INSTABILITAS
C. Faktor resiko
Akibat dari gangguan keseimbangan adalah jatuh dan sering mengarah pada
injuri, kecacatan, kehilangan kemandirian dan kurangnya kualitas hidup
(Nevid,et al, 1989).Kelemahan otot ekstremitas bawah ini dapat menyebabkan
gangguan keseimbanganpostural, sehingga mengakibatkan :
- Kelambanan bergerak,
- Langkah pendek-pendek
- Penurunan irama,
- Kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung tampak goyah,
- Susah atau terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset dan
tersandung (Kusnanto dkk, 2020)
- Cidera kepala
- Cidera jaringan lunak
- Patah tulang
- Kematian (Wulan dkk, 2013)
D. Klasifikasi
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia dibagi dalam dua golongan besar:
a. Faktor instrinsik
Faktor instrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat
jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak
jatuh (Gardner, 2017). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan
muskuloskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan
ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-
tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah,
penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing.
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya
cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda.
Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung
meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan
yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang
rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan
(Darmojo, 2019)
F. Etiologi
Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan jatuh adalah penerangan yang tidak
baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang
tidak kuat/tidak mudah dipegang dan alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang
tidak stabil dan tergeletak di bawah. (Darmojo, 2019).
Menurut Friedman, 1998 adalah kondisi interior rumah meliputi bagaimana
ruanganruangan tersebut dilengkapi oleh perabot, kelayakan perabot, penerangan yang
tidak memadai dan eksterior rumah meliputi lantai, tangga, jeruji dalam keadaan buruk,
tempat obat-obatan tidak terjangkau dan pintu masuk dan pintu keluar ke rumah tidak
terdapat penerangan dan ruang gerak yang cukup untuk keluar dari rumah, kabel listrik
telanjang di lantai, kolam renang yang tidak dipagari secara memadai.
H. Analisa Data
ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Intoleransi Hambatan Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan sulit untuk Aktivitas
beraktifitas
- Klien butuh alat bantu jalan
DO:
- Klien tampak berjalan dengan
sela
- Aktivitas dibantu
- Td : 130/80
DS: Jatuh Resiko cidera
- Klien mengatakan sulit untuk Penurunan
beraktifitas matriks tulang
- Klien butuh alat bantu jalan dan
orang lain Tulang rapuh
DO:
Resiko cidera
- Klien tampak berjalan dengan
sela
- Aktivitas dibantu
- Td : 137/80
DS: Penurunan Defisit perawatan diri
kekuatan otot
- Klien mengatakan sulit untuk
mandi (klien bersih) Menjangkau
- Klien butuh alat bantu jalan dan amar mandi
orang lain dengan alat
DO: bantu jalan
- Klien tampak bersih Defisit
- Klien tampak berjalan dengan perawatan
sela mandi
- Aktivitas dibantu
- Td : 130/80
DS: Lama tidak di Resiko kesepian
kunjungi
- Klien mengatakan bosan keluarga
- Klien butuh kunjungan keluarga
DO: Rindu keluarga
- Klien tampak menyendiri (bisa Kesepian
berinteraksi dengan yang lain
- Td : 120/80
Daftar Pustaka
Safitri, Sartika. 2015. Instabilitas dan Kejadian Jatuh pada Lansia. Jurnal Agromed
Unila,Volume 2, Nomor 4, halaman 504-509
Mardilah. 2017. Identifikasi Gangguan Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Panti Sosial
TresnaWherda Minaula Kendari. Karya tulis ilmiah. Politeknik Kesehatan Kendari
Damanik, Sri Melfa dan Hasian. 2019. Modul Bahan Ajar : Keperawatan Gerontik.
UniversitasKristen Indonesia
Kholifah, Siti Nur. 2016. Modul : keperawatan gerontik. KEMENKES RI