Anda di halaman 1dari 39

MODUL

PENGETAHUAN BAHAN
TEKSTIL
SERAT TEKSTIL PROTEIN
KELAS X SEMESTER GASAL

i|pengetahuan bahan tekstil- serat protein


PENGETAHUAN BAHAN
TEKSTIL
SERAT TEKSTIL PROTEIN
KELAS X SEMESTER GASAL
AISYAH FIKRIANTI

ii | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan modul dengan baik. Modul ini merupakan bahan acuan
dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan
Tata Busana.
Modul ini akan digunakan peserta didik SMK Tata Busana sebagai pegangan dalam
proses belajar mengajar sesuai kompetensi. Modul disusun berdasarkan kurikulum
2013 dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan
keterampilan di bidang Seni dan Budaya melalui pembelajaran secara mandiri.
Proses pembelajaran modul ini menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembelajaran, dan menuntun peserta didik untuk mencari tahu bukan
diberitahu. Pada proses pembelajaran menekankan kemampuan berbahasa
sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan, berpikir logis, sistematis, kreatif,
mengukur tingkat berpikir peserta didik, dan memungkinkan peserta didik untuk
belajar yang relevan sesuai kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pada
program studi keahlian terkait. Di samping itu, melalui pembelajaran pada modul
ini, kemampuan peserta didik SMK Tata Busana dapat diukur melalui penyelesaian
tugas, latihan, dan evaluasi.
Modul ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik SMK Tata Busana
dalam meningkatkan kompetensi keahlian.

Surabaya, 5 Desember 2020

Penulis

iii | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN FRANCIS ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
PETA KEDUDUKAN MODUL v
GLOSARIUM vi
BAB I PENDAHULUAN 2
 DESKRIPSI MODUL 2
 MATERI PRASYARAT 3
 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 4
 TUJUAN AKHIR 5
 KOMPETENSI DASAR 6
 CEK KEMAMPUAN 7

BAB II PEMBELAJARAN 8

A. KEGIATAN PEMBELAJARAN 8
a. Tujuan kegiatan pembelajaran 8
b. Uraian materi
Serat Protein 8
Serat Wol 8
Serat Sutera 13
c. Rangkuman 18
d. Tugas 19
e. Tes formatif 19
f. Kunci jawaban 20
g. Lembar kerja 21

BAB III EVALUASI 24

A. Kognitif skill 24
B. Psikomotor skill 26
C. Produk/benda kerja sesuai kriteria standart 26
D. Batasan waktu yang telah ditetapkan 26
E. Kunci jawaban 26

BAB IV PENUTUP 32

DAFTAR PUSTAKA 32

iv | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 domba merino 9

Gambar 1.2 domba scottis black face 10

Gambar 1.3 bentuk serat wol 11

Gambar 1.4 penampang membujur serat wol 12

Gambar 1.5 penampang melintang serat wol 12

Gambar 1.6 penampang membujur serat sutra bombyx-mori 14

Gambar 1.7 penampang melintang serat sutra bombyx-mori 14

Gambar 1.8 penampang membujur sutra anaphe 14

Gambar 1.9 penampang melintang sutra anaphe 14

Gambar 1.10 penampang membujur sutra tussah 15

Gambar 1.11 penampang melintang sutra tussah 15

Gambar 1.12 domba Lincoln 10

v|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


PETA KEDUDUKAN MODUL
3.1 Memahami berbagai jenis serat tekstil

4.1 Mengelompokkan serat tekstil

3.2 Menganalisis serat tekstil dari protein

4.2 Menyajikan hasil pemeriksaan serat


protein

3.3 Menganalisis serat tekstil dari selulosa

4.3 Menyajikan hasil pemeriksaan serat


selulosa

3.4 Menganalisis serat tekstil dari mineral

4.4 Menyajikan hasil pemeriksaan serat


mineral
PENGETAHUAN 3.5 Menganalisis serat tekstil buatan

BAHAN TEKSTIL 4.5 Menyajikan hasil pemeriksaan serat


buatan
3.6 Memahami benang tekstil

4.6 Mengelompokkan benang tekstil

3.7 Memahami bahan tekstil

4.7 Mengelompokkan bahan tekstil

3.8 Menerapkan konstruksi bahan tekstil

4.8 Membuat konstruksi bahan tekstil dari berbagai


bahan meliputi antara lain silang polos, silang kepar

3.9 Menerapkan pemeliharaan bahan tekstil dan busana

4.9 Melakukanmeliharaan bahan tekstil dan busana

3.10 Mengevaluasi pemeriksaan dan pengelompokkan serat

4.10 Membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengelompokkan


serat

vi | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
GLOSARIUM

Elastisitas : Kemampuan serat untuk kembali ke panjang semula


setelah mengalami penakan
Filament : Serat yang sangat panjang umumnya adalah serat– serat
sintetik, pada serat alam hanya terdapat pada sutra
Kehalusan : Besar kecilnya serat dinyatakan dengan tex atau denier
yang merupakan perbandingan panjang dan berat suatu serat
Kekakuan : Sifat pegangan benang atau kain yang diukur berdasarkan
jumlah twist pada benang, langsai kain, dan sebagainya
Kekuatan : Kemampuan benang untuk dapat menahan gaya yang
diberikan pada benang tersebut sampai putus dinyatakan dalam gram atau kg
Kokon : Kepompong yang berasal dari air liur ulat sutra sebagai
bahan dasar serat sutra
Serat : adalah benda yang perbandingan panjang dan
diameternya sangat besar
Stapel : Serat dengan ukuran beberapa inci yang berasal dari
filamen yang dipotong–potong atau serat pendek dari serat alam.

vii | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
1|pengetahuan bahan tekstil - serat protein
BAB I PENDAHULUAN

DESKRIPSI MODUL

Bahan ajar ini adalah memuat informasi mengenai serat tekstil


Protein dimana serat tekstil protein ini terbagi dua yakni serat
wol dan serat sutera.

