Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak didirikannya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1602. Sejak VOC berdiri, penderitaan rakyat Indonesia terjadi dalam berbagai segi kehidupan. Di berbagai daerah, VOC melakukan tindakan dengan melaksanakan politik devide et impera (adu domba), yaitu saling mengadu domba antara kerajan yang satu dan kerajaan yang lain atau mengadu domba di dalam kerajaan itu sendiri. Politik adu domba makin melemahkan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Bangsa Indonesia makin menderita ketika Gubernur Daendels (1808–1811) berkuasa. Upaya kerja paksa (rodi) guna membangun jalan sepanjang pulau Jawa (Anyer-Panarukan) untuk kepentingan militer Belanda, membuat rakyat makin menderita. Penderitaan berlanjut karena Belanda kemudian menerapkan Chulture Stelsel (tanam paksa) yang diterapkan oleh Van Den Bosch. System ini mewajibkan raktat Indonesia untuk menanami ladangnya dengan tanaman yang telah ditentukan oleh Belanda, kemudian hasil panennya juga harus diberikan kepada Belanda. Perjuangan melawan penjajah dipimpin ulama atau kaum bangsawan, yaitu Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah. Perjuangan rakyat untuk mengusir penjajah belum berhasil, karena perjuangan bersifat kedaerahan dan belum terorganisasi secara modern. Tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo (Budi Utomo) atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Soedirohoesodo. Berdirinya Budi Utomo mendorong munculnya organisasi –organisasi pemuda. BERDIRINYA BUDI UTOMO Budi Utomo merupakan organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional berbentuk modern, didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh dr. Soetomo, yang diinisiatif oleh dr. Wahidin Soedirohusodo, yang merupakan seorang lulusan STOVIA (Sekolah Kedokteran Jawa). Berdirinya organisasi Budi Utomo menjadi awal pergerakan bangsa Indonesia yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan. Menurut dr. Wahidin, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan adalah dengan mencerdaskan masyarakatnya. Oleh karena itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan dan pengajaran serta memupuk rasa kesadaran kebangsaan. Budi Utomo berasal adari bahasa Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi memiliki arti “keterbukaan jiwa”, “pikiran”, “kesadaran”, “akal”, atau “pengadilan”, yang juga bisa berarti “daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum”. Kata utomo berasal dari kata utama, yang dalam bahasa Sansekerta memiliki arti “tingkat pertama” atau “sangat baik”. Program utama dari organisasi Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran, serta meninggikan martabat bangsa Indonesia. Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan kongresnya yang pertama di Yogyakarta. Kongres ini menetapkan tujuan organisasi, yaitu kemajuan yang harmonis antara bangsa dan Negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik, industry, serta kebudayaan.
ARTI PENTING KEBANGKITAN NASIONAL
Setelah Budi Utomo lahir, bermunculan organisasi atau perkumpulan-perkumpulan yang bergerak di berbagai bidang. Di antaranya ialah organisasi Sarekat Islam (SI) yang bergerak di bidang ekonomi dan perdagangan didirikan oleh H.O.S Tjokroaminoto pada tahun 1911. Selanjutnya, organisasi Indische Partij didirikan tahun 1912 oleh “Tiga Serangkai”, yaitu Douwes Dekker (Danudirja Setia Budi), Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara). Budi Utomo mengawali bangkitnya semangat kebangsaan dalam proses sejarah kebangsaan dan pergerakan nasional mencapai kemerdekaan Indonesia. Arti penting kebangkitan nasional bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi pelajar adalah : 1. Bangkit dari keterpurukan dengan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan prestasi saat ini aga masa depan lebih cerah. 2. Menguasai keterampilan yang diperlukan bagi masa depan, termasuk keterampilan teknologi. 3. Bangkitnya kesadaran bahwa kita harus berani berusaha dan tidak pasrah menerima segala sesuatu sebagai suatu takdir. Kebangkitan nasional memiliki makna yaitu pergerakan perjuangan bangsa Indonesia yang mulai menyadari kondisi dan potensi sebagai suatu bangsa. Salah satu ciri dari kebangkitan nasional adalah perjuangan bangsa Indonesia lebih diutamakan untuk kepentingan nasional bukan hanya daerah.