Indrawansyah (J1C020045)
Indrawansyah (J1C020045)
(THE WIDOW)
Indrawansyah
Universitas Jenderal Soedirman
Indrawansyah@mhs.unsoed.ac.id
ABSTAK
The Widow merupakan film pendek yang menampilkan kisah Tomoka Tanai, seorang janda yang
ingin dicintai oleh seorang pria, yang sarat akan tanda-tanda dan pemaknaan. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui makna dari film The Widow. Tulisan ini didasarkan pada
paradigma kritis dengan pendekatan semiotika John Fikse. Kode-kode sosial yang dikemukan oleh
John Fiske terbagi menjadi 3 tahapan yaitu level realitas, level representatif dan level ideologi.
Dilihat dari setiap cerita yang dibangun dalam film ini, menunjukan bahwa: 1. Kepolosan seorang
janda yang ingin dicintai oleh pria lain. 2. Untuk menarik perhatian pria lain, Tomoka Tanai
merias/make up dirinya. 3. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Satoshi Higuchi untuk membuat
Tomoka Tanai percaya bahwa dia diinginkan. 4. Terdapat ideologi kapitalisme, dimana tujuan
Satoshi Higuchi mendekati Tomoka Tanai untuk mendapatkan uang.
ABSTRACT
The Widow is a short film that tells the story of Tomoka Tanai, a widow who wants to be loved by
a man. This short film has a lot of signs and meanings. This article conducted to find out the
meaning of this short movie. This article used a critical paradigm which is approached by John
Fiske’s semiotic method, consist of reality level, representation level, and ideology level. Seen
from every story that is built in this film, it shows that: 1. The innocence of a widow who wants to
be loved by another man. 2. To attract other men's attention, Tomoka Tanai put on her makeup. 3.
The moves by Satoshi Higuchi to make Tomoka Tanai believe that he is desirable. 4. There is an
ideology of capitalism, where Satoshi Higuchi's goal is to approach Tomoka Tanai to get money.
3
The Widow dibuka dan diakhiri dengan • Kepolosan. Ini diperlihatkan oleh
pepatah Jepang kuno yang artinya “Duda Tomoko Tanai yang mana dia
menumbuhkan belatung, janda dengan mudah mempercayai pria
menumbuhkan bunga”. Pernyataan ini lain yang baru dikenal.
mengungkapkan bahwa seorang wanita tidak • Identitas. Identitas Satoshi Higuchi
dapat hidup tanpa dicintai oleh seorang pria. yang selalu mengenakan jas
Tomoko perlu menjadi ‘bunga’ yang berwarna hitam dan identitas
menarik untuk mencuri perhatian seorang Tomoka Tanai yang mengenakan
pria, seperti dengan cara merias/makeup pakaian layaknya wanita diusianya.
dirinya agar terlihat lebih menarik. Dengan • Gerakan. Pada shoot Tomoka Tanai
kata lain, dia harus memanipulasi realitas dan Satoshi Higuchi ke taman,
dalam usahanya untuk menarik seorang pria. gerakan yang dilakukan oleh Satoshi
Namun, Tomoko Tanai jatuh hati saat Higuchi ialah memegang tangan
pertama kali bertemu dengan Satoshi Tomoka Tanai.
Higuchi. Dengan kata lain, Satoshi Higuchi 2. Level Representasi
berhasil menaklukan hati Tomoko Tanai • Makeup. Supaya terlihat lebih
melalui penampilan visualnya. menarik, Tomoka Tanai
Namun tidak sampai disitu, Satoshi merias/makeup dirinya sendiri ketika
tidak hanya ingin keinginan Tomoka yang melakukan kencan.
ingin dicintai terpenuhi, tetapi dia juga ingin • Sudut pengambil. Sudut
membuat Tomoka percaya bahwa ia dicintai pengambilan beragam. Tujuannya
sepenuhnya oleh Satoshi. Sehingga, setelah adalah untuk memberi kejelasan
dipercaya oleh Tomoka, permintaan- akan aktifitas yang dilakukan oleh
permintaan Satoshi dapat dengan mudah Tomoka Tanai dan Satoshi Higuchi.
dipenuhi oleh Tomoka karena adanya rasa 3. Level Ideologi
percaya tehadapa Satoshi, walaupun tanda- Dalam pesan yang ditampilkan, film
tanda yang ditunjukan oleh Satoshi adalah pendek The Widow menunjukan sebuah
dusta. kapitalisme dimana Satoshi Higuchi
Secara lebih rinci, berikut adalah menggunakan tanda-tanda yang
pemaparan film The Widow dengan menggambarkan bahwa ia tulus
menggunakan pendekatan John Fiske yaitu menyayangi Tomoko Tanai untuk
dengan melihat dari sisi realitas, representasi mencapai tujuannya, yaitu mendapatkan
dan ideologi. uang.
1. Level Realitas
4
Pemaknaan film berdasar analisis suara atau musik. Pada level juga ini,
John Fiske terbagi kedalam 3 Level Tomoka yang merupakan seorang janda
yaitu level realitas, level representatif ingin menarik perhatian pria lain
dan level ideologi. Level Realitas dalam merubah realitasnya dengan melakukan
tayangan ini menunjukkan banyak makeup/merias dirinya supaya terlihat
makna yang diperlihatkan dari kode- lebih cantik dan lebih menarik.
kode sosial yang termasuk dalam Apa yang ada dalam level ideologi
kategori level ini, seperti: penampilan, merupakan sebuah refleksi dari tanda
riasan, makeup, perilaku, gerakan, dan langsung dan representasi dalam film
ekspresi. pendek The Widow, hal ini dapat dilihat
Pada film The Widow, level realitas dari bagaimana kita memaknai isi pesan
yang dibangun melalui penampilan, dalam film pendek tersebut. Ideologi
memberikan makna kepada Tokoh yang tercipta digambarkan dalam film
Utama, yaitu Tomoka Tanai sebagai pendek The Widow adalah kapitalisme.
seorang janda polos yang dengan Kapitalisme adalah sebuah metode
mudah mempercayai pria karena produksi yang bertujuan untuk meraih
keinginannya yang ingin dicintai oleh keuntungan sebesar-besarnya dengan
pria lain dan menipu dirinya sendiri biaya produksi sekecil-kecilnya. Hal ini
dengan percaya bahwa ia diinginkan berdasarkan Satoshi yang membuat
oleh Satoshi. Dan penampilan Satoshi Tomoka percaya bahwa ia
Higuchi yang menggunakan jas menginginkannya, sehingga Tomoka
berwarna hitam memberikan makna rela membeli apartment baru yang
bahwa ia adalah seorang pekerja harganya cukup mahal untuk mereka
kantoran. Kemudian gerakan, gerakan- tinggal bersama. Namun kenyataannya,
gerakan yang dilakukan oleh Satoshi Satoshi berbohong dan hanya ingin
pada shoot ketika di taman dan Tomoka membeli apartment tersebut
mengantar Tomoka ke stasiun yang karena Satoshi akan mendapatkan
memegang tangan Tomoka memberikan komisi dari penjualan apartement yang
makna bahwa ia benar-benar tulus dibeli oleh Tomoka.
menyayangi Tomoka walaupun umur
mereka berbeda cukup jauh. PENUTUP
Level representasi pada film The
Widow dibangun melalui teknik kamera, Dalam film The Widow yang tayang
settting/latar tempat, pencahayaan dan pada 20 Meret 2020 ini sarat akan
5
makna. Melalui pendekatan semiotika menampilkan seorang janda dengan
John Fiske, kode-kode sosial terbagi makeup diwajahnya yang ingin
menjadi 3 tahapan yaitu level realitas, dicintai oleh seorang pria.
level representatif dan level ideologi 3. Pemaknaan Level Ideologi
dan semua level ini membawa sebuah Level ideologi yang tercipta
pemaknaan baik secara tersirat maupun digambarkan pada kategori
tersurat kepada para penonton. individualisme dari tokoh Satoshi
Berdasarkan analisis semiotika John Higuchi, yang menunjukan bahwa ia
Fiske yang telah dilakukan dengan adalah seorang kapitalisme yang
mengamati 3 level yang ada maka dapat mementingkan uang atas segala hal.
ditarik kesimpulan seperti di bawah ini : Hal tersebut diketahui ketika Satoshi
1. Pemaknaan Level Realitas berbohong untuk mengajak Tomoka
Yang dilihat secara langsung tinggal bersama, dan memintanya
dalam film pendek The Widow untuk membeli apartment baru.
adalah sebuah perwakilan objek yang Namun, kenyataannya adalah Satoshi
menggambarkan seorang janda, yaitu tidak ingin tinggal bersama dengan
Tomoko Tanai yang mengenakan Tomoka, ia hanya ingin
pakaian layaknya wanita diusianya, mendapatkan komisi atas penjualan
dan seorang pria yang selalu apartment yang dibeli oleh Tomoka.
mengenakan jas berwana hitam,
yaitu Satoshi Higuchi yang DAFTAR PUSTAKA
menggambarkan pekerja kantoran.
Serta gerakan-gerakan yang Fiske, J., dan J. Hartley. 2003.
dilakukan oleh Satoshi Higuchi yang Reading Television, 2nd edition.
memegang tangan Tomoka Tanai London: Routhledge.
untuk menggambarkan bahwa ia Pah, T., dan Darmastuti, R., 2019.
benar-benar tulus menyayangi “Analisis Semiotika John Fiske
Tomoka. dalam Tayangan Lentera
2. Pemaknaan Level Representasi Indonesia Episode Membina
Level representasi pada film The Potensi Para Penerus Bangsa di
Widow dibangun melalui teknik Kepulauan Sula”, Journal of
kamera, settting/latar tempat, Communication Studies, Vol. 6,
pencahayaan dan suara atau musik, No. 1: 7-9.
serta realitas pada saat ini sudah