terapi antibiotik empiris pada pielonefritis akut
tanpa komlikasi pada wanita.4

2.7 Pencegahan
Beberapa pencegahan infeksi saluran kemih dan mencegah terulang
kembali, yaitu: 6
1. Jangan menunda buang air kecil, sebab menahan buang air seni merupakan
sebab terbesar dari infeksi saluran kemih.
2. Perhatikan kebersihan secara baik, misalnya setiap buang air seni,
bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi
kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rektum.
3. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti, bakteri
akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam.
4. Pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan katun dapat
memperlancar sirkulasi udara.
5. Hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi ventilasi udara, dan
dapat mendorong perkembangbiakan bakteri.
6. Minum air yang banyak.

10
Daftar Pustaka

1. Sukandar E. Infeksi saluran kemih pada pasien dewasa dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;
2007.
2. Lumbanbatu, S.M., 2003; Bakteriuria Asimptomatik pada Anak Sekolah
Dasar Usia 9-12 tahun. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara; 1-17.
3. Schmiemann G, Kniehl E, Gebhardt K, Matejczyk MM, Hummers-Pradier
E. The diagnosis of urinary tract infection: a systematic review. Dtsch
Arztebl Int. 2010;107(21):361-7.
4. Grabe M, Bjerklund-Johansen TE, Botto H, Wullt B, Cek M, Naber KG, et
al. Guidelines on urological infections. EAU Guidelines. Arnhem. The
Netherlands: European Association of Urology (EAU); 2015.
5. Noor, Nur Narsy, 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular.
Jakarta : Rineka Cipta; 39-40,82-83.
6. Schoenstadt, Arthur, 2008. Urinary Tract Infection Prevention. Available
from : http://www.honafrica.org.

11

Anda mungkin juga menyukai