Anda di halaman 1dari 9

Ekonomi Makro

Islam Our achievement


63%
Pertemuan ke-10
Kebijakan Fiskal: Perspektif Ekonomi Islam
Learn More

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 01
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang sempurna (QS. Al-
Ma'idah:3). Agama yang sempurna itu adalah,
menaati Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW
di seluruh aspek kehidupan manusia.
Salah satu aspek tersebut adalah muamalah
yang mengatur hubungan sesama manusia.
Kebijakan fiskal merupakan salah satu
perangkat untuk mencapai tujuan syariah yang
dijelaskan Imam al-Ghazali (meningkatkan
kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan,
kehidupan, intelektualitas, kekayaan dan
kepemilikan).

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 02
GARIS DASAR KEBIJAKAN FISKAL ISLAM

Kebijakan fiskal Islam adalah menjamin pemenuhan kebutuhan


pokok setiap warga negara dan mendorong mereka agar dapat
memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. (Veithzal Rivai, 2021)

Kunci permasalahan ekonomi terletak pada distribusi kekayaan.


Sehingga kebijakan fiskal adalah salah satu mekanisme untuk
menciptakan distribusi ekonomi yang adil.

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 03
NILAI-NILAI KEBIJAKAN FISKAL ISLAM

Kebijakan fiskal dalam Islam tidak terlepas dari prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Menurut Adiwarman Karim,
bangunan Ekonomi Islam didasarkan atas nilai universal, yakni:

Tauhid (keimanan) Keadilan Kenabian Pemerintahan Hasil


Tauhid merupakan Allah memerintah Nabi Muhammad Manusia adalah Ma'ad bermakna
fondasi fundamental kepada manusia agar merupakan model pemimpin (khalifah) di balasan, imbalan,
ajaran Islam. dapat berlaku adil yang ideal dalam dunia ini. ganjaran
Setiap individu dalam segala hal segala perilaku, Persaudaraan universal,
Perbuatan baik akan
muslim dalam termasuk ekonomi sumber daya adalah
Distribusi pendapatan dibalas dengan
melakukan aktivitas amanah, berpola hidup
dan kekayaan secara 4 sifat Nabi: Siddiq, sederhana, dan
kebaikan, dan
ekonomi tidak hanya
merata Amanah, Fathanah, kebebasan yang dapat demikian juga
memikirkan
Tabligh dipertanggungjawabkan sebaliknya.
kenikmatan sesaat

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 04
INSTRUMEN Zakat
KEBIJAKAN FISKAL Zakat menjadi sistem yang wajib (seperti pajak) bukan
ISLAM sukarela. Zakat memungkinkan perekonomian terus berjalan
pada tingkat minimum, mendorong investasi, dan menekan
penimbunan harta

Kharaj

Pajak khusus yang diberlakukan negara atas tanah produktif


yang dimiliki rakyat.

Jizyah

Pajak yang hanya diperuntukkan bagi warga negara non-


muslim yang mampu secara ekonomi.

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 05
INSTRUMEN 'Ushur
KEBIJAKAN FISKAL Pajak khusus atas barang niaga yang masuk ke negara Islam
ISLAM (impor).

Infaq, shadaqah, wakaf

Pemberian sukarela dari rakyat demi kepentingan umat untuk


mengharap ridho Allah swt. Dalam kondisi tertentu penerimaan
dari variabel ini bisa lebih besar dari variabel wajib

Ghonimah

Pendapatan negara yang didapat karena memenangkan


peperangan. 4/5 untuk prajurit, 1/5 untuk Allah, Rasul,
kerabat, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 06
INSTRUMEN Fay'
KEBIJAKAN FISKAL Harta kekayaan musuh yang telah dikalahkan (didapat bukan
ISLAM melalui perang atau di medan perang, yang kemudian
dimiliki dan dikelola negara Islam

Pajak khusus (nawaib)

Tergantung kondisi perekonomian negara (sifatnya


sementara) dan menjadi hak prerogrative

Lain-lain

pendapatn lain seperti hasil sitaan, denda, hibah dari negara


sesama Islam, bantuan-bantuan lain yang sifatnya tidak
mengikat.

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 07
KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN FISKAL KONVENSIONAL

Sasaran kebijakan fiskal konvensional


1
Politik ekonomi kebijakan fiskal konvensional seperti di Indonesia menempatkan pertumbuhan ekonomi
sebagai asas/sasaran utama yang harus dicapai

Pandangan an-Nabhani
2
Politik ekonomi pertumbuhan adalah keliru dan tidak sesuai dengan realitas, serta tidak dapat
meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran individu secara menyeluruh.
Dengan berfokus pada pertumbuhan menyebabkan pemecahan masalah terfokus pada peningkatan
produksi barang dan jasa bukan pada individu manusianya.
Meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi distribusi pendapatan menjadi sangat timpang sebab kekayaan
nasional memusat di segelintir orang saja (pemilik modal).
Pandangan Capra
3
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mendorong peningkatan pendapatan golongan kaya dan
menyebabkan kesenjangan semakin melebar.

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 08
IRONI PERTUMBUHAN 1 Berdasarkan lembaga keuangan Swiss, Credit
EKONOMI Suisse, kata Manan (Indef), 1 persen orang terkaya
di Indonesia menguasai 46 persen kekayaan di
tingkat nasional.

2 Data lembaga penelitian Oxfam yang dirilis pada


2017. Temuannya menyatakan bahwa 4 orang
terkaya di Indonesia memiliki harta lebih banyak
dibanding gabungan harta 100 juta penduduk
miskin di Indonesia.

3 Pada September 2021, tingkat ketimpangan


pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh
Gini Ratio adalah sebesar 0,381 (Data BPS)

ZULFA AHMAD KURNIAWAN


PAGE 09

Anda mungkin juga menyukai