Anda di halaman 1dari 3

15 "Kualitas Pribadi" Agen Properti Profesional.

1. Karakter.

Citra broker tradisional tidak baik, walaupun tidak semua. Agen


property professional dengan kantor dan brand, lebih baik.
Peraturan perusahaan dan usaha menjaga brand image membatasi
agen property. Di lapangan agen property mudah tergoda
keuntungan sesaat, sering nilainya lebih besar dari komisi resmi.
Dibutuhkan karakter yang kuat dan etika bisnis untuk menjaga
profesionalisme agen property.

2. Excellence.

Standard yang unggul bagi setiap orang berbeda. Ada agen yang
bekerja seadanya, ada pula yang melakukan sesuai aturan. Yang
istimewa adalah memberikan yang lebih baik dari yang dijanjikan
(excellence). Kastemer akan menilai cara kerja dan mempu
merasakan.

3. Penuh gairah.

Menjadi seorang agen property harus sebuah pilihan. Mereka yang


melakukan secara terpaksa akan cepat kehilangan gairah.
Tantangan tidak ringan, dibutuhkan "passion" yang muncul dari
kesenangan pada profesi dan bisnis ini.

4. Kesabaran.

Seorang agen properti bekerja dan melayani penjual dan pembeli.


Penjual dan pembeli bersikap sangat hati-hati. Transaksi jual atau
beli properti sangat bagi mereka. Mungkin sekali seumur hidup atau
pengalaman pertama. Perlu kesabaran ekstra menghadapi mereka.
Penjual ingin harga jual tinggi. Pembeli maunya harga serendah
mungkin.

5. Disiplin diri.

Berhubungan dengan orang lain dibutuhkan disiplin sikap. Hormat


dan santun untuk menghadapi kastemer dengan karakter beragam.
Sikap yang rasional tapi memperhatikan sisi emosional dari penjual
dan pembeli. Disiplin waktu saat janji pertemuan perlu perhitungan
jarak tempuh di jalan. Menunggu bagi kastemer tidak
menyenangkan.

6. Keuletan.
Kastemer perlu untuk bisa percaya pada agen. Kita harus melalui
tahapan hubungan . Kenal menjadi suka, meningkat sanpai percaya
pada agen. Setiap tahapan butuh waktu dan usaha. Keuletan agen
diuji. Tanpa ketekunan banyak peluang hilang bersama prospek
yang kita tinggalkan.

7. Keteguhan pada prinsip.

Agen properti yang berubah-ubah perkataannya akan


membingungkan sekaligus mencurigakan. Bekerja untuk komitmen
tertulis/ eksklusif listing perlu dipegang teguh. Komisi yang
standard harus diperjuangkan. Tidak mudah menyerah. Keteguhan
kita akan meyakinkan kastemer. Tanpa keteguhan, kita kehilangan
prinsip. Kerjasama seperti itu akan merugikan pelanggan dan
agennya.

8. Kerendahan hati.

Agen properti akan bertemu dengan penjual dan pembeli yang tidak
tahu harga pasar. Merendahkan keinginan penjual dan pembeli
yang tidak realistis akan menyinggung perasaan. Kerendahan hati
kita akan membuka wawasan kastemer. Keterbukaan akan muncul,
sehingga memudahkan kita memenuhi harapan dan keinginan
kastemer.

9. Etika bisnis.

Jasa kita adalah sebuah kerjasama bisnis dengan penjual dan


pembeli, juga melibatkan agen yang lain. Etika hubungan pribadi
maupun bisnis menjadi acuan. Aturan emasnya " Lakukan pada
orang lain seperti Anda ingin diperlakukan".

10. Ucapan terima kasih.

Ucapan terima kasih untuk setiap orang yang telah berhubungan


dengan kita. Pada penjual yang bersedia bertemu, walaupun belum
berkomitmen. Pada pembeli yang sudah meninjau, tapi belum mau
menawar. Pada agen lain yang telah bekerja sama, meskipun belum
membuahkan transaksi.

11. Menjaga reputasi.

Jasa agen properti selalu direferensikan, karena itu reputasi sangat


penting. Reputasi buruk cepat menyebar. Pelayanan yang sangat
memuaskan akan menghasilkan referal bisnis. Menjaga standard
layanan yang unggul dan profesional menjadi kewajiban dari setiap
anggota team.
12. Optimisme.

Seorang agen mudah menjadi pesimis. Pertemuannya dengan


banyak orang dan informasi yang diterima. Hambatan di lapangan
yang mendadak. Semua menjadi sumber perasaan negatif dan
sikap pesimis. Mulailah memilih dalam hubungan dengan orang lain.
Menyaring setiap informasi sesuai keyakinan kita yang positif.
Rencanakan kerja kita untuk mengurang dampak hal yang tak
terduga. Perbaharui cara pandang kita yang sesuai dengan target
kita.

13. Pengembangan diri.

Kebanyakan agen segan untuk belajar hal baru. Selama yang biasa
dilakukan masih menghasilkan, lebih nyaman mengulang
kebiasaan. Perubahan terjadi, kondisi pasar berubah, persaingan
bertambah. Belajar adalah cara terbaik menghadapi perubahan.
Tanpa belajar hal yang baru kita jadi tidak peka. Akhirnya akan
dikalahkan perubahan.

14. Loyalitas.

Loyalitas agen terhadap perusahaan tempatnya bergabung


menentukan kesuksesannya. Pelanggan menilai kita. Pengkhianatan
terhadap kantor akan meragukan pelanggan. Agen juga akan
merugikan pelanggan. Tidak ada yang suka berhubungan dengan
pengkhianat, selain orang yang juga tidak pegang janji.

15. Gunakan akal sehat.

Dalam bisnis sebagai agen properti dibutuhkan kerja keras,


semangat juang dan segudang kualitas pribadi, yang dibangun
terus. Tidak ada yang instan. Jangan tergoda dengan keuntungan
jangka pendek. Jalan pintas sering menjebak. Gunakan akal sehat.

Anda mungkin juga menyukai