Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak
di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektaree dan memiliki 15.000 jenis koleksi
pohon dan tumbuhan.
Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan
Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium
Bogoriense
SEJARAH
Peperangan yang terjadi di Eropa menyebabkan Belanda mengalami kelesuan, Kerajaan Belanda
pun mengembangkan ilmu pengetahuan, maka dikirimlah Cornelis Theodorus Elout, dan
G.A.G.P. Baron van der Capellen ke Indonesia dengan Prof. Caspar George Carl Reinwardt
selaku penasehat berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda, yang kemudian pada tahun
1816 diangkat menjadi Direktur Pertanian, Seni, dan Pendidikan untuk Pulau Jawa. Reinwardt
langsung memulai riset dalam bidang ilmu tumbuh-tumbuhan, Ia tertarik menyelidiki berbagai
tanaman yang digunakan untuk pengobatan dan menganggap eksplorasi tumbuhan dan masalah
pertanian juga merupakan tugasnya di Hindia Belanda. Kemudian Ia memutuskan untuk
mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di sekitar halaman Istana Bogor yang
sebelumnya didiami oleh Letnan-Gubernur Thomas Stamford Raffles bersama isterinya
Olivia Mariamne Raffles selama masa peralihan dari Pemerintah Inggris ke Kerajaan Belanda
di Pulau Jawa pada tahun 1811 sampai 1816. Melalui bantuan seorang ahli botani William Kent,
lahan yang awalnya merupakan halaman Istana Bogor dikembangkan menjadi sebuah kebun
yang cantik. Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal
mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya yang sekarang.
Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasan untuk mendirikan kebun botani
kepada Gubernur Jenderal G.A.G.P. Baron van der Capellen, gagasan tersebut kemudian
disetujuinya. Akhirnya, tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal G.A.G.P. van der Capellen
secara resmi mendirikan sebuah Kebun Raya di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg
(dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"), dengan nama ’s Lands Plantentuin te
Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi
Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin
oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent kurator Kebun Botani Kew
yang terkenal di Richmond, Inggris.
Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas Samida dijadikan lahan pertama untuk
kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini
digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan
segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa
itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Reinwardt juga menjadi
perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium
Bogoriense.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume
yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog
kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan
pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi
oleh Johannes Elias Teijsmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal
Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan
pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia). Ini
merupakan sebuah kerja keras dimana sebagian koleksi Kebun Raya Bogor harus ditanam ulang
dan memindahkan beberapa pohon yang terlalu besar, memberi label merah untuk menandai
tanggal penanamannya yang masih dapat Anda lihat sekarang. Selama masa jabatannya,
Teijsmann berhasil membawa ribuan spesies tumbuhan ke Kebun Raya Bogor dari perjalanan-
perjalanannya ke berbagai negara. Dan atas jasanya, pihak Kebun Raya Bogor memberikan
penghargaan berupa tugu peringatan di Taman Tijsmann dengan 4 spesies pohon jati dan
verbena dari marga Teijsmaniodendron diambil dari namanya. Teijsmann kemudian digantikan
oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer, pada tahun 1867 ia menjadi direktur
dan digantikan oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Setahun kemudian pada tanggal 30 Mei 1868
Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah kepengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
INSTITUSI
Padahal, KRB selain sebagai tempat wisata adalah sebuah pusat konservasi dan penelitian
tanaman dan bukan lapangan sepakbola.
Kenapa? Kalau di rumput, maka jelas akan merusaknya dan ini tentunya tidak diperkenankan.
Kalau di jalan, akan banyak orang dan kendaraan lalu lalang, jadi kemungkinan kecelakaan besar
dan bisa menyebabkan orang terluka.
Kebun Raya Bogor tidak disiapkan untuk arena bermain sepatu roda.
Dilarang Berburu
Hewan-hewan ini memang penghuni tetap KRB dan sekaligus hewan yang kerap menjadi buruan
di alam liar.
Jadi, wajar saja ada tata tertib KRB yang mengharamkan pengunjung berburu hewan disana. Hal
itu bisa mengganggu habitat hewa-hewan disana yang bisa menggangu penelitian yang dilakukan
terhadap hewan itu.
Belum lagi kalau anjing atau kucing itu melukai pengunjung yang lain atau menggonggong keras
kepada orang yang tidak dikenal (dan hampir semua orang yang ditemui di KRB adalah orang
yang tak dikenalnya). Jelas akan sangat mengganggu.
Itulah mengapa sebaiknya pengunjung KRB tidak membawa hewan peliharaannya saat masuk ke
dalam.
Dilarang Mengganggu Tumbuhan
Ingat kalau Kebun Raya Bogor punya nama lain Pusat Konservasi
Tumbuhan selain sebuah tempat wisata. Namanya konservasi berarti berkait dengan pelestarian.
Kalau ternyata pengunjungnya menggangu dan merusak, artinya sia-sia saja tanaman-tanaman
tersebut ditanam dan dirawat.
Prinsipnya sama seperti melihat gadis cantik yang belum dinikahi, “Boleh dilihat, dipegang
jaman”
Alasan tata tertib pengunjung Kebun Raya Bogor yang satu ini
sederhana saja. Pengunjung bisa terluka akibat terjatuh dari pohon. Maklum pohon di KRB
tinggi-tinggi. Dan kalau sudah begitu, banyak orang akan repot.
Tetapi, jangan lupa juga bahwa tumbuhan atau pohon bisa terluka dan bisa mati. Kalau sudah
begitu sulit lagi mencari ganti dan memeliharanya.
Dilarang Memancing
Contohnya sudah terlalu banyak di kehidupan sehari-hari dimana saluran air menjadi tersumbat
dan akhirnya menyebarkan bau busuk. Bibit penyakit pun pasti bertebaran kalau hal ini terjadi.
Jangan tanya akibatnya bagi keindahan, rusak sudah pasti. Contohnya di salah satu sudut Taman
Teiksman, disana terlihat akibat dari membuang sampah ke sungai/selokan.
Dilarang Berenang
Kolam Gunting memang lumayan luas dan dalam. Bisalah
dipakai berenang. Tetapi, jangan lupa kalau disana ada banyak tumbuhan akuatik yang memiliki
sulur di bawah air. Sulur-sulur ini bisa membahayakan dan mencelakakan siapapun yang
berenang di dalamnya.
Belum lagi bahwa kehidupan hewan dan tumbuhan disana akan terganggu dan rusak akibat ada
orang yang berenang.
Banyak pohon di Kebun Raya Bogor sudah tua dan batangnya tidak
lagi kuat. Ketika hujan turun dan angin deras menyapu, bisa terjadi kecelakaan. Siapapun yang
berteduh di bawah pohon seperti ini bisa celaka tertimpa pohon yang roboh.
Belum ditambah sambaran petir kerap menyambar pohon dan tentunya bisa mengancam jiwa
siapapun yang berteduh di bawahnya. Pengalaman menunjukkan hal itu mungkin terjadi.
Itulah mengapa simbol dari larangan ini berupa orang yang sedang melepas ikan ke sungai.
Perlu dijelaskan yang satu ini? Seahrusnya tidak karena hal ini
adalah aturan sederhana yang berlaku dimanapun. Satu-satunya tempat untuk sampah adalah
tempat sampah dan membuangnya bukan di tong sampah menunjukkan pelakunya orang tidak
beradab.
Selain karena beresiko menimbulkan kecelakaan, penggunaan kendaraan roda dua juga
menyebarkan polusi berupa asap yang bukan hanya mengganggu pengunjung yang lain, tetapi
juga kehidupan tanaman yang ada di dalam KRB.
Gangguan terhadap pengunjung lain akan sangat besar kalau bus dan truk diperbolehkan masuk
ke dalam.
Dilarang berkemah
Kebun Raya Bogor bukan tempat perkemahan, melainkan tempat
penelitian. Berkemah disana dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan yang
ada. Belum lagi biasanya berkemah akan memerlukan api dan juga melakukan pembuangan
sampah.
Jelaskan alasan mengapa ada papan larangan parkir di rumput? Kalau belum bayangkan saja apa
akibat dari beban sebuah mobil terhadap rerumputan.
Nah, jadilah kita tamu Kebun Raya Bogor yang baik. Bukan hanya untuk kenyamanan bersama,
tetapi juga untuk diri kita sendiri. Dengan mematuhi aturan-aturan itu, maka kita selangkah
menjadi tamu yang beradab dan tahu sopan santun.
Visi dan Misi
Menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan
tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata. Misi
Tujuan
FASILITAS DI KBR
1. Gerbang utama
2. Pusat informasi
3. Zoo logical museum
4. Gedung konfersasi
5. Rumah tamu
6. Treup laboratorium
7. Toko taman
8. Pembibitan
9. Gerbang ke dua
10. Kantor utama
11. Masjid
12. Museum herbarium dan biji
13. Pintu ke tiga
14. Kafe
15. Orchidnursery
16. Laboraturium kultur jaringan
17. Pintu empat
18. Reintroduksi dan pembibitan tanaman langka
Kayu putih
Kayu putih
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Melaleuca
Spesies: M. leucadendra
Nama binomial
Melaleuca leucadendra
(L.) L.
Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon
anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu
putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan
rantingnya. Namanya diambil dari warna batangnya yang memang putih.
Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara,
namun demikian dapat pula diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki musim kemarau
yang jelas.
Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan dengan pohon
ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh.
Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk hutan usaha
(agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk memproduksinya. Minyak
kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran
minyak pengobatan lain (seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga
lain.
MELALEUCAE FOLIUM
Keluarga : Myrtaceae
Jenis – Jenis : Di Pulau Buru terdapat 2 varietas kayu putih. Kayu putih merah,
kayunya berwarna merah, daunnya agak besar. Kayu putih, kayunya berwarna putih dan daunnya
kecil.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
BATANG tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan
permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan
percabangan yang menggantung kebawah. DAUN Daun tunggal, kecil agak tebal seperti kulit,
bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm,
lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan
daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan
berbau minyak kayu putih. BUNGA Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti
lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung
percabangan. BUAH Buahnya dikenal dengan nama gelam (micro bolong) selalu berpasangan
dengan jongrahap (Baeckea Frutescens)
DESKRIPSI TANAMAN KAYU PUTIH Nama kayu putih diambil dari warna batangnya yang berwarna
putih, pohon ini merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan
sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap)
terutama dari daun dan rantingnya.
Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan dengan pohon ini
akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh. Tumbuhan Kayu putih dapat tumbuh di tanah
tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan
bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
B. KANDUNGAN ZAT TANAMAN KAYU PUTIH Kayu putih mengandung zat kimia minyak atsiri yang
terdiri dari sineol 44-55%, terpineol, aldehid valerat, butorat, benzoat, L-pinen dan limonen
C. KHASIAT DAN MANFAAT KAYU PUTIH Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan
dalam bentuk hutan usaha (agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk
memproduksinya. Minyak kayu putih (cajuput oil) yang diambil dari penyulingan biasa dipakai
sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti minyak telon) atau campuran
parfum serta produk rumah tangga lain. Kayu putih dapat dimanfaatkan menjadi ramuan obat,
berikut ini adalah beberapa manfaat kayu putih untuk pengbobatan:
Khasiat kayu putih untuk insomnia Rebus 9 gram kulit kayu putih kering dengan 2 gelas air, hingga
airnya berkurang menjadi satu gelas, kemudian saring dan minum setengah gelas dua kali sehari.
Khasiat kayu putih untuk mengobati demam, flu dan batuk 13 gram daun kayu putih yang masih
segar, direbus dengan 2 gelas air hingga menjadi satu gelas air, kemudian disaring dan minum airnya
setengah gelas dua kali sehari. Khasiat kayu putih untuk radang kulit cuci satu genggam daun kayu
putih yang masih segar, kemudian rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih, angkat dan biarkan
hingga hangat-hangat kuku, basuh bagian tubuh yg terkena radang kulit dengan air rebusan
tersebut. Khasiat kayu putih untuk sakit rematik dan nyeri tulang Rebus 9 gram daun kayu putih
yang sudah kering dengan dua gelas air hingga airnya tersisa menjadi satu gelas, Dinginkan, saring
dan ambil airnya untuk diminum dua kali sehari masing-masing setengah gelas. Khasiat kayu putih
untuk luka yang bernanah Ambil kulit kayu putih yang masih muda, kemudian kunyah, tambahkan
jahe dan asam jawa, setelah lumat tempelkan pada luka yang bernanah, lakukan secara rutin supaya
sembuh.
D. KLASIFIKASI ILMIAH TANAMAN KAYU PUTIH Klasifikasi ilmiah adalah cara ahli biologi
mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun yang hidup,
Klasifikasi (pengelompokan) merupakan suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup
menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke
terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau
Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), familia (Suku), Genus (Marga), dan
Spesies (Jenis). Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan
perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Berikut ini adalah tabel klasifikasi Kayu Putih.