Anda di halaman 1dari 13

RESIKO JATUH PADA

LANSIA

SHELIA FERONICA DINDA


2014201011
Lansia

Menurut (Rohima, 2019) lansia merupakan kesinambungan pada


manusia dimana menua seseorang akan mengalami beberapa
perubahan yang akhirnya akan mempengaruhi keadaan fungsi dan
kemampuan seluruh tubuh

Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan seseorang


mengalami perubahan fisik dan mental, spiritual, ekonomi dan sosial.
Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia
adalah masalah kesehatan sehingga diperlukan pembinaan kesehatan
pada kelompok pra lanjut usia dan lanjut usia, bahkan sejak usia dini.
Masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia adalah munculnya
penyakit degeneratif akibat proses penuaan, gangguan gizi
(malnutrisi) penyakit infeksi serta masalah kesehatan gigi dan mulut.
Konsep dasar lansia pada resiko jatuh

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata
yang melibat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring / terduduk
di lantai / tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran
atau luka (Reuben, 1996)

Jatuh juga mengakibatkan individu mengalami dampak psikologis


seperti takut akan terjatuh lagi, kepercayaan diri hilang, meningkatnya
ketergantungan pada orang lain dan isolasi social.
Etiologi
a. Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi rapuh dan dapat mencetuskan fraktur.
b. Perubahan refleks baroreseptor, Cenderung membuat lansia mengalami hipotensi
postural, menyebabkan pandangan berkunang-kunang, kehilangan keseimbangan, dan
jatuh.
c. Perubahan lapang pandang, penurunan adaptasi terhadap keadaan gelap dan penurunan
penglihatan, ketajaman persepsi kedalaman, dan persepsi warna dapat menyebabkan
salah interpretasi terhadap lingkungan, dan dapat mengakibatkan lansia terpeleset dan
jatuh.
d. Berubah akibat penurunan fungsi sistem saraf, otot, rangka, sensori, sirkulasi dan
pernapasan. Semua perubahan ini mengubah pusat gravitasi, mengganggu keseimbangan
tubuh, yang pada akhirnya mengakibatkan jatuh. Perubahan keseimbangan dan
properosepsi membuat lansia sangat rentan terhadap perubahan permukaan lantai
(contoh lantai licin dan mengkilat). (lord 2015)
Factor-Factor Resiko
a. Faktor intrinsic
• Faktor intrinsik yang dapat mengakibatkan insiden jatuh termasuk proses penuaan dan
beberapa kondisi penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke dan gangguan ortopedik serta
neurologik.

b. Faktor Ekstrinsik
• Obat merupakan agen eksternal yang diberikan kepada lansia dan dapat digolongkan sebagai
faktor risiko eksternal. Obat yang memengaruhi sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat
meningkatkan risiko terjadinya jatuh, biasanya akibat kemungkina hipotensi atau karena
mengakibatkan perubahan status mental.
• Individu yang mengalami hambatan mobilitas fisik cenderung menggunakan alat bantu gerak
seperti kursi roda, tongkat tunggal, tongkat kaki empat dan walker. Pasien yang menggunakan
alat bantu lebih mungkin jatuh dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan alat bantu.
Penggunaan restrain mengakibatkan kelemahan otot dan konfusi, yang merupakan faktor
ekstrinsik terjadinya jatuh.
• Faktor intrinsik lain yang menimbulkan resiko jatuh adalah permukaan lantai yang meninggi,
ketinggian tempat tidur baik yang rendah maupun yang tinggi dan tidak ada susut tangan
ditempat yang strategis seperti kamar mandi dan lorong.
Komplikasi
Perlukaan (injury)
Perawatan rumah sakit
Disabilitas
Resiko untuk dimasukkan dalam
perawatan ( nursing home)
Kematian
Diagnostic

Riwayat penyakit Pencegahan


Pemeriksaan fisik terhadap jatuh
jatuh
Riwayat penyakit jatuh
● aSeputar jatuh : mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung, berjalan,
perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok, sedang makan, sedang buang air
kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang menoleh kepala tiba-tiba, vertigo,
pingsan, lemas, sesak nafas.

● Kondisi komorbid yang relevan: pernah stroke, Parkinsonism, osteoporosis, sering kejang
penyakit jantung, rematik, depresi, defisit sensorik.

● Review obat-obatan yang diminum : antihipertensi, diuretik, autonomik bloker,


antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik, psikotropik.

● Review keadaan lingkungan : tempat jatuh, rumah maupun tempat-tempat kegiatannya.


Pemeriksaan fisik

a) Tanda vital: nadi, tensi, respirasi, suhu badan (panas / hipotermi)

b) Kepala dan leher : penurunan visus, penurunan pendengaran, nistagmus, gerakan


yang menginduksi ketidak seimbangan, bising

c) Jantung: aritmia, kelainan katup

d) Neurologi perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer, kelemahan


otot, instabilitas, kekakuan, tremor.

e) Muskuloskeletal perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki


(podiatrik). deformitas.
Pencegahan terhadap jatuh
1. Mengindentifikasi faktor risiko, penilaian keseimbangan, gaya berjalan, diberikan latihan
fleksibilitas gerakan, latihan keseimbangan fisik, koordinasi keseimbangan serta
mengatasi faktor lingkungan. Setiap lansia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan
badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat dan pindah posisi.

2. Memperbaiki kondisi lingkungan yang dianggap tidak aman, misalnya dengan


memindahkan benda berbahaya, peralatan rumah dibuat yang aman (stabil, ketinggian
disesuaikan, dibuat pegangan pada meja dan tangga) serta lantai yang tidak licin dan
penerangan yang cukup.

3. Menanggapi adanya keluhan pusing, lemas atau penyakit yang baru. Apabila keadaan
lansia lemah atau lemas tunda kegiatan jalan sampai kondisi memungkinkan dan
usahakan pelan-pelan jika akan merubah posisi (DARMOJO, 2019 )
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk setiap


kasus karena perbedaan factor - factor yang bekerjasama
mengakibatkan jatuh. Bila penyebab merupakan playakit akut
penanganannya menjadi lebih mudah, sederhana, dan langsung
bisa menghilangkan penyebab jatuh serta efektif. Tetapi lebih
banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial
sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat rehabilitasi,
perbaikan lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lansia itu.
○ Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan
penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan
kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki fungsionalnya .
Sayangnya sering terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi hanya
diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh, padahal terapi
ini diperlukan terus-menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan
otot dan status fumgsional.

○ Terapi yang tidak boleh dilupaka adalah memperbaiki lingkungan


rumah tempat kegiatan lansia seperti di pencegahan jatuh
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai