Anda di halaman 1dari 10

Rendi Dwi Prasetyo

2050302209

KEJADIAN JATUH PADA LANJUT USIA

Definisi
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang
melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di
lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka .
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada
di permukaan tanah tanpa disengaja, tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras,
kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab yang
spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar
mengalami jatuh.
Jatuh sering terjadi dan dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsik dalam diri lanjut usia tersebut seperti gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkop dan dizziness, serta
faktor ekstrinstik seperti lantai yang licin dan kurang rata, terantuk benda- benda yang
menghalangi, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang dan sebagainya.

Faktor Risiko
Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa
stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh:
a. Sistem sensorik
Yang berperan di dalamnya adalah: visus, pendengaran, fungsi vestibuler, dan
proprioseptif. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lanjut usia, diduga karena
perubahan fungsi vestibuler akibat proses menua. Neuropati perifer dan penyakit
degeneratif leher dapat menganggu fungsi proprioseptif
b. Sistem saraf pusat (SSP)
SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik.
Penyakit SSP seperti stroke, parkinson, hidrosefalus dengan tekanan normal, yang
diderita oleh lanjut usia akan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga
berespon tidak baik terhadap input sensorik.
c. Kognitif
Pada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan meningkatnya risiko
jatuh.
d. Muskuloskeletal
Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang spesifik milik
lanjut usia, dan berperan besar terhadap terjadinya jatuh. Gangguan
muskuloskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan
dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses
menua tersebut antara lain di sebabkan oleh:
 Kekakuan jaringan penghubung.
1
 Berkurangnya massa otot.
 Perlambatan konduksi saraf.
 Penurunan visus/lapang padang.
 Kerusakan proprioseptif.
yang semuanya menyebabkan :
 Penurunan range of motion (ROM) sendi.
 Penurunan kekuatan otot, terutama kelemahan ekstremitas bawah.
 Perpanjangan waktu reaksi otot/refleks.
 Kerusakan persepsi dalam.
 Peningkatan postural sway (goyangan badan).

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang


pendek, penurunan irama dan pelebaran langkah kaki, sehingga tidak dapat
menapak dengan kuat dan lebih gampang goyah. Perlambatan reaksi
mengakibatkan seseorang susah/terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan
seperti terpeleset, tersandung atau kejadian mendadak, sehingga memudahkan
jatuh.
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia dibagi dalam dua golongan
besar:
a. Faktor instrinsik
Faktor instrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang
dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin
tidak jatuh. Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal
misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah,
kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah,
penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing.
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya
cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda.
Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung
meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat
berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur
atau WC yang rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat
bantu berjalan.

2
Etiologi Jatuh
Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan jatuh adalah penerangan yang
tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah, tempat
berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang dan alat-alat atau
perlengkapanrumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di bawah. (Darmojo,
2009). Menurut Friedman, 1998 adalah kondisi interior rumah meliputi
bagaimana ruangan- ruangan tersebut dilengkapi oleh perabot, kelayakan perabot,
penerangan yang tidak memadai dan eksterior rumah meliputi lantai, tangga, jeruji
dalam keadaan buruk, tempat obat-obatan tidak terjangkau dan pintu masuk dan
pintu keluar ke rumah tidak terdapat penerangan dan ruang gerak yang cukup
untuk keluar dari rumah, kabel listrik telanjang di lantai, kolam renang yang tidak
dipagari secara memadai.

Komplikasi Jatuh
Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah
tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur
pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak.
Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh
dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk
ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari,
falafobia atau fobia jatuh (Gardner, 2000). Menurut Kane (1996), yang dikutip
oleh Darmojo (2009), komplikasi-komplikasi jatuh adalah:
a. Cedera
Cedera mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa
robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau
fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.

3
b. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan
perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan
kepercayaan diri dan pembatasan gerak.
c. Kematian
Pencegahan
Menurut Tinetti (1992), yang dikutip dari Darmojo (2009), ada 3 usaha pokok
untuk pencegahan jatuh yaitu :
a. Identifikasi faktor resiko
Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari
adanya faktor instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan
sensorik, neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering
menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat
menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi
tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil
yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat
bergerser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalan/tempat aktivitas lanjut usia.
Kamar mandi dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya,
pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi
pegangan di dinding.
b. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait)
Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Bila goyangan badan pada saat
berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi
medis. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah
kakinya menapak dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat
kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah
penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi
bila terdapat kelainan/penurunan.
c. Mengatur/ mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat
dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor
situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan
lingkungan , faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai
dengan kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui
batasan yang diperbolehgkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik.
Maka di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat
melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.

4
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk tiap kasus
karena perbedaan faktor-faktor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Bila
penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, lebih
sederhana dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh secara efektif.
Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga
diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan
perbaikan kebiasaan lanjut usia itu. Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk
mencegah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan bepergian/aktivitas
fisik, penggunaan alat bantu gerak.
Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan
fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot
sehingga memperbaiki fungsionalnya. Sering terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi
hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh. Padahal terapi ini
diperlukan secara terus-menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan otot dan
status fungsional. Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan
keseimbangan difokuskan untuk mengatasi penyebab/faktor yang mendasarinya.
Penderita dimasukkan dalam program gait training dan pemberian alat bantu
berjalan. Biasanya progam rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis

5
6
7
8
9
10

Anda mungkin juga menyukai