Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

INSTABILITAS

ANDRIANI FRANSISKA SINAGA


1490122148

PROGRAM PROFESI NERS XXIX


INSTITUT KEHATAN IMMANUEL BANDUNG
2023
A. Definisi

atuh dan cedera akibat jatuh


pada orang tua adalah masalah
di seluruh dunia
dengan implikasi klinis dan
kesehatan masyarakat yang
substansial. Keduanya terkait
dengan usia lanjut dan
meningkatkan risiko
kecacatan, ketergantungan,
masuk panti
jompo prematur, dan
kematian. Pertama kali
dijelaskan hampir 40 tahun
yang lalu
sebagai sindrom geriatri
"Instability” (Odasso,2003).
Perubahan cara jalan dan
keseimbangan seringkali
menyertai proses menua.
Instabilitas postural dapat
meningkatkan risiko jatuh,
yang selanjutnya
mengakibatkan trauma fisik
maupun
psikososial. Hilangnya rasa
percaya diri, cemas, depresi,
rasa takut jatuh sehingga pasien
terpaksa mengisolasi diri dan
mengurangi aktivitas fisik
sampai imobilisasi
atuh dan cedera akibat jatuh
pada orang tua adalah masalah
di seluruh dunia
dengan implikasi klinis dan
kesehatan masyarakat yang
substansial. Keduanya terkait
dengan usia lanjut dan
meningkatkan risiko
kecacatan, ketergantungan,
masuk panti
jompo prematur, dan
kematian. Pertama kali
dijelaskan hampir 40 tahun
yang lalu
sebagai sindrom geriatri
"Instability” (Odasso,2003).
Perubahan cara jalan dan
keseimbangan seringkali
menyertai proses menua.
Instabilitas postural dapat
meningkatkan risiko jatuh,
yang selanjutnya
mengakibatkan trauma fisik
maupun
psikososial. Hilangnya rasa
percaya diri, cemas, depresi,
rasa takut jatuh sehingga pasien
terpaksa mengisolasi diri dan
mengurangi aktivitas fisik
sampai imobilisasi
Jatuh dan cedera akibat jatuh pada orang tua adalah masalah di seluruh
duniadengan implikasi klinis dan kesehatan masyarakat yang substansial. Keduanya
terkaitdengan usia lanjut dan meningkatkan risiko kecacatan, ketergantungan,
masuk pantijompo prematur, dan kematian. Pertama kali dijelaskan hampir 40
tahun yang lalusebagai sindrom geriatri "Instability” (Odasso, 2017). Perubahan
cara jalan dankeseimbangan seringkali menyertai proses menua. Instabilitas
postural dapatmeningkatkan risiko jatuh, yang selanjutnya mengakibatkan
trauma fisik maupunpsikososial. Hilangnya rasa percaya diri, cemas, depresi, rasa takut
jatuh sehingga pasienterpaksa mengisolasi diri dan mengurangi aktivitas fisik sampai
imobilisasi.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan proyeksi pusat
tubuhpada landasan penunjang baik saat berdiri, duduk, transit dan berjalan (Winter,1995
dalam Howe,et al, 2008). Menurut Kane (1994) jika keseimbangan postural lansiatidak
dikontrol, maka akan dapat meningkatkan resiko jatuh (Siburian, 2020). Menurut
(Darmojo, 2016) penurunan kekuatan otot ekstrimitas bawah dapat
mengakibatkankelambanan gerak, langkah yang pendek, kaki tidak dapat menapak
dengan kuat dan lebih gampang goyah (Kusnanto, 2007). Keseimbangan dibutuhkan
untuk mempertahankan posisi dan stabilitasketika bergerak dari satu posisi ke posisi lain
(Leh & Scudds, 2016). Ketidakstabilan saatberjalan dan kejadian jatuh pada lansia
merupakan permasalah serius karena hal tersebuttidak hanya menyebabkan cedera,
melainkan juga dapat menyebabkan penurunanaktivitas, peningkatan utilisasi
pelayanan kesehatan, dan bahkan kematian. Sepertisindrom geriatri lainnya,
kejadian jatuh pada usia lanjut terjadi akibat perubahan fungsiorgan, penyakit dan
lingkungan.
B. Etiology
Penyebab gangguan keseimbangan postural adalah gangguan pada
sistemsensorik, gangguan pada sistem saraf pusat (SSP), gangguan kognitif, maupun
gangguanpada sistem muskuloskeletal (Nugroho, 2000) dalam (Kusnanto, 2007).
Terdapat banyakfaktor yang berperan untuk terjadinya instabilitas dan jatuh
pada orang usia lanjut.Berbagai faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai faktor
intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor yang
terdapat di lingkungan) (Dini,2013).
a. Faktor intrinsik meliputi :
- Usia
- Status psikologi
(seperti ketakutan akan jatuh, ansietas, dan depresi), keseimbangan,
mobilitas, penurunan kekuatan otot, fungsi fisik, dankognitif.
b. Faktor ekstrinsik yang menyebabkan jatuh antara lain :
- Lingkungan yang tidak mendukung meliputi penerangan yang tidak baik(kurang
atau menyilaukan), -Lantai yang licin dan basah,
- Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang,
- Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletakdi
bawah seperti tempat tidur atau jamban yang rendah sehingga harus jongkok.
- Obat-obatan yang diminum
- Dan alat bantu berjalan (safitri, 2015).
Gaya hidup yang relatif tidak aktif juga dapat menyebabkan perubahan yang
tidakdigunakan pada sistem neuromuskular, termasuk kelemahan otot dan waktu
respons yanglambat. Kombinasi penurunan sensasi, kelemahan otot tungkai dan
peningkatan waktureaksi, muncul sebagai faktor penting yang berhubungan dengan
ketidakstabilan posturalpada lansia. Ketidakstabilan dalam postur ini dapat
menyebabkan jatuh (Borah, 2019).
Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor, antara lain:
a. Kecelakaan (merupakan penyebab utama)
- Murni kecelakaan, misalnya terpleset, tersandung.
- Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat
proses menua, misalnya karena mata kurang jelas, benda-benda yang ada di
rumah tertabrak, lalau jatuh.
b. Nyeri kepala dan/atau vertigo
c. Hipotensi orthostatic:
- Hipovolemia curah jantung rendah
- Disfungsi otonom terlalu lama berbaring
- Pengaruh obat-obat hipotensi
d. Obat-obatan
- Diuretik antihipertensi
- Antidepresan trisiklik
- Sedativa
- Antipsikotik
- Obat-obat hipoglikemik
- Alkohol
e. Proses penyakit yang spesifik, misalnya:
- Aritmia
- Stenosis
- Stroke
- Parkinson
- Spondilosis
- Serangan kejang
f. Idiopatik (tidak jelas sebabnya)
g. Sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba):
- Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba
- Terbakar matahari

C. Faktor resiko
Akibat dari gangguan keseimbangan adalah jatuh dan sering mengarah pada
injuri, kecacatan, kehilangan kemandirian dan kurangnya kualitas hidup
(Nevid,et al, 1989).Kelemahan otot ekstremitas bawah ini dapat menyebabkan
gangguan keseimbanganpostural, sehingga mengakibatkan :
- Kelambanan bergerak,
- Langkah pendek-pendek
- Penurunan irama,
- Kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung tampak goyah,
- Susah atau terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset dan
tersandung (Kusnanto dkk, 2020)

Konsekuensi gangguan keseimbangan psotur pada lansia diantaranya


ialahmeningkatknya resiko kejadian jatuh sehinga menimbulkan masalah lain
pada lansiayakni :

- Cidera kepala
- Cidera jaringan lunak
- Patah tulang
- Kematian (Wulan dkk, 2013)
D. Klasifikasi
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia dibagi dalam dua golongan besar:
a. Faktor instrinsik
Faktor instrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat
jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak
jatuh (Gardner, 2017). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan
muskuloskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan
ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-
tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah,
penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing.
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya
cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda.
Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung
meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan
yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang
rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan
(Darmojo, 2019)

E. Patofisiology (Pathway yang menunjukan minimal 5 masalah keperawatan)

F. Etiologi
Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan jatuh adalah penerangan yang tidak
baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang
tidak kuat/tidak mudah dipegang dan alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang
tidak stabil dan tergeletak di bawah. (Darmojo, 2019).
Menurut Friedman, 1998 adalah kondisi interior rumah meliputi bagaimana
ruanganruangan tersebut dilengkapi oleh perabot, kelayakan perabot, penerangan yang
tidak memadai dan eksterior rumah meliputi lantai, tangga, jeruji dalam keadaan buruk,
tempat obat-obatan tidak terjangkau dan pintu masuk dan pintu keluar ke rumah tidak
terdapat penerangan dan ruang gerak yang cukup untuk keluar dari rumah, kabel listrik
telanjang di lantai, kolam renang yang tidak dipagari secara memadai.
H. Analisa Data
ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Intoleransi Hambatan Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan sulit untuk Aktivitas
beraktifitas
- Klien butuh alat bantu jalan
DO:
- Klien tampak berjalan dengan
sela
- Aktivitas dibantu
- Td : 130/80
DS: Jatuh Resiko cidera
- Klien mengatakan sulit untuk Penurunan
beraktifitas matriks tulang
- Klien butuh alat bantu jalan dan
orang lain Tulang rapuh
DO:
Resiko cidera
- Klien tampak berjalan dengan
sela
- Aktivitas dibantu
- Td : 137/80
DS: Penurunan Defisit perawatan diri
kekuatan otot
- Klien mengatakan sulit untuk
mandi (klien bersih) Menjangkau
- Klien butuh alat bantu jalan dan amar mandi
orang lain dengan alat
DO: bantu jalan
- Klien tampak bersih Defisit
- Klien tampak berjalan dengan perawatan
sela mandi
- Aktivitas dibantu
- Td : 130/80
DS: Lama tidak di Resiko kesepian
kunjungi
- Klien mengatakan bosan keluarga
- Klien butuh kunjungan keluarga
DO: Rindu keluarga
- Klien tampak menyendiri (bisa Kesepian
berinteraksi dengan yang lain
- Td : 120/80

I. Ringkasan Diagnostik Keperawatan

Hambatan mobilitas fisik adalah keadaan dimana seseorang tidak


dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang,
Hambatan Mobilitas Fisik cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan faktor yang
berhubungan dengan hambatan mobilitas (Heriana, 2014).

Risiko cedera merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan


sebagai berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang
Resiko Cidera menyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam
kondisi baik

Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami


Defisit perawatan diri kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan
untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor,
bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi.
Resiko Kesepian adalah merasa terasing dari sebuah kelompok,
Resiko Kesepian tidak dicintai oleh sekeliling, tidak mampu untuk berbagi
kekhawatiran pribadi, berbeda dan terpisah dari mereka yang ada
sekitar anda (Beck & Dkk dalam David G. Myers, 2012

Daftar Pustaka
Safitri, Sartika. 2015. Instabilitas dan Kejadian Jatuh pada Lansia. Jurnal Agromed
Unila,Volume 2, Nomor 4, halaman 504-509
Mardilah. 2017. Identifikasi Gangguan Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Panti Sosial
TresnaWherda Minaula Kendari. Karya tulis ilmiah. Politeknik Kesehatan Kendari
Damanik, Sri Melfa dan Hasian. 2019. Modul Bahan Ajar : Keperawatan Gerontik.
UniversitasKristen Indonesia
Kholifah, Siti Nur. 2016. Modul : keperawatan gerontik. KEMENKES RI

Safitri, Sartika. 2015.


Instabilitas dan Kejadian
Jatuh pada Lansia. Jurnal
Agromed Unila,
Volume 2, Nomor 4, halaman
504-509
Dini AA. 2013. SINDROM GERIATRI (IMOBILITAS, INSTABILITAS,
GANGGUANINTELEKTUAL, INKONTINENSIA, INFEKSI, MALNUTRISI,
GANGGUANPENDENGARAN). Jurnal Medula, Volume 1, Nomor 3, halaman 117-125.
FakultasKedokteran Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai