Anda di halaman 1dari 26

PORTOFOLIO

LAPORAN STUDENT ORAL CASE ANALYSIS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


GANGGUAN KESEIMBANGAN
(RISIKO JATUH)

NAMA : Fatma Sari Dewi AR


NIM : 2101031009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
SYNDROM GERIATRI : GANGGUAN KESEIMBANGAN
( RISIKO JATUH )

A. Definisi
Seseorang yang telah memasuki lansia akan mengalami kondisi fisik yang
berkurang dan terdapat perubahan fisik yang ditandai dengan pendengaran yang
kuran jelas, penglihatan yang semakin memburuk, penurunan kekuatan otot
yang akan mengakibatkan gerakan-gerakan yang lambat, dan gerakan tubuh.
Perubahan fisik lansia mengakibatkan gangguan mobilitas fisik yang akan
membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktifitas sehari-hari dan akan
menyebabkan terjadinya risiko jatuh pada lansia (Stanley & Beare, 2012).
Menurut Safitri (2015), salah satu sindrom geriatri adalah terjadinya
instabilitas dan mudah jatuh. Ketidakstabilan saat berjalan dan kejadian jatuh
pada lansia merupakan permasalah serius karena hal tersebut tidak hanya
menyebabkan cedera, melainkan juga dapat menyebabkan penurunan aktivitas,
peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan, dan bahkan kematian. Seperti
sindrom geriatri lainnya, kejadian jatuh pada usia lanjut terjadi akibat perubahan
fungsi organ, penyakit dan lingkungan. Jatuh merupakan masalah fisik yang
sering terjadi pada lansia, dengan bertambahnya usia kondisi fisik, mental, dan
fungsi tubuh pun menurun. Jatuh dianggap sebagai konsekuensi alami tetapi
jatuh bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan (Rudy & Setyanto,
2019).

B. Faktor Risiko Jatuh


1. Sistem Sensori
Sistem sensori yang berperan adalah sistem penglihatan (visus) dan
pendengaran, perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan
penglihatan dan pada telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran.
2. Sistem Saraf Pusat
Penyakit pada Susunan Saraf Pusat (SSP), seperti stroke dan parkinson
sering diderita oleh lanjut usia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP
sehingga tidak baik terhadap sensorik.
3. Kognitif
Dimensia diasosiasikan dengan risiko jatuh pada lansia.
4. Muskuloskeletal
Faktor ini sangat berperan terhadap kejadian jatuh pada lansia. Lansia yang
mengalami gangguan sistem anggota gerak tubuh lebih banyak dari lansia
yang tidak mengalami sistem anggota gerak tubuh. Sistem anggota gerak
berhubungan dengan risiko jatuh pada lansia, hal ini di karenakan bahwa
lansia mengalami penurunan fungsi sistem gerak. Penuruanan fungsi gerak
pada lansia berdampak terhadap sistem muskuloskeletal dalam melakukan
pergerakan. Akibatnya bahwa resiko kejadian jatuh pada lansia sangat
rentan sekali. Gangguan muskuloskeletal menyebabkan gangguan gaya
berjalan dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis,
misalnya kekakuan jaringan penghubung, berkurangnya masa otot,
pelambatan konduksi saraf dan lapang pandangan dapat menyebabkan
penurunan kualitas sendi dan ekstermitas (Rudy & Setyanto, 2019).

C. Faktor Penyebab Jatuh


Jatuh dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Faktor intrinsik, dimana terjadinya gangguan gaya berjalan, kelemahan otot
ekstremitas bawah, langkah yang pendek-pendek, kekakuan sendi, kaki
tidak dapat menapak dengan kuat, dan kelambanan dalam bergerak.
2. Faktor ekstrinsik, diantaranya lantai yang licin dan tidak merata, tersandung
oleh benda-benda, kursi roda yang tidak terkunci, penglihatan kurang, dan
penerangan cahaya yang kurang terang cenderung gampang terpeleset atau
tersandung sehingga dapat memperbesar risiko jatuh pada lansia (Nugroho
2012).

