Anda di halaman 1dari 13

REVIEW ARTICLE

3(0%52/,=80$%6(%$*$,,08127(5$3,3$'$NONSMALL CELL
LUNG CARCINOMA
$UGHQR.ULVWLDQWR$QGKLND5DKPDQ
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo

$%675$N
Kanker paru merupakan penyebab kematian nomor satu di antara keganasan lainnya. Sebagian
besar kanker paru termasuk dalam jenis kanker paru non-small-cell (nonsmall cell lung carcinoma/
NSCLC). Salah satu terapi untuk NSCLC adalah imunoterapi. Pembrolizumab merupakan salah
satu imunoterapi yang sudah digunakan di Indonesia yang memberikan hasil yang menjanjikan
pada NSCLC.
.DWDNXQFL: Pembrolizumab, imunoterapi, nonsmall cell lung carcinoma

$%675$&7 menyebar dengan cepat. Walaupun demikian,


Lung cancer is the most frequent cause of NSCLC tahap lanjut memilki tingkat mortalitas
mortality among types of cancer. Nonsmall yang tinggi, yaitu dengan nilai tengah (median)
Cell Lung Carcinoma is the majority type of kesintasan 8-10 bulan. Sementara itu, tingkat
lung cancer. One of the therapeutic strategies kesintasan 2 tahun penderita NSCLC tahap
for NSCLC is immunotherapy. Pembrolizumab lanjut tidak lebih dari 10-20%. 6 Berdasarkan
is one of immunotherapy used in Indonesia that stadiumnya, tingkat kesintasan 5 tahun NSCLC
give promising result for NSCLC. adalah sebagai berikut: Ia 49%, Ib 45%, IIa 30%,
Keywords: Pembrolizumab, immunotherapy, IIb 31%, IIIa 14%, IIIb 5%, IV 1%. Secara umum,
nonsmall cell lung carcinoma kesintasan 5 tahun penderita kanker paru hanya
berkisar 15%. 7 Pada saat terdiagnosis, sebagian
besar pasien telah menderita kanker tahap lanjut,
/$7$5%(/$.$1* yaitu pada stadium IIIb atau IV sehingga pilihan
Kanker paru merupakan penyebab kematian tata laksana, meliputi pembedahan, kemoterapi,
nomor satu di antara keganasan lainnya, baik pada dan radiasi, hanya efektif secara minimal. Oleh
laki-laki maupun perempuan, berkontribusi pada karena itu, diperlukan teknologi baru yang dapat
sekitar 25% dari total kematian akibat kanker, membantu pasien yang menderita kanker paru
yaitu total sebesar 1,6 juta jiwa setiap tahunnya. pada tahap ini saat terdeteksi. 8
1, 2, 3
Kemungkinan seseorang untuk menderita Termuan tersebut milsanya terapi yang
kanker paru pun relatif besar, yaitu 1 dari 14 EHUVLIDWVSHVL¿NDWDXGLVHVXDLNDQGHQJDQWDUJHW
laki-laki atau 1 dari 17 perempuan. 1 Estimasi (targeted  DQWDUD ODLQ VSHVL¿N WHUKDGDS PXWDVL
kasus baru pada laki-laki berkisar 116.990 kasus gen epidermal growth factor receptor (EGRF),
sedangkan pada perempuan berkisar 105.510
kasus.4 Address for corespondance :
$UGHQR.ULVWLDQWR
Sebagian besar kanker paru termasuk dalam Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
jenis kanker paru nonsmall-cell (nonsmall cell Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto
lung carcinoma/NSCLC), yaitu 80-85% dari Mangunkusumo, Jl. Diponegoro 71, Jakarta 10430,
keseluruhan kasus kanker paru. Sementara Indonesia
itu, kanker paru small-cell (small cell lung How to cite this article :
carcinoma) terdapat pada 10-15% pasien. 5 3(0%52/,=80$%6(%$*$,
Kedua kanker tersebut dibedakan berdasarkan IMUNOTERAPI PADA NONSMALL
SUR¿O6&/&\DQJUHODWLIOHELKDJUHVLIGDQGDSDW CELL LUNG CARCINOMA

