PENGETAHUAN BAHAN
TEKSTIL
SERAT TEKSTIL PROTEIN
KELAS X SEMESTER GASAL
ii | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan modul dengan baik. Modul ini merupakan bahan acuan
dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan
Tata Busana.
Modul ini akan digunakan peserta didik SMK Tata Busana sebagai pegangan dalam
proses belajar mengajar sesuai kompetensi. Modul disusun berdasarkan kurikulum
2013 dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan
keterampilan di bidang Seni dan Budaya melalui pembelajaran secara mandiri.
Proses pembelajaran modul ini menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembelajaran, dan menuntun peserta didik untuk mencari tahu bukan
diberitahu. Pada proses pembelajaran menekankan kemampuan berbahasa
sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan, berpikir logis, sistematis, kreatif,
mengukur tingkat berpikir peserta didik, dan memungkinkan peserta didik untuk
belajar yang relevan sesuai kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pada
program studi keahlian terkait. Di samping itu, melalui pembelajaran pada modul
ini, kemampuan peserta didik SMK Tata Busana dapat diukur melalui penyelesaian
tugas, latihan, dan evaluasi.
Modul ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik SMK Tata Busana
dalam meningkatkan kompetensi keahlian.
Penulis
iii | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN FRANCIS ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
PETA KEDUDUKAN MODUL v
GLOSARIUM vi
BAB I PENDAHULUAN 2
DESKRIPSI MODUL 2
MATERI PRASYARAT 3
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 4
TUJUAN AKHIR 5
KOMPETENSI DASAR 6
CEK KEMAMPUAN 7
BAB II PEMBELAJARAN 8
A. KEGIATAN PEMBELAJARAN 8
a. Tujuan kegiatan pembelajaran 8
b. Uraian materi
Serat Protein 8
Serat Wol 8
Serat Sutera 13
c. Rangkuman 18
d. Tugas 19
e. Tes formatif 19
f. Kunci jawaban 20
g. Lembar kerja 21
A. Kognitif skill 24
B. Psikomotor skill 26
C. Produk/benda kerja sesuai kriteria standart 26
D. Batasan waktu yang telah ditetapkan 26
E. Kunci jawaban 26
BAB IV PENUTUP 32
DAFTAR PUSTAKA 32
iv | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 domba merino 9
vi | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
GLOSARIUM
vii | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
1|pengetahuan bahan tekstil - serat protein
BAB I PENDAHULUAN
DESKRIPSI MODUL
CATATAN PEMBIMBING:
KESIMPULAN:
b) Uraian Materi
Serat Tekstil Protein
A. Definisi
Serat Tekstil Protein adalah serat yang berasal dari hewan, seperti bulu-bulu atau
kepompong sutera. Sifat umum serat protein adalah sangat mudah menyerap air (hidroskopis)
disbanding serat kapas. Jika dilakukan pembakaran akan muncul bau seperti rambut terbakar dan
menimbulkan abu hitam rapuh mengarang berkerikil.
B. Macam-macam Serat Protein
1. Wol
2. Sutera
1. Serat Wol
Wol adalah serat yang berasal dari biri-biri. Jenis biri-biri sangat menentukan hasil
wol, seperti ukuran diameter dan panjangnya. Selain itu berpengaruh pula
terhadap kekuatan, kekilauan, keriting, warna, dan kotoran pada serat wol. Serat
wol terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu serat wol halus, sedang dan kasar.
a. Wol Halus
Wol halus, bersifat halus, lembut, kuat, elastik dan keriting sehingga dapat dibuat
menjadi benang yang halus. Jenis biri-biri wol halus ialah: Merino Spanyol, Merino
Jerman, Merino Prancis, Merino Australia, Merino Afrika Selatan, Merino Amerika
Serikat, dan Merino Amerika Selatan.
https://sinauternak.com/mengenal-domba-merino/
domba merino
gambar 1.1
http://bib.ge/sheep/pictures.php?id=578
domba Scottis Black face
gambar 1.2
10 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Selain penggolongan di atas, wol juga dapat digolongkan berdasarkan cara perolehannya, yaitu
dengan cara mencukur disebut wol cukur (fleece wool) dan mencabut disebut wol cabut (pulled
woll).
a. Wol cukur (fleece wool), diperoleh dari pencukuran biri-biri, dikerjakan secara musiman
yang biasanya dilakukan pada awal musim semi. Pencukuran bisa dilakukan dengan alat
cukur tangan atau mesin. Hasil pencukuran tiap tahun tergantung pada jenis biri-biri dan
kondisi peternakannya. Daerah wol yang baik pada umumnya di bagian belakang dekat
kepala.
b. Wol cabut (pulled wool), diperoleh dari pencabutan kuli biri-biri yang telah disembelih.
Proses industri ini mengambil daging dan bulubiri-biri. Pemisahan serat dilakukan dengan
proses sebagai berikut:
berikut:
1. Bulu direndam di dalam air selama 3 hari.
2. Kotoran-kotoran yang menempel dihilangkan, kotoran yang berupa zat padat
dihilangkan dengan cara mekanik. Mesin menggerakkan kulit biri-biri dengan keras
pada rol-rol yang beralur dan berputar, dan pada saat yang sama disemprotkan air
agar kotorannya terlepas.
3. Pelunakan akar dilakukan dengan cara menggantung kulit biri-biri selama 4-8 hari
dalam ruangan yang suhu kelembabannya telah diatur. Atau dengan cara
mengoleskan Natrium Sulfida dalamclarutan kapur pada bagian dalam kulit.
11 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
benang juga berpengaruh pada kerataan benang sampai batas-batas tertentu. Bentuk
penampang melintang serat wol bervariasi dari bulat sampai lonjong. Keriting serat wol
berhubungan langsung dengan kehalusan serat atau diameter serat. Keriting serat sukar
dihitung dan diukur karena bentuknya tidak teratur dan kecilnya gaya yang diperlukan
untuk meluruskan serat. Panjang stapel wol halus berkisar antara 3,75–10 cm, wol sedang
5 -10 cm, dan wol panjang 12,5–35 cm.
bentuk penampang membujur serat wol bentuk penampang melintang serat wol
gambar 1.4 gambar 1.5
Jenis Berat kering Air (%) Lilin (%) Keringat (%) Debu dan
wol (%) kotoran (%)
Merino 49 10 16 6 19
Cross bred 61 12 11 8 8
Wol cabut 63 9 16 1 11
12 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
f. Menggelembung 50% dalam asam format 98%;
g. Mudah rusak dalam alkali;
h. Rusak oleh zat reduktor dan zat oksidator yaitu memutus ikatan sistina atau ikatan
disulfida;
i. Tahan terhadap jamur dan bakteri;
j. Dapat dicelup dengan zat warna asam, direk, dankrom.
2. Serat Sutera
Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptra. Serat
sutera yang berbentuk filamen dihasilkan oleh larva ulat sutera sewaktu membentuk
kepompong. Spesies utama dari ulat sutera yang dipelihara untuk menghasilkan serat adalah
bombyx mori. Proses produksi sutera dibagi menjadi dua bagian yaitu pembibitan yang
berhubungan dengan produksi kepompong dan penggulungan sutera yang berhubungan dengan
penguraian kepompong menjadi benang.
2. Serat anaphe
Ulat sutra anaphe terdapat di Afrika, terutama Afrika Barat. Ulat sutra ini hidup
mengelompok dan membuat sarang di mana masing–masing ulat membentuk
kepompong. Secara komersiil penggulungan sutra dari kepompong anaphe tidak
menguntungkan karena susunannya lebih kompleks dan mengandung banyak
kotoran.
13 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Bentuk serat sutera
Filamen sutra mentah terdiri dari dua serat fibroin yang terbungkus dalam serisin. Lebar
filamen tidak rata, bergaris– garis dan terdapat lipatan–lipatan. Penampang lintang setiap
filamen agak lonjong dan dua serat berbentuk segitiga terletak didalamnya dengan salah satu isi
dan masing–masing serat terletak berdekatan. Setelah serisin dihilangkan serat fibroin akan
tembus cahaya. Lebar seratnya rata–rata sepanjang serat (9–12 mikron) dengan permukaan
halus. Serat sutra tussah berwarna lebih gelap, lebih kasar, dengan diameter rata– rata 28
mikron, lebih kurang rata, dengan penampang membujur bergaris–garis. Penampang membujur
sutra anaphe bergaris–garis melintang pada jarak tertentu sepanjang serat. Penampang
melintang serat Bombyx-mori berbentuk segitiga dengan sudut-sudut yang membulat.
Penampang lintang tusah berbentuk pasak, sedangkan penampang melintang serat anaphe
berbentuk segitiga melengkung.
14 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Penampang membujur
sutra tussah
gambar 1.10
Penampang melintang
sutra tussah
gambar 1.11
15 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Sifat Serat Sutera
a. Sifat fisika
1. Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim dan
makananya.
2. Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan mulur 20–25%.
Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4 gram/denier dengan mulur 25-30%.
3. Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika mulur lebih
dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang semula.