D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk tiap kasus karena
perbedaan faktor-faktor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Bila penyebab
merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, lebih
sederhana, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh secara efektif.
Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga
diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan
perbaikan kebiasaan lanjut usia itu.
Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh
ulangan, misalnya pembatasan bepergian/aktivitas fisik, penggunaan alat bantu
gerak. Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan
penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan
ketahanan otot sehingga memperbaiki fungsionalnya. Sering terjadi kesalahan,
terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh.
Padahal terapi ini diperlukan secara terus-menerus sampai terjadi peningkatan
kekuatan otot dan status fungsional.
Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan
difokuskan untuk mengatasi penyebab/faktor yang mendasarinya. Penderita
dimasukkan dalam program gait training dan pemberian alat bantu berjalan.
Biasanya progam rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis. Penderita dengan
dizziness syndrom, terapi ditujukan pada penyakit kardiovaskuler yang
mendasari, menghentikan obat-obat yang menyebabkan hipotensi postural
seperti beta bloker, diuretic dan antidepresan. Terapi yang tidak boleh dilupakan
adalah memperbaiki lingkungan rumah/tempat kegiatan lanjut usia seperti
tersebut di pencegahan jatuh (Darmojo, 2011).
E. Pathway
Lansia

Mengalami Penurunan 3 Aspek

Biologis

Penurunan sel-sel Psikologis perubahan fungsi anatomi


pembuluh darah
Dan fungsi sistem tubuh
(Teori Biologis) Tidak stabilnya keadaan psikologis pembuluh darah mengalami
vasodilatasi

Penurunan fungsi Keadaan emosi sering berubah-ubah


penurunan aliran tekanan darah
Neurologis/tonus otot
Usia yang semakin menua pusing, nyeri bagian belakang
(leher dan kepala)
Gangguan sistem
Muskuloskeletal Ansietas Nyeri
kronik

Tremor, Kelemahan

Risiko Jatuh
Penurunan kekuatan otot

Keterlambatan dalam gerakan

Gangguan Mobilitas Fisik


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

F. Asuhan Keperawatan
A. Identitas klien
Nama , jenis kelamin, alamat, agama dan pendidikan
B. Riwayat Kesehatan ( Riwayat penyakit, Riwayat Jatuh)
Anamnesis dilakukan baik terhadap penderita maupun saksi mata jatuh atau keluarganya. Anamnesis ini meliputi :
1. Seputar jatuh
Mencari penyebab jatu misalnya terpleset, tersandung, berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok, sedang makan,
sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang menoleh tiba – tiba atau aktivitas lain.
2. Gejala yang menyertai
Nyeri dada, berdebar – debar, nyeri kepala tiba – tiba, vertigo, pingsan, lemas, dan sesak nafas. Gejala ini dapat dikaitkan dengan penyebab
jatuh yang terjadi.
3. Kondisi komorbid yang relevan
Pernah stroke, parkinsom, osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi dan defisit sensori.
4. Review obat – obatan yang dikonsumsi
Antihipertensi, diuretik, autonomik bloker, anti depresan, hipnotik, anxiolitik, analgesik dan psikotropik.
5. Review keadaan lingkungan
Tempat jatuh, rumah ataupun tempat kegiatannya yang lain akan menjadi kemungkingan faktor ektrinsik terjadinya jatuh.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital : Nadi, Tekanan darah, respirasi, suhu badan akan menjadi data penunjang lain terkait dari penyebab jatuh ataupun dampak
dari jatuh yang terjadi.
2. Kepala dan leher : penurunan visus, penurunan pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan.
3. Jantung : aritmia dan kelainan katup
4. Neurologi : perubahan status mental, defisit lokal, neuropati perifer, kelemahan otot dan tremor.
5. Muskuloskeletal : perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki, dan deformitas.h
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal konis
2. Risiko jatuh
3. Gangguan mobilitas berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
E. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri klien dapat menurun dengan kriteria hasil keluhan nyeri menurun.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

