Anda di halaman 1dari 27

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI

Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN

PENDAMPINGAN KELUARGA MENUJU KADARZI

PUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

I. PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia sampai dengan saat ini masih dihadapkan dengan berbagai
masalah gizi. Masalah gizi tersebut diantaranya yang sering dialami adalah gizi kurang,
gizi buruk, kurang Vitamin A, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan iodium dan
gizi lebih (obesitas). Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah gizi tersebut
antara lain adalah tingkat kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan sesuai
kebutuhan anggota keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga dalam memilih,
mengolah dan membagi makanan di tingkat rumah tangga, ketersediaan air bersih dan
fasilitas sanitasi dasar serta ketersediaan dan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan
dan gizi masyarakat yang berkualitas.
Untuk mengatasi masalah gizi tersebut, Departeme Kesehatan telah menetapkan
sasaran prioritas pembangunan kesehatan tahun 2005-2009 dan salah satunya adalah
Keluarga Sadar Gizi.
Perubahan perilaku merupakan suatu proses dalam menuju Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Salah satu kegiatan yang menunjang tewujudnya Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI) adalah Pendampingan baik oleh tenaga profesional maupun masyarakat
terlatih (kader).

II. LATAR BELAKANG


Salah satu sasaran dari strategi Departemen Kesehatan adalah seluruh keluarga Sadar
Gizi (KADARZI). KADARZI adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah
dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila
telah berperilaku gizi yang baik secara terus menerus. Perilaku sadar gizi yang diharapkan
terwujud minimal adalah :
1. Menimbang berat badan secara teratur
2. Memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI
eksklusif)
3. Makan beraneka ragam
4. Menggunakan garam beryodium
5. Minum suplemen gizi sesuai anjuran.

Kelima indikator tersebut merupakan tolok ukur keberhasilan suatu keluarga menuju
keluarga sadar gizi, akan tetapi masih belum diterapkan secara menyeluruh oleh
masyarakat/rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kediri.
Masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Kediri menunjukkan bahwa asuhan gizi di tingkat keluarga belum memadai. Oleh sebab
itu diperlukan upaya pemberdayaan melalui pendampingan. Pendampingan keluarga
KADARZI adalah proses mendorong, menyemangati, membimbing dan memberikan
kemudahan oleh kader pendamping kepada keluarga guna mengatasi masalah gizi yang
dialami.
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Terbentuknya keluarga sadar gizi di masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kediri melalui proses pendampingan.
2. Tujuan khusus
Mendampingi keluga sasaran agar :
a. Membawa balitanya datang ke posyandu secara teratur setiap bulan
b. Membawa balita yang menderita gizi buruk, BGM, 2T serta balita sakit ke
Poskesdes/Puskesmas untuk dirujuk
c. Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir sampai umur 6 (enam) bulan
d. Makan aneka ragam makanan
e. Menggunakan garam beryodium
f. Minum suplemen gizi bagi balita, ibu hamil dan ibu nifas

IV. SASARAN
Sasaran pendampingan adalah keluarga yang bermasalah gizi diutamakan keluarga
yang mempunyai balita dan ibu hamil dengan kriteria sebagai berikut :
1. Balita yang mengalami gizi buruk
2. Balita gizi buruk pasca rawat inap
3. Balita BGM
4. Balita yang tidak naik berat badannya 2 kali berturut-turut
5. Ibu hamil yang sangat kurus (Kurang Energi Kronis)
6. Ibu hamil Anemia
7. Ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan

V. WAKTU
Waktu atau jadwal kegiatan Pendampingan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
dilakukan pada awal bulan Oktober 2015.

VI. LOKASI
Lokasi kegiatan Pendampingan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di 6 (enam) desa
wilayah kerja Puskesmas Kediri yaitu desa Kediri, desa Kediri Selatan, desa Montong
Are, desa Gelogor, desa Ombe Baru dan desa Jagaraga Indah.
VII. PELAKSANA
Pelaksana dalam kegiatan Pendampingan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah
Kader Posyandu yang ditunjuk dan sudah mendapatkan bimbingan dan pelatihan dari
petugas Puskesmas.

VIII. BIAYA
Biaya untuk kegiatan Pendamingan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dalam bentuk
buaya transportasi Pendamping (kader), dengan sumber biaya dari Biaya Oiperasional
Kesehatan (BOK) tahun 2015.

IX. PRASARANA/SARANA
Prasarana/sarana yang diperlukan dalam Pendampingan Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI) adalah LILA, KMS, Buku Saku Kadarzi, Formulir 1 s/d 5.

X. METODE
Metode pada pelaksanaan Pendampingan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah
dengan wawancara langsung ke keluarga sasaran.

XI. RENCANA TINDAK LANJUT


Setelah data-data terkumpul dengan lengkap maka langkah selanjutnya adalah kader
melakukan rencana tindak lanjut dengan membuat jadwal kunjungan pendampingan yang
disepakati antara kader dengan keluarga sasaran. Jadwal kunjungan pendampingan dibuat
rata-rata sebanyak 10 kali secara berkelanjutan sesuai dengan berat ringannya masalah
sampai keluarga tersebut mampu mengatasi masalah gizi yang dihadapi.

XII. PENUTUP
Pendampingan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang dilaksanak oleh kader adalah
salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat dalam upaya perubahan perilaku untuk
mengatasi masalah gizi anggota keluarga. Masalah gizi yang dihadapi diharapkan dapat
diatasi sendiri oleh masing-masing keluarga setelah sebelumnya mendapatkan
pendampingan dari kader selama rata-rata 10 kali secara berkelanjutan.
Keberhasilan KADARZI akan terwujud apabila kegiatan pendampingan, sebagai
upaya percepatan perubahan perilaku gizi, dapat terlaksana dengan baik. Kinerja kader
pendamping sangat ditentukan oleh pemahaman para kader terhadap tujuan, tugas dan
indikator kinerja yang harus dicapai.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140
KERANGKA ACUAN
PROGRAM ORIENTASI DI UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI

I. PENDAHULUAN

Program orientasi karyawan/pegawai baru adalah  program  yang bertujuan 


memperkenalkan  tentang  kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan kerja di sekitar
tempa’kerja. Setelah memperkerjakan para pegawai baru, Puskesmas menyelenggarakan
program orientasi formal. Berdasarkan yang ada, orientasi biasanya diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu :
1) Orientasi organisasi, adalah memberitahu karyawan mengenai tujuan, riwayat, filosofi,
prosedur dan pengaturan organisasi tersebut. Itu harus mencakup tunjangan kebijakan
dan tunjangan SDM yang relevan seperti jam kerja, prosedur penggajian tuntutan
lembur dan tunjangan.
2) Orientasi unit kerja, adalah mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit kerja
tersebut, memperjelas bagaimana pekerjaannya menyumbang pada sasaran unit itu dan
mencakup perkenalan dengan rekan-rekan kerja barunya.

II. LATAR BELAKANG


Mengingat beban kerja yang ada di Puskesmas cukup banyak dan tidak sebanding
dengan jumlah pegawai yang ada, maka Puskesmas merasa perlu penambahan pegawai
baru. Setiap pegawai baru yang ada di Puskesmas Kediri harus mengikuti program orientasi
sebelum mulai bekerja sesuai dengan bidang masing-masing.

III.TUJUAN
1. Tujuan umum
Memperkenalkan kepada pegawai baru tentang lingkungan Puskesmas dan wilayah
kerjanya serta tupoksi masing-masing bidang.
2. Tujuan khusus
a. Menyiapkan mental pegawai baru dalam mengadapi peralihan suasana dari
lingkungan pendidikan ke lingkungan kerja yang nyata.
b. Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok yang baru
c. Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru
d. Menghindarkan adanya kekacauan yang mungkin disebabkan oleh seorang pekerja
baru ketika diserahi pekerjaan baru
e. Menerangkan peraturan dan tata tertib yang berlaku di tempat kerja baru sedemikian
rupa sehingga pegawai baru dapat menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman
yang akan terjadi karena pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahui

IV. SASARAN
Sasaran Program Orientasi adalah pegawai baru yang memiliki kemampuan dan
kemauan kerja sesuai dengan bidang tugas dan latar belakang pendidikan yang dimiliki.
V. WAKTU
Waktu pelaksanaan program orientasi di Puskesmas Kediri selama 1 (satu) bulan.

VI. LOKASI
Lokasi Program Orientasi di Puskesmas Kediri terdiri dari dalam gedung Puskesmas
dan luar gedung Puskesmas seperti Poskesdes, Sekolah, Posyandu dan kelompok-
kelompok masyarakat.

VII. PELAKSANA
Yang termasuk di dalam pelaksana pada Program Orientasi adalah semua unsur
yang ada di Puskesmas dan unsur-unsur jejaring yang ada di tingkat bawah seperti bidan
Poskesdes.

VIII. PRASARANA/SARANA
ATK dan lain-lain

IX. METODE
- Diskusi dua arah
- Bimbingan atau pendampingan

X. RENCANA TINDAK LANJUT


Rencana Tindak Lanjutnya berupa evaluasi setelah orientasi selesai.

XI. PENUTUP
Program Orientasi bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan tempat kerja baru
dan memupuk mental kerja yang lebih baik.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
PROGRAM ORIENTASI BAGI TENAGA GIZI BARU
DI UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI

I. PENDAHULUAN
Program orientasi karyawan/pegawai baru adalah  program  yang bertujuan 
memperkenalkan  tentang  kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan kerja di sekitar
temptkerja. Setelah memperkerjakan para pegawai baru, Puskesmas menyelenggarakan
program orientasi formal. Berdasarkan yang ada, orientasi biasanya diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu :
1) Orientasi organisasi, adalah memberitahu karyawan mengenai tujuan, riwayat, filosofi,
prosedur dan pengaturan organisasi tersebut. Itu harus mencakup tunjangan kebijakan dan
tunjangan SDM yang relevan seperti jam kerja, prosedur penggajian tuntutan lembur dan
tunjangan.
2) Orientasi unit kerja, adalah mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit kerja tersebut,
memperjelas bagaimana pekerjaannya menyumbang pada sasaran unit itu dan mencakup
perkenalan dengan rekan-rekan kerja barunya.

II. LATAR BELAKANG


Mengingat beban kerja di bidang gizi yang ada di UPT BLUD Puskesmas Kediri
cukup banyak dan tidak sebanding dengan jumlah pegawai yang ada, maka Puskesmas
merasa perlu penambahan pegawai baru khususnya di bidang gizi. Setiap pegawai baru
yang ada di UPT BLUD Puskesmas Kediri harus mengikuti program orientasi sebelum
mulai bekerja sesuai dengan bidang gizi.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Memperkenalkan kepada pegawai baru tentang lingkungan Puskesmas dan wilayah
kerjanya serta tupoksi di bidang gizi.
2. Tujuan khusus
a. Menyiapkan mental pegawai baru dalam mengadapi peralihan suasana dari
lingkungan pendidikan ke lingkungan kerja yang nyata.
b. Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok yang baru.
c. Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru.
d. Menghindarkan adanya kekacauan yang mungkin disebabkan oleh seorang pekerja
baru ketika diserahi pekerjaan baru.
e. Menerangkan peraturan dan tata tertib yang berlaku di tempat kerja baru sedemikian
rupa sehingga pegawai baru dapat menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman
yang akan terjadi karena pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahui.

IV. SASARAN
Sasaran program orientasi adalah pegawai baru yang memiliki kemampuan dan
kemauan kerja sesuai dengan bidang tugas dan latar belakang pendidikan gizi yang
dimiliki.

V. WAKTU
Waktu pelaksanaan Program Orientasi di UPT BLUD Puskesmas Kediri selama 1 (satu)
bulan.
VI. LOKASI
Lokasi Program Orientasi di UPT BLUD Puskesmas Kediri terdiri dari dalam gedung
Puskesmas dan luar gedung Puskesmas seperti Poskesdes, Sekolah, Posyandu dan
kelompok-kelompok masyarakat.

VII. PELAKSANA
Yang termasuk di dalam pelaksana pada Program Orientasi adalah semua unsur yang
ada di UPT BLUD Puskesmas Kediri dan unsur-unsur jejaring yang ada di tingkat bawah
seperti bidan Poskesdes.

VIII. PRASARANA/SARANA
Ruangan tempat kerja, Buku-buku Pedoman, Alat Peraga, Alat Ukur Anthropometri, ATK,
dll.

IX. METODE
- Diskusi dua arah
- Bimbingan atau pendampingan

X. RENCANA TINDAK LANJUT


Rencana Tindak Lanjutnya berupa evaluasi setelah Program Orientasi selesai.

XI. PENUTUP
Program Orientasi diterapkan sebagai upaya untuk memperkenalkan lingkungan
tempat kerja baru dan memupuk mental kerja yang lebih baik serta memberi ruang kerja
untuk penerapa disiplin ilmu yang dimiliki oleh setiap pegawai baru khususnya di bidang
gizi.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
PENYELENGGARAAN MAKANAN DI PUSKESMAS PERAWATAN
PUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

I. PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan sumber daya manusia
yang kompeten, sarana dan prasarana yang memadai, agar pelayanan gizi yang
dilaksanakan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pelayanan gizi merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan di Puskesmas, yang saling menunjang dan tidak
dipisahkan dengan pelayanan.
Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan nutrition
related disease pada semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, dewasa dan
usia lanjut, semakin dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini memerlukan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mempertahankan status gizi yang optimal, sehingga
tidak terjadi kurang gizi dan untuk mempercepat penyembuhan.
Pelayanan gizi di Puskesmas Perawatan merupakan hak setiap orang, memerlukan
adanya sebuah pedoman agar diperoleh hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang
bermutu di Puskesmas Perawatan akan membantu mempercepat proses penyembuhan
pasien, yang berarti pula memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya
pengobatan. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakitnya.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi di Puskesmas Perawatan dengan memperhatikan
berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi di
Puskesmas Perawatan.

B. Tujuan Khusus
1. Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan
anamnesis, anthropometri, gejala klinis, dan biokimia tubuh
2. Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan berdasarkan anamnesis diet
dan pola makan.
3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien.
4. Penentuan bentuk pebelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan, jumlah
pemberian serta cara pengolahan bahan makanan.
5. Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai perubahan
keadaan klinis,status gizi dan status laboratorium.
6. Penciptaan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat membantu penyembuhan penyakit.
7. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada
klien/pasien dan keluarga.

III.SASARAN
Banyak pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan makanan untuk pasien di Puskesmas
Perawatan seperti :
- Dokter
- Petuigas gizi/Nutrisionis
- Perawat
- Bidan
- Juru masak
- Clening service

IV. WAKTU
Waktu penyelenggaraan makan mulai dari persiapan, pengolahan dan distribusi ke pasien
terbagi menjadi :
1. Makan Pagi, dari jam 05.00 – 08.00
2. Makan Siang, dari jam 09.00 – 13.00
3. Makan Malam, dari jam 15.00 – 19.00

V. LOKASI
Penyelenggaraan makanan dilakukan di dapur/instalasi gizi Puskesmas Kediri.

VI. PELAKSANA
Sebagai pelaksana adalah Ahli Gizi/Nutrisionis yang telah ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas, dibantu oleh tenaga pemasak yang diambil dari masyarakat sekitar Puskesmas.

VII. BIAYA
Biaya penyelenggaraan makanan untuk pasien dibebankan kepada Puskesmas yang
bersumber dari dana non Kapitasi.

VIII. PRASARANA/SARANA
Prasarana terdiri dari :
- 1 orang Ahli Gizi/Nutrisionis
- 2 orang tukang masak
- 1 orang clening service
- Data jumlah pasien
Sarana terdiri dari :
- Dapur
- Alat masak
- Alat penyajian
- Alat kebersihan

IX. RENCANA TINDAK LANJUT


- Mengusulkan biaya makan pasien sesuai dengan jumlahnya kepada Kepala Puskesmas
melalui bendahara yang telah ditunjuk.
- Merencanakan kebutuhan bahan makanan
- Belanja bahan makanan
- Penyimpanan bahan makanan
- Persiapan bahan makanan
- Pengolahan
- Pendistribusian

X. PENUTUP
Penyelenggaraan makan di Puskesmas Perawatan dimaksudkan untuk pemenuhan
kebutuhan nutrisi pasien sesuai denga penyakit dan kondisi pasien. Penyelenggraan
makanan akan berhasil apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan
tenaga yang berkompeten dalam bidang gizi dan makanan.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
BAGI KADER POSYANDU

I. PENDAHULUAN
Berdasarkan beberapa study, memburuknya keadaan gizi masyarakat disebabkan
oleh pola asuh gizi yang kurang baik. Perilaku pemberian makan sejak hamil, masa bayi
dan balita belum dipahami dan diaplikasikan dengan baik. Pola pemberian makan pada
bayi atau balita sakit juga belum memadai sehingga memperburuk keadaan. Oleh karena
itu untuk memperbaiki pola asuh gizi keluarga balita telah diupayakan pendidikan gizi
baik melalui penyuluhan gizi di posyandu atau dikesempatan lainnya yang salah satunya
adalah melalui pelatihan pemberian makan bayi dan anak.
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat
oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan
kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompk usia balita dalam
jangka panjang perlu dimulai dari pemberian pemahaman pada orang tua / pengasuh balita
mengenai pola pemberian makan bayi dan anak. Pelatihan PMBA dimaksudkan sebagai
pembelajaran bagi ibu balita dirumah mengenai bagaimana pemberian makan pada bayi
dan anak, cara pengolahan makanan dan pola makan anak serta meningkatkan partisipasi
masyarakat terutama kelompok sasaran untuk datang ke posyandu.

II. TUJUAN
1. Meningkatkan pengetahuan kader/ibu dalam merubah perilaku dan memberdayakan
para ibu balita tentang cara pengasuh anak terutama pola pemberian makan pada bayi
dan anak untuk rehabilitasi gizi anak – anak mereka dengan menggunakan
pengetahuan dan sumber daya lokal.
2. Meningkatkan BB anak
3. Menurunkan angka gizi buruk dan gizi kurang

III. SASARAN
Pesrta pelatihan adalah kader posyandu atau ibu balita yang bertugas sebagai kader untuk
melanjutkan pengetahuan mereka pada ibu balita.

IV. WAKTU
Penyelenggaraan pelatihan dilakukan satu kali dalam setahun (jika diperlukan).

V. LOKASI
Lokasi penyelenggaraan pelatihan dilakukan di aula Puskesmas, jika tidak memungkinkan
maka dicari alternatif lain seperti di poskesdes/polindes yang ada di wilayah Puskesmas
Kediri

VI. PELAKSANA
Sebagai pelaksana dalam penyelenggara pelatihan adalah petugas gizi, bidan dan promkes
yang pernah dilatih.

VII. BIAYA
Biaya penyelenggaraan pelatihan dibebankan melalui dana BOK atau dana dari sumber
lainnya.

VIII. PRASARANA/SARANA
Prasaran/sarana terdiri dari :
- Petugas yang sudah dilatih
- Kader yang akan dilatih
- Set modul pelatihan
-
IX. METODE
- Diskusi
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demo
X. RENCANA TINDAK LANJUT
Mengusulkan biaya penyelenggaraan pelatihan sesuai kebutuhan, menentukan lokasi,
menentukan peserta, menunjuk petugas sebagai pelatih, membuat undangan

XI. PENUTUP
Demikian petunjuk teknis pelaksanaan pelatihan PMBA ini dibuat sebagi acuan
pelaksanaan dilapangan. Hal lain yang tidak termasuk dalam juknis ini agar berkoordinasi
dengan Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM YODIUM
DI WILAYAH KERJA UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI

I. PENDAHULUAN
Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium
merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental.
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia
yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan
social dan aspek perkembangan ekonomi.
Hasil Riskesdas tahun 2013, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah
tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai 77,1%, yang
mengonsumsi garam kurang mengandung yodium sebesar 14,8% dan yang tidak
mengandung yodium sebesar 8,1%. Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, mengeluarkan Surat Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli
2009, mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium yang
antara lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar
meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam peningkatan garam beryodium dan
menghentikan suplementasi kapsul minyak yodium pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu
menyusui dan anak SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium di Daerah.

II. Latar Belakang


Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan umur
harapan hidup dari 70,7 ( Proyeksi BPS, 2008) menjadi 72, menurunkan angka kematian
bayi dari 34 ( SDKI, 2007) menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka
kematian ibu dari 346 ( SDKI, 2012) menjadi 306 per 100 ribu kelahiran hidup  dan
menurunkan gizi kurang (termasuk gizi buruk ) dari 19,6% (Riskesdas, 2013 ) menjadi
kurangdari 17% dan menurunkan balita pendek dari37% ( Riskesdas, 2013) menjadi
kurangdari28%.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2015 – 2019 Bidang Kesehatan, Kementerian
Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang memuat
indicator keluaran yang harusd icapai. Salah satudari 8  indikator keluaran di bidang
Perbaikan Gizi yang harus dicapai pada tahun 2019 yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi
garam beryodium dengan kadungan yodiumc ukup. Oleh karena itu program
penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatkan konsumsi garam beryodium.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk
Tersedianya informasi secara terus menerus setiap tahun tentang konsumsi garam
beryodium rumah tangga di wilayah UPT BLUD Puskesmas Kediri
b. Tujuan Khusus
1) Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandungan
yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak mengandung yodium.
2) Diperolehnya informasi tentang :
a. Jenis garam yang digunakan di rumah tangga.
b.  Merk garam yang digunakan di rumah tangga.
c. Konsumsi garam beryodium pada ibu hamil
d. Cara penyimpanan garam beryodium
e. Lokasi penyimpanan
f. Tempat membeli
IV. Pelaksanaan Kegiatan
a. Uraian Kegiatan
Pemantauan dan pemeriksaan garam yodium di tingkat masyarakat melalui kegiatan
di Posyandu dengan cara penetesan iodina test kepada garam yang dibawa oleh ibu
rumah tangga yang dipakai di rumah
b. Batasan Kegiatan
1) Penetesan garam dengan iodina test dan menanyakan merk garam yang
digunakan dan tempat pembelian garam
2) Mencatan hasil pemeriksaan garam.
3) Rekapitulasi hasil kegiatan
V. Indikator Keluaran dan Keluaran
a. Indikator Keluaran
90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan kadungan yodium cukup
b. Keluaran
Laporan Data hasil pencapaian kegiatan pemeriksaan garam yodium di tingkat
masyarakat Tahun 2016.

VI. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan direncanakan akan diselenggarakan pada Bulan Agustus 2016 di Sekolah Dasar
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kediri.

VII. Biaya
Biaya kegiatan ini akan dibebankan pada Pembiayaan BOK Tahun anggaran 2016.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU

I. PENDAHULUAN
Bahwa dalam rangka mendukung dan mencapai target Mileneum Development
Goals (MDGs) dimana hampir 70% Goals yang ditetapkan dalam kegiatannya adalah
ditujukan untuk peningkatan dan percepatan Kesejahteraan Ibu dan Anak serta
Pemberdayaan Perempuan, maka untuk itu seluruh pilar kelembagaan masyarakatan yang
bergerak dibidang kesehatan dan pemberdayaan perempuan serta pemberdayaan masyarakat
diharapkan mendapat perhatian lebih luas dan serius untuk kita laksanakan. Untuk itu salah
satu pilar upaya yang perlu dikembangkan adalah kegiatan Posyandu
II. LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Jumlah
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ceria sebanyak 25 posyandu.
Angka kesakitan pada tahun 2014 terdapat Pnemonia sebanyak 35 %, diare pada
bayi 5% , Ibu hamil KEK 35 %, Gizi Buruk 2%, sehingga kegiatan Posyandu di Puskesmas
Ceria tetap harus dilaksanakan.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengurangi angka kesakitan dan kematian pada Ibu dan Anak
b. Tujuan Khusus
1. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera
4. Meningkatkan peran serta masyarakat
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berdasarkan
geografi

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. KB
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulangan Diare

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pengerahan sasaran pada H-1 dilakukan oleh kader dengan membawa nama sasaran dan
di umumkan juga melalui pengeras suara
2. Pelaksanaan Posyandu dengan menggunakan sistem 5 meja
3. H+1 pencarian sasaran yang tidak hadir pada saat pelaksanaan posyandu (sweeping)
VI. SASARAN
WUS, PUS, Ibu Hamil, Bayi, Balita .
Target masing-masing sasaran di puskesmas sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Posyandu di Puskesmas Ceria dilaksanakan satu kali sebulan yang pelaksanaannya oleh
tim posyandu sesuai SK Kepala UPT Puskesmas dan jadwal yang telah disusun setiap
tahunnya.
VIII. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN
a. EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi akan dilakukan setiap satu bulan sekali oleh Tim Posyandu
2. Evaluasi dilakukan pada saat minilolakakarya

b. PELAPORAN
Pelaporan dilakukan satu bulan sekali di akhir bulan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. PENCATATAN
Pencatatan hasil Posyandu di rekap oleh masing –masing tim
b. PELAPORAN
Ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan
ditembuskan ke Kecamatan
c. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setiap bulanan, tiga bulan sekali dan dibahas pada saat Rakorcam

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
DISTRIBUSI VITAMIN A

I. PENDAHULUAN

Saat ini di Indonesia masih terjadi kecenderungan meningkatnya Kurang Vitamin A


(KVA) pada ibu dan balita di daerah miskin perkotaan. Menurut data Departemen
Kesehatan tahun 1992 menunjukkan bahwa hampir 10 juta balita menderita KVA sub
klinis (serum retinol < 20 µg/dl), 60 ribu di antaranya disertai dengan gejala bercak bitot
yang terancam buta. Selain itu pada beberapa propinsi di Indonesia telah ditemukan kasus-
kasus baru KVA yang terjadi pada anak gizi buruk, sehingga KVA masih merupakan
masalah gizi utama di Indonesia hingga saat ini.

II. LATAR BELAKANG

Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun 2006 memperlihatkan balita dengan
Serum Retinol kurang dari 20 µg/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut
menggambarkan terjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin A Tahun
1992 yang menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinol kurang dari 20 µg/dl. Oleh
karena itu, masalah kurang Vitamin A (KVA) sudah tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat lagi karena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut salah satunya
berkaitan dengan strategii penanggulangan KVA dengan pemberian suplementasi Vitamin
A yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A).

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi dan mencecah terjadinya kekurangan vitamin A pada bayi dan
balita
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A paling sedikit 80 %
Terdistribusinya Kapsul vitamin A kepada sasaran 6- 59 bulan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pilih kapsul Vitamin A warna merah untuk balita 1-5 tahun
2. Pilih kapsul vitamin A untuk bayi umur 6-11 bulan
3. Gunting ujung kapsul vitamin A
4. Buka mulut bayi atau balita
5. Masukkan Vitamin A kemulut bayi atau balita dengan cara memencet kapsul vitamin
A
6. Vitamin A untuk Ibu Nifas diberikan kapsul vitamin A 1 kapsul setelah melahirkan
dan 1 kapsul kedua pada hari berikutnya minimal 24 jam sesedah kapsul pertama.
7. Catat hasil pemberian dibuku register penimbangan
8. Rekap hasil distribusi seluruhnya
9. Buat laporan untuk dikiririm kedikes
10. Selesai.

V. CARA MELAKSANAAN KEGIATAN


Diberikan pada saat Posyandu, Sweeping / kunjungan rumah

VI. SASARAN
Seluruh Bayi usia 6-11 bulan
Seluruh Anak balita usia 12-59 bulan

VII. JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan distribusi vitamin A pada bulan Februari dan Agustus

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evalusi dilakukan setelah selesai distribusi kapsul vitamin A disetiap Posyandu,
Pelaporan oleh kader dilaporkan menggunakan formulir penimbangan setelah selesai
sweeping

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dilakukan pada register catpor Vitamin A ( register penimbangan) disetiap
Posyandu, Pelaporan oleh petugas gizi dibuat setiap ahkir bulan maret utk distribusi bulan
Februari dan akhir september untuk kegiatan bulan agustus menggunakan elektronik dan
dikirim ke Dikes kabupaten.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
PENANGANAN GIZI BURUK DENGAN PMT PEMULIHAN
(PMT-P)

I. PENDAHULUAN
Salah satu sasaran dari 4 sasaran pembangunan kesehatan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010- 2014 adalah menurunkan
prevalensi gizi kurang menjadi 15 % dan menurunkan prevalensi pendek menjadi 32%.
Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui upaya
pencegahan dan pemulihan gizi kurang pada balita dan ibu hamil yaitu melalui pemantauan
pertumbuhan balita di posyandu, penyuluhan dan konseling Air Susu Ibu dan Makanan
Pendamping ASI, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan pada bailta gizi
Buruk.

II. LATAR BELAKANG


Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan
kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi kekuranagan gizi yang
terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan bagi anak usia 6- 59 bulan dimaksudkan sebagai
tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari – hari. PMT Pemulihan
dimaksud berbasis bahan makanan lokal dengan menu khas yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk menurunkan Angka Gizi Buruk
b. Tujuan Khusus
- Untuk Meningkatkan BB anak
- Untuk merubah perilaku dan memberdayakan para ibu balita untuk bertanggung
jawab terhadap rehabilitasi gizi anak – anak mereka dengan menggunakan
pengetahuan dan sumberdaya lokal.
-
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Sasaran datang ke Puskesmas
2. Sasaran ditimbang BB dan diukur panjang badan/ tinggi badan
3. Untuk kunjungan pertama pemeriksaan kesehatan
4. Sasaran yang sakit diberikan obat di Poli anak
5. Penjelasan tentang PMT-P yang diterima
6. Penerimaan bahan PMT-P
7. Pendokumentasian ( Photo Balita)
8. Penanda tanganan bukti tanda terima paket PMT-P
9. Pemantauan oleh petugas setiap 15 hari ( Kunjungan rumah)
10. Pemantauan oleh kader 4 kali sebulan
11. Pencatatan hasil pemantauan setiap 1 bulan sekali
12. Pembuatan laoran hasil PMT-P 3 bulan sekali.

V. CARA MELAKSANAAN KEGIATAN PMT-P

Sasaran datang ke Puskesmas untuk mengambil bahn PMT-P

VI. SASARAN
Semua Balita Gizi Buruk Usia 6- 59 Bulan.

VII. JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Waktu pelaksanaan PMT-Pemulihan selama 90 Hari Makan Anak disesuaikan dengan
jumlah sasaran yang akan diberikan PMT-P.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali Pencatatan secara manual dan elektronik dilakukan
setiap satu bulan Pelaporan dilakukan 3 bulan sekali setelah PMT-P 90 HMA selesai

IX. P ENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan PMT_P meliputi data identitas balita, perkembangan berat badan dan
status gizi balita dan PMT-P yang diberikan, setiap bulan Pelaporan kegiatan dilakukan
oleh petugas gizi setelah kegiatan PMT-P selama 90 HMA selesai secara elektronik

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
PENANGANAN GIZI KURANG DENGAN PMT PEMULIHAN
(PMT-P)

I. PENDAHULUAN
Salah satu sasaran dari 4 sasaran pembangunan kesehatan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010- 2014 adalah menurunkan
prevalensi gizi kurang menjadi 15 % dan menurunkan prevalensi pendek menjadi 32%.
Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui upaya
pencegahan dan pemulihan gizi kurang pada balita dan ibu hamil yaitu melalui pemantauan
pertumbuhan balita di posyandu, penyuluhan dan konseling Air Susu Ibu dan Makanan
Pendamping ASI, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan pada bailta gizi
Kurang.
II. LATAR BELAKANG
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan
kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi kekuranagan gizi yang
terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan bagi anak usia 6- 59 bulan dimaksudkan sebagai
tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari – hari. PMT Pemulihan
dimaksud berbasis bahan makanan lokal dengan menu khas yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.

III. TUJUAN
c. Tujuan Umum
Untuk menurunkan Angka Gizi Kurang
d. Tujuan Khusus
- Untuk Meningkatkan BB anak
- Untuk merubah perilaku dan memberdayakan para ibu balita untuk bertanggung
jawab terhadap rehabilitasi gizi anak – anak mereka dengan menggunakan
pengetahuan dan sumberdaya lokal.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Sasaran datang ke Puskesmas
2. Sasaran ditimbang BB dan diukur panjang badan/ tinggi badan
3. Untuk kunjungan pertama pemeriksaan kesehatan
4. Sasaran yang sakit diberikan obat di Poli anak
5. Penjelasan tentang PMT-P yang diterima
6. Penerimaan bahan PMT-P
7. Pendokumentasian ( Photo Balita)
8. Penanda tanganan bukti tanda terima paket PMT-P
9. Pemantauan oleh petugas setiap 15 hari ( Kunjungan rumah)
10. Pemantauan oleh kader 4 kali sebulan
11. Pencatatan hasil pemantauan setiap 1 bulan sekali
12. Pembuatan laoran hasil PMT-P 3 bulan sekali.

V. CARA MELAKSANAAN KEGIATAN PMT-P

Sasaran datang ke Puskesmas untuk mengambil bahan PMT-P

VI. SASARAN
Semua Balita Gizi Buruk Usia 6- 59 Bulan.

VII. JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Waktu pelaksanaan PMT-Pemulihan selama 90 Hari Makan Anak disesuaikan dengan
jumlah sasaran yang akan diberikan PMT-P.
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali Pencatatan secara manual dan elektronik dilakukan
setiap satu bulan Pelaporan dilakukan 3 bulan sekali setelah PMT-P 90 HMA selesai

IX. P ENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan PMT_P meliputi data identitas balita, perkembangan berat badan dan
status gizi balita dan PMT-P yang diberikan, setiap bulan Pelaporan kegiatan dilakukan
oleh petugas gizi setelah kegiatan PMT-P selama 90 HMA selesai secara elektronik.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
KONSELING GIZI

I. PENDAHULUAN

Status gizi merupakan salah satu faktor utamayang sangat menentukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menjaditujuan pembangunan
Indonesia.Visi pembangunan gizi adalah mewujudkankeluarga mandiri sadar gizi untuk
mencapai status gizi keluarga yang optimal.Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh keadaan
fisiologis, keadaan ekonomi,sosial, politik dan budaya. Pada saat ini, selain dampak dari
krisis ekonomi yangmasih terasa, juga dampak dari bencana nasional mempengaruhi status
kesehatanpada umumnya dan status gizi khususnya.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah gizi diantaranya adalah


ketersediaan pangan dalam rumah tangga, asuhan gizi keluarga, pengetahuan terkait gizi,
serta pemanfaatan keluarga terhadap pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas.
( Depkes RI, 2008 ). Sejalan dengan hal tersebut, maka diambil langkah-langkah dalam
upaya perbaikan gizi masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas. Upaya peerbaikan
gizi ini merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan dasar di tingkat
puskesmas.

Upaya pengembangan pojok gizi merupakan salah satu langkah yang ditempuh sejak
awal repelita VI. Pengembangan pojok gizi puskesmas diselenggarakan dalam rangka
mengoptimalkan pelayanan gizi, baik kualitas maupun kuantitasnya.

II. LATAR BELAKANG


Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek,
diperlukan sumber daya yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain.
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap
kualitas SDM di suatu negara, yang di gambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia
harapan hidup, dan tingkat pendidikan. Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat di
capai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan
gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu karena kondisi kesehatannya harus
dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan semisal puskesmas.
Masalah gizi dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit
yang terkait gizi pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, anak, remaja, hingga
lansia, memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
dan mempercepat penyembuhan.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melaui upaya preventif, kuratif,
dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
2. Tujuan Khusus
1. Menyelenggarakan konseling gizi pada pasien dan keluarganya
2. Membimbing dan mengarahkan pasien dalam memahami masalah gizi yang
dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya
3. Memanfaatkan konseling gizi secara optimal oleh semua pasien yang datang ke
puskesmas maupun dirawat di puskesmas
4. Melakukan pengkajian gizi, faktor yang berpengaruh terhadap gangguan gizi dan
status gizi dengan cara anamnesis diet
5. Memantau perkembangan balita yang mempunyai masalah gizi kurang

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Memberikan konseling gizi kepada klien sesuai dengan jenis penyakit yang di derita
2. Rincian Kegiatan
a. Melakukan visite bersama dokter ke rawat inap dan memberikan konseling gizi
kepada klien dan atau keluarga klien sesuai penyakit yang di deritanya
b. Menerima rujukan dari laboratorium maupun dari poli
c. Menjelaskan kepada klien tentang penyakit yang di deritanya
d. Memberikan konseling gizi / pemahaman tentang diet yang harus di jalankan
selama sakit
e. Melakukan perjanjian untuk kunjungan kembali

V. TEMPAT DAN RUANG LINGKUP


1. Tempat untuk melakukan kegiatan konseling dapat ;
a) Di dalam gedung yaitu di Puskesmas
b) Di luar gedung yaitu Posyandu, dan pada waktu kunjungan rumah atau kunjungan
lapangan
2. Ruang lingkup konseling
Konseling adalah hubungan antara dua orang yaitu petugas pojok gizi denganpasien
atau klien yang memutuskan untuk bekerjasama sehingga pasien/klien dapat
mengenali dan memecahkan masalah gizi. Ruang lingkup konseling gizi yaitu
pelayanan pasien di rawat jalan dan rawat inap

VI. SASARAN
1. Penderita penyakit/pasien/keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan
yang datang ke Puskesmas
2. Masyarakat umum/klien yang mempunyai masalah kesehatan yang datang ke
Puskesmas.

VII. JADWAL KEGIATAN


Jadwal kegiatan konseling gizi di lakukan setiap hari di hari efektif kerja, baik rawat
jalan maupun rawat inap

VIII. URAIAN PROSEDUR


1. Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas pojok gizi
2. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik penderita
yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat serta diagnosis penyakitnya
ke dalam buku register.
3. Melakukan konseling dengan penderita/keluarga tentang kejadian penyakit, pola
makan, gaya hidup, dan lamanya mederita penyakit.
4. Membantu menyimpulkan permasalahan gizi yang berkaitan dengan penyakit yang
diderita.
5. Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
6. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang
jadual konsultasi gizi kembali.

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sekali oleh Penanggung Jawab
pojok gizi, selanjutnya dilaporkan ke Kepala Puskesmas.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Pencatatan atau pelaporan kegiatan dilakukan setiap bulan di akhir bulan
pembukuan.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OMBOK BARAT


UPT BLUD PUSKESMAS KEDIRI
Jln. TGH. Abdul Karim. Kediri No. Telp. (0370)6171140

KERANGKA ACUAN
PERSIAPAN DISTRIBUSI VITAMIN A

I. PENDAHULUAN

Saat ini di Indonesia masih terjadi kecenderungan meningkatnya Kurang Vitamin A


(KVA) pada ibu dan balita di daerah miskin perkotaan. Menurut data Departemen
Kesehatan tahun 1992 menunjukkan bahwa hampir 10 juta balita menderita KVA sub
klinis (serum retinol < 20 µg/dl), 60 ribu di antaranya disertai dengan gejala bercak bitot
yang terancam buta. Selain itu pada beberapa propinsi di Indonesia telah ditemukan kasus-
kasus baru KVA yang terjadi pada anak gizi buruk, sehingga KVA masih merupakan
masalah gizi utama di Indonesia hingga saat ini.

II. LATAR BELAKANG


Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun 2006 memperlihatkan balita dengan
Serum Retinol kurang dari 20 µg/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut
menggambarkan terjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin A Tahun
1992 yang menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinol kurang dari 20 µg/dl. Oleh
karena itu, masalah kurang Vitamin A (KVA) sudah tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat lagi karena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut salah satunya
berkaitan dengan strategii penanggulangan KVA dengan pemberian suplementasi Vitamin
A yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A).

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi dan mencecah terjadinya kekurangan vitamin A pada bayi dan
balita
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A paling sedikit 80 %
Terdistribusinya Kapsul vitamin A kepada sasaran 6- 59 bulan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Menentukan jumlah sasaran berdasarkan kelompok umur
2. Menghtung jumlah sasaran per Desa
3. Mengajukan usulan Vitamin A ke petugas gudang obat puskesmas
4. Menghitung kembali jumlah vitamin A yang dikeluarkan oleh petugas obat
5. Menyiapkan alat dan bahan
6. Mengemas vit A per posyandu
7. Mengelompokkan vitamin A yang sudah dikemas perposyandu menjadi perdesa
8. Membagikan ke kader pendamping desa sesuai desa masing-masing

V. CARA MELAKSANAAN KEGIATAN


Diberikan pada saat Posyandu, Sweeping / kunjungan rumah

VI. SASARAN
Seluruh Bayi usia 6-11 bulan
Seluruh Anak balita usia 12-59 bulan

VII. JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan distribusi vitamin A pada bulan Februari dan Agustus

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evalusi dilakukan setelah selesai distribusi kapsul vitamin A disetiap Posyandu,
Pelaporan oleh kader dilaporkan menggunakan formulir penimbangan setelah selesai
sweeping
IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan pada register catpor Vitamin A ( register penimbangan) disetiap
Posyandu, Pelaporan oleh petugas gizi dibuat setiap ahkir bulan maret utk distribusi bulan
Februari dan akhir september untuk kegiatan bulan agustus menggunakan elektronik dan
dikirim ke Dikes kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai