0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Dokumen ini menjelaskan prosedur penilaian risiko yang terdiri dari 4 tahap yaitu identifikasi, analisis, evaluasi risiko dan tindak lanjut. Tahap identifikasi memetakan risiko melalui beberapa metode. Analisis menentukan tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak. Evaluasi menentukan prioritas penanganan risiko. Prosedur ini bertujuan meningkatkan pembelajaran pengelolaan risiko dan mencegah risiko tak diinginkan.
Dokumen ini menjelaskan prosedur penilaian risiko yang terdiri dari 4 tahap yaitu identifikasi, analisis, evaluasi risiko dan tindak lanjut. Tahap identifikasi memetakan risiko melalui beberapa metode. Analisis menentukan tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak. Evaluasi menentukan prioritas penanganan risiko. Prosedur ini bertujuan meningkatkan pembelajaran pengelolaan risiko dan mencegah risiko tak diinginkan.
Dokumen ini menjelaskan prosedur penilaian risiko yang terdiri dari 4 tahap yaitu identifikasi, analisis, evaluasi risiko dan tindak lanjut. Tahap identifikasi memetakan risiko melalui beberapa metode. Analisis menentukan tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak. Evaluasi menentukan prioritas penanganan risiko. Prosedur ini bertujuan meningkatkan pembelajaran pengelolaan risiko dan mencegah risiko tak diinginkan.
Standar Prosedur Operasional Pengerian 1. Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwamyang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi. 2. Identifikasi Risiko adalah proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan, mengenal dan mendeskripsikan risiko. Dengan mempertimbangkan bagaimana, kapan, mengapa dan dimana kejadian itu terjadi. 3. Analisis risiko adalah proses penilaian risiko dari sisi tingkat risiko berdasarkan ringkat dampak risiko dan kemungkinan terjadinya risiko yang akan digunakan sebagai masukan dalam mengambil risiko yang akan di evaluasi dan mengambil keputusan apakah risiko perlu ditangani serta strategi dan metode penanganan yang paling tepat. 4. Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dapat diterima atau ditoleransi. Tujuan 1. Meningkatkan proses pembelajaran untuk menyusun daftar risiko. 2. Upaya pencegahan terjadinya risiko yang tidak diinginkan. PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Nomor Dokumen : No Revisi : Halaman /dari :
2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Ditektur:
Standar Prosedur Operasional Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan Prosedur 1. Identifikasi Risiko. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan metode Risk Breakdown Structure (RBS), Control Risk Self Assesment (CRSA), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) atau metode lainnya. Berikut merupakan langkah-langkah identifikasi risiko: a. Memahami dan mengidentifikasi kegiatan utama unit kerja. b. Mengidentifikasi tujuan dari masing-masing kegiatan tersebut. c. Mengumpulkan data dan informasi tentang risiko yang mungin terjadi atas kegiatan tersebut, baik risiko yang pernah terjadi maupun yang belum pernah terjadi. d. Mencari penyebab dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi untuk mendapatkan penyebab utamanya. e. Mengidentifikasi apakah penyebab tersebut sifatnya dapat dikendalikan (controllable) atau tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) bagi unit kerja. f. Mengidentifikasi dampak jika risiko tersebut terjadi. g. Mengisi hasil butir (a) - (f) dalam formulir identifikasi risiko dan memperbaharui setiap saat terjadi pernyataan risiko. ldentifikasi pernyataan risiko dapat dilakukan dengan mendasarkan pada hasil penilaian risiko sebelumnya dengan
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Nomor Dokumen : No Revisi : Halaman /dari :
3/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Ditektur:
Standar Prosedur Operasional Prosedur penyelarasan terhadap perkembangan situasi lingkungan internal dan eksternal yang terjadi. 2. Analisis Risiko. Untuk melaksanakan analisis risiko di lingkungan kerja masing-masing, langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a. Dapatkan data hasil identifikasi risiko. b. Lakukan evaluasi atas kecukupan disain dan penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang sudah ada. c. Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko. d. Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi. e. Hitung tingkat/level risiko, yaitu perkalian probabilitas dengan dampak. f. Buat peringkat risiko untuk menentukan apakah risiko tersebut termasuk risiko sangat rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi. g. lsikan hasil langkah (a) s.d. (f) ke dalam formulir analisis risiko h. Dari risiko-risiko tersebut di atas, selanjutnya dibuat petarisiko. 3. Evaluasi risiko. Hasil evaluasi Risiko berisi urutan prioritas risiko dan daftar risiko yang akan ditangani dengan mengalikan score risiko dengan menentukan rangking prioritas risiko dengan mengalian score risiko (Frekuensi X Dampak) X score controllability. Unit Terkait Seluruh unit kerja Sub Komite Manajemen Risiko Komite Mutu