a. Manajemen Nyeri
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
4) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
5) Kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri.
6) Fasilitasi istirahat dan tidur.
2. Risiko Jatuh
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, risiko jatuh menurun dengan kriteria hasil jatuh saat berdiri dan berjalan menurun.
a. Pencegahan Jatuh
1) Identifikasi faktor risiko jatuh (misal usia >65 tahun, penurunan tingkat kesadaran, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan dan neuropati).
2) Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dengan pantauan perawat atau keluarga yang sedang berada dekat pasien.
3) Anjurkan memanggil perawat atau keluarga jika membutuhkan bantuan untuk berpindah.
4) Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
5) Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh
b. Manajemen Keselamatan Lingkungan
1) Identifikasi kebutuhan keselamatan (misal, kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku).
2) Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko.
3) Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (misal pegangan tangan)
4) Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan.
3. Gangguan Mobilitas Fisik yang berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, mobilitias fisik meningkat dengan kriteria hasil pergerakan ekstremitas kekuatan otot
rentang gerak (ROM) meningkat.
a. Dukungan Mobilisasi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
2) Fasilistasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu.
3) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan.
4) Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan.
4. Ansietas yang berhubungan dengan Ancaman pada Status Terkini
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, ansietas klien dapat menurun dengan kriteria hasil verbalisasi kebingungan dan khawatir
akibat kondisi yang dihadapi menurun.
a. Reduksi Ansietas
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal, kondisi, waktu, stressor).


2) Monitor tanda-tandaansietas (verbal dan non verbal).
3) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
4) Temani pasien untuk mengurangi keccemasan.
5) Pahami situasi yang membuat ansietas.
6) Dengarkan dengan penuh perhatian.
7) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien.
8) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
9) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat.
10) Latih teknik relaksasi.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PERENCANAAN
TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
07-12- Mobilitas fisik Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Observasi a. Observasi
2021 berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Identifikasi adanya toleransi fisik 1. Toleransi fisik dalam melakukan
penurunan kekuatan otot pertemuan mobilitas fisik meningkat melakukan pergerakan pergerakan mengurangi kekakuan
ditandai dengan benjolan dengan 2. Monitor kemajuan klien/keluarga sendi, dan otot serta menghindari hal
pada kaki Kriteria hasil: melakukan mobilisasi yang menyebababkan hal fatal.
1. Pergerakan ektermitas meningkat 2. Perubahan perubahan ini
2. Kekuatan otot meningkat b. Terapeutik menandakan ada perubahan mobilisasi
3. Rentang gerak (ROM) meningkat 3. Libatkan keluarga untuk membantu fisik
4. Nyeri berkurang klien dalam meningkatkan pergerakan b. Terapeutik
5. Berkurangnnya kaku sendi 3. Memberikan dukungan dalam hal
Nursing Treatment peningkatan pergerakan pada klien
4. Melakukan ROM pada klien Nursing Treatment
4. Meningkatkan mobilitas sendi,
5.Beri kesempatan klien/keluarga untuk memperbaiki tonus otot.
bertanya 5. Memberikan pemahaman dengan
bertanya agar lebih paham dengan
c. Edukasi penjelasan perawat.
6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi c. Edukasi
6. Memudahkan klien memperaktikkan
mobilisasi dengan tujuan
mempertahankan tonus otot,
7. Anjurkan melakukan Mobilisasi Diri mempertahankan fungsi tubuh
7. Meningkatkan rentang gerak,
kemampuan otot dan kemampuan
gerak individu tersebut

07-12- Ansietas berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan a. Observasi a. Observasi


2021 dengan krisis maturasonal keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor respon terapi relaksasi 1. Mengetahui efek hasil terapi
ditandai dengan hasil pertemuan , ansietas klien menurun relaksasi dengan mengurangi
pengkajian depresi dengan dengan kriteria hasil: ketegangan otot dan mengurang
hasil point 18 (Depresi 1. Perilaku Gelisah menurun kecemasan
ringan) 2. Keluhan pusing berkurang 2. Monitor TTV klien 2. Untuk mengetahui kondisi klien
3. Tekanan Darah menurun secara umum, dan juga memperhatikan
4. Frekuensi Nadi normal jika tekanan darah yang tinggi
5. Frekuensi pernafasan normal menyebabkan kecemasan pada klien.

