Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO

Nomor Dokumen : No Revisi : Halaman /dari :

1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan Ditektur:


Standar Prosedur
Operasional
Pengerian 1. Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu
peristiwamyang berdampak negatif terhadap
pencapaian sasaran organisasi.
2. Identifikasi Risiko adalah proses sistematis dan
terstruktur untuk menemukan, mengenal dan
mendeskripsikan risiko. Dengan mempertimbangkan
bagaimana, kapan, mengapa dan dimana kejadian itu
terjadi.
3. Analisis risiko adalah proses penilaian risiko dari sisi
tingkat risiko berdasarkan ringkat dampak risiko dan
kemungkinan terjadinya risiko yang akan digunakan
sebagai masukan dalam mengambil risiko yang akan
di evaluasi dan mengambil keputusan apakah risiko
perlu ditangani serta strategi dan metode penanganan
yang paling tepat.
4. Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara
hasil analisa risiko dengan kriteria risiko untuk
menentukan apakah risiko dapat diterima atau
ditoleransi.
Tujuan 1. Meningkatkan proses pembelajaran untuk menyusun
daftar risiko.
2. Upaya pencegahan terjadinya risiko yang tidak
diinginkan.
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO

Nomor Dokumen : No Revisi : Halaman /dari :

2/3

Tanggal Terbit Ditetapkan Ditektur:


Standar Prosedur
Operasional
Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi Di Lingkungan
Kementerian
Kesehatan
Prosedur 1. Identifikasi Risiko. Metode identifikasi risiko
dilakukan dengan metode Risk Breakdown Structure
(RBS), Control Risk Self Assesment (CRSA), Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA) atau metode
lainnya. Berikut merupakan langkah-langkah
identifikasi risiko:
a. Memahami dan mengidentifikasi kegiatan utama
unit kerja.
b. Mengidentifikasi tujuan dari masing-masing
kegiatan tersebut.
c. Mengumpulkan data dan informasi tentang risiko
yang mungin terjadi atas kegiatan tersebut, baik
risiko yang pernah terjadi maupun yang belum
pernah terjadi.
d. Mencari penyebab dari risiko-risiko yang telah
diidentifikasi untuk mendapatkan penyebab
utamanya.
e. Mengidentifikasi apakah penyebab tersebut
sifatnya dapat dikendalikan (controllable) atau
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) bagi unit
kerja.
f. Mengidentifikasi dampak jika risiko tersebut
terjadi.
g. Mengisi hasil butir (a) - (f) dalam formulir
identifikasi risiko dan memperbaharui setiap saat
terjadi pernyataan risiko. ldentifikasi pernyataan
risiko dapat dilakukan dengan mendasarkan pada
hasil penilaian risiko sebelumnya dengan

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO


Nomor Dokumen : No Revisi : Halaman /dari :

3/3

Tanggal Terbit Ditetapkan Ditektur:


Standar Prosedur
Operasional
Prosedur penyelarasan terhadap perkembangan situasi
lingkungan internal dan eksternal yang terjadi.
2. Analisis Risiko. Untuk melaksanakan analisis risiko di
lingkungan kerja masing-masing, langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Dapatkan data hasil identifikasi risiko.
b. Lakukan evaluasi atas kecukupan disain dan
penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang
sudah ada.
c. Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko.
d. Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi.
e. Hitung tingkat/level risiko, yaitu perkalian
probabilitas dengan dampak.
f. Buat peringkat risiko untuk menentukan apakah
risiko tersebut termasuk risiko sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.
g. lsikan hasil langkah (a) s.d. (f) ke dalam formulir
analisis risiko
h. Dari risiko-risiko tersebut di atas, selanjutnya
dibuat petarisiko.
3. Evaluasi risiko. Hasil evaluasi Risiko berisi urutan
prioritas risiko dan daftar risiko yang akan ditangani
dengan mengalikan score risiko dengan menentukan
rangking prioritas risiko dengan mengalian score
risiko (Frekuensi X Dampak) X score controllability.
Unit Terkait  Seluruh unit kerja
 Sub Komite Manajemen Risiko
 Komite Mutu

Anda mungkin juga menyukai