2021
LAPORAN PENDAHULUAN
SYNDROM GERIATRI : GANGGUAN KESEIMBANGAN
( RISIKO JATUH )
A. Definisi
Seseorang yang telah memasuki lansia akan mengalami kondisi fisik yang
berkurang dan terdapat perubahan fisik yang ditandai dengan pendengaran yang
kuran jelas, penglihatan yang semakin memburuk, penurunan kekuatan otot
yang akan mengakibatkan gerakan-gerakan yang lambat, dan gerakan tubuh.
Perubahan fisik lansia mengakibatkan gangguan mobilitas fisik yang akan
membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktifitas sehari-hari dan akan
menyebabkan terjadinya risiko jatuh pada lansia (Stanley & Beare, 2012).
Menurut Safitri (2015), salah satu sindrom geriatri adalah terjadinya
instabilitas dan mudah jatuh. Ketidakstabilan saat berjalan dan kejadian jatuh
pada lansia merupakan permasalah serius karena hal tersebut tidak hanya
menyebabkan cedera, melainkan juga dapat menyebabkan penurunan aktivitas,
peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan, dan bahkan kematian. Seperti
sindrom geriatri lainnya, kejadian jatuh pada usia lanjut terjadi akibat perubahan
fungsi organ, penyakit dan lingkungan. Jatuh merupakan masalah fisik yang
sering terjadi pada lansia, dengan bertambahnya usia kondisi fisik, mental, dan
fungsi tubuh pun menurun. Jatuh dianggap sebagai konsekuensi alami tetapi
jatuh bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan (Rudy & Setyanto,
2019).
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk tiap kasus karena
perbedaan faktor-faktor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Bila penyebab
merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, lebih
sederhana, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh secara efektif.
Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga
diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan
perbaikan kebiasaan lanjut usia itu.
Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh
ulangan, misalnya pembatasan bepergian/aktivitas fisik, penggunaan alat bantu
gerak. Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan
penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan
ketahanan otot sehingga memperbaiki fungsionalnya. Sering terjadi kesalahan,
terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh.
Padahal terapi ini diperlukan secara terus-menerus sampai terjadi peningkatan
kekuatan otot dan status fungsional.
Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan
difokuskan untuk mengatasi penyebab/faktor yang mendasarinya. Penderita
dimasukkan dalam program gait training dan pemberian alat bantu berjalan.
Biasanya progam rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis. Penderita dengan
dizziness syndrom, terapi ditujukan pada penyakit kardiovaskuler yang
mendasari, menghentikan obat-obat yang menyebabkan hipotensi postural
seperti beta bloker, diuretic dan antidepresan. Terapi yang tidak boleh dilupakan
adalah memperbaiki lingkungan rumah/tempat kegiatan lanjut usia seperti
tersebut di pencegahan jatuh (Darmojo, 2011).
E. Pathway
Lansia
Biologis
Tremor, Kelemahan
Risiko Jatuh
Penurunan kekuatan otot
F. Asuhan Keperawatan
A. Identitas klien
Nama , jenis kelamin, alamat, agama dan pendidikan
B. Riwayat Kesehatan ( Riwayat penyakit, Riwayat Jatuh)
Anamnesis dilakukan baik terhadap penderita maupun saksi mata jatuh atau keluarganya. Anamnesis ini meliputi :
1. Seputar jatuh
Mencari penyebab jatu misalnya terpleset, tersandung, berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok, sedang makan,
sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang menoleh tiba – tiba atau aktivitas lain.
2. Gejala yang menyertai
Nyeri dada, berdebar – debar, nyeri kepala tiba – tiba, vertigo, pingsan, lemas, dan sesak nafas. Gejala ini dapat dikaitkan dengan penyebab
jatuh yang terjadi.
3. Kondisi komorbid yang relevan
Pernah stroke, parkinsom, osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi dan defisit sensori.
4. Review obat – obatan yang dikonsumsi
Antihipertensi, diuretik, autonomik bloker, anti depresan, hipnotik, anxiolitik, analgesik dan psikotropik.
5. Review keadaan lingkungan
Tempat jatuh, rumah ataupun tempat kegiatannya yang lain akan menjadi kemungkingan faktor ektrinsik terjadinya jatuh.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital : Nadi, Tekanan darah, respirasi, suhu badan akan menjadi data penunjang lain terkait dari penyebab jatuh ataupun dampak
dari jatuh yang terjadi.