4. Sangat higroskopis
5. Moisture regain sutra mentah 11%, dan setelah serisinnya dihilangkan moisture
regainnya menjadi 10%.
6. Bunyi bergemreisik bila saling bergeser, sifat ini karena pengerjaan dalam larutan asam
encer yang mekanisme belum diketahui.
7. Berat jenis serat mentah 1,33 yang setelah serisinnya dihilangkan berat jenisnya menjadi
1,25.
8. Untuk mengimbangi berat serisin yang hilang sutra diberati dengan peredaman dalam
larutan garamgaram timah dalam asam, tetapi proses tersebut menyebabkan
kekuatannya berkurang dan mempercepat kerusakan oleh sinar matahari.
b. Sifat kimia
1. Pengaruh asam
Sutra tidak mudah rusak oleh larutan asam encer hangat, tetapi larut dengan cepat di dalam
asam
kuat. Pemasakan dengan asam mineral (asam khlorida) yang encer mengurangi kekuatan
sedangkan dengan asam lemah (asam cuka) justru membantu dalam pencelupan sutra.
2. Pengaruh alkali
Larutan kaustik soda pekat dan dingin dengan waktu singkat yang diikuti pencucian hanya sedikit
berpengaruh pada sutra. Pemanjangan waktu merusak sutra. Larutan yang encer akan
melarutkan sutra dengan cepat pada suhu mendidih.
3. Pengaruh oksidator
Sutra mudah diserang oleh zat–zat oksidator tetapi tahan terhadap serangga, jamur dan bakteri.
4. Pengaruh air
Pemanasan yang lama dalam air menyebabkan kilau dan kekuatan berkurang. Perubahan ini
menjadi lebih cepat apabila bila suhunya lebih dari 100°C.
5. Pengaruh sinar
Penyinaran yang lama dengan sinar matahari atau penyinaran yang pendek dengan sinar ultra
violet menyebabkan kekuatan berkurang.
6. Penggunaan serat sutra
Serat sutra digunakan untuk bahan pakaian dan keperluan rumah tangga.
16 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Penggunaan serat sutera
Karena sifat-sifat sutera yang sangat baik misalnya kekuatannya tinggi, daya serapnya tinggi,
pegangannya lembut, tahan kusut sifat menggantung baik, dan kenampakannya mewah, maka
bidang penggunaan sutera sangat luas, baik tekstil untuk pakaian maupun tekstil untuk rumah
tangga. Tetapi karena harganya mahal, penggunaannya terbatas, terutama untuk bahan pakaian
dengan mutu yang sangat tinggi misalnya pakaian wanita, kaos kaki wanita, sapu tangan, dasi,
dll.
17 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
c) Rangkuman
18 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
d) Tugas
1. Membentuk kelompok, setiap kelompok tidak lebih dari 5 orang.
2. Amati skema penggolongan serat tekstil pada buku yang telah anda
terima.
3. Diskusikan dan lakukanlah uji pembakaran untuk mengetahui perbedaan serat protein
4. Presentasikan hasil diskusi dan uji pembakaran anda mengenai serat protein
e) Tes formatif
Petunjuk pengerjaan
1. Bacalah doa sebelum anda mulai mengerjakan soal soal dibawah ini.
2. Tuliskan indentitas anda sebelum mengerjakan soal pada lembar
jawaban yang telah disediakan.
3. Bacalah soal dibawah ini dengan seksama sampai anda benar benar
merasa sudah memahami.
4. Uraikan jawab anda dengan singkat dan jelas pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
Soal uraian
1. Jelaskan apa itu serat protein dan terbagi berapa serat protein itu?
2. Jelaskan pengertian serat wol
3. Jelaskan pengertian serat sutera
4. Jelaskan perbedaan sifat fisika serat sutera dan serat wol
5. Jelaskan bentuk serat sutera dan serat wol
19 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
f) kunci jawaban
1. Serat Protein adalah serat yang berasal dari hewan, seperti bulu-bulu atau kepompong
sutera. Serat protein terbagi dua yaitu serat wol dan serat sutera
2. Serat wol adalah Wol adalah serat yang berasal dari biri-biri
3. Serat sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptra
4. sifat fisika serat wol
a. Kilau serat wol bervariasi, tergantung pada susunan permukaan serat, ukuran serat,
serat gelombang, atau keriting.
b. Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2–1,7 gram/denier dengan
mulur 30–40 %.
c. Semakin lambat penarikan semakin besar mulurnya.
d.Mulur sangat bergantung pada kadar kelembaban dan kecepatan tarik, semakin lambat
penarikan, makin besar mulutnya.
Sifat fisika serat sutera
1. Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim dan
makananya.
2. Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan mulur 20–25%.
Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4 gram/denier dengan mulur 25-30%.
3. Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika mulur lebih
dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang semula.
4. Sangat higroskopis
5. Moisture regain sutra mentah 11%, dan setelah serisinnya dihilangkan moisture
regainnya menjadi 10%.
6. Bunyi bergemreisik bila saling bergeser, sifat ini karena pengerjaan dalam larutan asam
encer yang mekanisme belum diketahui.
7. Berat jenis serat mentah 1,33 yang setelah serisinnya dihilangkan berat jenisnya
menjadi 1,25.
8. Untuk mengimbangi berat serisin yang hilang sutra diberati dengan peredaman dalam
larutan garamgaram timah dalam asam, tetapi proses tersebut menyebabkan
kekuatannya berkurang dan mempercepat kerusakan oleh sinar matahari.
5. BENTUK SERAT WOL
Diameter rata-rata serat wol berkisar 16-17 mikron. Dipandang dari segi teknologi,
diameter rata-rata serat merupakan faktor yang penting dalam penentuan grade. Sifat
benang dan kain terutama tergantung pada diameter rata-rata serat. Variasi diameter
benang juga berpengaruh pada kerataan benang sampai batas-batas tertentu. Bentuk
penampang melintang serat wol bervariasi dari bulat sampai lonjong. Keriting serat wol
berhubungan langsung dengan kehalusan serat atau diameter serat. Keriting serat sukar
dihitung dan diukur karena bentuknya tidak teratur dan kecilnya gaya yang diperlukan
untuk meluruskan serat. Panjang stapel wol halus berkisar antara 3,75–10 cm, wol sedang
5 -10 cm, dan wol panjang 12,5–35 cm.
BENTUK SERAT SUTERA
20 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
filamen sutra mentah terdiri dari dua serat fibroin yang terbungkus dalam serisin. Lebar
filamen tidak rata, bergaris– garis dan terdapat lipatan–lipatan. Penampang lintang setiap
filamen agak lonjong dan dua serat berbentuk segitiga terletak didalamnya dengan salah
satu isi dan masing–masing serat terletak berdekatan. Setelah serisin dihilangkan serat
fibroin akan tembus cahaya. Lebar seratnya rata–rata sepanjang serat (9–12 mikron)
dengan permukaan halus. Serat sutra tussah berwarna lebih gelap, lebih kasar, dengan
diameter rata– rata 28 mikron, lebih kurang rata, dengan penampang membujur
bergaris–garis. Penampang membujur sutra anaphe bergaris–garis melintang pada jarak
tertentu sepanjang serat. Penampang melintang serat Bombyx-mori berbentuk segitiga
dengan sudut-sudut yang membulat. Penampang lintang tusah berbentuk pasak,
sedangkan penampang melintang serat anaphe berbentuk segitiga melengkung.
g) lembar kerja
Langkah Kerja
1. Siapkan buku/kertas untuk mencatat hasil penelitian.
2. Siapkan perca bahan tekstil yang akan diteliti.
3. Cabut beberapa helai benang atau serat dari perca bahan tekstil kurang lebih 5
sampai 10 helai benang, putar atau plintir serat benang tersebut agar menyatu satau
sama lain hingga menjadi pilinan agar tidak terurai, dengan panjang 4-5 cm
4. Nyalakan api dan dekatkan gelas ketika membakar sampel. Jika serat terus
menyala selama uji pembakaran, segera rendam serat dan jari-jari anda dalam gelas
yang berisi air
5. Pegang sampel atau benang tekstil antara ibu jari dan jari telunjuk, dekatkan
sampel dengan api dari samping dengan perlahan-lahan hingga terbakar. Amati
apakah serat atau benang meleleh, menggulung atau terbakar mendadak .
6. Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, bila api segera
padam begitu dijatuhkan dari api maka segera diamati bau dari gas dari serat yang
terbakar seperti rambut terbakar, kertas terbakar atau seperti plastik terbakar
tergantung dari jenis bahan tekstil yang diteliti.
7. Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara dituip kemudian diamati bau
yang dikeluarkan serat tersebut.
8. Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak.
Kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut apakah menjadi
abu, berbentuk bundaran kecil mudah dihancurkan atau tetap mengeras saat ditekan
dengan jari-jari.
21 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
9. Mengulangi percobaan untuk semua serat yang tersedia.
Data Pengamatan
nama serat hasil uji pembakaran deskripsi proses
pembakaran
Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan table diatas
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
22 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
SELAMAT BEKERJA
23 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
BAB III EVALUASI
A. Kognitif skill
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban a,b, c, atau d yang dianggap
paling benar.
1. Yang termasuk serat protein adalah ,
a. Henep
b. Rayon viskosa
c. Wol
d. selulosa
2. Kutikula salah satu struktur serat wol yang posisinya berada dibagian,
a. Lapisan luar,
b. Dibagian dalam,
c. Di bagian tengah,
d. lapisan dalam
3. Negara penghasil wol terbanyak adalah,:
a. Filipina
b. Tiongkok
c. Australia
d. Indonesia
4. Wol luster adalah jenis wol yang dihasilkan dari bulu domba jenis
a. Merino betina dan jantan
b. lincoln, dan Leicester
c. Soutdown dan Rambouillet
d. Lincoln, dan merino
5. Ulat sutera tussah yang hidupnya liar dan menghasilkan sutera
a. Berkualitas sangat baik
b. Berkualitas baik
c. Kurang berkualitas
d. Tidak berkualitas sama sekali
6. Ulat sutra ini hidup mengelompok dan membuat sarang di mana masing–
masing ulat membentuk kepompong dan terdapat di afrika.
Ciri ciri diatas adalah ciri dari serat sutera
a. bombyx-mori
24 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
b. tussah
c. anaphe
d. murbei
7. Salah satu komponen dari serat sutera yang yang tidak larut dalam air,
tetapi menjadi lunak dalam air panas dan larut dalam alkali lemah atau
sabun adalah
a. fibroin
b. garam
c. mineral
d. serisin
8. Apa yang menjadi perbedaan antara serat sutera dan serat wol?
a. Serat wol tidak tahan dengan jamur sedangkan serat sutera tahan jamur
b. Sama sama mudah rusak di dalam larutan alkali
c. Serat wol tidak larut pada oleh asam kuat maupun lemah sedangkan serat
sutera mudah larut pada asam kuat
d. Serat sutera mudah rusak dibawah sinar matahari sedangkan serat wol
semakin kuat
9. Tahan terhadap jamur dan bakteri merupakan salah satu persamaan dari
serat… dan serat….
a. Serat sutera dan serat rosela
b. Serat asbes dan serat wol
c. Serat asbes dan serat rosela
d. Serat wol dan serat sutera
10. 1. Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim
dan makananya.
2. Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan
mulur 20–25%. Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4
gram/denier dengan mulur 25-30%.
3. Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika
mulur lebih dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang
semula.
4. Sangat higroskopis
Berikut adalah ciri-ciri dari sifat sutera
a. Sifat kimia
b. Sifat asli
25 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
c. Sifat fisika
d. Sifat struktur
B. Psikomotor skill
Buatlah desain busana dengan menerapkan serat protein pada bagian dari
busananya!
C. Produk/ benda kerja sesuai dengan kriteria standart
Desain yang dipersyaratkan adalah berupa figure wanita dan pria dengan
ukuran 9 ½ tinggi kepala.
D. Batasan waktu yang telah ditetapkan
Waktu yang disediakan untuk membuat sebuah desain adalah 2x JP x 45
menit
E. Attitude skill
Attitude Skill merupakan penilaian kompetensi sikap yang dilakukan melalui
observasi yang mengacu pada skala penilaian (Kriteria penilaian) aspek aspek
yang diamati untuk evaluasi pada materi serat tekstil protein antara lain:
1. Tanggung jawab
2. Disiplin
3. Jujur
4. Santun
5. Peduli
F. Kunci jawaban
1. c 6. c
2. a 7. d
3. c 8. c
4. b 9. d
5. c 10. c
26 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Penilaian Keterampilan (Unjuk Kerja)
keserasian desain
Kelengkapan alat
ketepatan waktu
wanita dan pria
proporsi tubuh
desain busana
tekstil protein
K3 desain dan
menerapkan
menerapkan
pewarnaan
dan bahan
Total look
Teknik
27 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Rubrik Penilaian Keterampilan
28 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
• Serat tekstil protein pada desain dibuat
cukup rapi rapi, kreatif
• Serat tekstil protein pada desain dibuat tidak
rapi
29 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL
SEKOLAH : SMK NEGERI…
KELAS/SEMESTER : X/GASAL
MATA PELAJARAN : PENGETAHUAN BAHAN TEKSTIL
KOMPETENSI DASAR : 3.2 Menganalisis serat tekstil dari protein
4.2 Menyajikan hasil pemeriksaan serat protein
Surabaya, ……….
Pengamat
30 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
TABEL RUBRIK PENSKORAN
31 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
32 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n