96 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


translokasi anaplastic lymphoma kinase (ALK), memulai aktivitas sitotoksik. Sel NK
translokasi ROS1, dan mutasi BRAF. 9 Walaupun mentarget sel-sel dengan ekspresi MHC
GHPLNLDQ H¿NDVLQ\D PHQMDGL VDQJDW WHUEDWDV kelas 1 yang rendah untuk dihancurkan.
NDUHQDWDUJHWWHUDSL\DQJWHUODOXVSHVL¿N6HODLQ Sel NK juga mengekspresikan berbagai
itu, peningkatan kesintasan secara menyeluruh molekul inhibitorik, misalnya subtipe
(overall survival [OS]) atau kesintasan bebas immunoglobulin-like receptor (KIR).
progresi penyakit (progression-free survival ‡ Sel-sel tambahan, seperti FoxP3+,
[PFS[) hanya meningkat sedikit dan secara CD25+, CD4+ regulator (Treg) dan sel
klinis tidak sebanding dengan nilai biaya supresor derivat myeloid (myeloid derived
yang dikeluarkan. Sebagai perbandingan, suppressor cells [MDSCs]) yang secara
kemoterapi pada stadium lanjut hanyam dapat umum menghambat aktivitas limfosit T.
meningkatkan kesintasan dari 1% menjadi Sel Th17 yang merupakan subset dari sel
4% pada penderita NSCLC dengan metastasis T CD4+ mensekresikan interleukin (IL-17)
(stage IV) dalam periode 5 tahun. 10, 11 Data dan memiliki implikasi pada autoimunitas
deskriptif menunjukkan bahwa mutasi terkait dan kanker.
EGFR berkisar 15-18%, sementara translokasi ‡ Makrofag yang berdiferensiasi menjadi
ALK berkisar 2-8%. 12, 13, 14 dua fenotipe berbeda: makrofag M1 yang
Teknologi lain yang dianggap memberikan melepaskan interferon (IFN) gamma dan
harapan dan dalam tahap pemgembangan adalah melakukan fagositosis, serta makrofag
terapi berbasis imun atau disebut juga sebagai M2 yang melepaskan sitokin IL-4, IL-10,
imunoterapi. Perkembangan immunoterapi transforming growth factor beta (TGF-
berlangsung dengan pesat dan hasil penelitian EHWD  GDQ PHQJXUDQJL UHVSRQV LQÀDPDVL
terbaru mendukung efektivitasnya dalam terapi serta mengembangkan toleransi.
berbagai tumor, terutama NSCLC. Imunoterapi Terdapat fenomena imun yang ditemukan
dengan immune checkpoint inhibitor dapat memengaruhi aktivitas sel limfosit T dalam
meningkatkan kesintasan dan dari penelitian pengenalan antigen, terutama dalam pengenalan
fase 3 telah jelas keunggulannya dibandingkan sel-sel tumor, yaitu mekanisme yang disebut
kemoterapi konvensional sehingga food and sebagai sinaps imun (immune synapse). Sinaps
drugs administration (FDA) di Amerika Serikat imun tersebut terdiri atas rangkaian ligand dan
mempercepat persetujuannya untuk dapat reseptor yang saling berikatan, berperan dalam
digunakan dalam praktik klinis sehari-hari. peningkatan atau penghambatan aktivitas sel T
tersebut.
,0812/2*,3$'$.$1.(5 Dalam pengenalan antigen, reseptor sel T (T
Terdapat berbagai sel imun yang berperan cell receptor [TCR]) terdiri atas dua komponen
dalam proses pengenalan dan penolakan tumor. transmembran mayor, yaitu: 16
Hal tersebut dimediasi oleh respons imun ‡ Reseptor CD4 atau CD8 yang berikatan
VLWRWRNVLN\DQJVSHVL¿NGDQH¿VLHQ+DOWHUVHEXW dengan MHC, betugas sebagai faktor
meliputi: 15, 16 SHQHQWXVSHVL¿VLWDVVHO7WHUKDGDSDQWLJHQ
‡ Limfosit CD8+ dan limfosit T CD4+ tertentu.
subkelas Th1/ Th2, sebelumnya dikenal ‡ Molekul CD3, yang mengkode kompleks
sebagai sel T sitotoksik dan T helper. protein transmembran nonvariabel, betugas
Keduanya berfungsi untuk menginisiasi untuk mengulang (relay) sinyal dari
pengenalan untuk membedakan antara permukaan ke efektor intraselular.
diri sendiri dengan antigen yang bukan Pengenalan oleh TCR ternyata tidak
merupakan bagian dari tubuh melalui cukup sebagai satu-satunya faktor yang
mekanisme sinaps imun (immune synapse) mempengaruhi aktivitas sel T dalam mengenali
Uptodate, principles of immunotherapy. antigen. Terdapat mekanisme tambahan yang
‡ Sel natural killer (NK) yang tidak turut berperan dalam pengenalan tersebut, yang
memerlukan presentasi antigen oleh major disebut sebagai mekanisme kostimulasi. Sinyal
histocompatibility comples (MHC) untuk kostimulasi terdiri dari sinyal agonis (e.g., GITR,

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 97


OX40, ICOS) dan sinyal inhibitorik (sering menghancurkan tumor yang berkembang,
disebut sebagai molekul immune checkpoint), jauh sebelum timbul masalah klinis. Jika
meliputi cytotoxic T-lymphocyte-associated fase ini selesai, pejamu akan tetap bebas dari
protein 4 [CTLA-4], programmed cell death-1 kanker eliminasi mewakili seluruh proses.
[PD-1], TIM3 dan LAG3). Immune checkpoint Bila varian sel kanker yang langka tidak
merupakan dianalogikan sebagai rem imun hancur dalam fase eliminasi, sel tersebut
yang membatasi fungsi/ kerja imun agar tidak akan masuk ke dalam fase ekuilibrium.
berlebihan dan tetap bekerja sebagaimana ‡ Fase ekulibrium (equilibrium)
mestinya.17 Pada fase ini, pertumbuhan sel kanker
Teori yang dikembangkan terkait pengaruh dicegah oleh mekanisme imunologik. Sel
sistem imun terhadap progresi neoplastik adalah kanker dipertahanlkan dalam fase doman
teori “cancer immunoediting” yang berlangsung dengan adanya IL-12 dan IFN gamma. Fase
dalam 3 fase: 18 ekuilibrium hanya melibatkan imunitas
‡ Fase eliminasi (elimination) adaptif. Proses edit imunogenisitas tumor
Terdiri dari respons bawaan (innate) dan terjadi pada fase ini. Pada akhirnya, karena
adaptif (adaptive) terhadap antigen yang terjadi penekanan dalam waktu lama
EHUNDLWDQ GHQJDQ WXPRU VHFDUD VSHVL¿N sel tumor oleh mekanisme imun, akan
dicirikan dengan fungsi efektor sel T, sel B, timbul varian yang tidak lagi dikenali oleh
dan sel NK, selanjutnya dimediasi dengan imunitas adaptif (tidak memiliki antigen
sitokin seperti IFN alpha, IFN gamma, dan atau mengembangkan defek pada presentasi
IL-12. Seluruh efektor bekerja sama untuk atau proses antigen), tidak sensitif terhadap

7DEHO0ROHNXONRVWLPXODVLGDQNRLQKLELWRULSDGDPHNDQLVPHORORVLPXQNDQNHU 17
0ROHNXO (IHN 6WDWXVSDGDNDQNHU 6WUDWHJLWHUDSHXWLN
B7-1/B7-2: CD28 Kostimulasi Kurangnya molekul kostimulasi, Induksi atau transfeksi molekul
B7-1 dan B7-2, pada permukaan B7 pada sel tumor untuk
sel kanker meningkatkan kostimulasi
B7-H1/B7-H2: Koinhibisi 3HQLQJNDWDQD¿QLWDVGDUL Antibodi anti-CTLA4
CTLA4 pengikatan molekul B7 ke
CTLA-4
ICOS-ICOSL Kostimulasi Regulasi penurunan dari ICOS -
pada tumor
Regulasi peningkatan ICOS pada
Treg pada kanker
PDL1/PDL2: PD1 Koinhibisi Ekspersi aberan dari PD-L1 Antibodi anti PD-L1 dan PD1
Kostimulasi dalam banyak keganasan
HVEM: BTLA/ Koinhibisi Ekspresi BTLA dan CD160 pada Antibodi monoklonal anti-CD160
CD160 keganasan hematologis
B7H3: TLT2 B7H4/ Koinhibisi Peningkatan ekspresi pada kanker Antibodi monoklonal terhadap
BTLA Kostimulasi yang berbeda-beda B7H4, oligonukleotida antisense
Koinhibisi Ekspresi banyak pada kanker
payudara, paru, otak, ovarium,
ginjal, dan pankreas
4-1BBL: 4-1BB Kostimulasi Antibodi monoklonal agonis 4-1BB
OX-40: OX-40L Kostimulasi Antibodi monoklonal agonis OX-
40 atau protein fusi OX-40-Ig
Light: HVEM Kostimulasi Injeksi vektor adenovirus yang
mengekspresikan LIGHT
CD70: CD27 Kostimulasi Antibodi agonis
GITRL: GITR Kostimulasi Vektor adenovirus yang
mengekspresikan GITR
Antibodi agonis GITR
CDL30L: CD30 Kostimulasi