b. Terapeutik b. Terapeutik
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

3. Gunakan pakaian longgar 3. Pakaian yang longgar memmbuat


klien terasa nyaman saat beraktifitas
serta membuat rileks
4. Gunakan suara yang lembut dengan 4. Komunikasi yang baik dan lembut
irama lambat dan ber irama pada klien bertujuan agar ada
hubungan saling percaya
5. Ciptakan suasana terapeutik untuk 5. Membuat kerja sama saling percaya
menumbuhkan kepercayaan pada klien
6. Temani klien mengurangi kecemasan, 6. Tujuannya untuk dapat
jika memungkinkan. memudahkan klien mengutarakan
komunikasi dengan baik
c. Edukasi c. Edukasi
7. Anjurkan posisi yang nyaman 7. Posisi yang nyaman dapat
menimbulkan keadaan klien meraas
baik
8. Anjurkan rileks dan merasakan rileks 8. Rileks dapat membuat klien lebih
sensasi rileks tenang dalam kondisi cemas
9. Demontrasikan dan latih tehnik relaksasi 9. Tehnik relaksasi dapat mengurangi
(napas dalam, peregangan) rasa cemas yang dialami klien

07-12- Risiko jatuh berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan tndakan a. Observasi a. Observasi
2021 dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identitifikasi faktor yang lingkungan 1. Mengetahui faktor-faktor
keseimbangan ditandai pertemuan, resiko jatuh menurun, yang meningkatkan resiko jatuh (lantai lingkungan seperti apa yang berisiko
dengan Tug dengan hasil dengan kriteria hasil: licin, penerangan kurang resiko jatuh, serta mengurangi kejadian
22,59 detik (Berisiko 1.Jatuh saat berjalan menurun resiko jatuh
tinggi jatuh) 2. Kaku Persendian b. Terapeutik b. Terapeutik
3. Kesimbangan saat berjalan 2. Berikan pendidikan kesehatan sebeum 2. Mengajarkan klien untuk dapat
meningkat melakukan prosedur mehamami kegiatan kesehatan yang
4. TUG 18 dtk diajarkan perawat
3.Berikan kesempatan untuk bertanya 3. Untuk lebih memudahkan intraksi
agar lebih memahami konsep
intervensi tindakan.
4. Libatkan keluarga untuk membantu 4. Keluaraga dapat membantu klien
klien dalam meningkatkan lebih untuk mengurangi resiko jatuh
berpindah(ambulasi)

c. Edukasi c. Edukasi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

5. Anjurkan menggunakan alas kaki yang 5. Mengurangi resiko jatuh klien,


tidak licin (dengan menggunakan sandal berbahan
karet agar tdak jatuh)

6. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga 6. Dengan berkonsetrasi klien dapat


keseimbangan tubuh. selalu fokus dalam kegiatan seperti
(berjalan)
7. Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki 7. Meleberakan kaki dapat
untuk meningkatkan keseimbangan saat meregangkan otot dan keseimbangan
berdiri/berjalan pada klien
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, R. Boedhi. (2011). Buku Ajar Geriatric (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) Edisi ke-4. Jakarta:
FKUI

Nogroho, W. (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, edisi ke-3. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC

Rudy, Abil. Setyanto, Rinto Budhi. (2019). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Risiko Jatuh pada
Lansia. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, Vol. 5, No. 2.

Safitri, Sartika. (2015). Instabilitas dan Kejadian Jatuh pada Lansia. Jurnal Agromed Unila, Vol. 2, No.
4.

Stanley Mickey & Patricia Gautlett Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, (Edisi 2). Jakarta:
EGC.

SDKI, SIKI, SLKI Edisi 1 Cetakan II. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
ANALISA DATA
TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI
07-12-2021 Ds: - Klien mengatakan linu di kakinya. Gangguan Penurunan
- Klien mengatakan seluruh badan terasa Mobiltas Fisik kekuatan Tonus
nyeri dan seperti gemetar otot/Neurologis

Do: - Kedua lutut kanan dan kiri teraba hangat Gangguan


- Terdapat benjolan di kaki Muskoloseletal
- Ketergantungan Ringan

Tremor/
kelemahan

Hambatan
Mobilitas

07-12-2021 Ds: - Klien mengatakan tidak merasa nyaman, Ansietas Tidak stabilnya
tidak seperti dahulu. keadaan
psikologis Dan
emosi
Do: - Hasil pengkajian depresi dengan hasil
point 18 (Depresi ringan) Krisis
maturasional
- Gelisah, cemas, dan murung pada wajah.

Usia yang
semakin menua

Ansietas

07-12-2021 Ds: -Klien mengatakan linu pada kaki ketika Risiko Jatuh Gangguan
berjalan keseimbangan
dan adanya
gangguan
Do: - Usia 83 tahun penglihatan
- TUG : 22,59 detik
- Menggunakan alat bantu jalan Gaya berjalan
- Ketika berjalan klien berhati-hati tidak seimbang
- Punggung klien terlihat agak
membugkuk (Kifosis)
Risiko jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
07-12-2021 1. Mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot Fatma
ditandai dengan benjolan di kaki

07-12-2021 2. Ansietas berhubungan dengan krisis maturasonal ditandai dengan hasil Fatma
pengkajian depresi dengan hasil point 17 (Depresi ringan)

07-12-2021 3. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan ditandai Fatma


dengan Tug dengan hasil 22,59 detik (Berisiko tinggi jatuh)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PERENCANAAN
TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
07-12- Mobilitas fisik Tujuan : Setelah dilakukan tindakan a. Observasi a. Observasi
2021 berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Identifikasi adanya toleransi fisik 1. Toleransi fisik dalam melakukan
penurunan kekuatan otot pertemuan mobilitas fisik meningkat melakukan pergerakan pergerakan mengurangi kekakuan
ditandai dengan benjolan dengan 2. Monitor kemajuan klien/keluarga sendi, dan otot serta menghindari hal
pada kaki Kriteria hasil: melakukan mobilisasi yang menyebababkan hal fatal.
1. Pergerakan ektermitas meningkat 2. Perubahan perubahan ini
2. Kekuatan otot meningkat b. Terapeutik menandakan ada perubahan mobilisasi
3. Rentang gerak (ROM) meningkat 3. Libatkan keluarga untuk membantu fisik
4. Nyeri berkurang klien dalam meningkatkan pergerakan b. Terapeutik
5. Berkurangnnya kaku sendi 3. Memberikan dukungan dalam hal
Nursing Treatment peningkatan pergerakan pada klien
4. Melakukan ROM pada klien Nursing Treatment
4. Meningkatkan mobilitas sendi,
5.Beri kesempatan klien/keluarga untuk memperbaiki tonus otot.
bertanya 5. Memberikan pemahaman dengan
bertanya agar lebih paham dengan
c. Edukasi penjelasan perawat.
6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi c. Edukasi
6. Memudahkan klien memperaktikkan
mobilisasi dengan tujuan
mempertahankan tonus otot,
7. Anjurkan melakukan Mobilisasi Diri mempertahankan fungsi tubuh
7. Meningkatkan rentang gerak,
kemampuan otot dan kemampuan
gerak individu tersebut

07-12- Ansietas berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan a. Observasi a. Observasi


2021 dengan krisis maturasonal keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor respon terapi relaksasi 1. Mengetahui efek hasil terapi
ditandai dengan hasil pertemuan , ansietas klien menurun relaksasi dengan mengurangi
pengkajian depresi dengan dengan kriteria hasil: ketegangan otot dan mengurang
hasil point 18 (Depresi 1. Perilaku Gelisah menurun kecemasan
ringan) 2. Keluhan pusing berkurang 2. Monitor TTV klien 2. Untuk mengetahui kondisi klien
3. Tekanan Darah menurun secara umum, dan juga memperhatikan
4. Frekuensi Nadi normal jika tekanan darah yang tinggi
5. Frekuensi pernafasan normal menyebabkan kecemasan pada klien.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

b. Terapeutik b. Terapeutik
3. Gunakan pakaian longgar 3. Pakaian yang longgar memmbuat
klien terasa nyaman saat beraktifitas
serta membuat rileks
4. Gunakan suara yang lembut dengan 4. Komunikasi yang baik dan lembut
irama lambat dan ber irama pada klien bertujuan agar ada
hubungan saling percaya
5. Ciptakan suasana terapeutik untuk 5. Membuat kerja sama saling percaya
menumbuhkan kepercayaan pada klien
6. Temani klien mengurangi kecemasan, 6. Tujuannya untuk dapat
jika memungkinkan. memudahkan klien mengutarakan
komunikasi dengan baik
c. Edukasi c. Edukasi
7. Anjurkan posisi yang nyaman 7. Posisi yang nyaman dapat
menimbulkan keadaan klien meraas
baik
8. Anjurkan rileks dan merasakan rileks 8. Rileks dapat membuat klien lebih
sensasi rileks tenang dalam kondisi cemas
9. Demontrasikan dan latih tehnik relaksasi 9. Tehnik relaksasi dapat mengurangi
(napas dalam, peregangan) rasa cemas yang dialami klien

07-12- Risiko jatuh berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan tndakan a. Observasi a. Observasi
2021 dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identitifikasi faktor yang lingkungan 1. Mengetahui faktor-faktor
keseimbangan ditandai pertemuan, resiko jatuh menurun, yang meningkatkan resiko jatuh (lantai lingkungan seperti apa yang berisiko
dengan Tug dengan hasil dengan kriteria hasil: licin, penerangan kurang resiko jatuh, serta mengurangi kejadian
22,59 detik (Berisiko 1.Jatuh saat berjalan menurun resiko jatuh
tinggi jatuh) 2. Kaku Persendian b. Terapeutik b. Terapeutik
3. Kesimbangan saat berjalan 2. Berikan pendidikan kesehatan sebeum 2. Mengajarkan klien untuk dapat
meningkat melakukan prosedur mehamami kegiatan kesehatan yang
4. TUG 18 dtk diajarkan perawat
3.Berikan kesempatan untuk bertanya 3. Untuk lebih memudahkan intraksi
agar lebih memahami konsep
intervensi tindakan.
4. Libatkan keluarga untuk membantu 4. Keluaraga dapat membantu klien
klien dalam meningkatkan lebih untuk mengurangi resiko jatuh
berpindah(ambulasi)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

c. Edukasi c. Edukasi
5. Anjurkan menggunakan alas kaki yang 5. Mengurangi resiko jatuh klien,
tidak licin (dengan menggunakan sandal berbahan
karet agar tdak jatuh)

6. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga 6. Dengan berkonsetrasi klien dapat


keseimbangan tubuh. selalu fokus dalam kegiatan seperti
(berjalan)
7. Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki 7. Meleberakan kaki dapat
untuk meningkatkan keseimbangan saat meregangkan otot dan keseimbangan
berdiri/berjalan pada klien
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
08/12/2021 Dx 1 1. Kaji jika ada toleransi fisik dalam melakukan Fatma
pergerakan
R/ Klien mengatakan kedua kakinya linu dan sakit
2. Perawat mencatat perkembangan klien saat
mobilisasi
R/ Klien mulai memahami aktifitas mobilisasi
3. Perawat membantu klien untuk melakukan tindakan
mobilisasi
R/ Pasien kooperatif
4. Perawat mengajarkan Rom pada klien
R/ Klien mulai memahami untuk melakukan Rom
5. Klien bertanya berapa kali dilakukan Rom ini
R/ Perawat menjelaskan kepada klien 3 x dalam,
sehari
6. Perawat menjelaskan tujuan dan maksud dari
mobilisasi
R/ Klien menyimak dengan baik
7. Perawat memberi tau untuk melakukan mobilisasi
diri sendiri
R/ Klien memahami penjelasan perawat

Dx2 1. Perawat mengakaji aktvitas klien dengan relaksasi Fatma


R/ Klien kooperatif
2. Melakukan TTV klien:
R/ TD = 190/100 mmHg
S = 37.1 C
N = 80 x/detik
RR = 18 x/Detik
3. Perawat memberi tahu untuk menggunakan pakaian
yang longgar
R/ Klien menggunakan baju yang longgar
4. Perawat menggunakan bahasa yang baik dan
lembut
R/ Klien tampak memperhatikan dengan baik
5. Perawat melakukan tehnik terapeutik agar klien
dapat menumbuhkan saling percaya
R/ Klien sangat antusias dalam pembicaraan
perawat
6. Perawat menemani klien untuk melakukan
pembelajaran
R/ Pasien merasa lebih nyaman
7. Perawat mengarahkan untuk klien agar membuat
posisi yang baik
R/ Klien melakukan apa yang dilakukan perawat
8. Mengajarkan tehnik relaksasi (napas dalam) pada
klien
R/ Klien mengkuti dengan baik
9. Perawat mengajarkan dan memberi contoh pada
klien tehnik napas dalam
R/ Pasien kopeeratif

Dx 3 1. Perawat melihat lantai rumah klien yang licin Fatma


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

R/ Perawat memberitahukan klien untuk


menggunakan sandal berbahan karet
2. Perawat memberikan informasi kesehatan kepada
klien
R/ Klien kooperatif
3. Klien bertanya tentang risiko jatuh
R/ Perawat menjelaskan faktor resiko jatuh
4. Perawat memberikan informasi untuk
menggunakan sandal yang berbahan karet agar
mengurangi resiko jatuh
R/ Klien mulai memahami informasi yang
diberikan perawat
6. Perawat mengajarkan klien saat melakukan aktifitas
apapun untuk fokus pada aktifitas terebut
R/ Klien kooperatf
7. Perawat memberi contoh pada klien melebarkan
jarak kedua kaki
R/ Klien mencoba memperaktikkan apa yang
dicontohkan perawat

09/12/2021 Dx 2 1. TTV kepada klien : Fatma


R/ TD= 180/100 mmHg
S= 37,1 C
N= 79 x/Detik
RR= 18 x/Detik
2. Perawat masih menemani klien untuk melakukan
tindakan Napas dalam
R/ Pasien merasa lebih nyaman
3. Perawat mengarahkan kembali untuk klien agar
membuat posisi yang baik
R/ Klien melakukan apa yang dilakukan perawat
4. Perawat mengakaji setelah melakukan relaksasi
R/ Klien kooperatif dan nyaman

Dx 1 1. Perawat membantu klien untuk melakukan ROM Fatma


ulang
R/ Klien melakukan apa yang di perintah kan
perawat
2. Perawat mencatat perkembangan klien saat
mobilisasi
R/ Klien mulai memahami aktifitas mobilisasi

Dx 3 1. Perawat memberi contoh ulang pada klien


melebarkan jarak kedua kaki
R/ Klien mencoba memperaktikkan apa yang
dicontohkan perawat dengan pelan

10/12/2021 Dx 2 1. TTV kepada klien : Fatma


R/ TD= 180/100 mmHg
S= 36,7 C
N= 74 x/Detik
RR= 18 x/Detik

2. Perawat menemani klien untuk melakukan


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

tindakan Napas dalam


R/ Pasien melakukan dengan baik dan merasa lebih
nyaman
3. Perawat mengarahkan kembali untuk klien agar
membuat posisi yang baik
R/ Klien melakukan apa yang dilakukan perawat
4. Perawat mengakaji setelah melakukan relaksasi
R/ Klien kooperatif dan lumayan lebih nyaman

Dx 1 1. Perawat membantu klien untuk melakukan ROM Fatma


ulang
R/ Klien melakukan dengan mulai mandiri
2. Perawat mencatat perkembangan klien saat
mobilisasi
R/ Klien mulai melaksanakan mandiri saat
mobilisasi

Dx 3 1. Perawat memberi contoh ulang pada klien Fatma


melebarkan jarak kedua kaki
R/ Klien mencoba memperaktikkan apa yang
dicontohkan perawat dengan baik
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

EVALUASI

TANGGAL DX. KEP EVALUASI PARAF


08/12/2021 Dx 1 S: Klien mengatakan linu di kakinya. Fatma

O: - Kedua lutut kanan dan kiri teraba hangat

- Terdapat benjolan dikaki

1. Pergerakan ektermitas meningkat


2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak (ROM) meningkat
4. Nyeri berkurang
5. Berkurangnnya kaku sendi
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Dx 2 S: Klien mengatakan tidak merasa nyaman, tidak Fatma


seperti dahulu
O: - Hasil pengkajian depresi dengan hasil point 17
(Depresi ringan)
- Gelisah, cemas, dan murung pada wajah
- TTV: TD= 190/100 mmHg
S= 36,5 C
N= 78 x/Detik
RR= 17 x/Detik
1. Perilaku Gelisah menurun
2. Keluhan pusing berkurang
3. Tekanan Darah menurun
4. Frekuensi Nadi normal
5. Frekuensi pernafasan normal

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan Intervensi

Dx 3 S: Klien mengatakan linu ketika berjalan Fatma


O: - Usia 83 tahun
- TUG : 22,59 detik
- Ketika berjalan klien berhati-hati
- Punggung klien terlihat agak membugkuk
(Kifosis)
1.Jatuh saat berjalan menurun
2. Nyeri saat berjalan menurun
3. Kaku Persendian
4. Kesimbangan saat berjalan meningkat
5. Gerakan terbatas

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

09-12-2021 Dx 1 S: Klien mengatakan masih merasakan linu di kakinya. Fatma

O: - Terdapat benjolan dikaki


1. Pergerakan ektermitas meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak (ROM) meningkat
4. Nyeri berkurang
5. Berkurangnnya kaku sendi

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi

Dx 2 S: Klien mengatakan masih cemas Fatma


O: - Hasil pengkajian depresi dengan hasil point 17
(Depresi ringan)
- Gelisah, cemas, dan murung pada wajah
- TTV: TD= 180/100 mmHg
S= 37.1 C
N= 80 x/detik
RR= 18 x/Detik
1. Perilaku Gelisah menurun
2. Keluhan pusing berkurang
3. Tekanan Darah menurun
4. Frekuensi Nadi normal
5. Frekuensi pernafasan normal

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan Intervensi

Dx 3 S: Klien mengatakan masih linu ketika berjalan


O: - Usia 83 tahun
- Ketika berjalan klien berhati-hati
- Punggung klien terlihat agak membugkuk
(Kifosis)
1.Jatuh saat berjalan menurun
2. Nyeri saat berjalan menurun
3. Kaku Persendian
4. Kesimbangan saat berjalan meningkat
5. Gerakan terbatas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Fatma
10-12-2021 Dx 1 S: Klien mengatakan berkurang terasa linu di kakinya.

O: - Terdapat benjolan dikaki


1. Pergerakan ektermitas meningkat
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak (ROM) meningkat
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

4. Nyeri berkurang
5. Berkurangnnya kaku sendi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

Dx 2 S: Klien mengatakan berkurang kecemasannya Fatma


O: - Murung pada wajah berkurang
- TTV: TD= 180/110 mmHg
S= 36.7 C
N= 70 x/detik
RR= 18 x/Detik
1. Perilaku Gelisah menurun
2. Keluhan pusing berkurang
3. Tekanan Darah menurun
4. Frekuensi Nadi normal
5. Frekuensi pernafasan normal

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan Intervensi

Dx 3 S: Klien mulai berkurang linunya ketika berjalan Fatma


O: - Usia 83 tahun
- Ketika berjalan klien berhati-hati
- Punggung klien terlihat agak membugkuk
(Kifosis)
1.Jatuh saat berjalan menurun
2. Nyeri saat berjalan menurun
3. Kaku Persendian
4. Kesimbangan saat berjalan meningkat
5. Gerakan terbatas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi untuk selanjutnya
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Anda mungkin juga menyukai