2. Kepala dan leher : penurunan visus, penurunan pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan.
3. Jantung : aritmia dan kelainan katup
4. Neurologi : perubahan status mental, defisit lokal, neuropati perifer, kelemahan otot dan tremor.
5. Muskuloskeletal : perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki, dan deformitas.h
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal konis
2. Risiko jatuh
3. Gangguan mobilitas berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
E. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri klien dapat menurun dengan kriteria hasil keluhan nyeri menurun.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
a. Manajemen Nyeri
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
4) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
5) Kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri.
6) Fasilitasi istirahat dan tidur.
2. Risiko Jatuh
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, risiko jatuh menurun dengan kriteria hasil jatuh saat berdiri dan berjalan menurun.
a. Pencegahan Jatuh
1) Identifikasi faktor risiko jatuh (misal usia >65 tahun, penurunan tingkat kesadaran, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan dan neuropati).
2) Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dengan pantauan perawat atau keluarga yang sedang berada dekat pasien.
3) Anjurkan memanggil perawat atau keluarga jika membutuhkan bantuan untuk berpindah.
4) Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
5) Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh
b. Manajemen Keselamatan Lingkungan
1) Identifikasi kebutuhan keselamatan (misal, kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku).
2) Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko.
3) Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (misal pegangan tangan)
4) Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan.
3. Gangguan Mobilitas Fisik yang berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, mobilitias fisik meningkat dengan kriteria hasil pergerakan ekstremitas kekuatan otot
rentang gerak (ROM) meningkat.
a. Dukungan Mobilisasi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
2) Fasilistasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu.
3) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan.
4) Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan.
4. Ansietas yang berhubungan dengan Ancaman pada Status Terkini
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, ansietas klien dapat menurun dengan kriteria hasil verbalisasi kebingungan dan khawatir
akibat kondisi yang dihadapi menurun.
a. Reduksi Ansietas
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PERENCANAAN
TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
07-12- Mobilitas fisik Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Observasi a. Observasi
2021 berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Identifikasi adanya toleransi fisik 1. Toleransi fisik dalam melakukan
penurunan kekuatan otot pertemuan mobilitas fisik meningkat melakukan pergerakan pergerakan mengurangi kekakuan
ditandai dengan benjolan dengan 2. Monitor kemajuan klien/keluarga sendi, dan otot serta menghindari hal
pada kaki Kriteria hasil: melakukan mobilisasi yang menyebababkan hal fatal.
1. Pergerakan ektermitas meningkat 2. Perubahan perubahan ini
2. Kekuatan otot meningkat b. Terapeutik menandakan ada perubahan mobilisasi
3. Rentang gerak (ROM) meningkat 3. Libatkan keluarga untuk membantu fisik
4. Nyeri berkurang klien dalam meningkatkan pergerakan b. Terapeutik
5. Berkurangnnya kaku sendi 3. Memberikan dukungan dalam hal
Nursing Treatment peningkatan pergerakan pada klien
4. Melakukan ROM pada klien Nursing Treatment
4. Meningkatkan mobilitas sendi,
5.Beri kesempatan klien/keluarga untuk memperbaiki tonus otot.
bertanya 5. Memberikan pemahaman dengan
bertanya agar lebih paham dengan
c. Edukasi penjelasan perawat.
6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi c. Edukasi
6. Memudahkan klien memperaktikkan
mobilisasi dengan tujuan
mempertahankan tonus otot,
7. Anjurkan melakukan Mobilisasi Diri mempertahankan fungsi tubuh
7. Meningkatkan rentang gerak,
kemampuan otot dan kemampuan
gerak individu tersebut
b. Terapeutik b. Terapeutik
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
07-12- Risiko jatuh berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan tndakan a. Observasi a. Observasi
2021 dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identitifikasi faktor yang lingkungan 1. Mengetahui faktor-faktor
keseimbangan ditandai pertemuan, resiko jatuh menurun, yang meningkatkan resiko jatuh (lantai lingkungan seperti apa yang berisiko
dengan Tug dengan hasil dengan kriteria hasil: licin, penerangan kurang resiko jatuh, serta mengurangi kejadian
22,59 detik (Berisiko 1.Jatuh saat berjalan menurun resiko jatuh
tinggi jatuh) 2. Kaku Persendian b. Terapeutik b. Terapeutik
3. Kesimbangan saat berjalan 2. Berikan pendidikan kesehatan sebeum 2. Mengajarkan klien untuk dapat
meningkat melakukan prosedur mehamami kegiatan kesehatan yang
4. TUG 18 dtk diajarkan perawat
3.Berikan kesempatan untuk bertanya 3. Untuk lebih memudahkan intraksi
agar lebih memahami konsep
intervensi tindakan.
4. Libatkan keluarga untuk membantu 4. Keluaraga dapat membantu klien
klien dalam meningkatkan lebih untuk mengurangi resiko jatuh
berpindah(ambulasi)
c. Edukasi c. Edukasi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Darmojo, R. Boedhi. (2011). Buku Ajar Geriatric (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) Edisi ke-4. Jakarta:
FKUI
Nogroho, W. (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, edisi ke-3. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC
Rudy, Abil. Setyanto, Rinto Budhi. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Risiko Jatuh pada
Lansia. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, Vol. 5, No. 2.
Safitri, Sartika. (2015). Instabilitas dan Kejadian Jatuh pada Lansia. Jurnal Agromed Unila, Vol. 2, No.
4.
Stanley Mickey & Patricia Gautlett Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, (Edisi 2). Jakarta:
EGC.
SDKI, SIKI, SLKI Edisi 1 Cetakan II. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
ANALISA DATA
TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI
07-12-2021 Ds: - Klien mengatakan linu di kakinya. Gangguan Penurunan
- Klien mengatakan seluruh badan terasa Mobiltas Fisik kekuatan Tonus
nyeri dan seperti gemetar otot/Neurologis
Tremor/
kelemahan
Hambatan
Mobilitas
07-12-2021 Ds: - Klien mengatakan tidak merasa nyaman, Ansietas Tidak stabilnya
tidak seperti dahulu. keadaan
psikologis Dan
emosi
Do: - Hasil pengkajian depresi dengan hasil
point 18 (Depresi ringan) Krisis
maturasional
- Gelisah, cemas, dan murung pada wajah.
Usia yang
semakin menua
Ansietas
07-12-2021 Ds: -Klien mengatakan linu pada kaki ketika Risiko Jatuh Gangguan
berjalan keseimbangan
dan adanya
gangguan
Do: - Usia 83 tahun penglihatan
- TUG : 22,59 detik
- Menggunakan alat bantu jalan Gaya berjalan
- Ketika berjalan klien berhati-hati tidak seimbang
- Punggung klien terlihat agak
membugkuk (Kifosis)
Risiko jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
07-12-2021 1. Mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot Fatma
ditandai dengan benjolan di kaki
07-12-2021 2. Ansietas berhubungan dengan krisis maturasonal ditandai dengan hasil Fatma
pengkajian depresi dengan hasil point 17 (Depresi ringan)
PERENCANAAN
TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
07-12- Mobilitas fisik Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Observasi a. Observasi
2021 berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Identifikasi adanya toleransi fisik 1. Toleransi fisik dalam melakukan
penurunan kekuatan otot pertemuan mobilitas fisik meningkat melakukan pergerakan pergerakan mengurangi kekakuan
ditandai dengan benjolan dengan 2. Monitor kemajuan klien/keluarga sendi, dan otot serta menghindari hal
pada kaki Kriteria hasil: melakukan mobilisasi yang menyebababkan hal fatal.
1. Pergerakan ektermitas meningkat 2. Perubahan perubahan ini
2. Kekuatan otot meningkat b. Terapeutik menandakan ada perubahan mobilisasi
3. Rentang gerak (ROM) meningkat 3. Libatkan keluarga untuk membantu fisik
4. Nyeri berkurang klien dalam meningkatkan pergerakan b. Terapeutik
5. Berkurangnnya kaku sendi 3. Memberikan dukungan dalam hal
Nursing Treatment peningkatan pergerakan pada klien
4. Melakukan ROM pada klien Nursing Treatment
4. Meningkatkan mobilitas sendi,
5.Beri kesempatan klien/keluarga untuk memperbaiki tonus otot.
bertanya 5. Memberikan pemahaman dengan
bertanya agar lebih paham dengan
c. Edukasi penjelasan perawat.