98 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


mekanisme efektor imun, serta menginduksi cancer (NSCLC). Kehilangan ekspresi
kondisi imunosupresi dalam lingkungan WHUVHEXWEHUNDLWDQGHQJDQWXPRULQ¿OWUDWLQJ
mikro tumor (tumor microenvironment). lymphocytes (TILs), terutama sel CD8+.
Fase ini mencerminkan keseimbangan ‡ Mediator supresif imun (immune suppresive
antara dekstruksi yang dimediasi imun oleh mediators)
sistem adaptif imun (e.g., sel T CD4+ dan Tumor dapat mengembangkan lingkungan
CD8+ yang teraktivasi) dan persistensi dari mikro (microenvironment) immunotoleran
klon maligna langka. dengan memanipulasi sitokin (peningkatan
‡ Fase lolos imunologi (immunologic escape) sekresi IL-6, IL-10, dan TGF-beta, serta
Pada fase ini pertumbuhan sel tumor tidak konsumsi IL-2) yang meningkatkan
lagi diblok oleh mekanisme imun dan LQ¿OWUDVL VHO 7UHJ VHO VXSUHVRU GHULYDW
menimbulkan gejala klinis bermakna. Sel myeloid (myeloid derived suppressor
klon tumor telah memiliki kemampuan cells [MDSCs]), dan tipe sel lain yang
untuk menghindari sistem tubuh pejamu. menghambat fungsi sel T sitotoksik. Sel ini
Beberapa mekanisme dipostulasi sebagai secara aktif menekan proliferasi limfosit
mekanisme sel tumor untuk lolos dari surveilans T CD4+ dan CD8+ yang berperan dalam
imun, antara lain: 15, 19 pengenalan antigen sel tumor.
‡ .HKLODQJDQDWDXSHUXEDKDQDQWLJHQVSHVL¿N ‡ Tumor dapat melakukan meningkatkan
atau mekanisme produksi antigen. ekspresi molekul titik cek (checkpoint)
Tumor dapat kehilangan ekspresi MHC imun, seperti PD-1 dan PD ligand 1 (PD-
kelas 1 mayor atau mekanisme intraselular L1), serta CTLA-4 yang menyebabkan
yang dibutuhkan untuk mentranspor kelelahan sel T perifer dan selanjutnya
antigen tumor ke permukaan sel tumor mengakibatkan sel imun gagal bereaksi
agar dapat dikenali oleh sel T. Mekanisme terhadap antigen sel tumor.
dowregulation ini meliputi penurunan ‡ Banyak jaras sinyal sel onkogenik yang
human leukocyte antigen +/$ NHODV,ȕ awalnya dianggap sebagai akselerator
macroglobulin, dan komponen pemroses pembagian dan pertumbuhan sel
antigen, ditemukan pada berbagai tipe sekarang diketahui sebagai mediator lolos
kanker, dan dilaporkan terdapat pada 60- imunologik. Contoh dari jaras tersebut
94% pasien dengan non-small cell lung antara lain sinyal KIT pada gastrointestinal

7DEHO0HNDQLVPHPROHNXODU\DQJPHQGDVDULSHUXEDKDQ0+&,SDGDIDVHORORVLPXQ 17
0HNDQLVPH .DUDNWHULVWLN
'HIHNUHJXODVLUHYHUVLEHO
‡ Regulasi penurunan (downregulation) ‡ Peristiwa hipermetilasi banyak mendasari terjadinya
TAP1/2 defek ini
‡ Regulasi penurunan LMP2/7 ‡ Dapat dibalik prosesnya dengan agen demetilasi DNA
‡ Regulasi penurunan tapasin atau penghambat deasetilase histon
‡ Inaktivasi transkripsional gen MHC-I ‡ Dapat dibalik prosesnya hingga derajat tertentu oleh
VLWRNLQVHSHUWLLQWHUIHURQ ,)1 ȖDWDXtumor necrosis
factor 71) Į
'HIHNVWUXNWXUDOLUHYHUVLEHO
‡ Enam monosomi atau kehilangan ‡ Lebih berat efeknya
hemizigot dari alel HLA A, B, dan C ‡ Terutama akibat mutasi atau abnormalitas kromosom
‡ .URPRVRP/2+ DUHDȕ ‡ Dipercaya memiliki efek bermakna terhadap penolakan
microglobulin) tumor yang dimediasi sel T
‡ 0XWDVLSDGDJHQȕPLFURJOREXOLQ
‡ Mutasi pada rantai berat (heavy chain)
HLA
‡ Abnormalitas dari komponen mesin
pemroses antigen