Bab I : Berisi tentang pendahuluan dan tujuan umum


Bab II : Berisi tentang pembelajaran yang meliputi:
1.Serat tekstil Protein
2. Serat tekstil wol
3. Serat tekstil sutera
Bab III : Evaluasi
Bab IV : Penutup

2|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


MATERI PRASYARAT

Sebelum membahas serat tekstil Protein, peserta didik harus bisa


membedakan serat tekstil alami dan buatan yang telah di pelajari pada
materi sebelumnya.

3|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Langkah-langkah penggunaan modul:
BAGI PESERTA DIDIK:
1. Perhatikan dan pahami peta modul dan daftar isi sebagai petunjuk
sebaran materi bahasan
2. Modul dapat dibaca secara keseluruhan dari awal sampai akhir tetapi
juga bisa dibaca sesuai dengan pokok bahasannya
3. Modul dipelajari sesuai dengan proses dan langkah pembelajarannya
di kelas
4. Bacalah dengan baik dan teliti materi tulis dan gambar yang ada di
dalamnya.
5. Tandailah bagian yang dianggap penting dalam pembelajaran dengan
menyelipkan pembatas buku. Jangan menulis atau mencoret-coret
modul
6. Kerjakan latihan-latihan yang ada dalam unit pembelajaran
7. Tulislah tanggapan atau refleksi setiap selesai mempelajari satu unit
pembelajaran
BAGI GURU ANTAR LAIN:
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum
2. Materi dan sub-sub materi pembelajaran yang tertuang di dalam
silabus
3. Langkah-langkah pembelajaran atau kegiatan belajar selaras model
saintifik

4|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


TUJUAN AKHIR
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran :
1. Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan 2 macam serat
tekstil protein dengan tepat
2. Peserta didik diharapkan mampu menidentifikasi serat wol dengan
tepat
3. Peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi serat sutera
dengan tepat
4. Peserta didik diharapkan mampu Membandingkan sifat serat
sutera dan serat wol dengan tepat
5. Peserta didik diharapkan mampu Membandingkan bentuk serat
sutera dan serat wol dengan tepat
6. Melakukan pengujian pembakaran, peserta didik secara
berkelompok mampu membuktikan serat sutera asli dan serat sutera
palsu dengan tepat
7. Melakukan pengujian pembakaran, peserta didik secara
berkelompok mampu membuktikan serat wol asli dan serat wol palsu
dengan tepat

5|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.2 Menganalisis serat tekstil dari 3.2.1 Menjelaskan 2 macam serat
protein protein (C2)
3.2.2 Menidentifikasi serat Wol
3.2.3 Mengidentifikasi serat sutra
3.2.4 Membandingkan sifat serat
sutera dan serat wol (C5)
3.2.5 Membandingkan bentuk
serat sutera dan serat wol
(C5)

4.2 Menyajikan hasil pemeriksaan 4.2.1 Mendemonstrasikan


serat protein pembuktian serat sutera asli
dan serat sutera palsu
4.2.2 Mendemonstrasikan
pembuktian serat wol asli
dan serat wol palsu

6|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


CEK KEMAMPUAN
Pada tahap ini, anda diminta untuk membaca setiap pernyataan
pada kolom di bawah ini, setelah anda fahami , maka berilah tanda (v) pada setiap
pernyataan. Cek Kemampuan bertujuan memberikan informasi tentang materi
yang akan dipelajari serta mengukur sejauh mana kompetensi yang telah anda
kuasai. Berikan kepada guru setelah anda mengisi kolom seluruhnya.

ASPEK YANG DINILAI BELUM SUDAH


3.2.1 Menjelaskan 2 macam serat protein
(C2)
3.2.2 Menidentifikasi serat Wol
3.2.3 Mengidentifikasi serat sutra
3.2.4 Membandingkan sifat serat sutera
dan serat wol (C5)
3.2.5 Membandingkan bentuk serat
sutera dan serat wol (C5)
4.2.1 Mendemonstrasikan pembuktian
serat sutera asli dan serat sutera
palsu
4.2.2Mendemonstrasikan pembuktian
serat wol asli dan serat wol palsu

CATATAN PEMBIMBING:

KESIMPULAN:

7|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


BAB II PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Belajar
Kegiatan belajar pada modul ini meliputi:
1. Serat tekstil Protein
2. Serat wol
3. Serat sutera
a) Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, peserta didik dapat
mengemukakan dan mengindentifikasi penggolongan serat tekstil sesuai
asalnya.

b) Uraian Materi
Serat Tekstil Protein
A. Definisi
Serat Tekstil Protein adalah serat yang berasal dari hewan, seperti bulu-bulu atau
kepompong sutera. Sifat umum serat protein adalah sangat mudah menyerap air (hidroskopis)
disbanding serat kapas. Jika dilakukan pembakaran akan muncul bau seperti rambut terbakar dan
menimbulkan abu hitam rapuh mengarang berkerikil.
B. Macam-macam Serat Protein
1. Wol
2. Sutera

1. Serat Wol
Wol adalah serat yang berasal dari biri-biri. Jenis biri-biri sangat menentukan hasil
wol, seperti ukuran diameter dan panjangnya. Selain itu berpengaruh pula
terhadap kekuatan, kekilauan, keriting, warna, dan kotoran pada serat wol. Serat
wol terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu serat wol halus, sedang dan kasar.
a. Wol Halus
Wol halus, bersifat halus, lembut, kuat, elastik dan keriting sehingga dapat dibuat
menjadi benang yang halus. Jenis biri-biri wol halus ialah: Merino Spanyol, Merino
Jerman, Merino Prancis, Merino Australia, Merino Afrika Selatan, Merino Amerika
Serikat, dan Merino Amerika Selatan.

8|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


b. Wol Sedang
Wol ini dihasilkan oleh biri-biri asal Inggris. Wolnya lebih kasar, lebih pendek dan
lebih berkilau dibanding wol halus. Wol halus didapat dari dua jenis wol yaitu wol
Inggris, wol luster dan wol Crossbed.
Wol luster
Wol luster adalah jenis wol yang dihasilkan dari bulu domba jenis Lincoln, dan
Leicester, serat wol yang dihasilkan dari jenis domba ini umumnya panjang, kuat,
berkilau dapat dipintal menjadi benang sehingga dapat dipergunakan untuk bahan
yang kuat dan tahan gosok.
c. Wol Kasar
Kebanyakan dihasilkan oleh biri-biri yang hidup secara primitif. Berasal dari Asia
terutama daerah Timur Tengah, India dan Pakistan, yang berekor gemuk dan
lebar. Wol kasar memiliki warna yang bervariasi dari putih sampai hitam, yang
terdiri dari rambut panjang di bagian luar dan wol halus di bagian dalam. Ada juga
domba yang berekor panjang dan kecil seperti domba Scottis Blackfaca. Warna
bulunya bervariasi dari hitam sampai putih, bagian luar hitam dan panjang bagian
dalamnya halus.

https://sinauternak.com/mengenal-domba-merino/
domba merino
gambar 1.1

9|pengetahuan bahan tekstil - serat protein


http://area-peternakan.blogspot.com/2010/12/domba-lincoln-domba-terbesar-di-dunia.html
domba Lincoln 1.12

http://bib.ge/sheep/pictures.php?id=578
domba Scottis Black face
gambar 1.2

10 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Selain penggolongan di atas, wol juga dapat digolongkan berdasarkan cara perolehannya, yaitu
dengan cara mencukur disebut wol cukur (fleece wool) dan mencabut disebut wol cabut (pulled
woll).
a. Wol cukur (fleece wool), diperoleh dari pencukuran biri-biri, dikerjakan secara musiman
yang biasanya dilakukan pada awal musim semi. Pencukuran bisa dilakukan dengan alat
cukur tangan atau mesin. Hasil pencukuran tiap tahun tergantung pada jenis biri-biri dan
kondisi peternakannya. Daerah wol yang baik pada umumnya di bagian belakang dekat
kepala.
b. Wol cabut (pulled wool), diperoleh dari pencabutan kuli biri-biri yang telah disembelih.
Proses industri ini mengambil daging dan bulubiri-biri. Pemisahan serat dilakukan dengan
proses sebagai berikut:
berikut:
1. Bulu direndam di dalam air selama 3 hari.
2. Kotoran-kotoran yang menempel dihilangkan, kotoran yang berupa zat padat
dihilangkan dengan cara mekanik. Mesin menggerakkan kulit biri-biri dengan keras
pada rol-rol yang beralur dan berputar, dan pada saat yang sama disemprotkan air
agar kotorannya terlepas.
3. Pelunakan akar dilakukan dengan cara menggantung kulit biri-biri selama 4-8 hari
dalam ruangan yang suhu kelembabannya telah diatur. Atau dengan cara
mengoleskan Natrium Sulfida dalamclarutan kapur pada bagian dalam kulit.

4. Pencabutan dilakukan dengan tangan atau dengan bantuan pisau.


5. Pemasakan dilakukan dengan cara yang sama seperti pada wol

C. STUKTUR MORFOLOGI WOL


Serat wol terdiri dari kutikula di lapisan luar dan
korteks di bagian dalam. Sering terdapat medula di
bagian tengah, terutama pada serat wol kasar.
Tiap–tiap bagian terbentuk
dari lapisan sel yang berbeda.

Kutikula merupakan lapisan sel-sel yang pipih yang


disebut sisik, menumpuk seperti genteng pada atap
di sepanjang serat. korteks di tutupi oleh sisik,
sedangkan medulla merupakan sel kosong
disepanjang sumbu serat. Gambar 1.3 bentuk serat wol
D. BENTUK SERAT WOL
Diameter rata-rata serat wol berkisar 16-17 mikron. Dipandang dari segi teknologi,
diameter rata-rata serat merupakan faktor yang penting dalam penentuan grade. Sifat
benang dan kain terutama tergantung pada diameter rata-rata serat. Variasi diameter

11 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
benang juga berpengaruh pada kerataan benang sampai batas-batas tertentu. Bentuk
penampang melintang serat wol bervariasi dari bulat sampai lonjong. Keriting serat wol
berhubungan langsung dengan kehalusan serat atau diameter serat. Keriting serat sukar
dihitung dan diukur karena bentuknya tidak teratur dan kecilnya gaya yang diperlukan
untuk meluruskan serat. Panjang stapel wol halus berkisar antara 3,75–10 cm, wol sedang
5 -10 cm, dan wol panjang 12,5–35 cm.

bentuk penampang membujur serat wol bentuk penampang melintang serat wol
gambar 1.4 gambar 1.5

