Anda di halaman 1dari 4

Kebun Raya Bogor 

atau Kebun Botani Bogor (Aksara Sunda Baku: ᮊᮨᮘᮧᮔ᮪ ᮛᮚ


ᮘᮧᮍᮧᮁ, Kebon Raya Bogor) adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota
Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan
tumbuhan.

Kebun Raya Bogor

Kolam Astrid

Lokasi di Bogor

Letak Kota Bogor, Jawa Barat

Koordinat 6°35′55″S 106°47′58″E

Luas 87 hektare (210 ekar; 0,87 km2)

Dibangu 18 Mei 1817


n
Operator Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia

Situs web http://krbogor.lipi.go.id

Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan
Minggu. Tiket masuknya Rp 15.000. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat
keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.

Sejarah Kebun Raya Bogor

Dibaca Sebanyak: 700734 kali

Bagikan

Tweet

Peperangan yang terjadi di Eropa menyebabkan Belanda mengalami kelesuan, Kerajaan Belanda
pun mengembangkan ilmu pengetahuan, maka dikirimlah Cornelis Theodorus Elout,
dan G.A.G.P. Baron van der Capellen ke Indonesia dengan Prof. Caspar George Carl
Reinwardt selaku penasehat berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda, yang kemudian
pada tahun 1816 diangkat menjadi Direktur Pertanian, Seni, dan Pendidikan untuk Pulau
Jawa. Reinwardt langsung memulai riset dalam bidang ilmu tumbuh-tumbuhan, Ia tertarik
menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan dan menganggap eksplorasi
tumbuhan dan masalah pertanian juga merupakan tugasnya di Hindia Belanda. Kemudian Ia
memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di sekitar halaman
Istana Bogor yang sebelumnya didiami oleh Letnan-Gubernur Thomas Stamford
Raffles bersama isterinya Olivia Mariamne Raffles selama masa peralihan dari Pemerintah
Inggris ke Kerajaan Belanda di Pulau Jawa pada tahun 1811 sampai 1816. Melalui bantuan
seorang ahli botani William Kent, lahan yang awalnya merupakan halaman Istana Bogor
dikembangkan menjadi sebuah kebun yang cantik. Raffles menyulap halaman istana menjadi
taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya yang
sekarang.

Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasan untuk mendirikan kebun botani
kepada Gubernur Jenderal G.A.G.P. Baron van der Capellen, gagasan tersebut kemudian
disetujuinya. Akhirnya, tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal G.A.G.P. van der
Capellen secara resmi mendirikan sebuah Kebun Raya di Kota Bogor, yang saat itu
disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"), dengan nama ’s
Lands Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul
pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang
pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W.
Kent kurator Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris.

Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dijadikan lahan pertama untuk kebun
botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini
digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan
segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa
itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Reinwardt juga menjadi
perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium
Bogoriense.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig


Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun
katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan
pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi
oleh Johannes Elias Teijsmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal
Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan
penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia). Ini merupakan
sebuah kerja keras dimana sebagian koleksi Kebun Raya Bogor harus ditanam ulang dan
memindahkan beberapa pohon yang terlalu besar, memberi label merah untuk menandai tanggal
penanamannya yang masih dapat Anda lihat sekarang. Selama masa
jabatannya, Teijsmann berhasil membawa ribuan spesies tumbuhan ke Kebun Raya Bogor dari
perjalanan-perjalanannya ke berbagai negara. Dan atas jasanya, pihak Kebun Raya Bogor
memberikan penghargaan berupa tugu peringatan di Taman Tijsmann dengan 4 spesies pohon jati
dan verbena dari marga Teijsmaniodendron diambil dari namanya. Teijsmann kemudian
digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer, pada tahun 1867 ia menjadi
direktur dan digantikan oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Setahun kemudian pada tanggal 30 Mei
1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah kepengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi
tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Namun pada
perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali
perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuwan
terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880 -
1905). Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca
Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860),
Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Setelah kemerdekaan, tahun 1949 ‘s Lands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama


menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat
Penyelidikan Alam (LLPA) untuk pertama kalinya dikelola dan dipimpin oleh bangsa
Indonesia, Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya 6 anak
lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium
Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensis dan Laboratorium
Penyelidikan Laut. Pada tahun 1956 untuk pertamakalinya pimpinan Kebun Raya
dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kassan menggantikan J. Douglas.

Terkait dengan pengembangan koleksi tanaman yang sesuai dengan iklim di


Indonesia, Kebun Raya Bogor membangun beberapa cabang kebun raya lainnya:

1. Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium Cibodas) di


Jawa Barat. Luasnya 120 hektar berada pada ketinggian 1400 mdpl, didirikan
oleh Johannes Elias Teijsmann tahun 1866, mempunyai koleksi tanaman
khas dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan sub-tropis. Tahun 1891
Kebun ini dilengkapi dengan Laboratorium untuk Penelitian flora dan fauna.
2. Kebun Raya Purwodadi (Hortus Purwodadi) di Jawa Timur. Luasnya 85 hektar
berada pada ketinggian 250 mdpl, didirikan oleh Van Sloten tahun 1941,
mempunyai koleksi tanaman khas dataran rendah beriklim kering daerah
tropis.
3. Kebun Raya "Eka Karya" Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh Prof. Ir.
Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 hektar berada pada ketinggian 1400
mdpl, mempunyai koleksi tanaman khas dataran tinggi beriklim kering.

Anda mungkin juga menyukai