Anda di halaman 1dari 7

FOKUS

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK DALAM MENURUNKAN GANGGUAN


KECEMASAN

Sumiati Sapitri
IKIP Siliwangi

Email : Sumiatisapitri48@gmail.com

ABSTRAK

Kecemasan seseorang dapat berupa kecemasan non-patologis atau kecemasan yang


tidak wajar, maka dari itu rasa cemas yang berlebihan menjadi gangguan yang menghambat
fungsi seseorang dalam kehidupannya, seperti seseorang kehilangan kemampuannya untuk
melakukan aktivitas sehari-hari secara cepat dan efisien. Penanganan untuk menurunkan
kecemasan seseorang bisa dilakukan dengan teknik relaksasi musik. Terapi musik bisa
menjadi alternatif pilihan bagi penderita gangguan kecemasan dalam mengatasi gangguan
yang mereka alami.

Kata kunci : Gangguan Kecemasan, Terapi Musik

ABSTRACT

Someone’s anxiety can be in the form of non-pathological anxietyor unnatural


anxiety, therefore excessive anxiety becomes a disorder that hinders a person’s function in
life, such as a person losing his or her ability to perform daily activities quickly and
effectively. Treatment to reduce a person’s anxiety can be done with music relaxation
techniques, music theraphy can be an alternative choice for people with anxiety disorder’s in
overcoming the disorder’s they are experiencing

Key words: Anxiety Disorder, Music Theraphy

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sering kali manusia mengalami kecemasan. Kecemasan bisa terjadi
kepada siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, ras, atau agama. Kecemasan
sendiri merupakan sebuah antisipasi atau persiapan dalam menghadapi ancaman yang dapat
terjadi di masa depan (American Psychiatric Association, 2013). Ketika merasa cemas
FOKUS

individu merasa tidak nyaman atau takut, bahkan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka.
Kecemasan seseorang itu dapat berupa kecemasan non-patologis atau kecemasan yang tidak
wajar atau gangguan. Bedanya seseorang yang mengalami kecemasan non-patologis dengan
gangguan kecemasan terutama gangguan kecemasan secara umum (generalized anxiety
disorder/GAD) dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder / DSM-5 adalah
kecemasan yang dialami seseorang tersebut tidak berlebihan, dapat dikendalikan, dan dapat
ditunda ketika ada hal lain yang lebih mendesak muncul, sedangkan individu dengan
gangguan kecemasan akan mengalami kecemasan yang cenderung berlebihan, susah untuk
dikendalikan, memiliki durasi yang lebih lama, dan muncul tanpa sebab American
Psychiatric Association (dalam Novianti & Yudiarso, 2021).

Menurut Kaplan dan Sadock (dalam Simbolon & Hondro, 2016) rasa cemas yang
berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya seperti seseorang tersebut kehilangan kemampuannya untuk melakukan
aktivitas sehari-hari secara cepat dan efisien, menimbulkan kecacatan apabila tidak segera
diobati. Berdasarkan hasil survei yang diterbitkan oleh World Health Organization atau WHO
(2017) terdapat 3,6% atau sebesar 264 juta penduduk dunia yang mengalami anxiety disorder
pada tahun 2015. Pada tahun 2015, penderita kecemasan bertambah sebesar 14,9% dari tahun
2005. Dari 264 juta penduduk dunia yang menderita anxiety disorder, 23% atau 60,5 juta jiwa
diantaranya berasal dari Asia Tenggara. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam upaya
mengatasi gangguan kecemasan tersebut seperti terapi musik, farmakologikal, CBT, dan lain-
lain.

Dari beberapa upaya untuk mengatasi gangguan kecemasan diatas terapi musik
merupakan salah satu upaya mengatasi gangguan kecemasan yang paling sederhana,
mengapa demikian, karena dari beberapa cara mengatasi gangguan kecemasan tersebut
memerlukan tenaga, waktu, biaya, dan akan lebih sulit untuk penderita mengatasi
kecemasannya dengan maksimal. Terapi musik adalah suatu proses yang menghubungkan
antara aspek penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi fisik/tubuh, emosi,
mental, spiritual, kognitif dan kebutuhan sosial seseorang (Natalina, 2013). Di dalam
bukunya, Great Book About Music Al-Farabi mengatakan bahwa musik membuat rasa
tenang/nyaman, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,
dan menyembuhkan gangguan psikosomatik (Andaryani, 2019). Seseorang yang
mendengarkan musik, akan memiliki mental yang kuat, emosi yang tenang, hidup lebih
FOKUS

nyaman dan santai serta menjadikan hidup mereka lebih percaya diri dengan
mengembangnya intelektual serta pengetahuan bagi mereka.

Terapi musik bisa menjadi alternatif pilihan bagi penderita gangguan kecemasan dalam
mengatasi gangguan yang mereka alami, dimana lebih mudah dalam mempraktekkannya bisa
dilakukan secara mandiri maupun klasikal dan lebih hemat biaya dan tidak menyita waktu
banyak dan lebih fleksibel.

METODE PENELITIAN

Metodologi penulisan dalam karya tulis ini menggunakan penulisan berbasis studi
literatur/studi pustaka yang dilakukan dengan mengkaji dan menggali berbagai teori dan
praksis melalui literatur jurnal ilmiah, artikel disertai data dari internet.

HASIL & PEMBAHASAN

Hurlock (dalam Arizona dkk, 2018) menyimpulkan mengenai kecemasan sebagai


keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang
dibayangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran atau , ketidaknyamanan , dan prarasaan
yang tidak baik, yang tidak dapat dihindari oleh seseorang. Kedua pengertian tersebut
nampaknya lebih jelas dalam menggambarkan keadaan yang tidak menyenangkan seperti apa
yang bisa disebut sebagai cemas.

Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum
terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu
dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas
tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya
kesulitan yang berarti. Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara
didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, dan menghadapi ujian.

Kecemasan memiliki jenis atau ragam, Freud membagi kecemasan menjadi tiga jenis
yaitu kecemasan neurotic (neurotic anxiety), kecemasan realitas (reality anxiety) dan
kecemasan moral (moral anxiety). Kecemasan neurotic (neurotic anxiety) adalah suatu bentuk
penyakit saraf, neurosis yang ditandai kecemasan kadar sangat tinggi yang menetap atau
berjangka panjang. Kecemasan realitas (reality anxiety) adalah bercirikan adanya
pertentangan kuat antara dua atau lebih pilihan tindakan untuk pemuasan id dan ego namun
tiap pilihan mengandung konsekuensi negatif dan ketidakmampuan ego membuat pilihan
FOKUS

menimbulkan kecemasan realitas. Kecemasan moral (moral anxiety) adalah adanya


pertentangan kuat antara nilai-nilai moral yang diyakini (disertai ketaktan-ketakutan kuat dan
dosa) namun kuat pula dorongan id untuk dipenuhi, Banyak cara untuk menanganinya salah
satu adalah dengan menggunakan teknik relaksasi musik. Teknik relaksasi merupakan teknik
di dalam Bimbingan dan Konseling yang mana teknik ini dapat membantu merelaksasikan
diri seseorang dengan dibantu oleh musik intrumental yang bisa mengurangi tingkat stres
pada manusia. Relaksasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melawan stres,
mengatasi kemarahan, mengurangi kecemasan menghadapi Ujian. dan pemecahan masalah
(keith F. Bell : 2011).

Dalam kamu besar bahasa Indonesia musik diartikan sebagai ilmu atau seni menyusun
nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan
komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan nada atau suara yang
disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Musik memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan manusia dan dapat memberikan kekuatan mentalitas yang baik bagi
pendengarnya. Orang yang mendengarkan musik, akan memiliki mental yang kuat, emosi
yang tenang, hidup lebih nyaman dan santai serta menjadikan hidup mereka lebih percaya diri
dengan mengembangnya intelektual serta pengetahuan bagi mereka. Musik akan bermanfaat
bagi siapa saja yang mendengarkannya, entah itu anak-anak, orang dewasa maupun orang
tua, bahkan dalam proses perkembangan janin dan bayi, musik juga sangat bermanfaat bagi
mereka. Seseorang yang gemar dan hobi mendengarkan musik, akan mendapatkan manfaat
yang luar biasa, baik secara fisik maupun psikologis. Musik mempengaruhi penurunan
kontrol saraf simpatik, penurunan ritme jantung, tingkat pernapasan, metabolisme, konsumsi
oksigen dan ketegangan otot.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terapi musik efektif dalam menurunkan


gangguan kecemasan hal ini dibuktikan Larasati & prihatanta (2017), Wijayanti, dkk (2016)
dalam penelitiannya mengenai kecemasan yang dialami oleh atlet futsal sebelum memulai
pertandingan mendapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan para atlet futsal
setelah diberikan terapi musik. Rangsangan musik tampak mengaktivasi jalur-jalur spesifik
didalam area otak, seperti sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emosioanal.
Dengan mendengarkan musik, sistem limbik ini teraktivasi dan individu tersebut menjadi
rileks. Saat keadaan rileks cemas menurun. Alunan musik dapat menstimulasi tubuh untuk
memproduksi molekul yang disebut nitric oxide (NO). Molekul ini bekerja pada tonus
FOKUS

pembuluh darah sehingga dapat mengurangi kecemasan. Melalui musik juga seseorang dapat
berusaha untuk menemukan harmoni internal. Dengan adanya harmoni di dalam diri
seseorang, ia akan lebih mudah mengatasi kecemasan, ketegangan, rasa sakit, dan berbagai
gangguan atau gejolak emosi negatif yang dialaminya. jika mendengar musik yang
baik/positif maka hormon yang meningkatkan imunitas tubuh juga akan berproduksi dan
musik menyebabkan tubuh menghasilkan hormone beta-endorfin (Natalina, 2013: 34-35).
Hormon beta-endorfin sendiri adalah zat kimia seperti morfin yang dapat dihasilkan secara
alami oleh tubuh dan memiliki peran dalam membantu mengurangi rasa sakit saat memicu
perasaan positif.

KESIMPULAN

Kecemasan merupakan sebagai suatu perasaan subjektif terhadap sesuatu yang


ditandai oleh kekhawatiran, ketakutan, ketegangan, dan meningkatkan kegairahan secara
fisiologi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan
diberikannya terapi musik dalam menurunkan tingkat kecemasan dengan demikian dikatakan
bahwa terapi musik efektif untuk menurunkan kecemasan.
FOKUS

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental


Disorders (DSM-5). In American Psychiatric Publishing (5th ed.).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Novianti, A. C., Yudiarso, A. (2021). Terapi musik sangat efektif untuk menurunkan
gangguan kecemasan (anxiety disorder): Studi meta-analisis. Jurnal Psikologi
Udayana 2021, Vol.8, No.1, 58-66

Simbolon, P., & Hondro, M. (2016). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015. Elisabeth Health Jurnal, 1(1), 88-99.
https://doi.org/10.52317/ehj.v1i1.191

Natalina, Dian. (2013). Terapi Musik Bidang Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana Media

Andaryani, E.T. (2019). Pengaruh Musik Dalam Meningkatkan Mood Booster Mahasiswa
The Effects Of Music In Improving Student’s Mood Booster. Jurnal Pertunjukan dan
pendidikan musik, Vol. 1 Nomor 2 Th. 2019.

Arizona., Nurlela., Jannati, Z. (2018). Efektivitas Konseling Kelompok Teknik Relaksasi


Untuk Mereduksi Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Di Smp Pgri 1 Palembang.
Prosiding Seminar Nasional BK 2018, Hal. 003-009.

Bell Keith. 2011. Berpikir Juara. Satlak Prima Utama Muda.

Larasati, D.M., Prihatanta, H. (2017). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan
Sebelum Bertanding Pada Atlet Futsal Putri. Medikora Vol. XVI No. 1 April 2017 :
17-30.

Wijayanti, dkk. (2016). Musik Suara Alam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien
Kritis. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. 2 (3). 1-10
FOKUS

Anda mungkin juga menyukai