Anda di halaman 1dari 22

MODUL MUSIC THERAPY

TERHADAP STRESS DAN KECEMASAN PADA


MAHASISWA

Oleh : Allam Chorqul Awaa’id (202060035)

1
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2

DESKRIPSI MODUL MUSIC THERAPY ................................................................................ 3

Pengantar ..................................................................................................................................... 4

Pengguna Modul Music Therapy ............................................................................................... 4

Sasaran Modul Music Therapy ................................................................................................... 4

Tujuan Modul Music Therapy ................................................................................................... 4

Manfaat Modul Music Therapy .................................................................................................. 5

TINJAU TEORI MODUL MUSIC THERAPY......................................................................... 6

ISI MODUL ................................................................................................................................. 10

PERTEMUAN KE 1 .................................................................................................................... 11

PERTEMUAN KE 2 .................................................................................................................... 12

PERTEMUAN KE 3 .................................................................................................................... 13

PERTEMUAN KE 4 .................................................................................................................... 14

PERTEMUAN KE 5 .................................................................................................................... 16

PERTEMUAN KE 6 .................................................................................................................... 18

PENUTUP .................................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 21

2
DESKRIPSI MODUL MUSIC THERAPY

Untuk Mengatasi Stress Dan Kecemasan Pada Mahasiswa

Pengantar

Kecemasan merupakan reaksi emosional individu terhadap kejadian atau situasi yang
tidak pasti, karena adanya perasaan terancam. Dalam olahraga prestasi, kecemasan akan selalu
menghinggapi atlet terutama pada saat menjelang pertandingan (Husdarta, 2011: 80). Menurut
Komarudin (2008: 243), kecemasan adalah suatu perasaan tidak mampu menghadapi suatu
bahaya yang mengancam, akan muncul ketika seseorang tidak memiliki respons yang sesuai
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Menurut World Health Organization (WHO), tingkat stres dan kecemasan yang tinggi
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain gangguan tidur, gangguan
pencernaan, peningkatan risiko penyakit jantung, depresi, penurunan produktivitas, dan
penurunan kualitas hidup (Liunima, Sutriningsih, & A.F, 2017).

Stres dan kecemasan merupakan hal umum yang dialami banyak orang dalam
kehidupan sehari-hari (Muslim, 2020). Stres yang tinggi dan kecemasan yang berlebihan dapat
berpengaruh bagi kesehatan fisik dan mental seseorang (Matla Ilpaj & Nurwati, 2020) . Jadi,
banyak orang mencari cara untuk mengatasi stres dan kecemasan agar dapat lebih produktif
dan bahagia (Ramaiah, 2003).

Dalam ilmu psikologis, orang sudah lama mengetahui bahwa musik memiliki pengaruh
yang besar terhadap suasana hati dan emosi seseorang (Khoiriyah & Sinaga, 2017). Hal ini
karena musik memiliki kemampuan untuk menyentuh hati dan jiwa seseorang melalui
stimulasi sensorik yang unik (Suryana, 2012). Ritme, melodi, harmoni, lirik musik semuanya
menciptakan emosi yang kuat dan dalam (Panjaitan, 2020).

Stres dan kecemasan adalah kondisi psikologis yang dapat muncul dalam berbagai
situasi dalam kehidupan sehari-hari (Panjaitan, 2020). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa mendengarkan musik yang tenang, merdu, dan mengikuti ritme yang stabil dapat
menimbulkan produksi hormon endorfin dan melatonin yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan perasaan nyaman dan rileks (Hayati, 2017). Musik juga dapat mengalihkan

3
perhatian orang dari pikiran stres atau cemas, memberikan kesempatan untuk fokus pada hal-
hal yang lebih positif dan menyenangkan.

Ada beberapa cara untuk mengatasi stres dan kecemasan, salah satu cara yang praktis
untuk mengatasi stres dan kecemasan adalah dengan terapi musik. Menggunakan terapi musik
sebagai metode pengobatan alternatif yang ampuh untuk mengurangi tingkat stres dan
kecemasan (Tasalim & Cahyani, 2021). Terapi musik dapat menciptakan suasana hati yang
lebih tenang dan mengurangi ketegangan yang dirasakan oleh individu.