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 99


stromal tumor (GIST) menyebabkan Imunoterapi pasif diartikan sebagai
ekspresi berlebihan dari indoleamine-2,3- pemberian agen yang aktif secara imunologis
dioxygenase (IDO), yang meningkatkan dan dibuat di luar tubuh pasien. Secara teori,
LQ¿OWUDVL7UHJGDQVHODQMXWQ\DPHQLQJNDWDQ pendekatan tersebut tidak bergantung pada
perkembangan tumor. Contoh lain adalah sistem imun pejamu untuk berfungsi secara
sinyal beta-catenin/ Wnt pada melanoma penuh. Contoh dari imunoterapi pasif, antara
yang menghambat persentasi antigen yang lain antibodi monoklonal seperti trastuzumab
dimediasi sel dendritik, serta mengeksklusi atau rituximab, dan terapi selular adoptif, seperti
LQ¿OWUDVLVHO7&' infus WXPRULQ¿OWUDWLQJ O\PSKRF\WHV (TILs),
‡ Anergi sitotoksisitas CD8 pembentukan TCR, dan terapi sel T reseptor
Berlawanan dengan beberapa laporan antigen chimera. Sementara itu, imunterapi
terkait rendahnya kepadatan sel T sitotoksik kanker secara aktif melibatkan stimulasi
CD8+/PD-1+, beberapa tumor memiliki atau priming dari sistem imun pejamu untuk
VHO7VLWRWRNVLN&'\DQJPHQJLQ¿OWUDVL mengenali tumor sebagai sesuatu yang asing,
dalam jumlah yang besar. Temuan ini misalnya vaksinasi kanker dengan antigen
dijelaskan dengan adanya anergi yang tumor dan peningkatan adjuvan dari fungsi sel
berasal dari inakvitasi sel T, dengan imun dengan sitkoin, serta mentarget reseptor
kurangnya granzim B, kurangnya sitokin regulatorik immune checkpoint dengan immune
yang tepat untuk mencapai maturasi dan checkpoint inhibitor. 21
aktivasi sel T CD8+ ,)1Ȗ ,/ ,/  Bila digolongkan berdasarkan agen
atau keberadaan sitokin inhibitorik, seperti immunoterapi yang digunakan, pembagiannya
IL-10 dan trasforming growth factor beta. meliputi; antibodi monoklonal (terhadap
‡ Regulasi balik (counter-regulation) oleh tumor dan terhadap immune checkpoint);
kelebihan CD25*FOXP3*CD4+ pada sel LPPXQRWHUDSL QRQVSHVL¿N \DLWX VLWRNLQ VHSHUWL
Treg CD8*PD-1+SDGDLQ¿OWUDWLPXQ nterferon (bekerja dengan cara membantu sistem
Rasio Treg intratumoral terhadap sel T imun melawan kanker dan memperlambat
efektor yang tinggi berkaitan dengan pertumbuhan sel kanker) dan interleukin;
keluaran yang buruk dalam banyak kasus terapi sel T yaitu sel T terhadap checkpoint 1b,
keganasan, termasuk kanker paru. kostimulasi agonis dan sel T yang dimanipulasi,
‡ Ketiadaan jalur apoptosis fungsional pada misal: T-cell chimeric antigen receptors
sel tumor dengan kurangnya kompleks (T-CAR); terapi virus onkolitik; vaksin
reseptor Fas-FasL fungsional. (prevensi, dan terapeutik).21
Pada sekitar 20-25% kanker paru terdapat
ekspresi Fas yang kurang dan overekspresi ,0081(&+(&.32,17,1+,%,725
FasL yang mendukung adanya gangguan Sebagaimana disebutkan sebelumnya,
mekanisme penghancuran sel melalui jalur immune-checkpoint merupakan suatu bentuk
Fas/FasL. rem imun untuk mengontrol sistem imun agar
bekerja sebagaimana mestinya. Walaupun
PRINSIP DASAR IMUNOTERAPI demikian, immune-checkpoint sering digunakan
Imunoterapi berbeda dengan kemoterapi oleh kanker sebagai sasaran untuk melakukan
tradisional yang menarget sel-sel yang membelah immuno-escape. Immune-checkpoint inhibitor
secara cepat, serta dengan terapi target yang merupakan agen untuk melepaskan inhibisi imun
memengaruhi kejadian molekuler kunci dari dalam mengenali berbagai antigen, terutama sel
sel tumor yang mengendalikan pertumbuhan kanker di dalam tubuh. Tabel 3 menunjukkan
dan invasi tumor. Imunoterapi bertujuan agen immune-checkpoint inhibitor yang
untuk membantu pengenalan kanker sebagai GLNHPEDQJNDQ VSHVL¿N WHUKDGDS UHVHSWRU \DQJ
benda asing oleh sistem imun, merangsang telah ditemukan saat ini.,
responsivitas imun, menyingkirkan hambatan
terhadap sistem imun yang menoleransi
pertumbuhan sel tumor. 20

100 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


7DEHO$JHQVWLPXODVLGDQLQKLELWRUL\DQJPHQWDUJHWMDOXUimmune-checkpoint 21
7DKDS3HQHOLWLDQXQWXN
7DUJHW $JHQ 0DQXIDNWXU
16&/&
Agen Inhibitorik
CTLA-4 Ipilimumab Fase III Bristol-Myers Squibb
Tremelimumab Fase III AstraZeneca/ MedImmune
PD-1 Nivolumab Disetujui oleh FDA AS Bristol-Myers Squibb/ ONO
(BMS936558)
Pembrolizumab Disetujui oleh FDA AS Merck
Pidilizumab Fase I-II Cure Tech/ Teva
(CT-011)
PDR001 Fase I-II Novartis
PD-L1 Atezolizumab Disetujui oleh FDA AS Genentech
(MPDL3280A)
Durvalumab Fase III AztraZeneca/ MedImmune
(MEDI4736)
Avelumab Fase III 3¿]HU0HUFN6HURQR
(MSB0010718C)
LAG3 LAG525 Fase I-II Novartis
KIR Lirilumab Fase I-II Bristol-Myers Squibb
Agen Stimulasi
OX40 MEDI06562 Fase I AztraZeneca/ MedImmune
MEDI6383 Fase I AztraZeneca/ MedImmune
MOXR0916 Fase I Genentech
4-1BB Utomilumab Fase I 3¿]HU
(PF-05082566)
Urelumab Fase I-II Bristol-Myers Squibb
(BMS-663513)
GITR MK-4166 Fase I Merck

Antagonis PD-L1, PD-1, PD-2, walaupun (9$/8$6,3$'$7$7$/$.6$1$'(1*$1


merupakan antibodi monoklonal, bukan IMUNOTERAPI
merupakan imunoterapi pasif seperti traztuzumab Evaluasi keberhasilan imunoterapi, seperti
atau traztuzumab. Pengelompokkannya sebagai immune-checkpoint inhibitor berbeda dengan
imunoterapi akitf berkaitan dengan cara kerjanya evaluasi pada agen terapi lainnya. Pola respons
yang memberi kesempatan pada sel T untuk terapi menjadi berbeda karena beberapa hal,
bekerja menghancurkan sel-sel tumor, yaitu meliputi: 16
dengan melepas “rem” alami yang ada sistem ‡ Adanya kemungkinan terjadinya
koinhibitori yang telah disebutkan sebelumnya. perburukan sementara dari penyakit, baik
'DVDU SDWR¿VLRORJL LQL PHQMDGL SHUWLPEDQJDQ dalam bentuk progresi dari lesi yang telah
digunakannya anti PD-L1, PD-1, atau PD-2 diketahui atau timbulnya lesi baru sebelum
pada pasien dengan ekspresi PD-1 yang rendah penyakit stabil atau regresi. Oleh karena itu,
(>1%) karena sistem imun dianggap akan tetap diperlukan perhatian agar tidak dilakukan
bekerja lebih keras walaupun ekspresi pada sel penghentian dini terapi.
tumor tidak ada. Hal tersebut perlu dibuktikan ‡ Respons dapat memakan waktu lebih
dalam penelitian lanjutan dan saat ini sedang lama untuk timbul dibandingkan terapi
berlangsung. Hingga saat ini diperkirakan sitotoksik. Regresi penyakit berkelanjutan
terdapat 23-28% pasien dengan NSCLC yang sering diobservasi setelah selesai periode
memiliki ekspresi PD-L1 yang tinggi (sedikitnya induksi awal.
50% sel tumor mengekspresikan PD-L1). ‡ Beberapa pasien yang tidak memenuhi
Respons terhadap Pembrolizumab diketahui kriteria untuk respons objektif dapat
meningkat pada pasien dengan ekspresi PD-L1 memiliki periode yang lebih panjang dari
yang tinggi tersebut. 22 SD yang bermakna secara klinis.

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 101


7DEHO3HUEDQGLQJDQNULWHULDresponse evaluation criteria in solid tumors 5(&,67 GHQJDQimmune-
related response evaluation citeria in solid tumors LU5(&,67 16
.ULWHULD WHO LU5&
Lesi terukur, baru (i.e., Selalu merepresentasikan PD Dimasukkan sebagai beban tumor (tumor
•[PP burden)
Lesi tidak terukur, baru Selalu merepresentasikan PD Tidak diangap sebagai progresi (tetapi
(i.e., <5 x 5 mm) sebagai halangan irCR)
Lesi nonindeks Perubahan berkontribusi dalam Berkontribusi dalam menentukan irCR
menentukan respons objektif dari (diperlukan untuk hilang secara penuh)
CR, PR, SD, dan PD
CR Menghilangnya semua lesi pada Menghilangnya seluruh lesi dalam dua
dua observasi berturut-turut, dengan observasi berturut-turut, dengan jarak
jarak waktu tidak kurang dari empat waktu tidak kurang dari empat minggu
minggu
PR • SHQXUXQDQ SDGD 63' SDGD • SHQXUXQDQ SDGD EHEDQ WXPRU
seluruh lesi index dibandingkan dibandingkan nilai dasar pada dua
dengan data dasar pada dua pengamatan dengan jarak waktu kurang
pengamatan dengan jarak waktu dari 4 minggu
kurang dari 4 minggu, dengan
ketiadaan lesi baru atau progresi
tak tentu (unequivocal) dari lesi
nonindeks
SD 50% penurunan SPD dibandingkan 50% penurunan beban tumor dibandingkan
nilai dasar tidak dapat ditegakkan dengan data dasar tidak dapat ditegakkan
atau 25% peningkatan dibandingkan atau 25% peningkatan dibandingkan nadir
nadir, dengan ketiadaan lesi baru atau
progresi tidak tentu (unequivocal),
dari lesi nonindeks
PD Paling sedikit peningkatan 25% Paling sedikit 25% peningkatan beban tumor
dalam SPD dibandingkan dengan dibandingkan nadir (pada titik sewaktu
nadir dan/ atau progresi tidak tentu kapan pun) pada dua observasi berturut-
(unequivocal) dari lesi nonindeks turut, paling sedikit berjarak 4 minggu
dan/ atau penampakan lesi baru
(pada titik sewaktu kapan pun)

7$7$/$.6$1$NONSMALL CELL memiliki skor performa fungsional yang


CARCINOMA baik (performance score [PS] 0-2). 23 ESMO
Baik National Comprehensive Cancer memasukkan pembrolizumab sebagai pilihan
Network (NCCN), maupun (ESMO) telah imunoterapi dalam lini kedua dan lini ketiga
memasukkan pembrolizumab sebagai salah satu pada pasien dengan SCC dan NSCC yang
pilihan tata laksana pada NSCLC tahap lanjut mengekspresikan PD-L1 dengan pertimbangan
atau yang telah bermetastasis. Pemeriksaan keuntungan didasarkan pada ESMO magnitude
PD-L1 menjadi salah satu pilihan penunjang RIFOLQLFDOEHQH¿WVFDOH (MCBS), yaitu dengan
untuk mendukung diperlukannya terapi skor 3 jika PD-L1 <1% dan skor 5 jika PD-
pembrolizumab sehingga kasus keganasan L1 >50%, dengan dosis rekomendasi 2 mg/kg
dengan PD-L1 positif dan EGRF, ALK, ROS1, setiap 3 minggu. 24,25
BRAF yang negatif, menjadi pilihan utama tata
laksana dengan pembrolizumab. Pembrolizumab 3(0%52/,=80$%6(%$*$,
menjadi tata laksana lini pertama pada IMUNOTERAPI PADA NONSMALL CELL
SDVLHQ GHQJDQ HNVSUHVL 3'/ • VHUWD LUNG CARCINOMA
sebagai terapi lanjutan pada pasien dengan Programmed cell death receptor 1 (PD-
adenokarsinoma, sel besar, bahkan karsinoma 1) ditemukan pada tahun 1992, merupakan
sel skuamosa yang mengalami progresi, tetapi anggota superfamili B7-CD28. Hal tersebut

102 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


diekspresikan pada sel T teraktivasi (CD8+ oleh badan pengawas obat dan makanan
dan CD4+), sel B, monosit, Sel T natural killer (BPOM) sejak tanggal 5 Juni 2017 dengan merek
(NK), dan sel presentan antigen (antigen- dagang Keytruda, teregistrasi dengan nomor
presenting cell [APC]), termasuk sel dendritik. DKI1744400143A1, dan didaftarkan oleh
26
Pembrolizumab, yang sebelumnya dikenal Merck Sharp and Dohme Pharma Indonesia. 30
sebagai MK-3475 dan labrolizumab, merupakan Selain pembrolizumab, penggunaan
antibodi monokolonal kappa IgG4 yang imunoterapi lain pada NSCLC telah dikaji,
dihumanisasi, bekerja menghambat reseptor PD- antara lain dengan penggunaan nivolumab
1. Penggunaan awal secara umum disetujui oleh (Opdivo) sebagia PD-1 inhibitor dari penelitian
Food Drug Administration (FDA) pada bulan CA209-003, yang dibahas dalam AACR Annual
September 2014 dan di Eropa oleh European Meeting. Penggunaan nivolumab berkaitan
Commision pada bulan Juli 2015. Persetujuan dengan peningkatan kesintasan keseluruhan
oleh FDA dipercepat untuk tata laksana pasien (overall survival) hingga 16% dari sebelumnya
dengan melanoma yang tidak dapat dioperasi 4% dengan kemoterapi standar. Opdivo disetujui
atau bermetastasis dengan progresi penyakit penggunaannya oleh FDA pada bulan Maret
setelah mendapat ipilimumab, dan pada penyakit 2015. Sementara itu, obat terbaru, yaitu PD-
dengan mutasi BRAFV600 positif setelah L1 inhibitor atezolizumab (Tecentriq) disetujui
diberikan inhibitor BRAF. Persetujuan untuk penggunaannya pada bulan Oktober 2016. 10, 31
terapi melanoma tersebut didasarkan pada data Walaupun demikian, pada pasien dengan
dari penelitian KEYNOTE-001, suatu studi fase PD-1 positif ternyata tidak didapatkan
1b multisenter, open-label, randomisasi, dengan respons terapi yang linear sehingga terdapat
komparasi dosis terkait pembrolizumab. 27 mekanisme yang lebih kompleks terkait proses
Sementara itu, pembrolizumab mendapat imunoterapi tersebut. Dari penelitian fase 1
izin untuk didesain sebagai terapi terobosan nivolumab terhadap berbagai tipe kanker yang
untuk nonsmall cell lung cancer (NSCLC) pada mengekspresikan PD-L1, ternyata didapatkan
bulan Oktober 2014 dan selanjutnya disetujui bahwa di antara pasien tanpa ekspresi PD-L1,
penggunannya pada bulan Oktober 2015 ternyata 36% tetap merespon terapi. Lebih
untuk tata laksana nonsmall cell lung cancer lanjut, pada penelitian lain yang mengkaji
(NSCLC), dan menjadi salah satu tata laksana respos terapi nivolumab dan pembrolizumab
lini pertama sejak 24 Oktober 2016, dengan pada pasien melanoma, didapatkan pasien
ketentuan sebagai berikut: 27-29 yang memberikan respons terapi cukup baik,
1. Sebagai tata laksana ini pertama pada walaupun tidak tidak mengekspresikan PD-L1.
NSCLC yang bermetastasis yang memiliki Oleh karena itu, immune checkpoint inhibitor
ekspresi PD-L1yang tinggi (tumor dienggap sebagai suatu terapi terobosan dan di
proportion score [TPS] >50%), tanpa kemudian hari penggunaannya akan meluas.
disertai adanya epidermal growth factor Diperkirakan penggunaan nivolumab (Opdivo)
receptor (EGFR) atau aberasi genomik akan semakin meningkat hingga tahun 2022
anaplastic lymphoma kinase (ALK). seiring hasil penelitian yang menunjukkan
2. Sebagai tata laksana pada pasien NSCLC H¿NDVL \DQJ EDLN .RPELQDVL GHQJDQ REDW
dengan netastasis yang memiliki ekspresi lainnya seperti ipilimumab (Yervoy) yang
tumor PD-L1 (TPS >=1%) dengan progresi merupakan IDO inhibitor sedang diteliti terkait
penyakit atau setelah kemoterapi yang peningkatan efektivitas yang didapatkan dalam
mengandung platinum. peningkatan kesintasan dan respons terapi pada
Persetujuan tersebut didasarkan pada dua pasien 32
randomized, open-label, active-controlled
trials yang menunjukkan peningkatan
bermakna progression-free survival (PFS) dan
overall survival pada pasien yang menerima
pembrolizumab dibandingkan kemoterapi
standar. Penggunaan di Indonesia telah disetujui

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 103


7DEHO3HQHOLWLDQSHQWLQJ pivotal study WHUNDLWUHNRPHQGDVLSHQJJXQDDQSHPEUROL]XPDEGDODP16&/&

104
No Title Author Study phase Study design Arm Result
1 Pembrolizumab versus Reck, et al 3 RCT Pembrolizumab: 200 mg every 3 Progression-free survival
chemotherapy for PD- (Nov 2016) weeks for 35 cycles, n=154 Pembrolizumab: 10,3 mo (95% CI 6,7 - ~)
L1-positive non-small- Chemotherapy¿YHSODWLQXP
cell lung cancer Chemotherapy: 6,0 mo (95% CI 4,2 – 6,2)
base chemotherapy regimens for
(KEYNOTE-024) 22 Survival without disease progression at 6 mo
4-6 cycles, n=151
Pembrolizumab: 62,1 % (95% CI 53,8-69,4)
Chemotherapy: 50,3% (95% CI 41,9-58,2)
Overall survival at 6 mo
Pembrolizumab: 80,2% (95% CI 72,9-85,7)
Chemotherapy: 72,4% (95% CI 64,5-78,9)
HR 0.60 (95% CI 0.41 – 0.89)
2 Pembrolizumab versus Herbst, et al  RCT Pembrolizumab 2mg/kg IV Progression-free survival*
docetaxel for previously (Dec 2015) every 3 weeks, n=139 Pembrolizumab 2 mg/kg:
treated, PD-L1-positive, Pembrolizumab 10 mg/kg IV
advanced non-small- Median 3,9 mo (95% CI 3,1-4,1)
every 3 weeks, n=151
cell lung cancer: a HR 0,88 (95% CI 0,74-1,05)
randomized controlled Docetaxel 75 mg/m2 every 3
Pembrolizumab 10 mg/kg:
trial weeks, n=152
Median 4,0 (95% CI 2,7-4,3)
(KEYNOTE-010) 33
HR 0,79 (95% CI 0,66-0,94)

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


Docetaxel 75 mg/m2:
Median: 4.0 (95% CI 3,1-4,2)
Overall survival*
Pembrolizumab 2 mg/kg:
Median: 10,4 (95% CI 9,4-11,9)
HR 0,71 (95% CI 0,58-0,88)
Pembrolizumab 10 mg/kg:
Median: 12,7 mo (95% CI 10,0-17,3)
HR 0,61 (95% CI 0,49-0,75)
Docetaxel 75 mg/m2:
Median: 8,5 mo (95% CI 7,5-9,8)
7DEHO FRQWRQXHG3HQHOLWLDQSHQWLQJ pivotal study WHUNDLWUHNRPHQGDVLSHQJJXQDDQSHPEUROL]XPDEGDODP16&/&
No Title Author Study phase Study design Arm Result
3 Carboplatin and Langer, et al 2 Cohort Chemotherapy + Progression-free survival
permetrexed with or (Oct 2016) pembrolizumab Pembrolizumab + Cx:
without pembrolizumab (pembrolizumab 200 mg,
for advanced, non- Median: 130 (8,3 - ~)
SHUPHWUH[HGPJP2,
squamous non-small- HR 0,53 (95% CI 0,31-0,91)
cell lung cancer: a FDUERSODWLQ$8&PJPO
– every 3 weeks for 4 cycles Chemotherapy:
randomized, phase 2
cohort of the open-label followed by pembrolizumab 24 Median: 8.9 mo (95% CI 4.4 – 10.3)
34 PRDQGLQGH¿QLWHGSHUPHWUH[HG  Overall survival at 6 mo
(KEYNOTE-021)
n=60 Pembrolizumab + Cx:
Chemotherapy alone Percentage of survival: 95% CI 81-96%
SHUPHWUH[HGPJP2, HR 0,90 (95% CI 0,42-0,91)
FDUERSODWLQ$8&PJ
Chemotherapy:
ml – every 3 weeks for 4
F\FOHVIROORZHGE\LQGH¿QLWH Percentage of survival: 95% CI 82-97%
permetrexed) n=63

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


105
Hingga saat ini, masih belum ada laporan .(6,038/$1
SURVHV VSHVL¿N PHWDEROLVPH GDQ HOLPLQDVH Pembrolizumab merupakan salah satu
pembrolizumab di dalam tubuh. Terdapat imunoterapi pada kanker dan merupakan
hipotesis bahwa antibodi monoklonal IgG terobosan tata laksana yang memberikan hasil
dimetabolisme melaui proses fagositosis yang menjanjikan. Penggunaannya diprediksi
oleh sel sistem retikuloendotelial. Sel- akan semakin meluas hingga tahun 2022.
sel fagosit memecah antibodi monoklonal Pembrolizumab telah direkomendasikan
menjadi fragmen dengan berat molekul rendah sebagai terapi lini pertama pada pasien
kemudian dieliminasi melalui ginjal. Terdapat 16&/& GHQJDQ HNVSUHVL 3'/ • 6HODLQ
SRVWXODVL EDKZD EHUEDJDL IDNWRU VSHVL¿N itu, pembrolizumab merupakan pilihan pada
pasien memengaruhi farmakokinetik antibodi NSCLC tahap lanjut yang tidak respons dengan
monoklonal, meliputi: konsentrasi antigen, pengobatan standar atau terapi target lainnya.
konsentrasi antigen, properti antigen, dan
HNVSUHVLUHVHSWRU)FȖGDQ)F5Q6LVWHPVLWRNURP '$)7$53867$.$
p-450 dianggap tidak terlibat secara langsung 1. The American Cancer Society Medical and
dalam metabolisme antibodi monoklonal IgG. 27 Editorial Content Team. American Cancer
Pembrolizumab memiliki waktu paruh Society. [Online].; 2017 [cited 2017 Oct
26 hari dengan laju klirens sebesar 0,22 L/ 01. Available from: https://www.cancer.
hari, yang tidak terpengaruh oleh usia atau org/cancer/non-small-cell-lung-cancer/
jenis kelamin. Tidak terdapat perbedaan klinis about/key-statistics.html.
bermakna dalam klirens obat pada pasien yang 2. Cancer WHOIAfRo. World Health
menderita gangguan liver atau ginjal ringan. Organization. [Online].; 2012 [cited 2017
Walaupun demikian, obat ini belum dipelajari Oct 01. Available from: http://globocan.
secara mendalam pada pasien dengan disfungsi iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx.
renal dan hepatik derajat sedang hingga berat. 27 3. WHO Media Centre. World Health
Efek samping yang diketahui dari penggunaan Organization. [Online].; 2017 [cited 2017
Pembrolizumab, antara lain: rasa lelah, pruritus, Oct 01. Available from: http://www.who.
bercak kemerahan (rash), arthralgia, diare, int/mediacentre/factsheets/fs297/en/.
nausea, vitiligo, asthenia, batuk, myalgia, nyeri 4. Siegel RL, Miller KD, Jemal A. Cancer
kepala, hipotiroidisme, penurunan nafsu makan, statistics, 2017. CA Cancer J Clin. 2017
sesak napas, menggigil, demam, peningkatan Jan; 67(1): p. 7-30.
transaminase, pneumonitis, hipertiroidisme, 5. Thomas KW. UpToDate. [Online].; 2017
colitis, hepatitis, hipophstitis, dan nefritis. 26 [cited 2017 Oct 01. Available from: https://
Pembrolizumab (Keytruda) telah tersedia di www.uptodate.com/contents/lung-cancer-
rumah sakit besar di Indonesia sejak Juni 2017. 35 risks-symptoms-and-diagnosis-beyond-
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, terapi the-basics#H1.
pembrolizumab saat ini terutama ditujukan pada 6. $OL $ *RI¿Q -5 $UQROG $ (OOLV 30
pasien dengan NSCLC yang mengekspresikan Survival of patients with non-small-cell
3'/ • VHKLQJJD SHPHULNVDDQ HNVSUHVL lung cancer after a diagnosis of brain
dengan imunohistokimia diperlukan sebelum metastasis. Curr Oncol. 2013 Aug; 20(4):
dimulainya terapi. Saat ini pemeriksaan tersebut p. e300-6.
baru dapat dilakukan di rumah sakit (RS) Kanker 7. Canadian Cancer Society's Steering
Dharmais, Jakarta. Untuk memperluas cakupan Committee. Canadian cancer statistis 2010
diagnosis dan terapi, saat ini telah dilakukan Toronto: Canadian Cancer Society; 2010.
pelatihan di 14 RS Cipto Mangunkusumo, RS 8. Rizvi NA. Cancer Research Institute.
Persahabatan, RS Fatmawati, RS Adam Malik [Online].; 2017 [cited 2017 Oct 01. Available
Medan, RS Sanglah Bali, RS dr. Soetomo from: https://www.cancerresearch.org/we-
Surabaya, RS dr. Kandou Manado, RS dr. are-cri/home/cancer-types/lung-cancer?gc
Karyadi Semarang, RS dr. Sardjito Yogyakarta, lid=Cj0KCQjwgb3OBRDNARIsAOyZbx
dan RS Hasan Sadikin Bandung. 36, 37 DRXzO-CTUdpj5rtdM0pJRBoHUeWfM5

106 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019


Q2nKLWgzRn9yeXxG4w_2lb0aArFQEA 18. Vesely MD, Kershaw MH, Schreiber RD,
Lw_wcB. Smyth MJ. Natural innate and adaptive
9. Sequist LV. UpToDate. [Online].; 2017 immunity to cancer. Annu Rev Immunol.
[cited 2017 Oct 01. Available from: https:// 2011 Jan; 29: p. 235-71.
www.uptodate.com/contents/personalized- 19. Beatty GL, Gladney WL. Immune
genotype-directed-therapy-for-advanced- escape mechanisms as a guide for cancer
non-small-cell-lung-cancer#H9880670. immunotherapy. Clin Cancer Res. 2015
10. Brahmer J, Horn L, Jackman D, Spigel D, Feb; 21(4): p. 687-92.
Antonia S, Hellmann M, et al. Five-year 20. Gettinger S. Immunotherapy of non-small
follow-up from the CA209-003 study of cell lung cancer with immune checkpoint
nivolumab in previously treated advanced inhibition. In Post TW, editor. UpToDate.
non-small cell lung cancer (NSCLC): Waltham, MA: UpToDate; 2017.
Clinical characteristics of long-term 21. Soo RA, Wynes MW, Hirsch FR. Cancer
survivors. In American Association of immunotherapy for lung cancer. In
Cancer Research Annual Meeting 2017; Tsao MS, Kerr KM, Dacic S, Yatabe Y,
2017; Washington. Hirsch FR, editors. IASLC atlas of PD-
11. Goodman A. ASCO Post. [Online].; L1 immunohistochemistry testing in lung
2017 [cited 2017 Oct 01. Available from: cancer. Colorado: International Association
http://www.ascopost.com/issues/may-10- for the Study of Lung Cancer; 2017. p. 21-
2017/five-year-survival-quadrupled-in- 34.
responders-to-immunotherapy-for-non- 22. Reck M, Rodriguez-Abreu D, Robinson
small-cell-lung-cancer/. AG, Hui R, Csoszi T, Fulop A, et al.
12. Massarellli E, Papadimitrakopoulou V, Pembrolizumab versus chemotherapy for
Welsh J, Tang C, Tsao AS. Immunotherapy PD-L1 positive non-small-cell lung cancer.
in lung cancer. Transl Lung Cancer Res. N Engl J Med. 2016 Nov; 375(19): p. 1823-
2014 Feb; 3(1): p. 53-63. 33.
13. Siegel R, Nashadham D, Jemal A. Cancer 23. Ettinger DS, Wood DE, Alsner DL, Akerley
statistics, 2013. CA Cancer J Clin. 2013 W, Bauman J, Camidge DR, et al. NCCN.
Jan; 63(1): p. 11-30. org. [Online].; 2017 [cited 2017 11 2.
14. Kwak EL, Bang YJ, Camidge DR, Shaw 24. Novello S, Barlesi F, Califano R, Cufer
AT, Solomon B, Maki RG, et al. Anaplastic T, Ekman S, Levra MG, et al. Metastatic
lymphoma kinase inhibition in non-small- non-small-cell lung cancer: ESMO clinical
cell lung cancer. N Engl J Med. 2010 Oct practice guidelines for diagnosis, treatment
28; 363(18): p. 1693-703. and follow-up. Ann Oncol. 2016; 27(suppl
15. Yatabe Y, Brambilla E, Kerr KM. Tumor 5): p. v1-27.
immunology. In Tsao MS, Kerr KM, Dacic 25. Tsao MS, Nicholson AG, Hirsch FR.
S, Yatabe Y, Hirsch FR, editors. IASLC atlas Implementation of PD-L1 testing for
of PD-L1 immunohistochemistry testing in personalized therapy for lung cancer. In
lung cancer. Aurora, USA: International Tsao MS, Kerr KM, Dacic S, Yatabe Y,
Association for the Study of Lung Cancer; Hirsch FR, editors. IASLC atlas of PD-
2017. p. 13-20. L1 immunohistochemistry testing in
16. Shoushtari AN, Wolchok J, Hellman M. lung cancer. Aurora, USA: International
Principles of cancer immunotherapy. In Association for the Study of Lung Cancer;
Post TW, editor. UpToDate. Waltham, MA: 2017. p. 109-14.
UpToDate; 2017. 26. Khoja L, Butler MO, Kang SP, Ebbinghaus
17. Bhatia A, Kumar Y. Cellular and molecular S, Joshua AM. Pembrolizumab. J
mechanisms in cancer immune escape: a Immunother Cancer. 2015; 3(36): p. 1-13.
comprehensive review. Expert Rev Clin 27. Dang TO, Ogunnlyi A, Barbee MS, Drllon
Immunol. 2014; 10(1): p. 41-62. A. Pembrolizumab for the treatment of
PD-L1 positive advanced or metastatis

Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019 107


non-small cell lung cancer. Expert Rev noM0k-imunoterapi-harapan-baru-pa-
Anticancer Ther. 2016; 16(1): p. 13-20. sien-kanker-paru.
28. Pai-Scherf L, Blumenthal GM, Li H, Subra- 37. Redaksi. OTC Digest. [Online].; 2017 [cited
maniam S, Mishira-Kalyani PS, He K, et al. 2017 Dec 09. Available from: http://www.
FDA approval summary: pembrolizumab otcdigest.id/ulasan/pemeriksaan-pd-l1-un-
for treatment of metastatic non-small cell tuk-kanker-paru.
OXQJFDQFHU¿UVWOLQHWKHUDS\DQGEH\RQG
The Oncologist. 2017; 22: p. 1392-99.
29. Food Drug Administration. Food Drug
Administration. [Online].; 2016 [cited
2017 11 19. Available from: https://www.
accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/la-
bel/2016/125514s012lbl.pdf.
30. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Cek Produk BPOM. [Online].; 2017 [cit-
ed 2017 Nov 11. Available from: http://
cekbpom.pom.go.id/index.php/home/
produk/3120c2e3a0a2b4c6c13d0b0b-
1589b33e/all/row/10/page/1/order/4/
DESC/search/1/keytruda.
31. Columbus G. Cure. [Online].; 2017 [cited
2017 Oct 10. Available from: http://www.
curetoday.com/articles/will-immunothera-
py-move-into-all-lung-cancer-patient-pop-
ulations.
32. Herper M. Forbes. [Online].; 2017 [cit-
ed 2017 Oct 08. Available from: https://
www.forbes.com/sites/matthewherp-
er/2017/10/06/merck-hedges-bets-with-ke-
ytruda-lung-study/amp/.
33. Herbst RS, Baas P, Kim DW, Felip E, Pe-
rez-Garcia J, Han JY, et al. Pembrolizum-
ab versus docetaxel for previously treated,
PD-L1 positive, advanced non-small-cell
lung cancer (KEYNOTE-010): a ran-
domised controlled trial. Lancet. 2015 Dec;
387: p. 1540-50.
34. Langer CJ, Gadgeel SM, Borghaei H, Pa-
padimitrakopoulou VA, Patnaik A, Powell
SF, et al. Carboplatin and permetrexed with
or without pembrolizumab for advanced,
non-squamous non-small-cell lung can-
cer: a randomised, phase 2 cohort of the
open-label KEYNOTE-021 study. Lancet
Oncol. 2016 Oct; 17(11): p. 1497-508.
35. Anna LK. Kompas.com. [Online].; 2017
[cited 2017 Oct 01.
36. Astuti I. Metrotvnews. [Online].; 2017 [cit-
ed 2017 Dec 09. Available from: http://m.
metrotvnews.com/rona/kesehatan/wkB-

108 Indonesia Journal Chest Vol. 6, No. 2 Juli- Des. 2019

Anda mungkin juga menyukai