6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi c. Edukasi
6. Memudahkan klien memperaktikkan
mobilisasi dengan tujuan
mempertahankan tonus otot,
7. Anjurkan melakukan Mobilisasi Diri mempertahankan fungsi tubuh
7. Meningkatkan rentang gerak,
kemampuan otot dan kemampuan
gerak individu tersebut
b. Terapeutik b. Terapeutik
3. Gunakan pakaian longgar 3. Pakaian yang longgar memmbuat
klien terasa nyaman saat beraktifitas
serta membuat rileks
4. Gunakan suara yang lembut dengan 4. Komunikasi yang baik dan lembut
irama lambat dan ber irama pada klien bertujuan agar ada
hubungan saling percaya
5. Ciptakan suasana terapeutik untuk 5. Membuat kerja sama saling percaya
menumbuhkan kepercayaan pada klien
6. Temani klien mengurangi kecemasan, 6. Tujuannya untuk dapat
jika memungkinkan. memudahkan klien mengutarakan
komunikasi dengan baik
c. Edukasi c. Edukasi
7. Anjurkan posisi yang nyaman 7. Posisi yang nyaman dapat
menimbulkan keadaan klien meraas
baik
8. Anjurkan rileks dan merasakan rileks 8. Rileks dapat membuat klien lebih
sensasi rileks tenang dalam kondisi cemas
9. Demontrasikan dan latih tehnik relaksasi 9. Tehnik relaksasi dapat mengurangi
(napas dalam, peregangan) rasa cemas yang dialami klien
07-12- Risiko jatuh berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan tndakan a. Observasi a. Observasi
2021 dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identitifikasi faktor yang lingkungan 1. Mengetahui faktor-faktor
keseimbangan ditandai pertemuan, resiko jatuh menurun, yang meningkatkan resiko jatuh (lantai lingkungan seperti apa yang berisiko
dengan Tug dengan hasil dengan kriteria hasil: licin, penerangan kurang resiko jatuh, serta mengurangi kejadian
22,59 detik (Berisiko 1.Jatuh saat berjalan menurun resiko jatuh
tinggi jatuh) 2. Kaku Persendian b. Terapeutik b. Terapeutik
3. Kesimbangan saat berjalan 2. Berikan pendidikan kesehatan sebeum 2. Mengajarkan klien untuk dapat
meningkat melakukan prosedur mehamami kegiatan kesehatan yang
4. TUG 18 dtk diajarkan perawat
3.Berikan kesempatan untuk bertanya 3. Untuk lebih memudahkan intraksi
agar lebih memahami konsep
intervensi tindakan.
4. Libatkan keluarga untuk membantu 4. Keluaraga dapat membantu klien
klien dalam meningkatkan lebih untuk mengurangi resiko jatuh
berpindah(ambulasi)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
c. Edukasi c. Edukasi
5. Anjurkan menggunakan alas kaki yang 5. Mengurangi resiko jatuh klien,
tidak licin (dengan menggunakan sandal berbahan
karet agar tdak jatuh)
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
08/12/2021 Dx 1 1. Kaji jika ada toleransi fisik dalam melakukan Fatma
pergerakan
R/ Klien mengatakan kedua kakinya linu dan sakit
2. Perawat mencatat perkembangan klien saat
mobilisasi
R/ Klien mulai memahami aktifitas mobilisasi
3. Perawat membantu klien untuk melakukan tindakan
mobilisasi
R/ Pasien kooperatif
4. Perawat mengajarkan Rom pada klien
R/ Klien mulai memahami untuk melakukan Rom
5. Klien bertanya berapa kali dilakukan Rom ini
R/ Perawat menjelaskan kepada klien 3 x dalam,
sehari
6. Perawat menjelaskan tujuan dan maksud dari
mobilisasi
R/ Klien menyimak dengan baik
7. Perawat memberi tau untuk melakukan mobilisasi
diri sendiri
R/ Klien memahami penjelasan perawat
EVALUASI
Fatma
10-12-2021 Dx 1 S: Klien mengatakan berkurang terasa linu di kakinya.
4. Nyeri berkurang
5. Berkurangnnya kaku sendi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi