Abstrak—Kanker otak adalah pertumbuhan sel-sel otak yang tahun. Risiko kanker otak meningkat seiring dengan
tidak terkendali yang terjadi di otak. Di Indonesia kanker otak bertambahnya usia [3]. Electro-Capacitive Cancer Therapy
merupakan salah satu kanker terbanyak pada anak. Meskipun (ECCT) adalah metode untuk mengobati kanker menggunakan
demikian, tumor ini dapat terjadi pada umur berapapun. Risiko sumber gelombang elektro-statis intensitas rendah (<30Vpp)
kanker otak meningkat seiring dengan bertambahnya usia. dan frekuensi rendah (<100KHz) yang menghasilkan polarisasi
Berbagai treatment dilakukan sebagai usaha untuk
listrik di daerah medan dekat yang dibatasi oleh beberapa
memperpanjang ketahanan hidup pasien kanker otak, seperti
operasi, kemoterapi, radioterapi, pengobatan herbal, dan ECCT.
elektroda kapasitif yang dipasang pada pakaian yang dipakai
ECCT merupakan metode untuk mengobati kanker setiap hari oleh pasien. Teknologi ini diciptakan untuk pertama
menggunakan sumber gelombang elektrostatis intensitas rendah kalinya oleh Dr. Warsito P. Taruno dan tim di CTECH Labs
(<30Vpp) dan frekuensi rendah (<100KHz) yang dipasang pada Edwar Technology Company [4].
pakaian yang dipakai setiap hari oleh pasien. Pasien disarankan Salah satu analisis statistika yang sesuai untuk digunakan
melakukan konsultasi untuk memeriksa kinerja alat dan adalah analisis ketahanan hidup (survival). Analisis ketahanan
perkembangan penyebaran sel kanker. Penelitian ini bertujuan hidup adalah teknik statistika yang digunakan untuk
untuk mendapatkan faktor yang mempengaruhi model survival menganalisis data yang diperoleh dari catatan waktu yang
pasien kanker otak berdasarkan faktor treatment dan faktor
dicapai suatu objek sampai terjadinya peristiwa tertentu (failure
resiko seperti usia dan jenis kelamin. Model regresi Cox PH
digunakan karena semua variabel telah memenuhi asumsi PH.
event) dan bertujuan mengetahui variabel yang berpengaruh
Data yang digunakan yaitu pasien yang melakukan konsultasi mulai dari awal kejadian hingga akhir kejadian [5]. Salah satu
lebih dari 6 bulan. Berdasarkan pemodelan dengan menggunakan metode dalam analisis survival yang sering digunakan dalam
regresi Cox PH menghasilkan variabel yang berpengaruh analisis ketahanan hidup adalah regresi Cox Proportional
terhadap waktu survival pasien kanker otak yaitu frekuensi Hazard. Regresi Cox Proportional Hazard merupakan metode
konsultasi dan radioterapi. Didapatkan bahwa setiap semiparametrik yang dapat digunakan untuk memodelkan
bertambahnya 1 kali konsultasi resiko untuk mengalami kematian hubungan antara variabel respon yang berupa waktu survival
semakin turun sebesar 1,15 kali dan pasien kanker otak yang dengan satu atau lebih variabel prediktor [5]. Kelebihan dari
memiliki riwayat radioterapi memiliki resiko untuk meninggal 3
metode regresi Cox Proportional Hazard yaitu dapat
kali lebih besar daripada pasien yang tidak memiliki riwayat.
menjelaskan pengaruh faktor independen dalam suatu kejadian.
Hasil dari penelitian [6] mengenai faktor prognostik dan
Kata Kunci— Analisis Survival, Kanker Otak, Regresi Cox
Proportional Hazard. peran radiasi seluruh otak pada bedah radiasi stereotactic untuk
metastasis kanker otak. Hasil dari penelitian tersebut adalah
bedah radiasi stereotactic merupakan pilihan pengobatan yang
I. PENDAHULUAN aman dan efektif pada pasien dengan metastasis otak dari RCC
(Renal Cell Carcinoma). Penelitian [7] tentang analisis survival
K esehatan adalah salah satu hal terpenting bagi kehidupan
manusia. Salah satu organ vital pada manusia adalah
otak. Otak merupakan bagian sistem saraf pusat, yang
pada pasien penderita gagal ginjal di unit hemodialisa RSUD
Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo. Variabel yang berpengaruh
mengontrol pernapasan, aliran jantung, pencernaan, dan sekresi terhadap kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani
hormon serta ekskresi. Kanker adalah penyakit akibat hemodialisa adalah umur dan status pernikahan, selain itu [8]
pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang tentang analisis survival pada pasien penderita sindrom koroner
berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangan, sel-sel akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2013. Variabel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga yang berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien penderita
dapat menyebabkan kematian. Kanker otak adalah kondisi sindrom koroner akut adalah status penyakit dislipidemia,
dimana terjadi pertumbuhan sel secara abnormal di otak [1]. diabetes melitus, hipertensi dan profil hemodinamik.
Menurut data WHO pada tahun 2018, kanker otak menempati Berdasarkan pemaparan di atas, akan dilakukan penelitian
urutan ke-17 dengan penderita lebih dari 5000 orang [2]. Di mengenai analisis survival pada pasien kanker otak di C-Tech
Indonesia kanker otak merupakan salah satu kanker terbanyak Lab Edwar Technology menggunakan metode regresi Cox
pada anak. Meskipun demikian, tumor ini dapat terjadi pada Proportional Hazard. Selain itu juga akan diteliti perbedaan
umur berapapun. Berdasarkan penelitian, tumor otak sering waktu survival pasien kanker otak di C-Tech Lab Edwar
terjadi pada anak-anak 3-12 tahun dan orang dewasa 40-70 Technology menggunakan kurva Kaplan-Meier dan uji log-
rank.
INFERENSI, Vol. 3(2), September 2020, ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online) 66
h0 ( t x = 0 ) = h0 ( t ) e .0 = h0 ( t ) r2
1−
RT , PR p
h0 ( t x = 0 )
2
1.0
1.0
0.8
0.8
Survival Function
Survival Function
0.6
0.6
97% 92
0.4
0.4
%
0.2
0.2
>40 Tahun
Laki-laki <=40 Tahun
Perempuan
0.0
0.0
Kemoterapi Radioterapi 0 500 1000 1500 2000 2500 0 500 1000 1500 2000 2500
Time(Day) Time(Day)
0.8
0.8
1.0
Survival Function
Survival Function
0.6
0.6
0.8
0.4
0.4
Survival Function
0.6
0.2
0.2
0.0
0.0
0 500 1000 1500 2000 2500 0 500 1000 1500 2000 2500
0.2
Time(Day) Time(Day)
(a) (b)
0.0
Berdasarkan dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa kurva Pada Gambar 4(a) memberikan informasi bahwa garis
turun secara cepat pada hari ke 200 sampai dengan hari ke 1500. hitam merupakan kategori pasien yang tidak memiliki status
Kurva menurun secara cepat inilah dikarenakan banyak pasien operasi dan garis hijau merupakan kategori pasien yang
yang mengalami event atau meninggal dalam kurun waktu 3,6 memiliki status operasi sedangkan 4(b) memberikan informasi
tahun. Setelah hari ke 1500 sampai pengamatan berakhir kurva bahwa garis hitam merupakan kategori pasien yang tidak
menurun secara lambat sampai cenderung stabil, namun masih memiliki status kemoterapi dan garis hijau merupakan kategori
memiliki probabilitas ketahanan hidup diatas 0,3. Selanjutnya pasien yang memiliki status kemoterapi. Berdasarkan kurva
akan dijelaskan karakteristik kurva survival Kaplan Meier dan Kaplan Meier faktor status operasi antara kedua garis dari
kategori tersebut saling berpotongan sehingga ada perbedaan
INFERENSI, Vol. 3(2), September 2020, ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online) 70
kurva survival antara kategori status operasi. Sedangkan status maka dapat dikatakan tidak ada perbedaan kurva survival antara
kemoterapi diketahui bahwa antara kedua garis dari kategori kedua kategori. Pengujian log-rank untuk mengetahui
saling berpotongan pada hari ke 200 sampai hari ke 500, maka perbedaan yang berarti antara kurva survival berdasarkan
dapat dikatakan tidak ada perbedaan kurva survival antara pengobatan herbal dan terapi lain.
kedua kategori. Pengujian log-rank untuk mengetahui Tabel 4. Uji Log-Rank Berdasarkan Status Pengobatan Herbal dan Status
perbedaan yang berarti antara kurva survival berdasarkan status Terapi Lain
operasi dan kemoterapi.
Variabel Log-Rank df P-value
Tabel 3. Uji Log-Rank Berdasarkan Status Operasi dan Status Kemoterapi
Radioterapi 6,7 1 0,01
Variabel Log-Rank df P-value Pengobatan Herbal 0,1 1 0,7
Operasi 6,9 1 0,009 Terapi Lain 0,1 1 0,8
Kemoterapi 0,8 1 0,4 Tabel 4 diperoleh informasi bahwa masing-masing nilai
Tabel 3 diperoleh informasi bahwa masing-masing nilai statistik uji sebesar 0,1 dan 0,1 dengan derajat bebas 1
statistik uji sebesar 6,9 dan 0,8 dengan derajat bebas 1 didapatkan p-value masing-masing sebesar 0,7 dan 0,8. Jika
didapatkan p-value masing-masing sebesar 0,009 dan 0,4. Jika dibandingkan dengan nilai α yakni sebesar 0,05 maka p-value
dibandingkan dengan nilai α yakni sebesar 0,05 maka p-value untuk pengobatan herbal dan terapi lebih dari α, uji ini
untuk status operasi kurang dari α dan p-value untuk status menghasilkan keputusan gagal tolak H0 artinya tidak terdapat
kemoterapi lebih dari α, uji ini menghasilkan keputusan tolak perbedaan waktu survival antara kategori pengoabtan herabal
H0 untuk status operasi artinya terdapat perbedaan waktu dan terapi lain.
survival antara kategori status operasi dan uji ini menghasilkan
keputusan gagal tolak H0 untuk status kemoterapi artinya tidak C. Pemodelan Waktu Survival Pasien Kanker Otak
terdapat perbedaan waktu survival antara kategori status Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard
kemoterapi. Model Cox Proportional Hazard adalah metode yang
Berikut ini kurva survival Kaplan-Meier faktor status dapat digunakan untuk pemodelan data survival jika terdapat
pengeobatan herbal dan status terapi lain. semua variabel yang diteliti memnuhi asumsi proportional
hazard. Berikut merupakan estimasi parameter model Cox
1.0
1.0
Survival Function
Survival Function
0.6
0.6
Estimasi Standard
Variabel Wald p-value
0.2
0.2
Tidak Radioterapi
Radioterapi
Tidak Pengobatan Herbal
Pengobatan Herbal Parameter Errors
0.0
0.0
0 500 1000
Time(Day)
1500 2000 2500 0 500 1000 1500
Time(Day)
2000 2500
Jenis Kelamin -0.44 0.28 -1.56 0.12
(a) (b) Usia -0.2 0.28 -0.72 0.47
Frekuensi
1.0
Operasi
0.6
Kemoterapi
0.2
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh model Cox Proportional Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 6 maka dapat
Hazard terbaik sebagai berikut. diketahui bahwa nilai p-value dari semua variabel atau faktor
ℎ(𝑡) = ℎ0 (𝑡)exp [-0,14 Frekuensi Konsultasi + 1,12 yang digunakan lebih melebihi taraf signifikan yaitu 0,05 maka
Radioterapi] dapat disimpulkan bahwa keputusannya gagal tolak H0 yang
berarti semua variabel atau faktor telah memenuhi asumsi PH.
Dalam model tersebut, tanda negatif pada β frekuensi
konsultasi menujukkan bahwa semakin banyak frekuensi
E. Interpretasi Hazard Ratio
konsultasi maka nilai hazard ratio akan semakin rendah.
Interpretasi model Cox Proportional Hazard dilakukan
D. Asumsi Proportional Hazard
dengan melihat nilai Hazard Ratio (HR) berdasarkan variabel
Dalam pemodelan regresi Cox proportional hazard, independen yang disajikan pada tabel berikut.
terdapat asumsi yang harus terpenuhi yaitu asumsi Proportional Tabel 7. Hazard Ratio Regresi Cox PH
Hazard (PH). Berikut merupakan pengujian asumsi PH
Variabel Hazard Ratio
menggunakan metode grafik.
Frekuensi Konsultasi 0,87
Radioterapi 3,03
Berdasakan Tabel 7, Nilai Hazard Ratio (HR) untuk
variabel konsultasi adalah 0,87. Nilai tersebut bermakna bahwa
setiap bertambahnya 1 kali konsultasi resiko untuk mengalami
kematian semakin turun sebesar 0,87 kali. Nilai HR untuk
(a) (b) (c)
variabel radioterapi adalah 3,03 yang bermakna bahwa pasien
kanker otak yang memiliki riwayat radioterapi memiliki resiko
untuk meninggal 3 kali lebih besar daripada pasien yang tidak
memiliki riwayat radioterapi.
V. KESIMPULAN/RINGKASAN
(d) (e) (f) A. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil
analisis menggunakan data ketahanan hidup pasien kanker Otak
di C-Tech Labs Edwar Technology.
1 Karakteristik pasien kanker otak yang menjalani terapi
ECCT di C-Tech Labs Edwar Technology 56% pasien
berusia lebih dari 40 tahun, 53% perempuan, mayoritas
(g)
pasien tidak melakukan terapi baik operasi, kemoterapi,
Gambar 6. Grafik asumsi PH Berdasarkan (a) Usia, (b) Jenis Kelamin, (c) radioterapi, pengobatan herbal ataupun terapi lainnya, dan
Operasi, (d) Kemoterapi, (e) Radioterapi, (f) Pengobatan Herbal dan rata-rata pasien kanker otak melakukan konsultasi selama
(g) Terapi Lain menjalani perawatan sebanyak 7 kali.
Dari ilustrasi plot ln[-ln S(t)] pada Gambar 6 dapat 2 Berdasarkan hasil pengujian log-rank didapatkan bahwa
diketahui bahwa secara umum plot terlihat sejajar, sehingga terdapat perbedaan kurva survival pada variabel jenis
mengindikasikan bahwa laju terjadinya kematian pada pasien kelamin, frekuensi konsultasi, dan radioterapi. Akan
kanker otak memenuhi asumsi proportional hazard. Untuk tetapi, variabel usia pasien, operasi, kemoterapi,
memperoleh keputusan yang lebih objektif, maka pemeriksaan pengobatan herbal, dan terapi lain tidak memiliki
asumsi proportional hazard dilanjutkan dengan uji goodness of perbedaan pada kurva survival.
fit. 3 Dari hasil pemodelan regresi proportional hazard
Untuk mengetahui juga apakah asumsi PH sudah diperoleh dua variabel yang berpengaruh terhadap waktu
terpenuhi maka dilakukan pengujian goodness of fit yang survival pasien kanker otak yang menjalani terapi ECCT
hasilnya dapat ditunjukkan pada Tabel 6. di C-Tech Labs Edwar Technology yaitu frekuensi
konsultasi dan radioterapi dengan model,
Tabel 6. Hasil Pengujian Goodness of Fit
ℎ(𝑡) = ℎ0 (𝑡)exp [-0,14 Frekuensi Konsultasi + 1,12
Variabel chisq df p-value
Jenis Kelamin 0.12 1 0.73 Radioterapi]
Usia 0.006 1 0.94 Nilai Hazard Ratio (HR) untuk variabel konsultasi adalah
Frekuensi Konsultasi 2.25 1 0.13 0,87. Nilai tersebut bermakna bahwa setiap bertambahnya
Status Operasi 0.81 1 0.37 1 kali konsultasi resiko untuk mengalami kematian
Status Kemoterapi 0.29 1 0.59 semakin turun sebesar 0,87 kali. Nilai HR untuk variabel
Status Radioterapi 0.65 1 0.42 radioterapi adalah 3,03 yang bermakna bahwa pasien
Status Pengobatan Herbal 1.13 1 0.29
Status Terapi lain 0.43 1 0.51
kanker otak yang memiliki riwayat radioterapi memiliki
Global 4.53 8 0.81 resiko untuk meninggal 3 kali lebih besar daripada pasien
*Digunakan α = 0.05 yang tidak memiliki riwayat radioterapi.
INFERENSI, Vol. 3(2), September 2020, ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online) 72
B. Saran
Bagi peneliti, diharapkan untuk penelitian selanjutnya
perlu memasukkan faktor lain. Bagi C-Tech Labs Edwar
Technology, diharapkan melakukan penanganan medis dengan
memantau kesehatan pasien kanker otak dengan
memperhatikan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
survival pasien agar survival time pasien lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cancer Research United Kingdom, "Secondary Brain Tumor,"
2017. [Online]. Available: https://www.cancerresearchuk.org/.
[Accessed 20 Januari 2020].
[2] T. Willy, "Pengertian Kanker Otak," 20 September 2018.
[Online]. Available: https://www.alodokter.com/kanker-otak.
[Accessed 21 Januari 2020].
[3] Fujiyanto, "Mengenal Kanker Otak," 4 April 2018. [Online].
Available: yayasankankerindonesia.org/article/mengenal-
kanker-otak. [Accessed 17 Januari 2020].
[4] W. P. Taruno, ECCT (Electro-Capacitive Cancer Therapy),
Tangerang: CTech Labs Edwar Technology, 2015.
[5] D. G. Kleinbaum and M. Klein, Statistics for Biology and Health
Survival Analysis: A Self-Learning Text Third Edition, New
York: Springer, 2012.
[6] F. M. Ippen, A. Mahadevan, E. T. Wong, E. J. Uhlmann, S.
Sengupta and E. M. Kasper, "Stereotactic Radiosurgery for
Renal Cancer Brain Metastasis: Prognostic Factors and the Role
of Whole-Brain Radiation and Surgical Resection," Journal of
Oncology, 2015.
[7] F. E. Zunayda, Analisis Survival Pada Penderita Gagal Ginjal di
Unit Hemodialisa RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo,
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.
[8] A. A. Wijaya, Analisis Survival Pada Pasien Penderita Sindrom
Koroner Akut di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2013
Menggunakan Regresi Cox Proportional Hazard, Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2015.
[9] D. Hosmer and S. Lemeshow, Applied Logistic regression 2nd
Edition, New York: John Wiley and Sons, Inc, 2000.
[10] D. Schoenfeld, Partial Residual for Proportional Hazard
Regression Model, vol. 69(1), 1982.
[11] W. Sastrosudarmo, Kanker The Silent Killer, Jakarta: Garda
Media, 2010.
[12] Rokom, "Hari Kanker Sedunia 2019," 31 Januari 2019. [Online].
Available: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/fokus-
utama/20190131/2329273/hari-kanker-sedunia-2019/.
[Accessed 18 Januari 2020].
[13] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, "Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tumor Otak," Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017.
[14] C-Tech Labs Edwar Technology, Phase III Study On Patients,
Tangerang: C-Tech Labs Edwar Technology, 2019.
[15] D. W. Hosmer, S. Lameshow and S. May, Applied Survival
Analysis: Regression Modelling of Time Event Data, New
Jersey: John Willey, 2008.