Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIFITAS TERAPI BERMAIN DAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN

KECEMASAN ANAK DENGAN STRESS HOSPITALISASI DI RSUD. Dr. R. SOETRASNO


REMBANG
(Literatur Review Jurnal)

KELOMPOK 1
1. Ahmad Ulil Abshor 6. Iha Zuliana Kamisatun
2. Candra Bimantara 7. Is Indah Susilowati
3. Devinta Nur Baladina 8. Mamluatul Ilmiyah
4. Dewi Candra Meinina 9. Ria Kusmawati
5. Diva Ika Noviani 10. Qulil Haq Wazakirillah
Hospitalisasi merupakan suatu proses dimana
karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan
anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
perawatan sampai pemulangannya kembali
kerumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi dianggap
sebagai suatu peristiwa yang bisa membuat stress
pada anak.

Stressor utama dari hospitalisasi adalah cemas


karena perpisahan, kehilangan kendali, cedera
tubuh dan nyeri
Takut, cemas, dan frustasi merupakan perasaan yang banyak
diungkapkan oleh orang tua. Takut dan cemas dapat berkaitan
dengan keseriusan penyakit dan jenis prosedur medis yang
digunakan. Sering kali kecemasan yang paling besar berkaitan
dengan trauma dan nyeri yang terjadi pada anak

Respon perilaku terhadap hospitalisasi menurut Saputra (2012) meliputi :


1. Tahap Protes
2. Tahap putus asa
3. Tahap pelepasan
1. Tahap Protes
Perilaku yang diobservasi seperti: menangis, berteriak, mencari orangtua,
memegang orangtua dengan erat, dan menghindari kontak mata dengan orang
lain
2. Tahap putus asa
Perilaku yang dapat diobservasi seperti: tidak aktif, menarik diri dengan orang
lain, depresi/sedih, tidak tertarik dengan lingkungan,tidak komunikatif, mundur
ke perilaku awal (mengompol, mengisap ibu jari, menggunakan dot dan botol).
3. Tahap pelepasan
Perilaku yang dapat diobservasi seperti: menunjukkan peningkatan minat
terhadap lingkungan sekitar, berinteraksi dengan orang asing atau pemberi
asuhan yang dikenalnya, membentuk hubungan baru namun dangkal, dan tampak
bahagia
Peran Keluarga Dalam Proses Hospitalisasi
1. Menerima kondisi anak
2. Mengelola kondisi anak
3. Memenuhi kebutuhan perkembangan anak
4. Memiliki kebutuhan perkembangan anak di rumah

5. Menghadapi stressor dengan positif


6. Membantu keluarga untuk mengelola perasaan yang ada
7. Mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit
8. Mengembangkan sistem dukungan sosial
peran penting perawat anak, yaitu sebagai pembela (advocacy), pendidik,
konselor, pembuat keputusan etik, perencana kesehatan, Pembina
hubungan tarapeutik, pemantau, evaluator dan peneliti
(Pratiwi et al, 2021).

Supartini (2012) menjelaskan bahwa bermain sebagai


aktifitas yang dapat dilakukan anak sebagai upaya
stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dan
bermain pada anak di rumah sakit menjadi media bagi
anak untuk mengekspresikan perasaan, relaksasi dan
distraksi perasaan yang tidak nyaman.
Sedangkan menurut Wong (2009) bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan bermain merupakan media terbaik untuk belajar karena dengan bermain, anak – anak akan
berkata-kata atau berkomunkasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya dan mengenal waktu, jarak, serta suara

Fungsi terapi bermain :


1. Perkembangan Sensori Motorik
2. Perkembangan Intelektual
3. Perkembangan Sosialisasi dan Moral
Aktifitas bermain yang dilakukan perawat di rumah sakit akan memberi keuntungan sebagai berikut
1. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang pada anak, tetapi juga akan membantu
anak mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih, tegang dan nyeri
2. Permainan yang memberi kesempatan pada beberapa anak untuk berkompetisi secara sehat, akan dapat
menurunkan ketegangan pada anak dan keluarganya

Selain terapi bermain, Terapi musik adalah usaha untuk


meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara
yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang
diorganisir sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan
kesehatan fisik dan mental (Livana, 2020)
(American Music Therapy Association, 2015) menyatakan bahwa
terapi musik dapat meningkatkan psikososial, integrasifisiologis, serta
emosi anak sehingga dapat menurunkan kecemasan anak

Menurut (Suryana, 2018) manfaat terapi musik yaitu sebagai


manajemen nyeri, rehabilitasi fisik, pengurangan stress, dan
kecemasan, relaksasi, pertumbuhan dan perkembangan,
pengontrol diri, perubahan positif dalam suasana hati dan
keadaan emosional, belajar keterambilan dan mekanisme
koping, berpengaruh untuk perubahan fisiologis yang positif.
Musik digunakan sebagai intervensi yang efektif untuk mengurangi
stress, menciptakan distraksi (pengalihan), khususnya untuk rasa
sakit dan kecemasan. Musik dapat membuat seseorang menjadi
lebih rileks, mengurangi stress, menciptakan rasa aman, sejahtera,
gembira bahkan sedih, dan membantu melepaskan rasa sakit (Johan
dalam Hidayat, 2020).

Penelitian yang dilakukan Kazemi et al., (2012) menyatakan


bahwa musik secara signifikan dapat mengurangi kecemasan pada
anak usia sekolah yang mengalami hospitalisasi. Selain itu, dalam
studinya dikatakan juga bahwa efek negatif dari kecemasan akibat
hospitalisasi dapat dikurangi dengan terapi musik di rumah sakit
(Ariani et al., 2015)
Menurut studi yang dilakukan Desi Rahmadani (2023), study kasus
menggambarkan penerapan terapi musik dalam menurunkan
kecemasan pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun) akibat hospitalisasi
dengan penerapan terapi musik jenis lagu anak-anak yang
didengarkan selama 20 menit

Di dapatkan hasil terapi musik mengalami kecemasan berat dan


sesudah diberikan penerapan terapi musik kecemasannya menjadi
sedang. Didapatkan penurunan kecemasan paling tinggi pada subjek
ke 2. Terapi musik mampu menurunkan skala kecemasan anak usia
pra sekolah (3-5 tahun) yang mengalami hospitalisasi. (Desi
Rahmadani, 2023)
Menurut Donna L. Wong (2004) salah satu fungsi bermain antara lain
sebagai nilai terapeutik yang dapat memberikan pelepasan stres dan
ketegangan. Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari
lingkungan. Dengan bermain anak dapat mengekspresikan emosi dan
ketidakpuasan atas situasi sosial serta rasa takutnya yang tidak dapat
diekspresikan di dunia nyata (Nursalam, 2005).

Menurut Rara (2006) terapi musik sangat efektif dalam


meredakan kegelisahan dan stres, mendorong perasaan
rileks serta meredakan depresi. Jadi salah satu tindakan
tersebut dapat digunakan sebagai alternatif pilihan
untuk menurunkan tingkat stres hospitalisasi pada
anak. (Taqiyah et al., 2022)
Efektifitas terapi bermain dan terapi musik menunjukkan
keduanya efektif dalam menurunkan stres hospitalisasi
pada anak
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai