PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian bayi dari 90 kematian per 1000 kelahiran hidup di tahun 1990
menjadi 23 per 1000 kelahiran di tahun 2015. Saat ini angka kematian bayi
Angka Kematian Neonatal (AKN) 14 per 1000 kelahiran hidup dan Angka
2015). Salah satu upaya dalam proses penurunan angka kematian bayi
ASI atau Air Susu Ibu adalah cairan biologis kompleks yang
mengandung semua zat gizi untuk pertumbuhan fisik bayi. ASI merupakan
makanan pertama yang baik untuk bayi usia 0–6 bulan (Hariani,Amareta
1
2
& Suryana,2016). Pemberian ASI secara eksklusif yaitu bayi hanya diberi
ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih dan juga tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi ataupun tim mulai lahir sampai
usia 6 bulan (Handayani dan Husna, 2016). ASI bisa menciptakan ikatan
yang kuat antara ibu dan bayi, membantu perkembangan gigi, mengurangi
mengurangi resiko obesitas pada remaja dan dewasa (Tewabe, 2016 dalam
Nurcahyani, 2017).
kembang anak. Bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif dapat
berakibat buruk pada gizi dan kesehatan bayi (Zaenab, 2016). Bayi
yodium, zat besi, dan asam folat. Kekurangan vitamin A dan zat besi dapat
resiko cacat pada syaraf (Kureishy et al, 2017 dalam Nurcahyani, 2017).
sehingga anak yang diberi ASI eksklusif tidak mudah sakit dan
anak di bawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif. Hal tersebut belum
3
dalam 6 bulan pertama sampai paling sedikit 50%. Ini merupakan target ke
pemberian ASI saja pada bayi umur 0-5 bulan di Indonesia semakin
ASI saja sebesar 81%, umur 1 bulan sebesar 78,4%, umur 2 bulan sebesar
79,7%, umur 3 bulan sebesar 74,4%, umur 4 bulan sebesar 72,4%, dan
pemberian ASI saja pada bayi umur 0-5 bulan secara nasional sebesar
persentase bayi mendapat ASI eksklusif menurut provinsi tahun 2018 rata-
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif tertinggi
pada tahun 2018 berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara yaitu sebesar
72,74% dan yang paling rendah berada di kota Banjarmasin yaitu sebesar
eksklusif terhadap bayi kurang dari 6 bulan yaitu pada tahun 2016 sebesar
33,56%, tahun 2017 sebesar 35,26% dan tahun 2018 sebesar 25,32%. Hal
ini berada di bawah target Renstra berdasarkan indikator kinerja dan target
kegiatan perbaikan gizi tahun 2015-2019 yaitu pada tahun 2016 sebesar
42%, tahun 2017 sebesar 44% dan tahun 2018 sebesar 47%. (Dinkes Kota
Banjarmasin, 2018).
manusia. Secara umum, pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor
yang baik, maka orang tua lebih memahami cara pengasuhan anak dalam
hal ini berkaitan dengan pengalaman ibu dalam pemberian ASI (Jannah,
2016).
dan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada Bayi Usia 6-12
Ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima
gizi anak yang kemudian dengan bekal informasi dan pengetahuan tersebut
tingkat pendidikan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif pada bayi usia
pada bayi. Ibu yang melahirkan lebih dari satu kali produksi ASI-nya jauh
paritas ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan paritas
seorang ibu sangat berpengaruh pada kesehatan dan pengalaman ibu dalam
yang baik dalam menyusui pada anak pertama maka akan menyusui secara
benar pada anak selanjutnya. Namun jika pada anak pertama ibu tidak
memberikan ASI eksklusif dan ternyata anaknya tetap sehat, maka untuk
anak selanjutnya ibu merasa bahwa anak tidak harus diberi ASI eksklusif
untuk IMD, diharapkan interaksi ibu dan bayi ini akan segera terjadi.
Dengan IMD, ibu semakin percaya diri untuk tetap memberikan ASI-nya
dan bayi bisa nyaman menempel pada payudara ibu atau tenang dalam
pemberian ASI eksklusif 6 bulan karena kontak dini ibu dan bayi akan
Pendidikan, Paritas Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Pemberian ASI
B. Rumusan Masalah
inisiasi menyusu dini dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11
Banjarmasin?
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11 bulan studi di wilayah kerja
2. Tujuan Khusus
pekerjaan ibu)
D. Manfaat Penelitian
eksklusif pada bayi agar kebutuhan ASI nya terpenuhi minimal sampai
usia 6 bulan dan ibu bayi memahami secara tepat tentang pemberian
E. Keaslian Penelitian
Variable Terikat :
ASI Eksklusif
2 Annisa Hubungan Inisiasi Variabel Bebas : Metode :
Septy Menyusu Dini Inisiasi Menyusu Deskriptif
Nurcahyani dengan Keberhasilan Dini Analitik
(2017) ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Variable Terikat : Desain
Puskesmas Godean ASI Eksklusif Penelitian :
II cross-sectional