E. KOMPOSISI SERAT WOL

Jenis Berat kering Air (%) Lilin (%) Keringat (%) Debu dan
wol (%) kotoran (%)
Merino 49 10 16 6 19
Cross bred 61 12 11 8 8
Wol cabut 63 9 16 1 11

F. SIFAT SERAT WOL


1. Sifat fisika
a. Kilau serat wol bervariasi, tergantung pada susunan permukaan serat, ukuran serat,
serat gelombang, atau keriting.
b. Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2–1,7 gram/denier dengan
mulur 30–40 %.
c. Semakin lambat penarikan semakin besar mulurnya.
d. Mulur sangat bergantung pada kadar kelembaban dan kecepatan tarik, semakin
lambat penarikan, makin besar mulutnya.
2. Sifat kimia
a. Menggelembung 10% dalam air dingin atau hangat;
b. Dapat bereaksi dengan asam kuat atau asam lemah;
c. Tidak larut oleh asam kuat atau asam lemah.
d. Menggelembung kira–kira 3% dalam asam khlorida pada PH=0,6;
e. Menggelembung kira–kira 18% dalam asam monokhlor asetat pada PH=0,6;

12 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
f. Menggelembung 50% dalam asam format 98%;
g. Mudah rusak dalam alkali;
h. Rusak oleh zat reduktor dan zat oksidator yaitu memutus ikatan sistina atau ikatan
disulfida;
i. Tahan terhadap jamur dan bakteri;
j. Dapat dicelup dengan zat warna asam, direk, dankrom.

G. PENGGUNAAN SERAT WOL


Wol banyak digunakan untuk bahan pakaian pria, wanita dan anak–anak. Wol juga
digunakan untuk keperluan alat-alat rumah tangga seperti karpet, kursi, tirai, selimut dan
lain-lain, dan untuk keperluan industri, seperti untuk piano, isolasi, sumbu lampu, dan
lain-lain.

2. Serat Sutera
Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptra. Serat
sutera yang berbentuk filamen dihasilkan oleh larva ulat sutera sewaktu membentuk
kepompong. Spesies utama dari ulat sutera yang dipelihara untuk menghasilkan serat adalah
bombyx mori. Proses produksi sutera dibagi menjadi dua bagian yaitu pembibitan yang
berhubungan dengan produksi kepompong dan penggulungan sutera yang berhubungan dengan
penguraian kepompong menjadi benang.

Macam serat sutera


1. Serat tusah
Sutra tussah adalah sutra yang dihasilkan oleh ulat sutra tusah yang terdapat di
daerah Cina. Ukurannya lebih besar dari Bombyx-mori dan makanannya daun pohon
oak. Dalam pembentukan kepompong ulat sutra tussah meninggalkan sebuah lubang.
Bila ulat tersebut berubah menjadi kupu-kupu dewasa, ia akan keluar dari kepompong
melalui lubang tersebut dengan tidak merusak filamennya. Sutra tusah lebih kasar
dari pada sutra bombyx-mori dan berwarna kecoklat-coklatan karena adanya tanin
dari daun oak yang dimakannya. Supaya filamen dapat digulung dari kepompongnya,
serisin harus dihilangkan seluruhnya dengan proses pemasakan dalam larutan
natrium karbonat. Yang termasuk dalam keluarga ulat sutra tusah adalah ulat sutra
yang terdapat di India yang menghasilkan sutra “eri”. Ulat sutra ini memakan daun
pohon jarak.

2. Serat anaphe
Ulat sutra anaphe terdapat di Afrika, terutama Afrika Barat. Ulat sutra ini hidup
mengelompok dan membuat sarang di mana masing–masing ulat membentuk
kepompong. Secara komersiil penggulungan sutra dari kepompong anaphe tidak
menguntungkan karena susunannya lebih kompleks dan mengandung banyak
kotoran.

13 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Bentuk serat sutera

Filamen sutra mentah terdiri dari dua serat fibroin yang terbungkus dalam serisin. Lebar
filamen tidak rata, bergaris– garis dan terdapat lipatan–lipatan. Penampang lintang setiap
filamen agak lonjong dan dua serat berbentuk segitiga terletak didalamnya dengan salah satu isi
dan masing–masing serat terletak berdekatan. Setelah serisin dihilangkan serat fibroin akan
tembus cahaya. Lebar seratnya rata–rata sepanjang serat (9–12 mikron) dengan permukaan
halus. Serat sutra tussah berwarna lebih gelap, lebih kasar, dengan diameter rata– rata 28
mikron, lebih kurang rata, dengan penampang membujur bergaris–garis. Penampang membujur
sutra anaphe bergaris–garis melintang pada jarak tertentu sepanjang serat. Penampang
melintang serat Bombyx-mori berbentuk segitiga dengan sudut-sudut yang membulat.
Penampang lintang tusah berbentuk pasak, sedangkan penampang melintang serat anaphe
berbentuk segitiga melengkung.

Penampang membujur Penampang melintang


sutra bombyx-mori sutra bombyx-mori
gambar 1.6 gambar 1.7

Gambar 1.8 gambar 1.9


Penampang membujur penampang melintang sutra anaphe
sutra anaphe

14 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Penampang membujur
sutra tussah
gambar 1.10

Penampang melintang
sutra tussah
gambar 1.11

Komposisi Serat Sutera

susunan Persen terhadap serat kering


Fibroin (serat) 76
Serisin (perekat) 22
Lilin 1,5
Garam-garam mineral 0,5
Note:
Serisin adalah protein albumin yang tidak larut dalam air, tetapi menjadi lunak dalam air panas
dan larrut dalam alkali lemah atau sabun.
Fibroin adalah protein yang tidak larut dalam alkali lemah dan sabun.

15 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Sifat Serat Sutera
a. Sifat fisika
1. Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim dan
makananya.
2. Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan mulur 20–25%.
Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4 gram/denier dengan mulur 25-30%.
3. Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika mulur lebih
dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang semula.
4. Sangat higroskopis
5. Moisture regain sutra mentah 11%, dan setelah serisinnya dihilangkan moisture
regainnya menjadi 10%.
6. Bunyi bergemreisik bila saling bergeser, sifat ini karena pengerjaan dalam larutan asam
encer yang mekanisme belum diketahui.
7. Berat jenis serat mentah 1,33 yang setelah serisinnya dihilangkan berat jenisnya menjadi
1,25.
8. Untuk mengimbangi berat serisin yang hilang sutra diberati dengan peredaman dalam
larutan garamgaram timah dalam asam, tetapi proses tersebut menyebabkan
kekuatannya berkurang dan mempercepat kerusakan oleh sinar matahari.

b. Sifat kimia
1. Pengaruh asam
Sutra tidak mudah rusak oleh larutan asam encer hangat, tetapi larut dengan cepat di dalam
asam
kuat. Pemasakan dengan asam mineral (asam khlorida) yang encer mengurangi kekuatan
sedangkan dengan asam lemah (asam cuka) justru membantu dalam pencelupan sutra.
2. Pengaruh alkali
Larutan kaustik soda pekat dan dingin dengan waktu singkat yang diikuti pencucian hanya sedikit
berpengaruh pada sutra. Pemanjangan waktu merusak sutra. Larutan yang encer akan
melarutkan sutra dengan cepat pada suhu mendidih.
3. Pengaruh oksidator
Sutra mudah diserang oleh zat–zat oksidator tetapi tahan terhadap serangga, jamur dan bakteri.
4. Pengaruh air
Pemanasan yang lama dalam air menyebabkan kilau dan kekuatan berkurang. Perubahan ini
menjadi lebih cepat apabila bila suhunya lebih dari 100°C.
5. Pengaruh sinar
Penyinaran yang lama dengan sinar matahari atau penyinaran yang pendek dengan sinar ultra
violet menyebabkan kekuatan berkurang.
6. Penggunaan serat sutra
Serat sutra digunakan untuk bahan pakaian dan keperluan rumah tangga.

16 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Penggunaan serat sutera
Karena sifat-sifat sutera yang sangat baik misalnya kekuatannya tinggi, daya serapnya tinggi,
pegangannya lembut, tahan kusut sifat menggantung baik, dan kenampakannya mewah, maka
bidang penggunaan sutera sangat luas, baik tekstil untuk pakaian maupun tekstil untuk rumah
tangga. Tetapi karena harganya mahal, penggunaannya terbatas, terutama untuk bahan pakaian
dengan mutu yang sangat tinggi misalnya pakaian wanita, kaos kaki wanita, sapu tangan, dasi,
dll.

17 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
c) Rangkuman

 Serat Protein adalah serat yang berasal dari hewan, seperti


bulu-bulu atau kepompong sutera
 Serat wol adalah Wol adalah serat yang berasal dari biri-biri
 Macam-macam serat wol adalah serat wol halus, serat wol
sedang, serat wol kasar
 Penggunaan serat wol Wol banyak digunakan untuk bahan
pakaian pria, wanita dan anak–anak. Wol juga digunakan untuk
keperluan alat-alat rumah tangga seperti karpet, kursi, tirai,
selimut dan lain-lain, dan untuk keperluan industri, seperti
untuk piano, isolasi, sumbu lampu, dan lain-lain.
 Serat sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga
yang disebut Lepidoptra
 Macam-macam serat sutra adalah serat sutera anaphe dan
serat sutera tusah
 Penggunaan serat sutera Karena sifat-sifat sutera yang sangat
baik misalnya kekuatannya tinggi, daya serapnya tinggi,
pegangannya lembut, tahan kusut sifat menggantung baik, dan
kenampakannya mewah, maka bidang penggunaan sutera
sangat luas, baik tekstil untuk pakaian maupun tekstil untuk
rumah tangga. Tetapi karena harganya mahal, penggunaannya
terbatas, terutama untuk bahan pakaian dengan mutu yang
sangat tinggi misalnya pakaian wanita, kaos kaki wanita, sapu
tangan, dasi, dll

18 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
d) Tugas
1. Membentuk kelompok, setiap kelompok tidak lebih dari 5 orang.
2. Amati skema penggolongan serat tekstil pada buku yang telah anda
terima.
3. Diskusikan dan lakukanlah uji pembakaran untuk mengetahui perbedaan serat protein
4. Presentasikan hasil diskusi dan uji pembakaran anda mengenai serat protein

e) Tes formatif
Petunjuk pengerjaan
1. Bacalah doa sebelum anda mulai mengerjakan soal soal dibawah ini.
2. Tuliskan indentitas anda sebelum mengerjakan soal pada lembar
jawaban yang telah disediakan.
3. Bacalah soal dibawah ini dengan seksama sampai anda benar benar
merasa sudah memahami.
4. Uraikan jawab anda dengan singkat dan jelas pada lembar jawaban
yang telah disediakan.

Soal uraian
1. Jelaskan apa itu serat protein dan terbagi berapa serat protein itu?
2. Jelaskan pengertian serat wol
3. Jelaskan pengertian serat sutera
4. Jelaskan perbedaan sifat fisika serat sutera dan serat wol
5. Jelaskan bentuk serat sutera dan serat wol

19 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
f) kunci jawaban
1. Serat Protein adalah serat yang berasal dari hewan, seperti bulu-bulu atau kepompong
sutera. Serat protein terbagi dua yaitu serat wol dan serat sutera
2. Serat wol adalah Wol adalah serat yang berasal dari biri-biri
3. Serat sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptra
4. sifat fisika serat wol
a. Kilau serat wol bervariasi, tergantung pada susunan permukaan serat, ukuran serat,
serat gelombang, atau keriting.
b. Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2–1,7 gram/denier dengan
mulur 30–40 %.
c. Semakin lambat penarikan semakin besar mulurnya.
d.Mulur sangat bergantung pada kadar kelembaban dan kecepatan tarik, semakin lambat
penarikan, makin besar mulutnya.
Sifat fisika serat sutera
1. Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim dan
makananya.
2. Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan mulur 20–25%.
Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4 gram/denier dengan mulur 25-30%.
3. Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika mulur lebih
dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang semula.
4. Sangat higroskopis
5. Moisture regain sutra mentah 11%, dan setelah serisinnya dihilangkan moisture
regainnya menjadi 10%.
6. Bunyi bergemreisik bila saling bergeser, sifat ini karena pengerjaan dalam larutan asam
encer yang mekanisme belum diketahui.
7. Berat jenis serat mentah 1,33 yang setelah serisinnya dihilangkan berat jenisnya
menjadi 1,25.
8. Untuk mengimbangi berat serisin yang hilang sutra diberati dengan peredaman dalam
larutan garamgaram timah dalam asam, tetapi proses tersebut menyebabkan
kekuatannya berkurang dan mempercepat kerusakan oleh sinar matahari.
5. BENTUK SERAT WOL
Diameter rata-rata serat wol berkisar 16-17 mikron. Dipandang dari segi teknologi,
diameter rata-rata serat merupakan faktor yang penting dalam penentuan grade. Sifat
benang dan kain terutama tergantung pada diameter rata-rata serat. Variasi diameter
benang juga berpengaruh pada kerataan benang sampai batas-batas tertentu. Bentuk
penampang melintang serat wol bervariasi dari bulat sampai lonjong. Keriting serat wol
berhubungan langsung dengan kehalusan serat atau diameter serat. Keriting serat sukar
dihitung dan diukur karena bentuknya tidak teratur dan kecilnya gaya yang diperlukan
untuk meluruskan serat. Panjang stapel wol halus berkisar antara 3,75–10 cm, wol sedang
5 -10 cm, dan wol panjang 12,5–35 cm.
BENTUK SERAT SUTERA

20 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
filamen sutra mentah terdiri dari dua serat fibroin yang terbungkus dalam serisin. Lebar
filamen tidak rata, bergaris– garis dan terdapat lipatan–lipatan. Penampang lintang setiap
filamen agak lonjong dan dua serat berbentuk segitiga terletak didalamnya dengan salah
satu isi dan masing–masing serat terletak berdekatan. Setelah serisin dihilangkan serat
fibroin akan tembus cahaya. Lebar seratnya rata–rata sepanjang serat (9–12 mikron)
dengan permukaan halus. Serat sutra tussah berwarna lebih gelap, lebih kasar, dengan
diameter rata– rata 28 mikron, lebih kurang rata, dengan penampang membujur
bergaris–garis. Penampang membujur sutra anaphe bergaris–garis melintang pada jarak
tertentu sepanjang serat. Penampang melintang serat Bombyx-mori berbentuk segitiga
dengan sudut-sudut yang membulat. Penampang lintang tusah berbentuk pasak,
sedangkan penampang melintang serat anaphe berbentuk segitiga melengkung.

g) lembar kerja

 Alat dan Bahan


1. Lilin atau lampu minyak dan korek api.
2. Gelas laboratorium 250 ml.
3. Sampel dari perca bahan tekstil berbagai jenis, atau benang.

 Langkah Kerja
1. Siapkan buku/kertas untuk mencatat hasil penelitian.
2. Siapkan perca bahan tekstil yang akan diteliti.
3. Cabut beberapa helai benang atau serat dari perca bahan tekstil kurang lebih 5
sampai 10 helai benang, putar atau plintir serat benang tersebut agar menyatu satau
sama lain hingga menjadi pilinan agar tidak terurai, dengan panjang 4-5 cm
4. Nyalakan api dan dekatkan gelas ketika membakar sampel. Jika serat terus
menyala selama uji pembakaran, segera rendam serat dan jari-jari anda dalam gelas
yang berisi air
5. Pegang sampel atau benang tekstil antara ibu jari dan jari telunjuk, dekatkan
sampel dengan api dari samping dengan perlahan-lahan hingga terbakar. Amati
apakah serat atau benang meleleh, menggulung atau terbakar mendadak .
6. Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, bila api segera
padam begitu dijatuhkan dari api maka segera diamati bau dari gas dari serat yang
terbakar seperti rambut terbakar, kertas terbakar atau seperti plastik terbakar
tergantung dari jenis bahan tekstil yang diteliti.
7. Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara dituip kemudian diamati bau
yang dikeluarkan serat tersebut.
8. Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak.
Kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut apakah menjadi
abu, berbentuk bundaran kecil mudah dihancurkan atau tetap mengeras saat ditekan
dengan jari-jari.

21 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
9. Mengulangi percobaan untuk semua serat yang tersedia.
 Data Pengamatan
nama serat hasil uji pembakaran deskripsi proses
pembakaran

 Kesimpulan
Buatlah kesimpulan berdasarkan table diatas

……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………

22 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
SELAMAT BEKERJA

23 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
BAB III EVALUASI
A. Kognitif skill
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban a,b, c, atau d yang dianggap
paling benar.
1. Yang termasuk serat protein adalah ,
a. Henep
b. Rayon viskosa
c. Wol
d. selulosa
2. Kutikula salah satu struktur serat wol yang posisinya berada dibagian,
a. Lapisan luar,
b. Dibagian dalam,
c. Di bagian tengah,
d. lapisan dalam
3. Negara penghasil wol terbanyak adalah,:
a. Filipina
b. Tiongkok
c. Australia
d. Indonesia
4. Wol luster adalah jenis wol yang dihasilkan dari bulu domba jenis
a. Merino betina dan jantan
b. lincoln, dan Leicester
c. Soutdown dan Rambouillet
d. Lincoln, dan merino
5. Ulat sutera tussah yang hidupnya liar dan menghasilkan sutera
a. Berkualitas sangat baik
b. Berkualitas baik
c. Kurang berkualitas
d. Tidak berkualitas sama sekali
6. Ulat sutra ini hidup mengelompok dan membuat sarang di mana masing–
masing ulat membentuk kepompong dan terdapat di afrika.
Ciri ciri diatas adalah ciri dari serat sutera
a. bombyx-mori
24 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
b. tussah
c. anaphe
d. murbei
7. Salah satu komponen dari serat sutera yang yang tidak larut dalam air,
tetapi menjadi lunak dalam air panas dan larut dalam alkali lemah atau
sabun adalah
a. fibroin
b. garam
c. mineral
d. serisin
8. Apa yang menjadi perbedaan antara serat sutera dan serat wol?
a. Serat wol tidak tahan dengan jamur sedangkan serat sutera tahan jamur
b. Sama sama mudah rusak di dalam larutan alkali
c. Serat wol tidak larut pada oleh asam kuat maupun lemah sedangkan serat
sutera mudah larut pada asam kuat
d. Serat sutera mudah rusak dibawah sinar matahari sedangkan serat wol
semakin kuat
9. Tahan terhadap jamur dan bakteri merupakan salah satu persamaan dari
serat… dan serat….
a. Serat sutera dan serat rosela
b. Serat asbes dan serat wol
c. Serat asbes dan serat rosela
d. Serat wol dan serat sutera
10. 1. Warna bervariasi dari putih, kuning, hijau dan coklat tergantung jenis iklim
dan makananya.
2. Dalam keadaan kering mempunyai kekuatan 4-14 gram/denier dengan
mulur 20–25%. Dalam keadaan basah mempunyai kekuatan 3,5–4
gram/denier dengan mulur 25-30%.
3. Serat sutra dapat kembali ke panjang semula setelah mulur 4%, tetapi jika
mulur lebih dari 4% pemulihannya lambat dan tidak akan kembali ke panjang
semula.
4. Sangat higroskopis
Berikut adalah ciri-ciri dari sifat sutera
a. Sifat kimia
b. Sifat asli
25 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
c. Sifat fisika
d. Sifat struktur

B. Psikomotor skill
Buatlah desain busana dengan menerapkan serat protein pada bagian dari
busananya!
C. Produk/ benda kerja sesuai dengan kriteria standart
Desain yang dipersyaratkan adalah berupa figure wanita dan pria dengan
ukuran 9 ½ tinggi kepala.
D. Batasan waktu yang telah ditetapkan
Waktu yang disediakan untuk membuat sebuah desain adalah 2x JP x 45
menit
E. Attitude skill
Attitude Skill merupakan penilaian kompetensi sikap yang dilakukan melalui
observasi yang mengacu pada skala penilaian (Kriteria penilaian) aspek aspek
yang diamati untuk evaluasi pada materi serat tekstil protein antara lain:
1. Tanggung jawab
2. Disiplin
3. Jujur
4. Santun
5. Peduli

F. Kunci jawaban
1. c 6. c
2. a 7. d
3. c 8. c
4. b 9. d
5. c 10. c

26 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Penilaian Keterampilan (Unjuk Kerja)

Mata Pelajaran : pengetahuan bahan tekstil

Kelas / Semester : X / 1 ( Ganjil)

Tahun Pelajaran : 2020/2021

Materi Topik : serat tekstil protein

No Nama Siswa Indikator Penilaian Total Nilai


skor

denagn kain serat

keserasian desain
Kelengkapan alat

ketepatan waktu
wanita dan pria
proporsi tubuh

desain busana

tekstil protein

K3 desain dan
menerapkan

menerapkan

pewarnaan
dan bahan

Total look
Teknik

27 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
Rubrik Penilaian Keterampilan

No Indikator Rubrik Skor


1 Kelengkapan alat • Menyiapkan 8 alat dan bahan membuat desain 5
dan bahan busana rumah dengan lengkap ( pensil,
penghapus, kertas hvs, penggaris, pensil warna,
lem kertas, gunting kertas)
• Menyiapkan 6 alat dan bahan membuat desain 4
busana rumah ( pensil, penghapus, kertas hvs,
penggaris, pensil warna, lem kertas, gunting
kertas)
• Menyiapkan 4 alat dan bahan membuat desain
busana rumah ( pensil, penghapus, kertas hvs, 3
penggaris, pensil warna, lem kertas, gunting
kertas)
• Menyiapkan 2 alat dan bahan membuat desain
busana rumah ( pensil, penghapus, kertas hvs, 2
penggaris, pensil warna, lem kertas, gunting
kertas)
• Menyiapkan kurang dari 2 alat dan bahan
membuat desain busana rumah ( pensil, 1
penghapus, kertas hvs, penggaris, pensil warna,
lem kertas, gunting kertas)

2 Menerapkan • Menerapkan proporsi tubuh wanita dan pria 5


proporsi tubuh dengan tepat dan rapi
wanita dan pria • Menerapkan proporsi tubuh wanita dan pria 4
dengan tepat namun kurang rapi
• Menerapkan proporsi tubuh wanita dan pria 3
kurang tepat tapi cukup rapi
• Tidak menerapkan proporsi tubuh wanita dan 2
pria secara ilustrasi akan tetapi masih
proporsional 1
• Tidak menerapkan proporsi tubuh wanita dan
pria secara ilustrasi dan tidak rapi
3 Menerapkan • Serat tekstil protein pada desain terlihat
desain busana nyata sangat rapi, kreatif
dengan kain serat • Serat tekstil protein pada desain dibuat rapi,
tekstil protein kreatif
• Serat tekstil protein pada desain dibuat
cukup rapi, kreatif

28 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
• Serat tekstil protein pada desain dibuat
cukup rapi rapi, kreatif
• Serat tekstil protein pada desain dibuat tidak
rapi

4 Teknik pewarnaan • Menerapkan teknik pewarnaan dengan tepat 5


dan rapi
• Menerapkan teknik pewarnaan kurang tepat 4
tapi rapi
• Menerapkan teknik pewarnaan kurang tepat 3
dan kurang rapi
• Tidak menerapkan teknik pewarnaan dengan 2
tepat dan kurang rapi
• Tidak menerapkan teknik pewarnaan dengan 1
tepat dan tidak rapi
5 Total look • Total look desain bagus dan serasi, menerapkan 5
keserasian desain prinsip desain
• Total look desain cukup bagus dan serasi, 4
menerapkan prinsip desain
• Total look desain kurang bagus dan serasi, dan 3
menerapkan prinsip desain
• Total look desain kurang bagus dan serasi, dan 2
tidak menerapkan prinsip desain
• Total look desain tidak bagus dan serasi, dan 1
tidak menerapkan prinsip desain
6 K3 desain dan • Desain dikumpulkan dalam keadaan sangat bersih 5
ketepatan waktu dan tepat waktu
• Desain dikumpulkan dalam keadaan t bersih dan 4
tepat waktu
• Desain dikumpulkan dalam keadaan cukup bersih 3
dan tepat waktu
• Desain dikumpulkan dalam keadaan kurang bersih 2
dan tidak tepat waktu
• Desain dikumpulkan dalam keadaan tidak bersih 1
dan tidak tepat waktu

29 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL
SEKOLAH : SMK NEGERI…
KELAS/SEMESTER : X/GASAL
MATA PELAJARAN : PENGETAHUAN BAHAN TEKSTIL
KOMPETENSI DASAR : 3.2 Menganalisis serat tekstil dari protein
4.2 Menyajikan hasil pemeriksaan serat protein

ALOKASI WAKTU : 2 x 45 menit


INSTRUMEN PENILAIAN :
Petunjuk
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda ceklis sesuai dengan sesuai kondisi dan keadaan yang benarnya

No. Nama Rincian tugas kriteria


peserta Tanggung Disiplin Jujur Santun Peduli
didik jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.

Surabaya, ……….

Pengamat

30 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
TABEL RUBRIK PENSKORAN

No. Rincian tugas Skor dan Deskriptor


kriteria 1 2 3 4
1. Tanggung jawab Tidak berani Kadang Sering Selalu
menerima kadang menerima menerima
resiko atas berani resiko atas resiko atas
tindakan yang menerima tindakan yang tindakan yang
dilakukan resiko atas dilakukan dilakukan
tindakan yang
dilakukan
2. Disiplin Tidak Kadang Mengerjakan Mengerjakan
mengerjakan kadang tugas serat tugas serat
tugas serat mengerjakan tekstil protein tekstil protein
tekstil protein tugas serat sesuai dengan benar
dan sering tekstil protein dengan dan selalu
meninggalkan dan sering ketentuan menghadiri
kelas meninggalkan kelas
kelas
3. Jujur Selalu Kadang- Tidak Tidak pernah
mencontek kadang mencontek mncontek
tugas serat mencontek tugas serat tugas serat
tekstil protein tugas serat tekstil protein tekstil protein
tekstil protein
4. Santun Tidak pernah Kadang – sering Selalu
mengucapkan kadang mengucapkan mengucapkan
salam kepada mengucapkan salam kepada salam kepada
guru dan salam kepada guru dan guru dan
teman guru dan teman teman
teman
5. Peduli Tidak pernah Kadang- Sering Selalu
membantu kadang membantu membantu
teman yang membantu teman yang teman yang
kesulitan teman yang kesulitan kesulitan
kesulitan

31 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Suliyanthini, Dewi. 2016. ILMU TEKSTIL. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.


Istinharoh. 2013. Pengantar Ilmu Tekstil 1. Jakarta. BSE (modul)
Supandi dkk., (2009), Pengetahuan Tekstil, (Rangkuman Kuliah), PKK FPTK UPI, Bandung
Masyhariati, Lily. 2013. Tekstil I. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

32 | p e n g e t a h u a n b a h a n t e k s t i l - s e r a t p r o t e i n

Anda mungkin juga menyukai