Terapi musik juga tersedia dan tidak memerlukan banyak uang (Berek & Fouk, 2020),
sehingga dapat menciptakan pengalaman yang efektif dan terjangkau bagi individu yang ingin
mengatasi stres dan kecemasan. Namun, terapi musik juga memiliki keterbatasan dan tidak
cocok untuk semua orang. Terapi musik mungkin tidak efektif bagi individu yang memiliki
gangguan pendengaran atau alergi terhadap jenis musik tertentu (Yunita, 2022). Selain itu,
terapi musik tidak dapat mengatasi masalah stres dan kecemasan yang lebih serius dan
kompleks, seperti gangguan kecemasan atau depresi.

Pengguna Modul Music Therapy

 Mahasiswa yang mengalami stress dan kecemasan


 Pembimbing Akademik meliputi dosen, konselor dan terapis

Sasaran Modul Music Therapy

Sasaran modul ini adalah mahasiswa yang mengalami stress dan kecemasan

Tujuan Modul Music Therapy

Modul ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep music therapy sebagai metode untuk
mengatasi stress dan kecemasan pada mahasiswa. Modul ini akan memberikan pemahaman
tentang music therapy, memperkenalkan teknik-teknik dan jenis music yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengurangi stress dankecemasan, serta memberikan panduan praktis bagi
mahasiswa untuk memulai praktik music therapy secara mandiri.

4
Manfaat Modul Music Therapy

Modul terapi musik dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam mengurangi stres
dan kecemasan pada mahasiswa. Dengan memanfaatkan musik sebagai alat terapeutik, modul
ini dapat membantu mereka mengelola emosi, meningkatkan konsentrasi, dan merangsang
respon relaksasi dalam menghadapi tekanan akademik dan kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, modul music therapy tidak hanya memberikan kesempatan untuk berekspresi
melalui musik, tetapi juga menjadi sarana yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan
mental mahasiswa.

5
TINJAU TEORI MODUL MUSIC THERAPY

Terhadap Stress Dan Kecemasan Pada Mahasiswa

A. Pengertian Stress
Kalkhoran (2015) stress merupakan kondisi dimana individu merasakan merasakan
tekanan dan ketegangan mental. Tingkat stress yang rendah dapat berguna, mendorong
seseorang untuk berkembang, dan bahkan menyehatkan. Namun tingkat stress yang tinggi
dapat menimbulkan masalah secara biologis, psikologis, maupun sosial bagi individu.
King (2010) mengemukakan bahwa stres adalah respon individu terhadap stressor, yaitu
lingkungan atau peristiwa yang mengancam individu tersebut dan membebani kemampuan
kopingnya.
Stress merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia.
Kupriyanov dan Zhdanov (2014) menyatakan bahwa stres yang ada saat ini adalah sebuah
atribut kehidupan modern. Hal ini dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup yang
tidak bisa terelakkan. Baik di lingkungan sekolah, kerja, keluarga, atau dimanapun, stres
bisa dialami oleh seseorang. Stres juga bisa menimpa siapapun termasuk anak-anak, remaja,
dewasa, atau yang sudah lanjut usia. Dengan kata lain, stres pasti terjadi pada siapapun dan
dimanapun.
Berdasarkan dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan
kondisi seseorang mengalami tekanan atau gangguan baik fisik maupun psikologis yang
disebabkan oleh adanya tuntutan dari diri sendiri maupun dari faktor luar.

B. Pengertian Kecemasan
Jiwo (2012: 2) dalam beberapa kasus, kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang
membutuhkan pengobatan. Gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder)
misalnya, ditandai dengan kekhawatiran persisten (menetap) tentang keprihatinan besar
atau kecil. Gangguan kecemasan lain seperti gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif
(OCD) dan post-traumatic stress disorder (PTSD) – memiliki pemicu dan gejala yang lebih
spesifik.
Singer dalam Supriyono (2012: 4) mendefinisikan kecemasan adalah reaksi dari rasa
takut terhadap atau didalam suatu situasi. Secara lebih jelas Singer mengatakan bahwa
kecemasan menunjukkan suatu kecederungan untuk mempersepsikan suatu situasi sebagai

6
ancaman atau stressful (situasi yang menekan). Kecemasan dianggap sebagai akibat dari
stress yang sanggup untuk mempengaruhi tingkah laku.
Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 251) menjelaskan kecemasan merupakan takut yang
tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya. Menurut Stuart (2013) kecemasan
adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya. Kecemasan merupakan suatu kondisi emosional yang ditandai
dengan rasa takut yang tidak jelas sumbernya. Ia diliputi oleh kekhawatiran terhadap
berbagai hal yang mungkin dialami dalam perjalanan hidupnya (Surya, 2014). Sedangkan
menurut Hawari (2016) kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan ketakutan dan khawatir yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami
gangguan dalam menilai realitas (masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak
mengalami keretakan kepribadian), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas
normal.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Stress


Patimah (2016) beberapa penyebab dari stres yang disebut stressor atau pemicu
(triggers) yang bersifat internal dan eksternal. Kedua jenis penyebab stres tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
1. Penyebab internal (internal stressors) meliputi: pilihan gaya hidup, pemikiran yang
negatif seperti pemikiran yang pesimistik dan analis yang berlebihan, perangkap
jebakan pemikiran individu seperti harapan yang tidak realistik, egois dan selalu
membesar-besarkan sesuatu, sifat kepribadian yang penuh stres seperti kepribadian
Tipe A, perfeksionis, workaholic.
2. Penyebab eksternal (eksternal stressors) meliputi: lingkungan fisik seperti cuaca, cahaya
dan suhu, interaksi sosial, lingkungan organisasi seperti peraturan organisasi, kejadian
dalam kehidupan manusia.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan


Fakor-faktor yang mempengaruhi anxiety (kecemasan) terdapat beberapa hal yang
dapat menyebabkan kecemasan (Phil et al., 2018), meliputi :
1. Faktor usia.
2. Lingkungan yang kondusif .
3. Pengetahuan dan pengalaman.
4. Peran keluarga.

7
E. Music Therapy
Dalam perkembangannya, musik selalu berkembang mengikuti perkembangan aktif
dari masyarakat. Pada zaman dahulu, musik digunakan sebagai katalis untuk menstimulasi
emosi dan mengantarkan individu pada kondisi istriahat dan relaksasi sampai kemudian
orang-orang Yunani pada abad kelima sebelum masehi menggunakan jenis musik tertentu
untuk mengatasi orang-orang yang memiliki masalah (Grocke & Wigram, 2007).
Musik yang digunakan untuk penyembuhan pada perkembangannya mengilhami
lahirnya terapi musik. Terapi musik sendiri merupakan terapi yang dilakukan
menggunakan musik dan aktivi- tas musik untuk memfasilitasi proses terapi dalam
membantu kliennya. Sebagaimana halnya terapi yang merupakan upaya yang dirancang
untuk membantu orang dalam konteks fisik atau mental, terapi musik mendorong klien
untuk berinteraksi, improvisasi, mendengarkan, atau aktif bermain musik (Djohan, 2006).
Kata “musik” dalam “terapi musik“ digunakan untuk menjelaskan media yang
digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi. Berbeda dengan berbagai terapi dalam
lingkup psikologi yang justru mendorong klien untuk bercerita tentang permasalahan-
permasalahannya karena terapi musik adalah terapi yang bersifat nonverbal. Dengan
bantuan musik, pikiran klien dibiarkan mengembara, baik untuk mengenang hal-hal yang
membahagiakan, membayangkan ketakutan-ketakutan yang dirasakan dan juga dapat
mendorong klien untuk berinteraksi, berimprovisasi, mendengarkan, atau aktif bermain
musik, tanpa harus mengucapkan kata-kata (Djohan 2006)
Terapi musik adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang menggunakan musik dan
aktivitas musik untuk mengatasi berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif
dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat fisik (The American Music Therapy
Association, 1997). Selain itu, menurut Djohan (2006), terapi musik merupakan suatu
terapi yang menggunakan media musik sebagai penyalur permasalahan maupun emosi yang
bersifat nonverbal.
World Federation of Music Therapy menjelaskan terapi musik sebagai penggunaan
profesional dari musik dan elemennya sebagai salah satu intervensi dalam bidang
kesehatan, pendidikan, dan lingkungan sehari-hari dengan individu, kelompok, keluarga,
atau komunitas yang mencoba untuk melakukan optimalisasi kualitas hidupnya dan
meningkatkan kesehatan fisik, sosial, komunikatif, emosional, intelektual, spiritualnya serta
kondisi well-being dirinya (Edwards, 2017).

8
Salah satu tatalaksana non farmakologi yang telah di uji keberhasilannya adalah terapi
musik. Musik merupakan salah satu terapi komplementer yang digunakan dalam
pengobatan berbagai penyakit. Terapi musik adalah tipe khusus dari psikoterapi dalam
bentuk interaksi musik dan komunikasi yang digunakan bersama komunikasi verbal.
Terapi musik dapat didefinisikan sebagai kerja sama antara klien dan terapis dalam
mendukung sumber daya fisiologis, mental dan sosial klien dengan menggunakan musik
dan diarahkan pada tujuan, pengetahuan, serta pendekatan partisipatif (Wosch, 2011).

F. Tujuan Music Therapy


Terapi musik juga mempunyai tujuan untuk membantu mengekspresikan perasaan,
membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan
emosi serta mengurangi tingkat kecemasan pada pasien (Djohan, 2006: 191). Terapi musik
digunakan untuk berbagai kondisi termasuk gangguan kejiwaan, masalah medis, cacat fisik,
gangguan sensorik, cacat perkembangan, masalah penuaan, meningkatkan konsentrasi
belajar, mendukung latihan fisik, serta mengurangi stres dan kecemasan (Dayat Suryana,
2012: 7). Banyak jenis musik yang dapat digunakan untuk terapi, diantaranya musik klasik,
instrumental, jazz, dangdut, pop rock, dan keroncong. Musik instrumental akan
menjadikan badan, pikiran, dan mental menjadi lebih sehat (Aditia, 2012: 4).
Studi tentang kesehatan jiwa, telah menunjukkan bahwa terapi musik sangat efektif
dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan rileks serta meredakan
depresi. Terapi musik membantu orang yang memiliki masalah emosional dalam
mengeluarkan perasaan, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu
memecahkan masalah. Terapi musik juga termasuk salah satu penanganan dalam
menangani stres dan kecemasan (Aizid, 2011: 6).

9
ISI MODUL

PEMBUKAAN

A. Tujuan
Menciptakan hubungan yang baik antara terapis dan klien, menetapkan tujuan yang
jelas untuk terapi, memberikan pemahaman tentang proses terapi, dan mengevaluasi
kebutuhan klien untuk merancang pendekatan terapi yang sesuai. Sesi ini juga bertujuan
untuk membantu klien merasa nyaman dan siap menghadapi proses terapi yang akan
datang, serta memberikan harapan positif terhadap perubahan yang dapat dicapai melalui
music therapy.

B. Waktu
40 Menit

C. Alat dan Bahan


 PPT
 Laptop

D. Prosedur
 Terapis memperkenalkan diri kepada klien dan memungkinkan klien untuk
melakukan hal yang sama.
 Terapis menjelaskan kepada klien tentang apa itu music therapy, bagaimana prosesnya
akan berjalan, dan manfaat yang mungkin diperoleh dari terapi tersebut.
 Terapis menjelaskan proses terapi secara lebih rinci, termasuk jenis musik yang akan
digunakan, aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, dan bagaimana klien dapat terlibat
dalam proses tersebut.
 Terapis dan klien mendiskusikan harapan-harapan yang dimiliki oleh klien terhadap
terapi, serta kesepakatan-kesepakatan yang perlu dipatuhi oleh klien selama sesi-sesi
terapi berlangsung.

 Terapis memberikan waktu bagi klien untuk bertanya, dan menetapkan jadwal untuk
sesi-sesi terapi selanjutnya.

10
PERTEMUAN KE 1

INFORMED CONSENT DAN IDENTIFIKASI MASALAH

A. Tujuan
Memberikan pemahaman yang jelas kepada klien tentang proses terapi, tujuan yang
ingin dicapai, serta hak dan tanggung jawab mereka sebagai partisipan dalam terapi. Selain
itu, sesi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah spesifik yang ingin
ditangani melalui terapi, sehingga terapis dapat merancang pendekatan terapi yang sesuai
dengan kebutuhan klien. Dengan demikian, sesi ini menjadi titik awal yang penting untuk
memastikan bahwa terapi berjalan dengan efektif dan sesuai dengan harapan klien.

B. Waktu
30 Menit

C. Alat dan Bahan


 Informed Consent
 Alat Tes DASS
 Alat Tulis

D. Prosedur
 Terapis memberikan lembar informed consent untuk diisi oleh klien
 Terapis menjelaskan hak-hak klien sebagai peserta terapi, termasuk hak untuk
mengetahui informasi tentang terapi, hak untuk menolak atau mengubah terapi, dan
hak untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi.
 Terapis melakukan wawancara awal dengan klien untuk mengidentifikasi masalah-
masalah spesifik yang ingin ditangani melalui music therapy. Hal ini dapat meliputi
tingkat stres yang tinggi, kecemasan yang mengganggu, atau masalah emosional lainnya.
 Terapis mengukur sejauh mana tingkat stress dan kecemasan klien menggunakan alat
tes DASS
 Terapis melakukan evaluasi awal terhadap klien untuk memahami masalah-masalah
yang dihadapi, tingkat stres dan kecemasan, serta kebutuhan-kebutuhan klien dalam
proses terapi.

11
PERTEMUAN KE 2

PELAKSANAAN MUSIC THERAPY – WARMING INTRO

A. Tujuan
Bertujuan untuk membangun hubungan yang akbrab antara terapis dan klien. Pada
pertemuan ini terapis akan menjelskan lebih detail mengenai music therapy dan sesi apa
saja yang akan dilaksanakan sehingga klien dapat mengetahui dan memahami apa yang
akan dilakukan elama proses terapi berlangsung.

B. Waktu
30 Menit

C. Alat dan Bahan


 Sound
 Laptop
 Music: Sinaran – Sheila Majid, Better Days – Elephant Kind, Rapsodi – JKT48, Yang
Tercinta – Romantic Echoes, Noh Salleh, Bilal Indrajaya

D. Prosedur
 Terapis memulai dengan pendekatan yang ramah dan mengundang, menciptakan
lingkungan yang nyaman dan terbuka untuk klien.
 Terapis menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan music
therapy
 Terapis dan klien bekerja sama untuk memilih musik yang cocok dengan suasana hati
klien dan tujuan sesi, yang dapat membantu membangun kepercayaan dan
kenyamanan.
 Terapis mencoba untuk melibatkan klien dalam percakapan yang mengalir dengan
alami, menggunakan musik sebagai topik atau titik awal untuk berbicara tentang hal-hal
yang relevan dengan kehidupan klien.
 Sesi diakhiri dengan ringkasan singkat tentang apa yang telah dibahas, memberikan
kesempatan bagi klien untuk bertanya atau menyampaikan hal-hal yang ingin mereka
sampaikan, dan menetapkan harapan untuk sesi berikutnya.

12
PERTEMUAN KE 3

PELAKSANAAN MUSIC THERAPHY – EXPLORE YOURSELF

A. Tujuan
Bertujuan untuk mengenalkan stressor yang akan ditampilkan pada klien, sehingga
terapis dalam mengenali diri klien lebih dalam. Pada pertemuan ini diharapkan klien dapat
mengeluarkan emosi-emosi negatif yang dimiliki melalui instrumen-instrumen lagu yang
diputrarkan.

B. Waktu
30 Menit

C. Alat dan Bahan


 Sound
 Laptop
 Music: Reflections – Toshifumi Hinata, Cry – Cigarettes After Sex, Creep – Radiohead,
PlutoProjector – Rex Orange County

D. Prosedur
 Terapis membantu klien untuk duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dan
memastikan bahwa lingkungan sekitar tenang dan bebas dari gangguan.
 Terapis dan klien memilih musik yang sesuai dengan tujuan sesi, ini mencakup musik
dengan tempo yang lambat, melodi yang menenangkan, atau lirik yang relevan dengan
emosi yang ingin diekspresikan.
 Klien didorong untuk mendengarkan musik secara aktif dengan fokus pada
pengalaman emosional yang muncul, memperhatikan sensasi fisik yang timbul,
perubahan dalam suasana hati, atau pikiran yang muncul selama mendengarkan musik.
 Klien diberi kebebasan untuk mengekspresikan emosi yang muncul selama
mendengarkan musik, baik melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, atau suara.

 Terapis memberikan kesempatan bagi klien untuk merenungkan pengalaman mereka,


menanyakan pertanyaan, atau menyampaikan perasaan mereka setelah sesi.

13
PERTEMUAN KE 4

PELAKSANAAN MUSIC THERAPHY – EXPLORE YOUR FEAR AND WORRY

A. Tujuan
Bertujuan agar terapis dapat membantu klien untuk mengetahui permasalahan dan
perasaan subjek sehingga subjek dapat menemukan insight dari permasalahan atas stress
dan kecemasan yang tengah dihadapinya.

B. Waktu
30 Menit

C. Alat dan Bahan


 Sound
 Laptop
 Music: All I Want – Kodaline, My Heart Will Go On – Celine Dion, Only Love Can
Hurt Like This – Paloma Faith, Piano Sonata No. 14 in C-Sharp Minor, Op. 27 No. 2
“ Moonlight” : I Adagio sostenuto – Ludwig van Beethoven, Jeno Jando

D. Prosedur

 Terapis membantu klien untuk duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dan
memastikan bahwa lingkungan sekitar tenang dan bebas dari gangguan.

 Terapis dan klien memilih musik yang sesuai dengan tujuan sesi, yang dapat mencakup
musik dengan karakter yang reflektif, introspektif, atau menenangkan.

 Klien didorong untuk mendengarkan musik secara aktif dengan fokus pada
pengalaman emosional yang muncul, memperhatikan sensasi fisik yang timbul,
perubahan dalam suasana hati, atau pikiran yang muncul selama mendengarkan musik.

 Klien dapat diminta untuk berbicara tentang perasaan atau pemikiran yang muncul
selama sesi, sementara terapis dapat membantu mengeksplorasi makna atau insight
yang muncul dari pengalaman tersebut.

 Terapis membantu klien untuk mengintegrasikan insight yang diperoleh dari sesi
tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini dapat melibatkan diskusi tentang

14
bagaimana mereka dapat menggunakan pemahaman baru ini untuk mengatasi
permasalahan atau tantangan yang dihadapi.

 Terapis memberikan kesempatan bagi klien untuk merenungkan pengalaman mereka,


menanyakan pertanyaan, atau menyampaikan perasaan mereka setelah sesi.

15
PERTEMUAN KE 5

PELAKSANAAN MUSIC THERAPHY – YOUR POSITIVE IMAGE

A. Tujuan
Bertujuan agar terapis dapat membantu klien untuk membangun perasaan positif dalam
diri klien. Terbangunnya perasaan positif dalam diri klien dapat membantunya untuk
menata permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga terapi ini dapat memberikan cara
alternatif untuk mengatasi stress dan kecemasan pada klien.

B. Waktu
30 Menit

C. Alat dan Bahan


 Sound
 Laptop
 Music: You Raise Me Up – Josh Groban, River Flows In You – Yiruma, Merry-Go-
Round of Life – Joe Hisaishi, Nocturne Op. 8 No. 2 – Frederic Chopin, Olga Bordas

D. Prosedur

 Terapis membantu klien untuk duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dan
memastikan bahwa lingkungan sekitar tenang dan bebas dari gangguan.

 Terapis dan klien memilih musik yang memiliki karakter yang positif, seperti tempo
yang cepat, melodi yang riang, atau lirik yang menginspirasi. Musik ini dimaksudkan
untuk membangkitkan perasaan positif dan mengalihkan perhatian dari stres dan
kecemasan.

 Klien didorong untuk mendengarkan musik secara aktif dengan fokus pada
pengalaman emosional yang muncul. Mereka dapat diminta untuk merespons musik
dengan gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang menunjukkan perasaan positif.

 Terapis dapat mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan positif yang muncul
selama mendengarkan musik, baik melalui gerakan tubuh, senyuman, atau ekspresi
wajah yang menunjukkan kegembiraan atau relaksasi.

16
 Klien dapat diminta untuk berbicara tentang perasaan atau pemikiran yang muncul
selama sesi, sementara terapis dapat memberikan pandangan atau pemahaman
tambahan.

 Terapis memberikan kesempatan bagi klien untuk merenungkan pengalaman mereka,


menanyakan pertanyaan, atau menyampaikan perasaan mereka setelah sesi.

17
PERTEMUAN KE 6

PELAKSANAAN MUSIC THERAPHY – BUILD YOUR STRENGTH

A. Tujuan
Bertujuan untuk menguatkan insightklien sehingga apabila klien mengalami stress dan
kecemasan yang serupa dikemudian hari, klien dapat melakukan cara-cara yang telah
dilakukan selama 5 hari terapi ini berlangung. Pada pertemuan ini terapis dapat
membimbing klien untuk selalu bersyukur dan mengingat Yang Maha Kuasa dan percaya
bahwa Tuhan ada untuk membantu melewati permasalahan yang sedang dihadapi

B. Waktu
30 Menit

C. Alat dan Bahan


 Sound
 Laptop
 Music: Golden Hour – Jvke, Berpayung Tuhan – Nadin Amizah, Memulai Kembali –
Monita Tahalea, Flatlined – Purgatory

D. Prosedur
 Terapis membantu klien untuk duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dan
memastikan bahwa lingkungan sekitar tenang dan bebas dari gangguan.
 Terapis dan klien mendengarkan musik yang memiliki karakter yang menenangkan
dan reflektif. Musik ini dimaksudkan untuk membantu klien merenung dan mengingat
kembali pengalaman-pengalaman sebelumnya dalam sesi terapi, serta membantu dalam
menciptakan suasana hati yang positif.
 Klien didorong untuk merefleksikan pengalaman mereka dalam sesi sebelumnya, baik
itu dalam hal kemajuan yang telah dicapai, pemikiran yang muncul, atau perasaan yang
dirasakan dan juga juga diminta untuk merenungkan tentang bagaimana mereka dapat
bersyukur atas pengalaman tersebut.

18
 Terapis membuka ruang bagi klien untuk mengungkapkan rasa syukur mereka atas hal-
hal baik yang telah terjadi dalam hidup mereka dan memperkuat keyakinan bahwa
Tuhan selalu ada dalam setiap permasalahan yang dihadapi.
 Klien diberi kesempatan untuk merenungkan pengalaman mereka, menanyakan
pertanyaan, atau menyampaikan perasaan mereka setelah sesi.
 Terapis memberikan kesempatan bagi klien untuk merenungkan pengalaman mereka,
menanyakan pertanyaan, atau menyampaikan perasaan mereka setelah sesi.

19
PENUTUP

A. Tujuan
Bertujuan untuk untuk mengevaluasi terkait music therapy yang udah dilaksanakan
guna memberikan reinforcement positive tentang kondisi klien.

B. Waktu
20 Menit

C. Alat dan Bahan


 Alat Tes DASS
 Alat Tulis

D. Prosedur
 Terapi merangkum secara singkat kegiatan yang telah diselenggarakan dari awal sampai
akhir.
 Terapis mengevaluasi hasil dari terkait kegiatan terapi, kendala dan hambatan yang
dialami selama kegiatan berlangung
 Terapis memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan
 Terapis memberikan dan meminta klien untuk mengisi lembar alat tes DASS untuk
mengetahui perubahan setelah diberi terapi

 Terapis menutup kegiatan

20
DAFTAR PUSTAKA

Aristawati, A. R., Meiyuntariningsih, T., & Putri, A. (2022). Terapi Musik untuk Menurunkan
Stres dan Meningkatkan Subjective Well-Being pada Dewasa Awal yang Memiliki Riwayat
Perceraian Orang Tua. PHILANTHROPY: Journal of Psychology, 6(1), 43.
https://doi.org/10.26623/philanthropy.v6i1.4904

Bradt, J., Dileo, C., Grocke, D., & Magill, L. (2010). Music interventions for improving
psychological and physical outcomes in cancer patients. Cochrane Database of Systematic
Reviews.

Chan, A. S., Ho, Y. C., & Cheung, M. C. (1998). Music training improves verbal memory.
Nature, 396(6707), 128.

Dody, S., Sri, S., & Etika, E. (2013). Interevensi Terapi Musik Relaksasi Dan Suara Alam
(Nature Sound) Terhadap Nyeri Dan Kecemasan Pasien. Jurnal Keperawatan Dan
Kebidanan, 1(8), 448–462.

Erkkilä, J., Punkanen, M., Fachner, J., Ala-Ruona, E., Pöntiö, I., Tervaniemi, M., ... &
Hietanen, M. (2011). Individual music therapy for depression: Randomised controlled
trial. The British Journal of Psychiatry, 199(, 132-139.

Geraldina, A. M. (2017). Terapi Musik: Bebas Budaya atau Terikat Budaya? Buletin Psikologi,
25(1), 45–53. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.27193

Isramilda, Deskawaty, F., & Vela Zhafira, A. (2023). Efektivitas Terapi Musik Instrumental
Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan
Dalam Menyusun Skripsi. Zona Kedokteran, 13(2), 342–349.
https://doi.org/10.37776/zked.v13i2.1174

Jespersen, K. V., Otto, M. H., Kringelbach, M. L., Van Someren, E. J., & Baaré, W. F. (2015).
A randomized controlled trial of bedtime music for insomnia disorder. Journal of Sleep
Research, 24(5), 574-586.

Khadijah, L. P. (2023). Efektivitas Terapi Musik Untuk Menurunkan Tingkat Stres Dan
Kecemasan pada pasien stroke. Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(3), 91–95.
https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/Detector/article/download/2101/2066

21
Larasati, D. M., & Prihatanta, H. (2019). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat
Kecemasan Sebelum Bertanding Pada Atlet Futsal Putri. Medikora, 16(1), 17–29.
https://doi.org/10.21831/medikora.v16i1.23476

Liu, S., & Li, G. (2023). Analysis of the Effect of Music Therapy Interventions on College
Students with Excessive Anxiety. Occupational Therapy International.
https://doi.org/10.1155/2023/3351918

Mutakamilah, M., Wijoyo, E. B., Yoyoh, I., & ... (2021). Pengaruh Terapi Musik terhadap
Penurunan Tingkat Stres pada Mahasiswa Selama Proses Penyusunan Tugas Akhir:
Literature Review. Jurnal Berita Ilmu …, 14(2), 120–132.
https://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/view/13670

Pratama, R. N., & Puspitosari, W. A. (2019). Terapi Musik dalam Menurunkan Tingkat
Depresi pada Lansia. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(2), 606.
https://doi.org/10.35842/jkry.v6i2.302

Särkämö, T., Tervaniemi, M., Laitinen, S., Forsblom, A., Soinila, S., Mikkonen, M., ... &
Hietanen, M. (2008). Music listening enhances cognitive recovery and mood after a
middle cerebral artery stroke. Brain, 131(3), 866-876.

Tridiyawati, F., & Wulandari, F. (2022). Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Postpartum Blues : Literature Review. Malahayati Nursing Journal, 4(7),
1736–1748. https://doi.org/10.33024/mnj.v4i7.6528

Wahyuni, N. S. (2013). Terapi Musik Efektif Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Anak Usia Sekolah. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(3). https://doi.org/10.35952/jik.v2i3.73

Widyastuti, T. (2019). TERAPI MUSIK TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA. Jurnal


Ilmiah Psyche, 11(60), 72–81.

22

Anda mungkin juga menyukai