Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bandar Udara Tambolaka adalah sebuah bandar udara yang terletak di
Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Bandar Udara
Tambolaka merupakan bandar udara peninggalan Jepang pada tahun 1945,
yang kemudian pada tahun 1982 mengalamai perbaikan dan pengaspalan
landasan pacu untuk pesawat kecil seperti DC-3, Twin Otter dan Cassa.
Pada tahun 1996 landasan pacu Bandar Udara Tambolaka diperpanjang
sehinga dapat didarati pesawat berjenis Fokker 27. Perpanjangan dan
penebalan landasan pacu kembali dilakukan pada tahun 2005 menjadi 1600
meter sehingga dapat menampung pendaratan pesawat jenis Fokker 28.
Kemudian dilakukan kembali perpanjangan landasan pacu mencapai 1.800
meter dan dapat menampung pesawat berjenis Fokker 100. Total panjang
landasan pacu Bandar Udara Tambolaka hingga 2019 mencapai 2.300 meter
dengan lebar 45 meter.

Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya


persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,
bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas
penunjang dan fasilitas umum lainnya. Terpenuhinya fasilitas penerbangan
yang memadai dapat memberikan bantuan kepada penerbang serta dapat
mewujudkan keselamatan pada operasi pesawat udara. Setiap fasilitas telah
didesain untuk tujuan tertentu dan masing-masing fasilitas menjadi
penyumbang bagi tercapainya tujuan utamanya yaitu keselamatan
penerbangan. Salah satu fasilitas penerbangan yang diperlukan yaitu alat
bantu visual berupa Airfield Lighting System (AFL).
Airfield Lighting System (AFL) merupakan alat bantu navigasi udara
yang berfungsi membantu dan melayani pesawat udara yang melakukan
pendaratan, tinggal landas, dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara
aman dan efisien. Fasilitas ini terdiri dari lampu-lampu khusus yang
memberikan isyarat dan informasi secara visual kepada penerbang terutama
ketika penerbang akan melakukan pendaratan atau tinggal landas. Isyarat
dan informasi visual ini disediakan dengan mengatur konfigurasi warna dan
intensitas cahaya dari lampu-lampu khusus tersebut. Fasilitas ini tidak
diperlukan hanya karena cahaya yang dipancarkan, melainkan pada isyarat
dan informasi yang disediakan. Karena itu, fasilitas ini tidaklah diperlukan
pada malam hari saja, namun pada siang hari dalam cuaca buruk dan setiap
kali atas permintaan penerbangan.

Kebutuhan penerbang akan alat bantu visual dibutuhkan sejak awal


mula penerbangan. Penerbang akan menggunakan tanda-tanda di darat
sebagai alat bantu navigasi ketika mendekati suatu bandar udara. Pada
umumnya, sewaktu akan melakukan pendaratan atau tinggal landas
penerbang lebih mengandalkan penglihatannya ke luar pesawat langsung
daripada melihat instrumen yang ada di dalam cockpit pesawat.

Fasilitas Airfield Lighting System (AFL) telah tersedia di Bandar


Udara Tambolaka, tetapi fasilitas tersebut tidak beroperasi sebagaimana
mestinya dikarenakan instalasi yang rusak. Kejadian yang pernah terjadi di
Bandar Udara Tambolaka pada saat cuaca buruk yaitu pesawat GIA 460
mengalami go around saat akan mendarat. Maka dari itu, penulis
mengambil judul dalam sebuah penelitian yaitu Pengaruh Fasilitas Airfield
Lighting System (AFL) sebagai Penunjang Pelayanan Navigasi Terhadap
Keselamatan Penerbangan di Bandar Udara Tambolaka.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang penulis paparkan maka


penulis mengambil suatu rumusan masalah, yaitu:

Bagaimana pengaruh fasilitas Airfield Lighting System (AFL) terhadap


keselamatan penerbangan di Bandar Udara Tambolaka?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis


membatasi permasalahan hanya dalam hal pengaruh fasilitas Airfield
Lighting System (AFL) terhadap tingkat keselamatan penerbangan di Bandar
Udara Tambolaka.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan yang dilakukan adalah:
1.4.1 Mengetahui pengaruh fasilitas Airfield Lighting System (AFL)
terhadap keselamatan penerbangan.
1.4.2 Memberikan bantuan pemikiran dan pemberian solusi untuk
memecahkan masalah kepada pihak yang terkait, khususnya pada
pihak Bandar Udara Tambolaka serta menambah wawasan pembaca.
1.4.3 Sebagai persyaratan kelulusan pada Program Diploma III
Komunikasi Penerbangan di Politeknik Penerbangan Surabaya.
1.4.4 Sebagai bentuk penerapan dari teori yang didapat selama menjalani
pendidikan di Politeknik Penerbangan Surabaya.
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini sebagai berikut:

1.5.1 Mengetahui pengaruh fasilitas Airfield Lighting System (AFL)


terhadap keselamatan penerbangan.
1.5.2 Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian-
penelitian lainnya ataupun pengembangan terhadap permasalahan-
permasalahan yang ada dalam tugas akhir ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan tugas akhir adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang terkait dengan


permaslahan yang ada serta berisi tentang istilah penerbangan .

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan oleh penulis
dalam membahas permasalahan yang diangkat. Dalam bab ini berisi tentang
metode pengumpulan data, subjek penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
variabel penelitian, desain penelitian dan metode analisa.

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN


Bab ini penulis memaparkan analisa permasalahan dan memberikan
alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil pengumpulan data dan
penelitian.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang penulis ambil dan saran
untuk permasalahan ini.

Anda mungkin juga menyukai