Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Perbedaan budaya sudah menjadi hal yang sering kita temukan di
dalam kehidupan sehari-hari seperti lingkungan sekolah, tempat kerja bahkan
dikeluarga kita sendiri. Dan tentunya dengan perbedaan budaya membuat
setiap orang memilki cara berkomunikasi atau penyampaian pesan yang
berbeda dilihat dari kebudayaannya. Karyawan Ekalokasari Plaza adalah
salah satu contoh yang memiliki kebudayaan berbeda-beda.
Berikut adalah kesimpulan pada penelitian ini, yaitu:
1. Ekalokasari Plaza memang terdiri dari karyawan dengan latar
belakang budaya yang berbeda-beda dengan banyaknya karyawan
seperti Tionghoa, Jawa, Sunda, Batak dan Betawi. Hal ini membuat
seluruh karyawan memiliki cara bekerja yang berbeda-beda.
Karyawan dengan budaya Tionghoa memang lebih dikenal dengan
cepat dalam melakukan pekerjaan yang ada, hal itu dibuktika oleh Pak
Hengky selaku mall director dan juga pak Sebastian. Karyawan
dengan budaya Jawa sangat bertolak belakang dengan budaya
Tionghoa, pada budaya Jawa terkesan lebih lamban dalam melakukan
segala sesuatunya, dan ini sudah menjadi kesadaran para karyawan
Ekalokasari Plaza. Namun budaya Jawa memiliki tutur bahasa yang
baik dan sopan didalam karyawan Ekalokasari Plaza ini yang dapat
diliat dengan jelas melekat pada Finance and Accounting Manager.
Selebihnya yang ada pada karyawan budaya Batak, Betawi dan Sunda
menjadi sikap mayoritas pada karyawan disini.
2. Dengan adanya nilai-nilai budaya yang berbeda, menimbulkan
hambatan komunikasi antarbudaya pada karyawan Ekalokasari Plaza.
Hambatan yang ada pada karyawan Ekalokasari Plaza adalah seperti
adanya persepsi yang buruk kepada budaya individual Ekalokasari
Plaza. Hal ini dipacu karena karyawan dari budaya individual yang
bersikap lebih egois akan didalam kantor, dapat dilihat dari sikap
egois dari individu tersebut. Karena adanya hal seperti tersebut,
membuat budaya kolektif menaruh persepsi negatif kepada mereka.
Hambatan yang lainnya adalah adanya prasangka negatif pada budaya
polychronic karena budaya monochronic memiliki cara kerja yang
berbeda dengan polychronic sehingga membuat prasangka-prasangka
buruk kepada budaya polychronic, karena adanya hambatan tersebut
komunikasi lebih tidak intensif dan budaya monochronic cenderung
menjaga jarak seperti yang dilakukan pak Sebastian. Dan hambatan
yang terakhir adalah, adanya stereotipe pada low context dari dimensi
budaya high context. Budaya high context lebih jarang melakukak
komunikasi kepada pihak low context yang terkadang tidak dapat
diterima oleh budaya low context. Sehingga membuat komunikasi
antarbudaya ini lebih jarang terjadi.
3. Solusi yang efektif untuk semua hambatan yang adalah terutama
melakukan komunikasi yang lebih baik dari waktu kewaktu. Selain itu
dapat juga dilakukan pembicaraan positif antar karyawan dengan
budaya yang berbeda sehingga bisa menyadari perbedaan dan lebih
mengerti posisi satu dengan yang lainnya. Komunikasi yang
dilakukan dengan rutin dan baik dengan arah yang positif tentunya
juga akan memberikan efek yang positif kedepannya. Solusi lainnya
dapat berupa membunuh segala sesuatu pemikiran yang buruk kepada
karyawan yang berbeda kebudayaan, menyadari bahwa perbedaan
budaya pasti akan ada namun kita sebagai karyawan harus bijak
dalam menerima perbedaan tersebut apalagi didalam sebuah
perusahaan atau organisasi. Dan kembali lagi melakukan komunikasi
yang lebih intensif, karena dengan adanya komunikasi yang lebih
intensif maka akan terjadi interaksi yang lebih sering antar karyawan.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan menyatukan kembali visi dan
misi bersama yaitu dengan menyelesaikan proses pembangunan
Ekalokasair Plaza agar para karyawan tetap merasa satu walaupun
dengan perbedaan budaya yang ada.

5.2 Saran
Saran dari hasil penelitian ini, untuk peningkatan organisasi yang diberikan
oleh peneliti, yaitu:
1. Saran Akademis
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya dengan topik atau
tema yang sama. Harapan besar kedepannya agar topik ini dan
pembahasan yang telah dipaparkan dapat menimbulkan rasa
keingintahuan kepada lainnya agar dapat melanjutkan penelitian
lanjutannya. Karena saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna.
2. Saran Praktis
Saran untuk karyawan Ekalokasari Plaza adalah dengan menyadari bahwa
perbedaan pasti akan ditemukan, terutama didalam dunia pekerjaan.
Karyawan Ekalokasari Plaza juga sering mengadakan gathering
(kebersamaan) atau event untuk karyawan agar semakin kompak dan bisa
terbiasa dengan perbedaan-perbedaan budaya yang ada. Dan yang paling
penting adalah tetap pada fokus utama yaitu dengan menyelesaikan
pembangunan Ekalokasari Plaza yang tentunya jika telah selesai
memberikan kebanggaan sendiri untuk karyawan Ekalokasari Plaza.
3. Saran Umum
Meningkatkan perkenalan yang lebih luas tentang kebudayaan kepada
masyakarat luas, agar bisa saling menghargai perbedaan budaya dari dini.
selain itu, sangat diharapkan agar penelitian ini bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengatasi perbedaan-perbedaaan budaya yang
terjadi terutama didalam suatu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai