Anda di halaman 1dari 3

PERAN PEMUDA:

- Pelajar STOVIA : R Soetomo dan M. Soeradji


- Pengajar : Dr. Wahidin Sudirohusodo
- Pelajar Pelajar STOVIA

Pembuka:

Pada akhir 1907 bertemunya R. Soetomo, Dr. Wahidin Sudirohusodo dan M. Soeradji. Dalam
pertemuan tersebut, Dr. Wahidin mengemukakan ide untuk mencerdaskan bangsa.

(Percakapan)

Dr. Wahidin: Sudah berapa lama yah kita dijajah? (berpikir)

(R. Soetomo dan M. Soeradji Serentak berpikir)

Dr. Wahidin: Pribumi bangsa kita ini masih banyak yang bodoh. Gimana tidak bodoh, yang
bersekolah hanya para bangsawan. Sepertinya kita butuh untuk mencerdaskan bangsa. Bangsa yang
cerdas maka wawasan terbentuk, sehingga tidak mudah diadu domba dan diatur penjajah. (R.
Soetomo dan M. Soeradji mengangguk)

Dalam perjalanan pulang kembali, R. Soetomo dan M. Soeradji membahas kembali ide yang
disampaikan oleh Dr. Wahidin.

(Percakapan)

R. Soetomo: Benar juga yah kata Pak Wahidin tadi. Bagaimana kalau kita mengumpulkan teman-
teman untuk membahas ide ini

M. Soeradji: (mengangguk setuju)

Tidak lama setelahnya, R. Soetomo dengan M Soeradji berhasil mengadakan pertemuan dengan
pelajar STOVIA lainnya untuk membicarakan tentang berdirinya organisasi nasional. Pertemuan
tersebut diselenggarakan di salah satu ruang di STOVIA.

(Percakapan)

R. Soetomo: Teman teman, kemarin saya dan M. Soeradji bertemu dengan Dr. Wahidin. Beliau
menyampaikan idenya tenrang cara menghentikan penjajahan.

Pelajar 1: Apa idenya?

M. Soeradji: Idenya untuk mencerdaskan bangsa Pribumi.

Pelajar 2: Bagaimana xaranya?


M. Soeradji: Kita perlu membentuk sebuah organisasi.

Setelah pelajar STOVIA menyamakan pikrian, mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah
perkumpulan yg bernama “Budi Utomo”. Ada pun susunan pengurus organisasi pada awal berdiri
sebagai berikut:

- Ketua: R. Soetomo.
- Wakil ketua: M. Soelaiman.
- Sekretaris I: Soewarno I (Gondo Soewarno).
- Sekretaris II: M. Goenawan.
- Bendahara: R. Angka.
- Komisaris: M. Soeradji, M. Moh. Saleh, Soewarno II (M. Soewarno), dan R.M.
Goembrek.

Pada tanggal 3 – 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres I di Yogyakarta. Dalam kongres
tersebut Budi Utomo menghasilkan susunan Pengurus Besar Budi Utomo, AD/ART Budi Utomo dan
menentukan Kantor Pusat Budi Utomo.

(Percakapan)

R. Soetomo: dalam pertemuan ini kita akan menentukan dimana kita membentuk kantor pusat.
Apakah ada pendapat?

Soewarno: Bagaimana kalau di sini saja?

Seluruh anggota pun menyetujui pendirian kantor pusat Budi Utomo di Yogyakarta.

Melihat hasil kongres yg dinilai positif, maka tidak lama setelahnya di Jawa atau Luar Jawa juga
didirikan cabang Budi Utomo. Namun kehadiran cabang tersebut tidak mempengaruhi langkah
perjuangan Budi Utomo untuk tetap berjuang di bidang sosial.

dr. Cipto: Bagaimana kalau organisasi ini bergerak langsung di bidang politik

R. Soetomo: Tidak bisa, itu berbahaya.

Sorwardi: Kalau begitu saya dan Cipto memutuskan untuk keluar dari organisasi ini karena kami ingin
bergerak militan secara langsung di bidang politik.

- Dr. Soetomo mendirikam Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) setelah kembali dari Belanda
karena Budi Utumo ke bidang politik.
- Semasa di Belanda, Soetomo mendapat pengalaman memimpin perhimpunan Indonesia
bergerak di bidang politik.
- Pengaruh pergerakan Nasional luar dan dalam (langsung oleh kaum intelektual dan
terpelajar).
- Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan karena menjadi pelopor kesadaran masyarakat
dalam merintis perkembangan yang harmonis bagi Negara dan Bangsa Hindia Belanda.
- Setelah banyaknya anggota yang keluar, mereka masing masing mendirikan organisasi-
organisasi lain seperti:
1. Indische Partij tahun 1912
2. Syarekat Dagang Islam (SD1) oleh H. Samanhudi di Solo.
3. Muhamadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta.
4. NU oleh KH. Hasyim Asyari di Surabaya
5. Asuransi Jiwa Boemi Poetra oleh Djiwo Sewoyo di Magelang.

Anda mungkin juga menyukai