Anda di halaman 1dari 14

proses globalisasi ditentukan oleh produktivitas dan efisiensi di dalam

berproduksi­ Modal penggeraknya adalah dana dan penguasaan teknologi


SDM yang andal­ SDM yang andal tidak hanya menguasai iptek, tetapi juga
warga negara yang baik dalam bermasyarakat dan bernegara­ Selanjutnya,
Bab tatanan ekonomi dunia yang mengalami proses perubahan yang cepat dan

1 PENDAHULUAN mendasar, terutama sebagai akibat globalisasi ekonomi yang semakin


meluas dan perkembangan teknologi yang semakin pesat­ Kemajuan
pesat di bidang teknologi menyebabkan kekuatan daya saing suatu negara
yang berbasis pada keunggulan komparatif dengan mengandalkan
kekayaan sumber alam dan tenaga kerja yang berlimpah, cenderung
tidak lagi menjadi andalan­ Bersamaan dengan itu, ketersediaan sumber
daya alam, baik dalam jenis dan jumlah maupun mutunya juga semakin
berkurang­ Demikian pula, sumber pendanaan bagi keperluan investasi
akan semakin langka­ Sumber daya manusia semakin menentukan dalam
memenangkan persaingan dibandingkan dengan sumber daya lainnya­
Dalam perkembangan demikian, tantangan masa mendatang adalah
mengupayakan daya saing dan keunggulan kompetitif yang mengandalkan
ertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa tidak hanya
P bergantung pada pertumbuhan ekonomi atau kestabilan politik,
tetapi sebagian besar terletak pada kemampuan dan kemauan
serta semangat sumber daya manusia sebagai aset utama dan terbesar
keterampilan dan kreativitas SDM, kemampuan teknologi, dan kemampuan
manajemen dengan tetap memanfaatkan keunggulan komparatif yang
telah dimiliki­
dalam mengembangkan potensi bangsa­ Semua sadar bahwa mereka yang Uraian di atas sekadar menunjukkan betapa besar tantangan yang
hidup pada masa sekarang selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik harus dihadapi sekarang dan masa depan, serta betapa penting peran
dari hari kemarin­ Padahal, kehidupan masa sekarang merupakan hari pendidikan tinggi dalam menghasilkan lulusan yang profesional, andal,
kemarin bagi mereka yang hidup pada masa yang akan datang­ Keadaan serta berkemampuan tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas
masa depan tidak mudah diramal, tetapi dapat dipastikan bahwa ilmu dan efisiensi dalam berproduksi agar industri di Indonesia berdaya saing
pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan sumber penggerak utama tinggi­
pertumbuhan ekonomi dan kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan kewirausahaan
besar negara dunia­ (entrepreneurship ) sangat penting bagi mahasiswa­ Hal tersebut men-
Iptek dan perkembangannya akan menghasilkan hal-hal yang baru dorong munculnya beragam kesempatan berusaha dalam era per-
dengan laju yang pesat, baik berupa barang maupun jasa; layanan kembangan teknologi tinggi­ Berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi baru tata cara kegiatan ekonomi­ Pengaruh tersebut akan program-program komputer yang canggih telah mendorong tumbuh-
mendunia, melewati batas-batas negara yang meliputi berbagai segi nya kesempatan kerja lokal yang semakin beragam­ Perkembangan baru

Pustaka Setia
kehidupan­ Dalam bidang ekonomi, pasar yang semakin terbuka dan bebas dalam industri jasa seperti konsultan komputer, manajemen, periklanan,
yang menyebabkan arus barang dan jasa serta tenaga kerja akan melintas dan kepariwisataan juga terus berkembang secara meluas sebagai sektor
batas negara tanpa hambatan­ Keadaan ini merupakan tantangan sekaligus penunjang industri­
peluang bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara, yang di Indonesia
adalah PJP II, sebagai titik berat pembangunan nasional yang seiring
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)­ Manfaat dari

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 17 18 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat
A. Pentingnya Minat Berwirausaha sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain
sifat agresif, ekspansif, suka bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber
1. Wirausaha sebagai Potensi Pembangunan penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan
Semakin maju suatu negara dan semakin banyak orang yang terdidik, sebagainya­ Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk
dunia wirausaha semakin dirasakan penting­ Hal ini karena pembangunan yang tidak tertarik­ Mereka tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni
akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan yang andal­ bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak-anaknya untuk
Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah menjadi pegawai negeri, apalagi jika anaknya sudah lulus perguruan tinggi­
maupun dalam mutu wirausaha tersebut­ Saat ini, kita menghadapi Mereka mengatakan, “Untuk apa sekolah tinggi, jika hanya menjadi pe-
kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan dagang­“ Pandangan ini sudah tertanam kuat di lubuk hati sebagian besar
mutunya belum sepenuhnya baik, sehingga persoalan pembangunan rakyat kita, sejak zaman penjajahan Belanda sampai beberapa dekade masa
wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya kemerdekaan­
pembangunan­ Adapun manfaat wirausaha secara lebih terperinci, antara Landasan filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak
lain: (1) menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat me- termotivasi terjun ke dunia bisnis­ Kita tertinggal jauh dari negara tetangga
ngurangi pengangguran; (2) sebagai generator pembangunan lingkungan, yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis­ Mereka me-
bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan ngembangkan bisnis besar-besaran mulai industri hulu sampai ke industri
sebagainya; (3) menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), per-
pribadi unggul yang patut dicontoh dan diteladani karena seorang wira- dagangan eceran besar (swalayan), eceran kecil (retail), eksportir, importir,
usaha adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain; dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditas­
(4) menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu Rasulullah SAW­ pernah ditanya oleh para sahabat, “Pekerjaan apakah
mem-perjuangkan lingkungan; (5) memberi bantuan kepada orang lain dan yang paling baik, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Seseorang bekerja
pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya; (6) mendidik karya- dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih ” (H­R­ Al-Bazzar)­
wannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi Jual beli yang bersih merupakan sebagian dari kegiatan profesi bisnis­
pekerjaan; (7) memberi contoh tentang cara bekerja keras, tanpa me- Selain itu, para ulama telah sepakat mengenai kebaikan pekerjaan dagang
lupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah SWT­; (8) hidup secara (jual beli), sebagai perkara yang telah dipraktikkan sejak zaman Nabi hingga
efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros; (9) memelihara keserasian masa kini­
lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan­
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW­ bersabda, “Pedagang yang jujur dan
Dari banyaknya manfaat wirausaha di atas, ada dua darma bakti tepercaya bersama-sama para Nabi, orang shadiqin, dan para syuhada ” (H­R­
wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu: (1) s ebagai pengusaha, Tirmidzi dan Hakim)­ Berdagang atau berbisnis harus dilandasi oleh
memberikan darma baktinya dalam melancarkan proses produksi, dis- kejujuran­ Apabila orang berbisnis tidak jujur, tunggulah kehancurannya­
tribusi, dan konsumsi­ Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, Apabila jujur, ia mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia
meningkatkan pendapatan masyarakat; (2) sebagai pejuang bangsa dalam duga sebelumnya­

Pustaka Setia
bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi keter-
Hal itulah yang mendorong para remaja mulai tertarik dan melirik
gantungan pada bangsa asing­ Sekalipun banyak darma bakti yang dapat
profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah­ Dengan latar
disumbangkan oleh wirausaha terhadap pembangunan bangsa, tidak
belakang profesi orangtua yang beragam, mereka mulai mengarahkan
banyak orang yang berminat menekuni profesi tersebut­ Hal ini disebabkan
pandangannya pada bidang bisnis­ Hal ini juga didorong oleh kondisi
latar belakang pandangan negatif dalam masyarakat terhadap profesi
persaingan di antara pencari kerja yang mulai ketat­ Lowongan pekerjaan
wirausaha­
mulai terasa sempit­

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 19 20 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


Orangtua sudah tidak berpandangan negatif lagi di dunia bisnis­ Para Wiraswastawan dihubungkan dengan istilah saudagar­ Walaupun sama
lulusan perguruan tinggi tidak lagi “malu” berdagang­ Bahkan, para artis artinya dalam bahasa Sanskerta, tetapi maknanya berlainan­ Wiraswasta
banyak terjun ke dunia “bisnis” perdagangan berbagai komoditas­ terdiri atas tiga kata, yaitu wira, swa, dan sta. Wira adalah manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani pahlawan/pendekar kemajuan,
2. Kebutuhan akan Wirausaha dan memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; sta artinya berdiri­
PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apa- Adapun saudagar terdiri atas dua suku kata, yaitu sau berarti seribu, dan
bila 2% dari jumlah penduduknya bergerak dalam bidang wirausaha­ dagar artinya akal­ Dengan demikian, saudagar berarti seribu akal (Taufik
Dengan demikian, jika negara kita berpenduduk 200 juta jiwa, wirausaha- Rashid, 1981)­
wannya lebih kurang sebanyak 4 juta­ Katakanlah jika kita hitung semua Daoed Yoesoef (1988) menyatakan bahwa seorang wiraswasta adalah
wirausahawan Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai perusahaan orang yang memenuhi kriteria berikut­
besar mencapai 3 juta, tentu bagian terbesarnya adalah kelompok kecil
(1) Memimpin usaha, baik secara teknis maupun ekonomis, dengan
yang belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya
berbagai aspek fungsional, seperti:
(kontinuitasnya)­
(a) memiliki dipandang dari sudut permodalan, mungkin secara
Siapa yang dapat digolongkan wirausahawan? Menurut J­A­ Schumpeter, penuh ( owner) atau secara bagian ( co-owner);
wirausahawan adalah seorang inovator, individu yang mempunyai
(b) mengurus dalam kapasitas sebagai penanggung jawab, sebagai
semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang
manajer;
lamban dan malas­ Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk
(c) menerima tantangan ketidakpastian dan mampu menanggung
mencari kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari lima hal, yaitu: (1)
risiko ekonomi yang sulit diukur secara kuantitatif dan kualitatif;
pengenalan barang dan jasa baru; (2) metode produksi baru; (3) sumber
(d) memelopori usaha baru, menerapkan kombinasi baru, menjadi
bahan mentah baru; (4) pasar-pasar baru; (5) organisasi industri baru­
wiraswasta sebagai pioner, tokoh yang dinamis, organisator,
Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ter-
koordinator;
nyata disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat
(e) penemu ( inovator), peniru (imitator ) dan yang berhubungan
sedang, berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya­ Inilah
dengan ini, penyalur memindahkan teknologi­
kunci keberhasilan pembangunan negara Jepang (Heidjrachman Ranu
Pandojo)­ (2) Memburu keuntungan dan manfaat secara maksimal­
Jika negara kita harus menyediakan 3 juta wirausahawan besar dan (3) Membawa usaha ke arah kemajuan, perluasan, perkembangan, me-
sedang, kita masih harus mencetak 30 juta wirausahawan kecil­ Ini adalah lalui jalan kepemimpinan ekonomi, untuk:
peluang besar yang menantang generasi muda untuk berkreasi­ Mengadu (a) kenaikan prestise;
keterampilan membina wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi (b) kebebasan, kekuasaan, dan kehormatan;
membangun negara­ (c) kontinuitas usaha­
Yang terakhir merupakan perbuatan yang didorong tidak hanya oleh

Pustaka Setia
3. Makna Wiraswasta dan Wirausaha motif ekonomi, tetapi juga oleh pertimbangan psikologis, sosiologis,
a. Wirausaha bahkan politis­ Fungsi dan cara yang dilakukan oleh seorang wiraswasta
Istilah wirausaha sering dipakai tumpang tindih dengan istilah wira- memberikan tipe kepribadian tertentu­ Dipandang dari sudut ini, ada lima
swasta­ Di dalam berbagai literatur, pengertian wiraswasta sama dengan tipe pokok wiraswasta­
wirausaha­ Demikian pula, penggunaan istilah wirausaha sama dengan (1) Wiraswasta sebagai orang vak, captain of industry, di suatu bidang
wiraswasta­ tertentu, yaitu ia membaktikan prestasi teknik dan mengadakan pe-

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 21 22 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


nemuan ataupun peniruan­ Perhatian utamanya adalah aspek teknik luhur, dan swasta yang digunakan untuk menyatakan pihak, bukan
dari usaha yang dijalankannya, sedangkan langganan diperoleh pemerintah, berarti kemampuan untuk berdiri (= sta) atas kekuatan sendiri
tidak secara disengaja, tetapi melalui mutu barang dan/atau mutu (= swa), jadi kemampuan untuk berdikari, otonom, berdaulat, atau merdeka
prestasinya­ lahir batin­
(2) Wiraswasta sebagai orang bisnis, yang terus-menerus secara tekun Dengan demikian , seorang wiraswasta adalah seorang usahawan yang
menganalisis kebutuhan dan selera masyarakat, menimbulkan ke- di samping mampu berusaha dalam bidang ekonomi dan niaga secara
butuhan baru melalui reklame­ Perhatian dan keprihatinan utamanya tepat guna (tepat dan berguna, efektif, dan efisien), juga berwatak mer-
adalah angka dan grafik penjualan serta barang (produksi) yang deka lahir batin serta berbudi luhur­ Gambaran ideal wiraswasta adalah
mempunyai prospek yang cerah­ orang yang dalam keadaan darurat tetap mampu berdiri di atas ke-
(3) Wiraswasta sebagai orang uang, yang mengumpulkan dan menyalur- mampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari kesulitan yang
kan dana, mendirikan berbagai perusahaan yang pada pokoknya dihadapinya, termasuk mengatasi kemiskinan tanpa bantuan instansi
bergerak di pasaran uang dan modal­ pemerintah atau instansi sosial­ Dalam keadaan yang biasa (tidak darurat)
(4) Wiraswasta sebagai social engineer, yaitu pengusaha yang berusaha pewiraswasta bahkan mampu menjadikan dirinya maju, kaya, berhasil
mengikat para pekerjanya melalui berbagai karya sosial ( welfare- lahir dan batin, karena mereka mempunyai kelebihan sebagai berikut­
works), baik atas pertimbangan moral maupun berdasarkan per- (1) Mengetahui keinginannya dengan merumuskan, merencanakan
hitungan zakelijk, yaitu mengelakkan kerugian yang diakibatkan upaya, dan menentukan program batas waktu untuk mencapainya­
pertukaran personel yang terlalu kerap dan cepat­ (2) Berpikir teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif­
(5) Wiraswasta sebagai manajer, yang memajukan usahanya dengan (3) Siap mental untuk menyerap dan menciptakan kesempatan serta
menggunakan pengetahuan bisnis modern dan memperhitungkan siap mental dan kompetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran
sepenuhnya asas efisiensi­ Di sini, usaha meraih keuntungan tidak lagi mengerjakan sesuatu yang positif­
sinonim dengan usaha mencapai pendapatan yang sebesar mungkin (4) Membiasakan diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah
bagi pengusaha, sebab alam pribadi pengusaha terpisah dari alam dalam setiap pekerjaan­
usahanya­ (5) Mempunyai daya penggerak diri yang selalu menimbulkan inisiatif­
Kewiraswastaan terdiri atas tiga bagian pokok yang tidak dapat (6) Mensyukuri dirinya, waktu, dan mensyukuri lingkungannya­
dipisahkan satu dengan lainnya, yaitu: (1) sikap mental wiraswasta; (2) (7) Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah­
kewaspadaan mental wiraswasta; (3) keahlian dan keterampilan wira- (8) Memajukan lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain
swasta­ Bagian ke-3 telah banyak didapatkan dari pendidikan di sekolah-
dapat menolong dirinya sendiri­
sekolah yang ada­ Akan tetapi, bagian ke-1 dan ke-2 masih memerlukan
(9) Membiasakan membangun disiplin diri, bersedia menabung, dan
banyak waktu dan pemikiran untuk mengembangkannya­ Khusus untuk
membuat anggaran waktu dan uang­
masyarakat pedesaan, yang tingkat pendidikan formalnya hanya rata-rata
(10) Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan, dan pengalaman
sampai dengan Sekolah Dasar, pendidikan kewiraswastaan harus secara
pahit­
penuh diberikan untuk tiga unsur di atas­ Dorongan untuk memajukan

Pustaka Setia
wiraswasta adalah seperti sebuah mobil yang tidak mempunyai dinamo­ (11) Menguasai salesmanship (kemampuan jual), memiliki kepemimpinan,
Apabila mobil didorong, akan berjalan­ Akan tetapi, begitu berhenti dan kemampuan memperhitungkan risiko­
didorong, mobil pun berhenti­ Bukankah yang kita perlukan dinamo? (12) Mereka berwatak maju dan cerdik, serta percaya kepada diri sendiri­
Dinamo yang dimaksudkan adalah daya penggerak diri­ (13) Mampu memusatkan perhatian terhadap setiap tujuannya­
Moh­ Said Reksohadiprodjo (1998) menyatakan bahwa istilah wira- (14) Berkepribadian yang menarik, memahami seni berbicara dan seni
swasta berasal dari kata wira atau prawira berarti yang bersifat mulia atau bergaul­

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 23 24 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


(15) Jujur, bertanggung jawab, ulet, tekun, dan terarah­ Menurut Savary, entrepreneur adalah orang yang membeli barang
(16) Memerhatikan kesehatan diri, tidak suka begadang, jangan menjadi dengan harga pasti, meskipun belum tahu harga guna ekonominya­
perokok berat, tidak minum alkohol, dan narkotik­ Selanjutnya, banyak penulis yang memberi arti berbeda-beda, antara
(17) Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki, rakus, dendam, takut disaingi, entrepreneur dan entrepreneurship ­
khawatir, dan ragu-ragu (hambatan yang dibuat sendiri)­ Entrepreneur adalah (1) orang yang menanggung risiko; (2) orang yang
(18) Tunduk dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk men- mengurus perusahaan; (3) orang yang memobilisasi dan mengalokasikan
dapatkan rida-Nya, beriman, dan memerhatikan hukum Allah, per- modal; (4) orang yang mencipta barang baru, dan sebagainya­ Sebagai
aturan dan hukum yang berlaku sebagai pedoman (Suparman contoh, di Amerika istilah entrepreneur digambarkan secara berbeda-
Sumahamijaya)­ beda­ Misalnya, entrepreneur atau enterprising man adalah orang yang:
Seorang wiraswasta adalah seseorang yang memiliki pribadi hebat, (1) mengambil risiko; (2) berani menghadapi ketidakpastian; (3) mem-
produktif, kreatif, melaksanakan kegiatan perencanaan bermula dari ide buat rencana kegiatan sendiri; (4) dengan semangat kebangsaan melaku-
sendiri, kemudian mengembangkan kegiatannya dengan menggunakan kan kebaktian dalam tugas; (5) menciptakan kegiatan usaha dan kegiatan
tenaga orang lain dan selalu berpegang pada nilai-nilai disiplin dan industri yang sebelumnya tidak ada­
kejujuran yang tinggi­ Dalam pandangan hikayat Amerika, entrepreneur digambarkan se-
Dengan demikian , ciri-ciri seorang wiraswasta adalah: (1) perilaku- bagai tokoh pahlawan yang membuka hutan, menaklukkan gunung,
nya terpuji, disiplin, jujur, tekun; (2) berani menanggung risiko dengan membendung sungai menciptakan dam, membangun masyarakat baru,
penuh perhitungan yang matang; (3) mempunyai daya kreasi, motivasi, menanjak dari orang yang tiada sampai menjadi orang berada yang
dan imajinasi; (4) hidup efisien, tidak boros, tidak pamer kekayaan kemudian membentuk bangsa Amerika sebagai bangsa baru­
(demonstration effect ); (5) mampu menarik orang lain, karyawan untuk Dalam kepustakaan bisnis, beberapa sarjana Amerika memberi
bekerja sama; (6) mampu menganalisis, melihat peluang­ arti entrepreneurship sebagai kegiatan individual atau kelompok yang
membuka usaha baru dengan maksud memperoleh keuntungan (laba),
b. Wirausaha
memelihara usaha dan membesarkannya, dalam bidang produksi atau
Berdasarkan uraian di atas dan dalam berbagai tulisan/literatur, tampak distribusi barang-barang ekonomi atau jasa­
adanya penggunaan istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wira-
Meskipun orang dapat memberi arti entrepreneur dan entrepreneur-
usaha­ Ada yang menyatakan bahwa wiraswasta merupakan pengganti
ship berbeda-beda, pendapat Schumpeter pada tahun 1912 masih banyak
istilah entrepreneur dan untuk istilah entrepreneur digunakan wirausaha,
diikuti oleh berbagai kalangan, yaitu sebagai berikut­
sedangkan untuk istilah entrepreneurship digunakan istilah kewirausahaan­
Padahal, istilah wiraswasta bukanlah pengganti istilah entrepreneur , apalagi Bagi Schumpeter, seorang entrepreneur tidak selalu seorang pe-
pengganti istilah pengusaha­ Jika diperhatikan perilaku entrepreneur di dagang ( businessman ) atau seorang manajer: ia ( entrepreneur ) adalah
negara Barat berbeda dengan perilaku wiraswasta di negara kita­ Ciri khas orang unik yang berpembawaan pengambil risiko dan yang mem-
entrepreneur Barat bersifat individualistis, kapitalis, dan persaingan tajam perkenalkan produk-produk inovatif dan teknologi baru ke dalam
dengan berusaha mematikan lawan dan ini berbeda dengan wiraswasta perekonomian­ Schumpeter memberikan dengan tegas antara proses

Pustaka Setia
Indonesia yang mengagungkan kebersamaan, menolong orang lain dengan invention dengan innovation ­ Hanya sedikit pengusaha ( businessman )
sistem anak asuh atau anak angkat bagi usaha-usaha kecil, dan memajukan yang dapat melihat ke depan dan inovatif yang dapat merasakan
lingkungan­ potensi invention baru dan memanfaatkannya­ Setelah pengenalan
innovation yang berhasil dari entrepreneur , pengusaha-pengusaha lain
Menurut Soehardi Sigit, kata entrepreneur secara tertulis diguna-
mengikutinya dan produk atau teknologi baru itu tersebar dalam
kan pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya, Kamus
kehidupan ekonomi­
Dagang.

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 25 26 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


Pandangan berwirausaha, saat ini tampaknya lebih maju dan me- 7­ Winners: “What an I do for them?”; losers: “What an they do for me?”
masuki sektor pemerintahan­ Pemerintah mulai menginginkan penge- Orang-orang yang sukses berkata, “Apa yang dapat saya berikan untuk
lolaan aset negara secara wirausaha­ Para pejabat dengan segala aparat- mereka?”; orang-orang yang gagal berkata, “Apa yang dapat mereka
nya harus bertindak sebagai wirausaha, memerhatikan aspek ekonomis, berikan untuk saya?”
untung/rugi dalam menjalankan, mengelola aset negara­ Pemerintah 8­ Winners are self-confident and never jealous of others; losers have
mulai mengurangi subsidi yang semakin lama terasa semakin merongrong inferiority complex and are always jealous of others.Orang-orang yang
keuangan negara­ Dengan demikian, istilah wirausaha berlaku pula di dalam sukses selalu percaya diri dan tidak pernah iri pada orang lain; orang-
jajaran pemerintahan­ orang yang gagal merasa rendah diri dan selalu iri pada orang lain­
Oleh karena itu , dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah sikap 9­ Winners are self-disciplined; losers self-indulgent.Orang-orang yang
mental yang berani menanggung risiko, berpikiran maju, berani berdiri di sukses berdisiplin diri; orang-orang yang gagal menurut kehendak
atas kaki sendiri­ Sikap mental inilah yang membawa seorang pengusaha hati­
untuk berkembang secara terus-menerus dalam jangka panjang­ Sikap
10­ Winners think “green”; losers think “red” Orang-orang
. sukses berpikir
mental ini perlu ditanamkan serta ditumbuhkembangkan dalam diri
jernih; orang-orang yang gagal berpikir ragu-ragu­
angkatan muda bangsa Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan
dengan bangsa lain di dunia­ 11­ Winners are positive; losers negative­ Orang-orang yang sukses berpikir
positif; orang-orang yang gagal bersikap negatif­
4. Prinsip-prinsip Wirausahawan dan Orang-orang Sukses 12­ Winners have time to think; losers are lazy to think.Orang-orang yang
Ada beberapa prinsip wirausahawan dan orang-orang sukses, di sukses giat berpikir; orang-orang yang gagal malas berpikir­
antaranya sebagai berikut­ 13­ Winners persevere desprite defeat; losers entertain defeat. Orang-orang
1­ Winners continue working while others have stopped; losers stop working yang sukses tekun berusaha walaupun gagal; orang-orang yang gagal
begor others­ Orang-orang yang sukses terus bekerja sebelum orang selalu mengingat kegagalan itu­
lain berhenti; orang-orang yang gagal berhenti sebelum orang lain­ 14­ Winner make thing happen, losers merely wait for it to happen.Orang-
2­ Winner regard “man” as highest and greatest value; losers as tools to orang yang sukses menciptakan kesempatan; orang-orang yang gagal
realize their goals­ Orang-orang yang sukses menempatkan sumber semata-mata menunggu kesempatan datang­
daya manusia sebagai nilai yang tertinggi; orang-orang yang gagal 15­ Winners think and act; losers act an think­ Orang-orang yang sukses
menganggap manusia hanya sebagai alat­ berpikir dahulu baru bertindak; orang-orang yang gagal bertindak
dahulu baru berpikir­
3­ Winners are far-sighted; losers short-sighted.Orang-orang yang sukses
berpandangan luas; orang-orang yang gagal berpandangan sempit­ 16­ Winners believe in themselves; losers put their trust in fate.
Orang-orang
yang sukses penuh percaya diri; orang-orang yang gagal mudah
4­ Winners serve problems; losers are dissolved by problem.Orang-orang
yang sukses memecahkan masalah; orang-orang yang gagal terbawa percaya pada nasib­
masalah­ 17­ Winners see light in darkness; losers see only darkness.
Orang-orang yang

Pustaka Setia
5­ Winners anticipate the unexpected; losers an never tolerate at unex- sukses melihat cahaya dalam kegelapan; orang-orang yang gagal
pected. Orang-orang yang sukses dapat mengatasi hal yang tidak hanya melihat kegelapan­
diharapkan; orang-orang yang gagal tidak mampu menggapai hal yang 18­ Winners are never embarrassed to seek others help; losers have second
tidak diharapkan­ thought seeking help. Orang-orang yang sukses tidak malu meminta
6­ Winner live their own life; losers other’s life
­ Orang-orang yang sukses pertolongan orang lain; orang-orang yang gagal malu meminta
hidup mandiri; orang-orang yang gagal bergantung kepada orang lain­ pertolongan­

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 27 28 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


19­ Winners are achieves; losers sustainers­ Orang-orang yang sukses selalu
berprestasi; orang-orang yang gagal bertopang dagu­ B. Kewirausahaan dan Perguruan Tinggi
20­ Winners hardly complain; losers always point their fingers at others for
1. Eksistensi Perguruan Tinggi
their failure­ Orang-orang yang sukses tidak pernah mengeluh; orang-
orang yang gagal menganggap orang lain sebagai penyebab­ Sebagai pusat pengembangan sains, teknologi, dan kebudayaan, per-
guruan tinggi (PT) memiliki kedudukan yang prestisius dalam kehidupan
21­ Winners work smartly hard; losers work blindly hard
­ Orang-orang yang
masyarakat­ Hal itu tentu tidak terlepas dari eksistensi PT yang merupakan
sukses cermat dalam bekerja; orang-orang yang gagal ceroboh­
subsistem kehidupan global dan sains universal yang berorientasi pada
22­ Winners are problems as a challenge; losers as a burden­ Orang-orang nilai-nilai intelektual dari kebudayaan mondial­
yang sukses menghadapi masalah sebagai tantangan; orang-orang
Sejalan dengan realitas tersebut, sampai saat ini perguruan tinggi
yang gagal menghadapi masalah sebagai beban­
menjadi tumpuan harapan bagi mahasiswa, orangtua, dan masyarakat untuk
23­ Winners transcend environment; losers are being controlled by environ- meraih masa depan gemilang­ Hal itu dapat dipahami karena fungsi
ment­ Orang-orang yang sukses mengendalikan lingkungannya; orang- perguruan tinggi yang strategis dalam mempersiapkan generasi muda
orang yang gagal dibatasi oleh lingkungan­ yang akan menguasai masa depan bangsa­ Untuk itu, perguruan tinggi
24­ Winners are self-acceptant and never make any comparison with others; melakukan berbagai upaya inkulturasi berupa ilmu, keterampilan, dan tata
losers always compare themselves with others­ Orang-orang yang nilai universal agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri sebagai
sukses tahu diri dan tidak selalu sama dengan orang lain; orang-orang garda depan bangsa­
yang gagal selalu membandingkan diri dengan orang lain­ Salah satu persoalan yang muncul kemudian adalah ketika ekspansi
25­ Winner have high regard for them-selves; losers look down upon them- perguruan tinggi berlebihan, sedangkan perkembangan ekonomi negara
selves. Orang-orang yang sukses tahu diri dan tidak selalu sama dengan berjalan lamban, terlebih pada tiga belas tahun terakhir ini ketika dunia
orang lain; orang-orang yang gagal selalu membandingkan diri dengan industri/usaha tidak sanggup menyerap lulusan perguruan tinggi dengan
orang lain­ jumlah yang sebanding­ Akibatnya, muncullah persoalan pengangguran
26­ Winners never quit; losers quit too soon and too readily.Orang-orang atau setengah pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi yang
yang sukses selalu bertahan; orang-orang yang gagal berhenti terlalu menjadi keprihatinan kita­ Sebab, hal itu dapat menjadi ganjalan bagi
awal­ stabilitas nasional kita, mengingat para lulusan perguruan tinggi tersebut
27­ Winners believe they can change, progress and improve; losers think memiliki potensi yang sangat berbeda dengan tenaga tidak terdidik­ Di
otherwise­ Orang-orang yang sukses percaya, dia dapat mengubah samping itu, berarti penyelenggaraan perguruan tinggi merupakan
dan memperbaiki sesuatu; orang-orang yang gagal berpikir sebalik- pemborosan investasi yang cukup mahal jika tidak ditemukan solusi yang
nya­ integralistik­
28­ Winners: “I can”; losers “I can’t
­ Orang-orang yang sukses berkata, “Saya Permasalahannya adalah bagaimana kontribusi perguruan tinggi dalam
bisa”; orang-orang yang gagal berkata, “Saya tidak bisa”­ membuka peluang kerja? Bagaimana eksistensi perguruan tinggi dalam
menumbuh-kembangkan dunia wirausaha? Itulah beberapa masalah yang

Pustaka Setia
29­ Winners consider problems as a stepping stone; losers as a stumbling
akan dikaji dalam pengantar buku ajar kewirausahaan ini­
block. Orang-orang yang sukses menanggapi setiap tantangan sebagai
loncatan kemajuan; orang-orang yang gagal menanggapinya sebagai
2. Akar Historis Perguruan Tinggi dan Dunia Industri
rintangan­
Berdasarkan kacamata sosiologis, persoalan yang muncul berkaitan
30­ Winners are non-conformists; losers conformist­ Orang-orang yang
dengan keengganan para mahasiswa untuk menjadi pengusaha berawal
sukses berpendirian teguh, orang-orang yang gagal mudah goyah­
dari ide dasar pendidikan yang mengandaikan seseorang untuk mem-

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 29 30 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


peroleh status sosial dan penghasilan yang lebih besar pada sektor perguruan tinggi berpegang pada filsafat ivory tower yang berkutat pada
ekonomi karena pendidikan tinggi yang diperolehnya­ Hal itu tidak terlepas pemikiran abstrak sebagai bagian dari pendidikan tinggi­ Dalam filsafatnya
dari eksistensi perguruan tinggi yang merupakan kunci mobilitas vertikal yang baru, perguruan tinggi berupaya untuk menjadi motor pembangunan,
dan jaminan status bagi kelompok sosial di masyarakat­ Oleh karena agent of change dalam upaya meningkatkan harkat kemanusiaannya­ Hal itu
itu, bermunculan perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi sesuai dengan perumusan tugas perguruan tinggi yang dikemukakan oleh
swasta (PTS) di kota-kota besar dan daerah berdasarkan ciri-ciri kelompok World Association of Universities
, bahwa tanggung jawab perguruan tinggi
masyarakat kita yang beragam­ Jadi, masalahnya yang semula ideologis, adalah membentuk kemampuan untuk memecahkan masalah manusiawi
yaitu demokratisasi ekonomi, berubah menjadi sosiologis, yaitu peme- dan menolong manusia untuk membentuk kehidupan dunia yang lebih
nuhan keinginan masyarakat­ Pada tahapan berikutnya, perguruan tinggi baik­
diintervensi oleh kekuasaan yang bersifat ekonomis dan menimbulkan Dengan lebih operasional, Daniel Bell menyebut fungsi perguruan
persoalan yang lebih luas, baik ekonomi, sosial, politik maupun budaya­ tinggi, antara lain: (1) memelihara tradisi kebudayaan (Barat); (2) mencari
Secara historis, perguruan tinggi di Indonesia yang dikenal sekarang kebenaran penelitian melalui penemuan dan scholarship; (3) melatih
tidak memiliki akar kultural di Indonesia­ Perguruan tinggi meminjam sebanyak mungkin kaum profesional di bidang-bidang tertentu; (4)
istilah Umar Kayam (1989) merupakan lembaga produk asing (Barat) menerapkan pengetahuan untuk kepentingan masyarakat­ Demikianlah,
dengan seperangkat informasi, sains, dan nilai asing pula­ Pada mulanya, perubahan orientasi sekaligus fungsi perguruan tinggi sesungguhnya telah
perguruan tinggi berpusat di biara-biara dan inti ilmunya adalah agama meninggalkan pola berpikir yang intelektualistis dominasi positivisme dari
dan filsafat dengan biarawan sebagai pengajar dan calon rohaniwan semangat aufklarung dan evolusi pendidikan kemudian berbelok menjadi
sebagai mahasiswanya­ Lambat laun, perguruan tinggi terbuka untuk chield oriented dan community oriented (lihat Sumianto dkk­, 1989)­
umum dan beralih menjadi Studium generale yang berkembang meng- Adapun perguruan tinggi di Indonesia merupakan transplatated
ikuti dua model­ Pola pertama yang berkembang di Italia merupakan institution, lembaga cangkokan kebudayaan Barat yang dibawa ke Indonesia
perguruan tinggi Studiosorum, yaitu intinya mahasiswa berkumpul dan oleh Belanda dengan maksud mempersiapkan tenaga kerja bagi ke-
mencari sesuatu yang diperlukan­ Adapun pola kedua berkembang di pentingan kolonial­ Perguruan tinggi yang semula hanya bersifat elitis,
Prancis dengan pola unit perguruan tinggi Magistrorum, yaitu guru ber- kini tidak dapat dipertahankan lagi­ Perguruan tinggi kini membuka
kumpul memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar­ Pola diri seluas-luasnya bagi generasi muda untuk memperoleh pendidikan
kedua itulah yang kemudian menyebar ke seluruh dunia hingga saat itu­ di dalamnya karena ide demokratisasi pendidikan yang dianut­ Secara
Sejak awal berdirinya, perguruan tinggi sudah dihadapkan pada dua eksplisit, fungsi perguruan tinggi di Indonesia dirumuskan dalam Tri
kutub yang saling bertentangan­ Pertama, anglo system, karena pengaruh Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kaum industriwan Inggris dan Amerika, dan telah merumuskan kurikulum- pada masyarakat­ Adapun orientasinya tertera dalam GBHN dan Undang-
nya hingga selaras dengan kebutuhan masyarakat, yaitu kebutuhan industri Undang No­ 20 tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas),
(baca: lapangan kerja)­ Kedua, continental system yang lebih menekankan yaitu untuk mendukung pembangunan manusia Indonesia secara kompre-
pada masalah-masalah penelitian dan pemahaman ilmu, tanpa meme- hensif­
dulikan perkembangan masyarakat industri (Zahir, 1978)­ Di Indonesia,

Pustaka Setia
sistem pertama itulah yang banyak dianut, meskipun sistem kedua juga 3. Polarisasi Perguruan Tinggi dalam Ideologi Ekonomi
digunakan­ Pada era global yang penuh dengan persaingan ketat, perguruan
Lalu, seberapa jauh perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk ke- tinggi dituntut untuk memiliki kualitas yang unggul­ Jika pada masa lalu,
pentingan masyarakat sesuai dengan kondisi dan materi yang dimilikinya? masalah kualitas perguruan tinggi sebagai gejala di negara berkembang,
Adalah realitas bahwa perguruan tinggi melihat dirinya perlu berinteraksi para ahli menyadari bahwa di negara maju pun, kemerosotan kualitas
dengan lingkungannya merupakan filsafat yang relatif baru­ Sebelumnya perguruan tinggi tidak dapat dihindari­ Penyebabnya begitu kompleks,

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 31 32 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


antara lain resesi ekonomi, relevansi kurikulum perguruan tinggi dengan rakat yang mengekang dan memperbudak manusia­ Timbullah gagasan-
realitas sosial, keterlibatan perguruan tinggi dengan realitas sosial eko- gagasan Ivan Illich dengan de schooling sociaty dan Paulo Freire (1987)
nomi, dunia industri, dominasi birokrasi, gerakan mahasiswa yang tidak dengan paedagogy of the oppresed yang sangat populer­
murni (dikotori oleh hal-hal di luar idealisme, ditumpangi pihak lain), dan
lain-lain­
Adapun masalah yang berkaitan dengan lapangan kerja adalah realitas C. Meretas Jiwa Wirausaha Melalui Pendidikan Tinggi
sosial bahwa perguruan tinggi telah begitu dirasuki oleh pemikiran-
Para pakar ekonomi dan intelektual pada umumnya mengakui bahwa
pemikiran ekonomi, walaupun secara historis merupakan lembaga
perguruan tinggi sangat potensial dan memiliki kompetensi besar dalam
pendidikan­ Pikiran pokok dari “industri pendidikan” bahwa perguruan
pemberdayaan ekonomi masyarakat­ Peran perguruan tinggi dalam
tinggi merupakan dasar pertumbuhan ekonomi karena lembaga itulah
pembangunan tidak hanya mendidik generasi muda terpelajar dalam
yang menghasilkan pengetahuan know-how untuk kemajuan industri
menyiapkan dirinya menjadi manusia pembangunan dan mengkaji serta
dan tenaga kerja yang siap pakai guna menjalankan roda ekonomi (Vaizey,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni (ipteks) yang sesuai dengan
1974)­ Begitu besar pengaruh pandangan itu sehingga negara-negara
kebutuhan masyarakat­ Perguruan tinggi juga harus menjamin bahwa
berkembang begitu percaya pada keampuhan pendidikan formal itu
ipteks sampai kepada masyarakat dan dapat dimanfaatkan sebagaimana
dengan asumsi “semakin banyak pendidikan, semakin cepat akselerasi
mestinya­
pembangunan berlangsung”­
Ipteks hanya memiliki makna jika dapat diterima dan dimanfaatkan
Berdasarkan asumsi itu, tidak mengherankan jika banyak kajian
secara luas oleh masyarakat yang memerlukan untuk meningkatkan
tentang perguruan tinggi berkutat pada dua proses ekonomi yang funda-
kesejahteraannya­ Oleh karena itu, perguruan tinggi harus dapat meyakin-
mental, yaitu: (1) interaksi antara permintaan yang bermotivasi ekononomi
kan dirinya melalui berbagai kegiatan Tri Dharmanya bahwa ipteks
dan penawaran yang berelasi politis dalam menentukan berapa banyak
yang dikembangkannya relevan, dapat diterima, dan dimanfaatkan oleh
sekolah akan didirikan; (2) pentingnya perbedaan antara manfaat sosial
masyarakat dalam pembangunan termasuk dunia industri­
dan pribadi serta biaya dari berbagai tingkat pendidikan (Todaro, 1987)­
Dengan perspektif demikian, dapat dilihat betapa tuntutan kualitas
1. Eksistensi Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Ekonomi
perguruan tinggi selalu dihubungkan dengan tuntutan pasaran kerja, yang
merefleksikan betapa perguruan tinggi dikuasai oleh mainstrem ekonomi Eksistensi perguruan tinggi dalam pemberdayaan ekonomi masya-
untuk berperan sebagai “pabrik tenaga kerja” yang akan dilempar ke pasar rakat dan pengembangan jiwa kewirausahaan mahasiswa dapat terjadi
kerja­ Demikianlah perspektif ekonomi mendominasi dunia perguruan jika perguruan tinggi memiliki komitmen dan kemampuan serta diberi
tinggi, yang berasumsi bahwa pendidikan merupakan salah satu kunci dari peluang untuk berpartisipasi dalam kegiatan perekonomian­ Peluang itu
pembangunan ekonomi­ Hal tersebut memunculkan kritik dari para pakar, tercermin dalam seberapa jauh peran Tridharma Perguruan Tinggi dalam
yang antara lain menyatakan bahwa pendidikan formal telah berubah dari pemberdayaan ekonomi melalui ipteks yang dimiliki dan dikembang-
esensi hakikatnya semula­ Perguruan tinggi telah berubah menjadi the kannya­ Peluang itu dapat dilaksanakan melalui kegiatan intra dan
alienation machine menghasilkan lost people yang tercerabut dari akar ekstrakurikuler­

Pustaka Setia
kulturalnya­ Pendidikan hanya menghasilkan kaum elite yang disoriented Dalam konteks pemberdayaan ekonomi, perguruan tinggi diharapkan
yang menghasilkan kemiskinan di kalangan mayoritas (Harrison, 1979)­ dapat memainkan peran sebagai produsen tenaga kerja berkualitas,
Dalam upaya mengantisipasi realitas itu, tidak mengherankan jika mengingat lulusan perguruan tinggi (sarjana) sangat potensial untuk duduk
muncul pemikiran yang menentang industrialisasi yang kemudian berubah pada hierarki kepemimpinan dan manajemen pada masing-masing sektor­
menjadi gerakan ideologikal yang menentang pendidikan formal karena Sekalipun demikian, karena struktur perekonomian Indonesia yang khas,
dianggap sebagai satu bagian dari sistem intelektual dan struktur masya- ada beberapa kecenderungan yang menarik dari pola kesempatan kerja

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 33 34 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


yang diperolehnya­ Beberapa kecenderungan itu, menurut Sumianto dkk­, Sejalan dengan hal itu, pengetahuan dan minat kewirausahaan di
1989); adalah sebagai berikut­ kalangan mahasiswa masih terbatas­ Hal itu karena minimnya pengetahuan
a­ Berdasarkan data yang ada, pada umumnya kualitas tenaga kerja tentang “kewirausahaan” yang diberikan oleh perguruan tinggi di bangku
Indonesia rendah, baik ditinjau dari segi pendidikan maupun keahlian kuliah, di samping kurangnya kegiatan kewirausahaan di kampus (meskipun
dan keterampilannya­ Berdasarkan data sensus penduduk diketahui di beberapa kampus terdapat kegiatan ekstrakutrikuler berupa Koperasi
bahwa mayoritas tenaga kerja di Indonesia berpendidikan menengah Mahasiswa “KOPMA”)­
ke bawah­ Kondisi ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Republik
b­ Fakta di lapangan menunjukkan tingginya tingkat kesenjangan antara Indonesia, terutama Kemendiknas yang selama ini kurang menggalak-
dunia pendidikan dengan dunia kerja walaupun sekolah-sekolah kan minat dan budaya wirausaha di kalangan mahasiswa­ Pada satu/dua
kejuruan telah didirikan, termasuk akademi dan politeknik­ Fakta itulah dekade terakhir, pemerintah melalui Ditjen Pendidikan Tinggi, Kemen-
yang mendorong Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar diknas menggalakkan budaya wirausaha melalui program-programnya,
dan Menengah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah antara lain Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan memberikan
Kejuruan (SMK) menggalakkan pembukaan/pendirian SMK di seluruh subsidi dana berupa hibah dana untuk modal usaha guna melatih dan
wilayah Indonesia dengan semboyannya yang populer: “SMK Bisa!” mengembangkan jiwa kewirausahaan kepada para mahasiswa­ Bahkan,
c­ Sementara itu, usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar beberapa perguruan tinggi telah memasukkan kewirausahaan dalam
dan kesempatan kerja yang serius, justru menimbulkan persoalan kurikulumnya yang dijabarkan dalam mata kuliah­
lain, yaitu “merangsang harapan” untuk bekerja di sektor modern dan Terlepas dari persoalan di atas, jika dicermati lebih jauh, ada hambatan
formal yang berdaya serap kecil­ Struktur perekonomian kita ternyata kultural yang cukup mendasar­ Meskipun mahasiswa mengetahui bahwa
masih lebih banyak membutuhkan unskilled labor daripada skilled mencari pekerjaan atau menjadi “pegawai negeri” atau “pegawai swasta” itu
labor­ sulit, mayoritas tetap mengharapkan bekerja di sektor modern dan formal­
d­ Saat ini, dibutuhkan sejumlah besar tenaga kerja terdidik, khususnya Hal itu didasarkan pada alasan utama “status sosial” atau prestise (dan jaminan
jurusan eksakta dan terapan pada satu pihak, tetapi pada pihak lain, hari tua), sementara alasan finansial dinomorduakan­ Bahkan, untuk menem-
banyak lulusan perguruan tinggi, khususnya jurusan non-eksakta bus kesulitan memperoleh pekerjaan formal itu, mereka tidak segan-segan
tidak mendapatkan kesempatan kerja­ Semua itu menggambarkan menggunakan jalur “neraka”, yaitu kolusi, nepotisme, dan “jalan belakang”­
struktur pendidikan kita kurang berorientasi pada lapangan kerja­ Parahnya, kondisi itu sudah membudaya (mendarah daging) di
Itulah sebabnya, beberapa jurusan jenuh terpaksa ditutup ( passing kalangan masyarakat kita­ Terlebih, praktik KKN sudah mengakar karena
out)­ dicontohkan oleh pimpinan pemerintahan hingga level yang paling rendah
e­ Khususnya di Indonesia, dunia pendidikan dihadapkan pada persoalan dalam birokrasi pemerintahan­ Bahkan, kini kondisi diperparah lagi oleh
dilematis antara mengedepankan kualitas dengan kuantitas lulusan kalangan legislatif yang mengaku “wakil rakyat” yang pada saat ber-
pendidikan­ Pada satu sisi dibutuhkan banyak tenaga terdidik untuk kampanye menyuarakan anti-KKN dan memperjuangkan kepentingan
memenuhi tuntutan pembangunan, dan pada sisi lain dibutuhkan rakyat atau pejuang sosial­
tenaga-tenaga berkualitas guna mengantisipasi perkembangan era

Pustaka Setia
Di luar faktor di atas, faktor yang juga cukup dominan adalah adanya
global yang sangat kompetitif­ hambatan sosio-kultural bahwa sejak awal ketika mereka akan menempuh
f­ Fakta menunjukkan bahwa jiwa wiraswasta ( enterpreunership ) di studi/kuliah di perguruan tinggi, mereka memiliki obsesi untuk menjadi
kalangan lulusan perguruan tinggi kurang dimiliki karena pada umum- “pegawai”, terutama “pegawai negeri”­ Hal itu wajar mengingat menjadi
nya mahasiswa mengharapkan berlangsungnya budaya tradisi, yaitu wiraswastawan/pengusaha dalam pandangan masyarakat Indonesia yang
bekerja di sektor formal sebagai tenaga white collar, karyawan berdasi belum maju, terlebih masyarakat Jawa tradisional yang masih memegang
yang dipandang lebih bergengsi atau prestisius­ sisa-sisa feodalisme, belum dapat diakui/dianggap oleh masyarakat men-

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 35 36 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


jadi “orang” (baca: dadi wong; kaum priayi; kelompok elite)­ Terlebih bagi 1) Kegiatan intrakurikuler
masyarakat pedesaan (yang masih kental pandangan feodalnya), menjadi Pengembangan kewirausahaan melalui kegiatan intrakurikuler,
“pegawai” meskipun bergaji kecil merupakan berkah dan kehormatan luar misalnya adanya materi Manajemen Kewirausahaan sebagai mata kuliah
biasa­ pilihan atau mata kuliah muatan lokal (mulok)­ Bahkan, Manajemen
Berdasarkan realitas itu, sudah selayaknya jika dalam upaya meng- Kewirausahaan dijadikan mata kuliah wajib di beberapa perguruan tinggi
antisipasi dinamika global yang kompetitif dan perubahan sosial ekonomi tertentu, di samping mata kuliah Bahasa Inggris, dan Komputer atau
yang sedang berlangsung di Indonesia, perguruan tinggi perlu menggalak- Teknologi Informasi dalam rangka menyongsong dunia global yang
kan kegiatan-kegiatan yang berdimensi kewirausahaan, baik kegiatan kompetitif­ Untuk menunjang program kewirausahaan itu, di beberapa
intrakurikuler (akademis/perkuliahan) maupun kegiatan ekstrakurikuler perguruan tinggi telah dibentuk Klinik Konsultasi Bisnis (KKB)­
(kemahasiswaan)­ Adanya mata kuliah Manajemen Kewirausahan yang diterapkan di
Kegiatan kewirausahaan dapat menjadi wahana bagi para mahasiswa perguruan tinggi, tidak terlepas kaitannya dengan implemtasi pengem-
untuk berlatih berwirausaha dan mengembangkan jiwa wirausaha­ Setelah bangan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK berdasarkan Kep­ Mendiknas
menyelesaikan studinya, mereka dapat “menciptakan lapangan pekerjaan” Nomor­ 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman
dan menjadi wirausaha yang sukses, bukan sekadar “mencari pekerjaan”­ Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Belajar Mahasiswa
Selain itu, mahasiswa dapat melatih dan memupuk jalinan koordinasi menentukan, antara lain: Kurikulum Inti Program Sarjana dan Program
dengan instansi serta dan menciptakan jaringan bisnis dengan berbagai Diploma, terdiri atas berikut­
pihak, sekaligus membangun jaringan kemitraan secara sinergis dalam a) Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)­
dunia usaha yang menguntungkan­ b) Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)­
Apabila hal-hal tersebut dilaksanakan, perguruan tinggi dapat menjadi c) Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)­
pusat pertumbuhan ekonomi yang baru­ Selain itu, perguruan tinggi d) Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)­
beserta seluruh civitas akademikanya menjadi bagian yang tidak e) Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)­
terpisahkan dari masyarakat sekitarnya yang tumbuh secara dinamis dan
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/
secara bersama-sama mengangkat masyarakat ke taraf kehidupan yang
2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah ditetapkan bahwa
lebih makmur dan sejahtera, upaya penanaman jiwa wirausaha, dan pe-
kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) sebagai salah
ngembangan potensi kewirausahaan­
satu kelompok mata kuliah dalam kurikulum inti yang minimal harus di-
capai peserta didik dalam penyelesaian suatu program studi yang berlaku
2. Upaya Penanaman Jiwa Wirausaha dan Pengembangan
secara nasional­ Dalam konteks ini, mata kuliah Manajemen K ewirausahaan
Potensi Kewirausahaan
termasuk kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MKB) dalam
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi ber- mengaplikasikan Ilmu dan Teknologi ( aplikasi science technology)­
sama pemerintah dalam upaya penanaman jiwa wirausaha dan pengem-
Penerapan kelompok mata kuliah ini diatur tersendiri oleh keputusan
bangan potensi kewirausahaan, yaitu sebagai berikut­
Dirjen Pendidikan Tinggi melalui SK Nomor 47/DIKTI/Kep/2006 tentang

Pustaka Setia
a. Mewujudkan Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Ekonomi Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di
Untuk mewujudkan peran perguruan tinggi dalam pemberdayaan Perguruan Tinggi, dengan landasan pada visi dan misi; v isi kelompok MBB
ekonomi masyarakat melalui Tri Dharmanya, beberapa perguruan tinggi di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman bagi penye-
memprogramkan kegiatan kewirausahaan, baik melalui program intra- lenggara program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan;
kurikuler (akademis) maupun kegiatan ekstrakurikuler, antara lain Program kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, penge-
Kreativitas Mahasiwa (PKM) yang disponsori oleh Ditjen Dikti Kemendiknas­ tahuan tentang pelestarian, pemanfaatan sumber daya alam dan ling-

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 37 38 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


kungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perkembangan ilmu Aplikasi KKU tersebut dilaksanakan bersama-sama melalui bentuk-bentuk
pengetahuan teknologi dan seni­ Praktik Kerja Lapangan-Usaha (PKL-U), Kuliah Kerja Nyata-Usaha (KKN-U),
Adapun misi kelompok MBB di perguruan tinggi membantu menumbuh- Karya Alternatif Mahasiswa-Usaha (KAM-U), Pengabdian kepada Masyarakat-
kembangkan daya kritis, daya kreatif, apresiasi, dan kepekaan mahasiswa Usaha (PkM-U), dan Program Vucer-Usaha (PV-U) serta Program Kreativitas
terhadap nilai-nilai sosial dan budaya demi memantapkan kepribadiannya Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan dengan pemberian subsidi dana
sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang: sebagai modal kerja­
a) berkeadaban, bermartabat, serta peduli terhadap pelestarian sumber
d. Menciptakan Jaringan dengan Kementerian atau Instansi Lain
daya alam dan lingkungan hidup;
b) memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmu penge- Untuk mewujudkan program pengembangan kewirausahaan di
kalangan mahasiswa, perguruan tinggi perlu menciptakan jaringan dengan
tahuan, teknologi, dan seni;
bekerja sama dengan berbagai instansi, departemen, dan dunia industri­
c) dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya
Hal itu penting agar para mahasiswa yang telah menerima mata kuliah
dan lingkungan hidup secara arif dalam konteks nasional serta global­
Kewirausahaan (intrakurikuler) ataupun mengikuti pelatihan kewirausahaan
2) Kegiatan ekstrakurikuler dalam organisasi kemahasiswaan (ekstrakurikuler) dapat melakukan studi
Adapun kegiatan kewirausahaan melalui kegiatan eksrakurikuler, lapangan, praktik kerja lapangan, dan magang di dunia industri/usaha­
antara lain Koperasi Mahasiswa (KOPMA), pelatihan kewirausahaan maha- Dengan demikian, mahasiswa memiliki pengalaman konkret berwirausaha
siswa secara terprogram, tersistem, dan berkesinambungan­ Pelatihan di samping wawasan kewirausahaan­
tersebut ditindaklanjuti dengan studi lapangan ke berbagai perusahaan Salah satu tujuan khusus program KKU adalah melatih mahasiswa agar
mitra dan praktik kerja lapangan­ mampu mengelola program KWU yang berkesinambungan berdasarkan
pemikiran komprehensif, analitis, dan proyektif melalui berbagai bentuk
b. Kebijakan Pemerintah tentang Kewirausahaan
kegiatan mahasiswa yang mendukung usaha ekonomi produktif­ Dengan
Untuk mendukung program pengembangan jiwa kewirausahaan,
KKU, mahasiswa diharapkan memiliki jiwa, motivasi, dan kemampuan untuk
secara khusus pada Juli 1995 telah dicanangkan Program Pengembangan
terjun ke dunia usaha secara lebih profesional, prospektif, dan kompetitif, di
Jiwa Kewirausahaan oleh Presiden RI di dalam salah satu kerangka program
samping dapat melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
pemerintah untuk mengembangkan SDM Indonesia­ Bahkan, secara formal,
masih sangat memerlukan uluran tangan kalangan perguruan tinggi­
penggalakan jiwa kewirausahaan diwujudkan dalam sebuah Inpres No­ 4
tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Mem-
budayakan Kewirausahaan (GN-MMK)­ Juga, adanya Memorandum 3. Refleksi Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
Bersama Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN dan Departemen Perguruan tinggi memiliki peran besar dalam melahirkan tenaga kerja
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 27/HK-104/E6/96, No­ 0314/U/1996 terdidik dalam bidangnya ataupun lintas bidang dan tenaga yang memiliki
tentang Peran Serta Mahasiswa Indonesia dalam Program Pembangunan wawasan dan jiwa kewirausahaan­ Akan tetapi, dalam realitanya, perguruan
Keluarga Sejahtera dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan melalui tinggi justru sering terjebak dalam memproduksi tenaga-tenaga peng-
anggur terdidik karena adanya hambatan sosio-kultural yang hingga kini

Pustaka Setia
Program Kegiatan Mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia­
masih cukup dominan di kalangan masyarakat­ Terlepas dari berbagai
c. Program-program Kewirausahaan masalah dengan dunia industri, perguruan tinggi memiliki peran penting
Sebagai realisasi upaya pertama dan kedua, secara eksplisit upaya dalam pengembangan sumber daya insani­ Adapun permasalahan me-
pemberdayaan ekonomi masyarakat oleh perguruan tinggi dan pemberian ngenai perguruan tinggi kaitannya dengan pengembangan dunia usaha
peluang bagi mahasiswa dalam menanamkan jiwa dan memupuk bakat dan kewirausahaan yang hingga kini belum optimal, itulah tantangan yang
kewirausahaan itu dilaksanakan dalam bentuk Kuliah Kerja Usaha (KKU)­ harus dihadapi dan dipecahkan­

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 39 40 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


Akhirnya, perlu disampaikan bahwa uraian di atas baru merupakan (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang
kajian selintas sehingga masih memerlukan diskusi panjang dan pengkajian dikembangkan di sekolah/perguruan tinggi­ Dalam pendidikan kewira-
yang lebih mendalam­ Termasuk untuk menjawab pertanyaan hipotetis: usahaan, peserta didik dituntut tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang
perguruan tinggi merupakan mesin produksi tenaga kerja terdidik pro- diperoleh di bangku sekolah/kuliah, tetapi juga mampu memecahkan
fesional, atau sebaliknya mesin produksi penganggur terdidik? Salah satu berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari­ Salah satu
hal yang paling penting dalam dalam menjawab pertanyaan ini adalah pe- sikap wirausaha yang dikembangkan melalui pendidikan adalah kecakapan
nerapan mata kuliah Manajemen Kewirausahaan menjadi bagian penting hidup (life skill)­
dalam implementasi kebijakan kurikulum KBK pada perguruan tinggi­ Konsep life skillsmerupakan wacana pengembangan kurikulum yang
Dengan penerapan mata kuliah Manajemen Kewirausahaan, diharap- telah sejak lama menjadi perhatian para pakar kurikulum, seperti Tyler,
kan perguruan tinggi dapat mendukung pembangunan manusia Indonesia (1947) dan Hilda Taba (1962) (dalam Satori, 2003: 1)­
secara komprehensif­ Pembangunan manusia secara komprehensif, se- Life skillsadalah pengetahuan dan sikap yang diperlukan seseorang
bagaimana tersirat dalam UU Sisdiknas No­ 20 tahun 2003 bahwa “Pendidik- untuk bisa hidup bermasyarakat­ Life skillsmemiliki makna yang lebih luas
an adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari employability skillsdan vocational skills. Keduanya merupakan bagian
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dari program life skills.Brollin (1989: 46) menjelaskan bahwa “life skills
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendali- constitute a continuum of knowledge and aptitucles that are necessary for a
an diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di- person to function effectively and to avoid interruption of employment
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”­ experience”.Dengan demikian, life skillsdapat dijelaskan sebagai kecakapan
Apabila dicermati, definisi pendidikan menurut UU Sisdiknas No­ 20 untuk hidup­
tahun 2003 cukup komprehensif dan perlu dijadikan dasar bagi kajian Pengertian hidup di sini tidak semata-mata memiliki kemampuan
tentang pendidikan di Indonesia bahwa pendidikan mencakup unsur­ tertentu ( vocational job), tetapi harus memiliki kemampuan dasar pen-
unsur sebagai berikut: (1) usaha sadar dan terencana; (2) perwujudan dukungnya secara fungsional, seperti membaca, menulis, menghitung,
suasana belajar dan proses pembelajaran; (3) pengembangan protensi merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber-sumber daya,
peserta didik; (4) mencapai kekuatan spiritual keagamaan; (5) pengendalian bekerja dalam tim atau kelompok, terus belajar di tempat bekerja, mem-
diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk kepentingan pergunakan teknologi, dan sebagainya (Djatmiko, 2004: 34)­
dirinya, masyarakat bangsa dan negara­ Pengertian lain yang dipandang cukup mewakili adalah life skills
Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia are skills that enable a person to cope with the stresses and challengers of
karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat esensial dalam mem- life (Satori, 2003: 2)­ Life skillsatau kecakapan hidup dalam pengertian
bina martabat manusia, memelihara dan mengembangkan nilai kebudaya- mengacu pada beragam kemampuan yang diperlukan seseorang untuk
annya­ Oleh karena itu, selama manusia hidup di dunia, pendidikan menjadi menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia, dan secara bermartabat
hal yang paling utama di antara kebutuhan hidup manusia lainnya­ Hal pada masyarakat­
tersebut berkaitan dengan pendidikan yang berwawasan kewirausahaan Life skillsmerupakan kemampuan yang diperlukan sepanjang hayat,
adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke

Pustaka Setia
kepemilikan kemampuan berpikir yang kompleks, kemampuan komuni-
arah pembentukan kecakapan hidup ( life skill) pada peserta didiknya kasi secara efektif, kemampuan membangun kerja sama, melaksanakan
melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah/ peran sebagai warga negara yang bertanggung jawab, memiliki kesiapan
perguruan tinggi­ serta kecakapan untuk bekerja, serta memiliki karakter dan etika untuk
Mata kuliah Kewirausahaan merupakan perwujudan dari pendidikan terjun ke dunia kerja­ Oleh karena itu, cakupan life skillssangat luas, seperti
yang berwawasan kewirausahaan, yaitu pendidikan yang menerapkan communication skills, decision making skills, resources and time management
prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup skills, and planning skills.Pengembangan program life skillspada umum-

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 41 42 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik


nya bersumber pada kajian bidang dunia kerja (the world of work),
keterampilan hidup praktis (practical living skills), pengelolaan dan
pertumbuhan SDM (personal growth and management ), dan keterampilan
sosial (social skills)­
Pemahaman konsep life skillsdi atas, pada akhirnya akan memoti-
vasi peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara mandiri
(wirausaha)­

Pustaka Setia
KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik 43 44 KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik

Anda mungkin juga menyukai